Rabu, 15 Mei 2024

Bab 372. Uraian Perihal Apa-apa Yang Disediakan Oleh Allah Ta'ala Untuk Kaum Mukminin Di Dalam Syurga

Loading

Riyadhus Shalihin – Imam Nawawi

*


 

Bab 372. Uraian Perihal Apa-apa Yang Disediakan Oleh Allah Ta'ala Untuk Kaum Mukminin Di Dalam Syurga

 

قال اللَّه تعالى:{ إن المتقين في جنات وعيون، ادخلوها بسلام آمنين، ونزعنا ما في صدورهم من غل، إخواناً على سرر متقابلين، لا يمسهم فيها نصب وما هم منها بمخرجين }

Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa akan berdiam didalam beberapa syurga yang di tengahnya ada beberapa mata air yang memancar. Masuklah engkau semua ke dalamnya dengan selamat serta aman sentosa. Dan Kami hilangkan rasa kedengkian yang ada di dalam hati mereka, sehingga mereka menjadi sebagai saudaran-saudara, saling berhadap-hadapan di atas ranjang -dipan-. Mereka tidak pernah disentuh oleh keletihan dalam syurga itu dan mereka tidak akan dikeluarkan dari sana." (al-Hijr: 45-48)

وقال تعالى:  { يا عباد لا خوف عليكم اليوم ولا أنتم تحزنون، الذين آمنوا بآياتنا وكانوا مسلمين، ادخلوا الجنة أنتم وأزواجكم تحبرون، يطاف عليهم بصحاف من ذهب وأكواب، وفيها ما تشتهيه الأنفس وتلذ الأعين وأنتم فيها خالدون، وتلك الجنة التي أورثتموها بما كنتم تعملون، لكم فيها فاكهة كثيرة منها تأكلون }

Allah Ta'ala juga berfirman: "Hai hamba-hambaKu, pada hari ini engkau semua tidak perlu merasa takut dan tidak perlu pula berhati susah. Yaitu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan mereka adalah pemeluk-pemeluk Agama Islam. Masuklah engkau semua dalam syurga, juga istri-istrimu dengan perasaan gembira. Kepada mereka diedarkanlah piring-piring dari emas, demikian pula gelas-gelasnya. Di situ terdapatlah semua yang diinginkan oleh jiwa dan yang sedap dipandang mata dan engkau semua kekal di dalamnya. Itulah syurga yang diwariskan kepadamu semua dengan sebab amalan kebaikan yang telah engkau semua lakukan. Di situ engkau semua akan memperoleh buah-buahan yang banyak sekali, sebagian daripada buah-buahan itu engkau semua akan memakannya." (az-Zukhruf: 68-73)

وقال تعالى:  { إن المتقين في مقام أمين، في جنات وعيون، يلبسون من سندس وإستبرق متقابلين، كذلك وزوجناهم بحور عين، يدعون فيها بكل فاكهة آمنين، لا يذوقون فيها الموت إلا الموتة الأولي، ووقاهم عذاب الجحيم، فضلاً من ربك؛ ذلك هو الفوز العظيم }

Allah Ta'ala berfirman lagi: "Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu akan berdiam di tempat yang aman sentosa -yakni syurga-. Mereka mengenakan sutera halus dan sutera berkembang, sambil duduk berhadap-hadapan. Demikianlah hal ihwal para ahli syurga itu. Mereka juga Kami kawinkan dengan bidadari-bidadari yang jelita matanya. Di situ mereka dapat meminta segala macam buah-buahan dengan aman dan sentosa. Di situ mereka tidak akan merasakan kematian lagi, selain kematian yang pertama -ketika di dunia dulu-. Allah melindungi mereka dari siksa neraka jahim. Sebagai karunia dari Tuhanmu. Yang sedemikian itu adalah suatu kebahagiaan yang agung sekali." (ad-Dukhan: 51-57)

وقال تعالى:  { إن الأبرار لفي نعيم، على الأرائك ينظرون، تعرف في وجوههم نضرة النعيم، يسقون من رحيق مختوم، ختامه مسك وفي ذلك فليتنافس المتنافسون، ومزاجه من تسنيم، عيناً يشرب بها المقربون}

Allah Ta'ala berfirman pula: "Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebaktian -kepada Allah- itu memperoleh kenikmatan. Di atas sofa mereka memandang. Engkau dapat mengenal cahaya kenikmatan tadi pada wajah-wajah mereka. Mereka diberi minum dari minuman yang ditutup rapat. Tutupnya adalah minyak kasturi dan untuk memperoleh itu hendaklah berlomba-lomba orang-orang yang mau berlomba-lomba. Adapun campurannya adalah dari tasnim. Yaitu merupakan sebuah mata air yang dengan minuman inilah orang-orang yang dekat -kepada Allah- akan dapat meminumnya." (al-Muthaffifin: 22-28)

 

Ayat dalam bab ini masih banyak lagi dan dapat dimaklumi.

 

وعنْ جَابِرٍ رضِي اللَّه عنْهُ قَالَ : قَالَ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « يَأْكُلُ أَهْلُ الجنَّةِ فِيهَا ويشْرَبُونُ ، ولا يَتَغَوَّطُونَ ، ولا يمْتَخِطُونَ ، ولا يبُولُونَ ، ولكِنْ طَعامُهُمْ ذلكَ جُشَاء كَرشْحِ المِسْكِ يُلهَمُونَ التَّسبِيح وَالتكْبِير ، كَما يُلْهَمُونَ النَّفَسَ » رواه مسلم

1877. Dari Jabir radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Dalam syurga itu para ahli syurga sama makan dan minum, tetapi mereka itu tidak membuang air besar, tidak beringus dan tidak pula membuang air kecil, tetapi makanan yang sedemikian itu dapat pula keluar sendawa dan sebagaimana keringat yang keluar dari tubuhnya itu adalah berbau minyak kasturi. Mereka diilhami untuk terus bertasbih serta bertakbir -kepada Allah- sebagaimana juga dikaruniainya pernafasan tanpa kesukaran dalam kesemuanya itu." (Riwayat Muslim)

 

وعَنْ أَبي هُريْرةَ رضِيَ اللَّه عنْهُ قَال : قَال رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « قَال اللَّه تَعالَى: أَعْددْتُ لعِبادِيَ الصَّالحِينَ مَا لاَ عيْنٌ رَأَتْ ، ولاَ أُذُنٌ سَمِعتْ ولاَ خَطَرَ علَى قَلْبِ بَشَرٍ ، واقْرؤُوا إِنْ شِئتُمْ : { فَلا تَعْلَمُ نَفْسٌ ما أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جزَاءً بِما كَانُوا يعْملُونَ } [ السجدة : 17 ] متفقٌ عليه

1878. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Allah Ta'ala berfirman -dalam hadits Qudsi-: "Aku menyediakan untuk hamba-hambaKu yang shalih pahala -syurga- yang tidak pernah ada mata melihatnya, tidak pernah ada telinga mendengarnya, juga tidak ada lintasan dalam hati seorang manusiapun. Bacalah olehmu semua sekehendakmu -ayat yang artinya-: "Maka tiada seorang-pun yang dapat mengetahui pahala -syurga- yang disembunyikan untuk mereka yang berupa apa-apa yang menyenangkan mata." (as-Sajdah:17) (Muttafaq'alaih)

 

وعَنْهُ قَالَ : قال رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « أَوَّلُ زُمْرَةٍ يدْخُلُونَ الْجنَّةَ على صُورَةِ الْقَمرِ لَيْلَةَ الْبدْرِ . ثُمَّ الَّذِينَ يلُونَهُمْ علَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ في السَّمَاءِ إِضَاءَةً : لاَ يُبولُونَ ولاَ يتَغَوَّطُونَ ، ولاَ يتْفُلُونَ ، ولاَ يمْتَخِطُون . أمْشاطُهُمُ الذَّهَبُ ، ورشْحهُمُ المِسْكُ ، ومجامِرُهُمُ الأُلُوَّةُ ­ عُودُ الطِّيبِ ­ أَزْواجُهُم الْحُورُ الْعِينُ ، علَى خَلْقِ رجُلٍ واحِد ، علَى صُورَةِ أَبِيهِمْ آدم سِتُّونَ ذِراعاً في السَّماءِ » متفقٌ عليه .

وفي روايةٍ للبُخَارِيِّ ومُسْلِمٍ : آنيتُهُمْ فِيهَا الذَّهَبُ ، ورشْحُهُمْ المِسْكُ ، ولِكُلِّ واحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُّ سُوقِهما مِنْ وراءِ اللَّحْمِ مِنَ الْحُسْنِ ، لاَ اخْتِلاَفَ بينَهُمْ ، ولا تَبَاغُضَ : قُلُوبهُمْ قَلْبُ رَجُلٍ واحِدٍ ، يُسَبِّحُونَ اللَّه بُكْرةَ وَعَشِيّاً » .

1879. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu pula, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Pertama kali kelompok yang memasuki syurga itu adalah bagaikan rupa bulan purnama -yakni ketika tanggal empat belas- kemudian orang-orang yang masuk di belakang mereka itu adalah sebagai bintang di langit yang paling terang cahayanya. Mereka itu di dalam syurga tidak akan mengeluarkan kotoran, buang air kecil atau buang air besar juga tidak pernah berludah dan beringus. Sisirnya adalah terbuat dari emas sedang keringatnya adalah bagaikan minyak kasturi dan perapiannya adalah aluwwah yaitu kayu harum. Istri-istri mereka adalah bidadari-bidadari yang jelita matanya. Mereka itu dititahkan sebagai seorang lelaki yang sama, sebagaimana rupa ayah mereka yakni Nabi Adam, tingginya ada enam puluh hasta ke langit -yakni keatasnya-." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Imam-imam Bukhari dan Muslim disebutkan pula: "Di dalam syurga wadah-wadah yang dipergunakan oleh mereka -yakni para ahli syurga- adalah terbuat dari emas, keringat mereka adalah bagaikan minyak kasturi. Tiap seorang dari semua ahli syurga itu mempunyai dua orang istri yang sumsum betisnya itu dapat dilihat dari balik daging karena indahnya, tiada perbedaan antara para ahli syurga itu dan tiada pula rasa saling benci membenci. Hati mereka adalah bagaikan hati satu orang lelaki. Mereka sama-sama memahasucikan Allah pada waktu pagi dan sore." Sabdanya: 'ala khalqi rajulin, oleh sebagian alim-ulama diriwayatkan dengan fathahnyakha' dan sukunnya lam -lalu berbunyi khalqi-, artinya kejadian atau bentuk rupa dan sebagian mereka meriwayatkan dengan dhammahnya kha' dan lam -lalu berbunyi khuluqi-, artinya budi pekerti, dan keduanya itu benar semua.

 

وَعَن المُغِيرَةِ بْن شُعْبَة رَضِي اللَّه عَنْهُ عنْ رسُولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : « سأَل مُوسَى صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ربَّهُ ، ما أَدْنَى أَهْلِ الْجنَّةِ مَنْزلَةً ؟ قَالَ : هُو رَجُلٌ يجِيءُ بعْدَ ما أُدْخِل أَهْلُ الْجنَّةِ الْجَنَّةَ، فَيُقَالُ لَهُ : ادْخِلِ الْجنَّة . فَيقُولُ : أَيْ رَبِّ كَيْفَ وقَدْ نَزَل النَّاسُ منَازِلَهُمْ ، وأَخَذُوا أَخَذاتِهِم ؟ فَيُقَالُ لهُ : أَتَرضي أَنْ يكُونَ لَكَ مِثْلُ مُلْكِ مَلِكٍ مِنْ مُلُوكِ الدُّنْيا ؟ فَيقُولُ : رضِيتُ ربِّ ، فَيقُولُ : لَكَ ذَلِكَ ومِثْلُهُ ومِثْلُهُ ومِثْلُهُ ومِثْلُهُ ، فَيقُولُ في الْخَامِسَةِ: رضِيتُ ربِّ ، فَيَقُولُ : هَذَا لَكَ وعشَرةُ أَمْثَالِهِ ، ولَكَ ما اشْتَهَتْ نَفْسُكَ ، ولَذَّتْ عَيْنُكَ. فَيَقُولُ : رضِيتُ ربِّ ، قَالَ : ربِّ فَأَعْلاَهُمْ منْزِلَةً ؟ قال : أُولَئِك الَّذِينَ أَردْتُ ، غَرسْتُ كَرامتَهُمْ بِيدِي وخَتَمْتُ علَيْهَا ، فَلَمْ تَر عيْنُ ، ولَمْ تَسْمعْ أُذُنٌ ، ولَمْ يخْطُرْ عَلَى قَلْبِ بشَرٍ » رواهُ مُسْلم

1880. Dari al-Mughirah bin Syu'bah dari Rasulullah shalallahu alaihi wasalam sabdanya: "Musa bertanya kepada Tuhannya: "Bagaimanakah serendah-rendahnya tingkat ahli syurga itu?" Allah berfirman: "Yaitu seorang lelaki yang datang sesudah para ahli syurga dimasukkan dalam syurga. Kepadanya dikatakan: "Masuklah ke dalam syurga!" Orang itu berkata: "Ya Tuhanku, bagaimanakah saya dapat masuk, sedang orang-orang sudah sama menempati kediamannya sendiri-sendiri dan mereka telah pula mengambil bagian yang ditentukan untuk mereka ambil -yang berupa kenikmatan-kenikmatan yang bermacam-macam-." Kepadanya dikatakan lagi: "Adakah engkau ridha kalau untukmu diberikan bagian seperti kerajaan seorang raja dari sekian banyak raja-raja di dunia?" Ia menjawab: "Saya ridha." Allah lalu berfirman: "Engkau dapat memperoleh yang sedemikian dan lagi yang seperti itu, lagi yang seperti itu, juga yang seperti itu pula dan seperti itu pula." Untuk kelima kalinya ia berkata: "Saya ridha ya Tuhanku." Allah berfirman pula: "Inilah untukmu dan ada sepuluh lagi yang seperti dengan ini. Untukmu juga segala sesuatu yang diinginkan oleh hatimu dan yang nyaman dipandang oleh matanya." Orang itu berkata: "Saya ridha ya Tuhanku." Musa bertanya lagi: "Ya Tuhanku, bagaimanakah tingkat yang tertinggi bagi ahli syurga itu?" Allah berfirman: "Mereka itu adalah orang-orang yang Aku kehendaki. Aku tanamkan kekaramahan mereka dengan tangan kekuasaanKu dan Aku tutupkan atasnya -supaya tidak diketahui oleh siapapun-. Karena itu, tiada mata yang pernah melihat, tiada telinga yang pernah mendengar dan tiada pernah terlintas dalam hati seorang manusiapun." ( Riwayat Muslim)

 

وعن ابْنِ مسْعُودٍ رضِي اللَّه عنْهُ قال : قَال رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « إِنِّي لأَعْلَمُ آخِرَ أَهْل النَّار خُرُوجاً مِنهَا ، وَآخِرَ أَهْل الْجنَّةِ دُخُولاً الْجنَّة . رجُلٌ يخْرُجُ مِنَ النَّارِ حبْواً ، فَيقُولُ اللَّه عزَّ وجَلَّ لَهُ : اذْهَبْ فَادخُلِ الْجنَّةَ ، فَيأْتِيهَا ، فيُخيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلأَى ، فيَرْجِعُ ، فَيقُولُ : ياربِّ وجدْتُهَا مَلأى ، يَقُولُ اللَّه عزَّ وجلَّ لهُ : اذْهَبْ فَادْخُلِ الجنَّةَ ، فيأْتِيها ، فَيُخَيَّل إِلَيْهِ أَنَّهَا ملأى ، فَيرْجِعُ . فيَقُولُ : ياربِّ وجدْتُهَا مَلأى ، ، فَيقُولُ اللَّه عزَّ وجلَّ لهُ : اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ . فإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيا وعشَرةَ أَمْثَالِها ، أَوْ إِنَّ لَكَ مِثْل عَشرَةِ أَمْثَالِ الدُّنْيا ، فَيقُولُ : أَتَسْخَرُ بِي ، أَوَ أَتَضحكُ بِي وأَنْتَ الملِكُ » قَال : فَلَقَدْ رأَيْتُ رَسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ضَحِكَ حَتَّى بدت نَوَاجذُهُ فَكَانَ يقُولُ : « ذَلِكَ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ منْزِلَةً » متفقٌ عليه

1881. Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu, katanya: "Sesungguhnya saya mengetahui orang dari golongan ahli neraka yang terakhir sekali keluarnya dari neraka itu dan ia pulalah orang dari golongan ahli syurga yang terakhir sekali masuknya dalam syurga. Yaitu seorang lelaki yang keluar dari neraka dengan merangkak, lalu Allah 'Azzawajalla berfirman padanya: "Pergilah -menjauhi dari neraka- dan masuklah dalam syurga." Orang itu mendatangi syurga kemudian tampak di matanya, seolah-olah syurga itu sudah penuh sesak. Ia kembali lalu berkata: "Ya Tuhanku, saya mendapatkan syurga itu sudah penuh sesak." Allah 'Azzawajalla berfirman lagi padanya: "Pergilah dan masuklah dalam syurga." Sekali lagi ia mendatangi syurga itu dan tampak pula dalam pandangannya, seolah-olah syurga itu sudah penuh sesak. Ia kembali pula lalu berkata: "Ya Tuhanku, saya mendapatkan syurga itu sudah penuh sesak." Allah 'Azzawajalla berfirman pula: "Pergilah, sesungguhnya untuk bagianmu itu adalah seperti sedunia luasnya dengan tambahan sepuluh kali lagi yang seperti itu. Jadi untukmu adalah sepuluh kali luas dunia." Orang itu berkata: "Adakah Tuhan mengejek padaku atau menertawakan diriku, sedangkan Tuhan adalah Maha Merajai." Ibnu Mas'ud berkata: "Sungguh-sungguh saya melihat Rasulullah shalallahu alaihi wasalam ketawa, sehingga tampaklah gigi-gigi gerahamnya, kemudian beliau bersabda: "Yang sedemikian itu tingkat yang terendah sekali dari golongan para ahli syurga." (Muttafaq 'alaih)

 

وَعَنْ أَبي مُوسَى رَضِي اللَّه عنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : « إِنَّ للْمُؤْمِنِ في الْجَنَّةِ لَخَيْمةً مِنْ لُؤْلُؤةٍ وَاحِدةٍ مُجوَّفَةٍ طُولُهَا في السَّماءِ سِتُّونَ ميلاً . للْمُؤْمِنِ فِيهَا أَهْلُونَ ، يَطُوفُ عَلَيْهِمُ المُؤْمِنُ فَلاَ يَرى بعْضُهُمْ بَعْضاً» . متَّفقٌ علَيْهِ

1882. Dari Abu Musa radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya bagi seorang mu'min dalam syurga itu adalah sebuah kemah -rumah- yang terbuat dari mutiara yang utuh sebiji, berlubang tengah. Panjangnya ke langit -yakni ke atas tingginya- ada enam puluh mil. Bagi seorang mu'min di dalamnya itu ada beberapa keluarga yang dikelilingi oleh orang mu'min tadi, tetapi antara yang seorang dengan yang lainnya -di kalangan keluarga atau istrinya-istrinya- tidak ada yang saling mengetahui -karena sangat luasnya atau memang dibuat sedemikian rupa oleh Allah sehingga tidak saling mengetahui-." (Muttafaq 'alaih) Almilu, yakni semil itu ada enam ribu hasta.

 

وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رضِيَ اللَّه عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَال : « إِنَّ في الْجنَّةِ لَشَجرَةً يسِيرُ الرَّاكِبُ الْجوادَ المُضَمَّرَ السَّرِيعَ ماِئَةَ سنَةٍ مَا يَقْطَعُهَا » متفقٌ عليه .

وَرَوَياهُ في « الصَّحِيحَيْنِ » أَيْضاً مِنْ روَايَةِ أَبِي هُريْرَةَ رَضِي اللَّه عنه قالَ : « يَسِيرُ الرَّاكِبُ في ظِلِّهَا ماِئَةَ سَنَةٍ مَا يَقْطَعُهَا » .

1883. Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu dari Nabi shalallahu alaihi wasalam, sabdanya: "Sesungguhnya di dalam syurga itu ada sebuah pohon yang kalau dijalani oleh seorang berkendaraan kuda pacuan yang terlatih -dalam hal makanannya, minumannya serta kekuatan larinya dan lain-lain- lagi cepat larinya, dalam waktu seratus tahun, tentu belum dapat menempuhnya -yakni belum lagi dapat sampai ke tempat permulaan berangkatnya-." (Muttafaq 'alaih) Dalam kedua kitab shahih yakni Bukhari dan Muslim, juga diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, sabda Nabi shalallahu alaihi wasalam: "Seorang yang berkendaraan di bawah naungan pohon itu kalau berjalan selama seratus tahun, belum lagi dapat menempuhnya -yakni kembali ke tempat asal berangkatnya-."

 

وَعَنْهُ عَن النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : « إنَّ أَهْلَ الْجنَّةِ لَيَتَرَاءُوْنَ أَهْلَ الْغُرَفِ مِنْ فَوْقِهِمْ كَمَا تَتَرَاءَوْنَ الكَوْكَبَ الدُّرَّيَّ الْغَابِرَ في الأُفُقِ مِنَ المشْرِقِ أَوِ المَغْربِ لتَفَاضُلِ ما بَيْنَهُمْ » قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّه ، تلْكَ مَنَازلُ الأَنْبِيَاءِ لاَ يبْلُغُهَا غَيْرُهُمْ ؟ قَالَ : « بلَى وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ رجَالٌ أَمَنُوا بِاللَّهِ وصَدَّقُوا المُرْسلِينَ » متفقٌ عليه

1884. Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu pula dari Nabi shalallahu alaihi wasalam, sabdanya: "Sesungguhnya ahli syurga itu dapat melihat penghuni-penghuni bilik-bilik -rumah-rumah- yang ada di atas mereka, sebagaimana engkau semua melihat bintang yang cemerlang cahayanya yang berlalu di cakrawala dari arah timur ke arah barat, karena adanya kelebihan keutamaan diantara mereka itu." Para sahabat bertanya: "Apakah itu kediaman-kediaman para Nabi yang tidak dapat dicapai oleh orang yang selain mereka itu?" Beliau shalallahu alaihi wasalam menjawab: "Benar, demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaannya, tetapi juga tempatnya orang-orang yang beriman kepada Allah serta percaya benar-benar kepada Rasul-rasul." (Muttafaq 'alaih)

 

وعنْ أَبي هُريْرةَ رضِي اللَّه عنْهُ أَنَّ رسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَال : « لَقَابُ قَوْسٍ في الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِمَّا تَطْلُعُ علَيْهِ الشمْسُ أَوْ تَغْربُ » متفقٌ عليهِ

1885. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya setengah dari panah yang ada di syurga itu adalah lebih baik daripada segala sesuatu yang matahari terbit serta terbenam padanya -yakni lebih baik daripada dunia dan seisinya-." (Muttafaq 'alaih)

 

وعنْ أَنَسٍ رضِي اللَّه عنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : « إِنَّ في الْجنَّةِ سُوقاً يأْتُونَهَا كُلَّ جُمُعةٍ . فتَهُبُّ رِيحُ الشَّمالِ ، فَتحثُو في وُجُوهِهِمْ وثِيَابِهِمْ ، فَيزْدادُونَ حُسْناً وجَمالاً . فَيَرْجِعُونَ إِلَى أَهْلِيهِمْ ، وقَدْ ازْدَادُوا حُسْناً وجمالاً ، فَيقُولُ لَهُمْ أَهْلُوهُمْ : وَاللَّهِ لَقَدِ ازْدَدْتُمْ حُسْناً وجمالاً ، فَيقُولُونَ : وأَنْتُمْ وَاللَّهِ لَقَدِ ازْددْتُمْ بعْدَنَا حُسناً وَجمالاً ،» رواهُ مُسلِمٌ

1886. Dari Anas radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya di dalam syurga itu ada pasarnya, yang didatangi oleh para ahli syurga pada tiap hari Jum'at, lalu meniuplah angin utara -sebagai kiasan yang penuh kenyamanan dan keberkahan- kemudian mengenai wajah-wajah dan pakaian-pakaian mereka, sehingga mereka itu menjadi bertambah bagus dan elok. Selanjutnya kembalilah mereka ke tempat keluarga mereka dalam keadaan mereka telah bertambah bagus dan elok itu. Keluarga-keluarganya itu berkata kepada mereka: "Demi Allah, sungguh-sungguh anda sekalian telah bertambah bagus dan eloknya." Mereka lalu menjawab: "Engkau semuapun, demi Allah, benar-benar telah bertambah indah dan cantiknya." (Riwayat Muslim)

 

وعنْ سَهْلِ بْنِ سعْدٍ رضِي اللَّه عنْهُ أَنَّ رسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : « إِنَّ أَهْلَ الْجنَّةِ لَيَتَراءَوْنَ الْغُرفَ في الْجنَّةِ كَمَا تَتَرَاءَوْنَ الْكَوْكَبَ في السَّماءِ » متفقٌ عليه

1887. Dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya para ahli syurga itu dapat melihat bilik-biliknya sendiri yang ada di dalam syurga itu, sebagaimana engkau semua dapat melihat bintang di langit." (Muttafaq 'alaih)

 

وَعنْهُ رضِي اللَّه عنْهُ قَال : شَهِدْتُ مِنَ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مجْلِساً وَصفَ فِيهِ الْجَنَّةَ حتَّى انْتَهَى ، ثُمَّ قَال في آخِرِ حدِيثِهِ : « فِيهَا ما لاَ عيْنٌ رأَتْ ، ولا أُذُنٌ سمِعَتْ ، ولاَ خَطَر عَلى قَلْبِ بشَرٍ ، ثُمَّ قَرأَ { تتجافى جُنُوبُهُمْ عَنِ المضَاجِعِ } إِلى قَوْلِهِ تَعالَى :  {فَلاَ تعْلَمُ نَفْسٌ ما أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْينٍ} . رواهُ البخاري .

1888. Dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu anhu pula, katanya: "Saya menyaksikan dari Nabi shalallahu alaihi wasalam akan suatu majelis yang di situ beliau shalallahu alaihi wasalam menerangkan sifat syurga, sehingga selesai, kemudian dalam akhir pembicaraannya beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Di dalam syurga itu adalah kenikmatan-kenikmatan yang tidak pernah ada mata yang melihatnya, tidak ada telinga yang pernah mendengarnya dan tidak pernah terlintas dalam hati seorangpun." Selanjutnya beliau shalallahu alaihi wasalam membacakan ayat -yang artinya-: "Lambung-lambung mereka menjauh dari tempat-tempat tidurnya -yakni orang-orang yang berbakti kepada Allah sama meninggalkan tidur-" sehingga firmanNya: "Maka tiada seorangpun yang dapat mengetahui pahala yang disembunyikan untuk mereka yang berupa apa-apa yang menyenangkan mata. (as-Sajdah: 17) (Riwayat Bukhari)

 

وعنْ أَبِي سعِيدٍ وأَبي هُريْرةَ رضِي اللَّه عنْهُما أَنَّ رسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَال : « إِذَا دخَلَ أَهْلُ الْجنَّةِ الجنَّةَ يُنَادِي مُنَادٍ : إِنَّ لَكُمْ أَنْ تَحْيَوْا ، فَلا تَمُوتُوا أَبداً وإِنَّ لكُمْ أَنْ تَصِحُّوا ، فَلاَ تَسْقَمُوا أَبداً ، وإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَشِبُّوا فَلا تهْرَمُوا أَبداً وإِنَّ لَكُمْ أَن تَنْعمُوا ، فَلا تبؤسوا أَبَداً » رواهُ مسلم

1889. Dari Abu Said bin Abu Hurairah radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Apabila para ahli syurga sudah memasuki syurga, maka berserulah seorang penyeru: "Sesungguhnya bagimu semua adalah dapat terus hidup, maka tidaklah engkau semua akan mati untuk selama-lamanya, engkau semua akan sehat terus, maka tidaklah engkau semua akan sakit untuk selamalamanya, engkau semua akan tetap muda, maka tidaklah engkau semua menjadi tua untuk selama-lamanya, engkau semua akan terus memperoleh kenikmatan, maka tidaklah engkau akan memperoleh kesukaran untuk selama-lamanya." (Riwayat Muslim)

 

وعَنْ أَبي هُريْرَةَ رضِي اللَّه عَنْهُ أَنَّ رَسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : « إِنَّ أَدْنَى مقْعَدِ أَحدِكُمْ مِنَ الْجنَّةِ أَنْ يقولَ لَهُ : تَمنَّ فَيَتَمنَّي ويتَمنَّي . فَيَقُولُ لَهُ : هلْ تَمنَّيْتَ ؟ فَيَقُولُ : نَعمْ فَيقُولُ لَهُ : فَإِنَّ لَكَ ما تَمنَّيْتَ ومِثْلَهُ معهُ » رَواهُ مُسْلِمٌ

1890. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya serendah-rendah tempat bagi seorang diantara engkau semua di dalam syurga itu ialah bahwa kepadanya dikatakan: "Berharaplah untuk mendapatkan apa saja!" iapun lalu mengharapkan memperoleh ini dan itu. Kepadanya dikatakan lagi: "Adakah engkau sudah habis yang diharap-harapkan?" Ia berkata: "Ya, sudah." Kemudian dikatakan lagi kepadanya: "Engkau akan memperoleh apa saja yang engkau harapkan dan yang seperti itu pula besertanya -yakni dikarunia dua kali lipat seperti yang diinginkan tadi-." (Riwayat Muslim)

 

وعنْ أَبِي سعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رضِي اللَّه عنْهُ أَنَّ رسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَال : « إِنَّ اللَّه عزَّ وجلَّ يقُولُ لأهْل الْجنَّةِ : يا أَهْلَ الْجنَّة ، فَيقُولُونَ : لَبَّيْكَ ربَّنَا وسعْديْكَ ، والْخيرُ في يديْك فَيقُولُ : هَلْ رَضِيتُمْ ؟ فَيقُولُونَ : وما لَنَا لاَ نَرْضَيِ يا رَبَّنَا وقَدْ أَعْطَيْتَنَا ما لمْ تُعْطِ أَحداً مِنْ خَلْقِكَ ، فَيقُولُ : أَلاَ أُعْطِيكُمْ أَفْضَلَ مِنْ ذَلَكَ ؟ فَيقُولُونَ : وأَيُّ شَيْءِ أَفْضلُ مِنْ ذلِكَ ؟ فيقُولُ : أُحِلُّ عليْكُمْ رضْوانِي ، فَلا أَسْخَطُ عليْكُمْ بَعْدَهُ أَبَداً » متفق عليه

1891. Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya Allah 'Azzawajalla berfirman kepada ahli syurga: "Hai ahli syurga." Mereka berkata: "Labbaik, ya Tuhan, wa sa'daik. Segala kebaikan ada di dalam tangan kekuasaan Tuhan." Allah berfirman: "Adakah engkau semua sudah ridha?" Mereka menjawab: "Bagaimana kita tidak akan merasa ridha, ya Tuhan kita, sedangkan Engkau telah memberikan kepada kita karunia-karunia yang tidak pernah Engkau berikan kepada seorangpun dari makhluk Tuhan." Allah berfirman lagi: "Tidakkah engkau semua suka kalau Aku berikan yang lebih utama lagi dari yang sedemikian itu?" Mereka bertanya: "Apakah yang lebih utama dari yang sedemikian ini?" Allah kemudian berfirman: "Aku menempatkan keridhaanKu padamu semua maka Aku tidak akan murka padamu semua sesudah saat ini untuk selama-lamanya." (Muttafaq 'alaih)

 

وعنْ جرِيرِ بْنِ عبْدِ اللَّهِ رضي اللَّه عنْهُ قال : كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فَنَظَرَ إِلَى الْقَمرِ لَيْلَةَ الْبدْرِ ، وقَال :«إِنَّكُمْ ستَرَوْنَ رَبَّكُمْ عِياناً كما تَرَوْنَ هَذَا الْقَمرَ ، لاَ تُضامُونَ في رُؤْيتِهِ مُتَّفَقٌ علَيْهِ .

1892. Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu anhu, katanya: "Kita semua berada di sisi Rasulullah shalallahu alaihi wasalam lalu beliau shalallahu alaihi wasalam melihat bulan pada malam purnama -yakni tanggal empat belas- dan bersabda: "Engkau semua akan dapat melihat Tuhanmu semua dengan terang-terangan dapat dipandang mata, sebagaimana engkau semua melihat bulan ini. Tidak akan engkau semua mendapatkan kesukaran dalam melihatNya itu." (Muttafaq 'alaih) Keterangan: Tidak mendapatkan kesukaran untuk melihat Tuhan itu, misalnya untuk melihatNya haruslah berdesak-desakan atau sukar dilihatnya semacam ingin melihat bulan sabit yakni bulan tanggal satu ataupun kesukaran yang lain-lain.

 

وعنْ صُهَيْب رَضِي اللَّه عنْهُ أَنَّ رسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَال : « إِذَا دَخَل أَهْلَ الْجنَّةِ الجنَّةَ يقُولُ اللَّه تَباركَ وتَعالَى : تُرِيدُونَ شَيْئاً أَزِيدُكُمْ ؟ فَيقُولُونَ : أَلَمْ تُبيِّضْ وُجُوهَنَا ؟ أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ ؟ فَيكْشِفُ الْحِجابَ ، فَما أُعْطُوا شَيْئاً أَحبَّ إِلَيهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ » رواهُ مُسْلِمٌ .

قَالَ تَعالَى:{ إِنَّ الَّذِينَ آمنُوا وعمِلُوا الصَّالِحاتِ يهْدِيهِمْ ربُّهُمْ بِإِيمانِهِمْ تَجْري مِنْ تَحْتِهِمُ الأَنْهَارُ في جنَّاتِ النَّعِيم ، دعْوَاهُمْ فِيهَا : سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ ، وتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سلامٌ وآخِرُ دعْواهُمْ أَنِ الْحمْدُ للَّهِ رَبِّ العالمِينَ }  [يونس : 9].

1893. Dari Shuhaib radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Jikalau semua ahli syurga sudah memasuki syurga, lalu Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman: "Adakah sesuatu yang engkau semua inginkan supaya Aku dapat menambahkan kenikmatan itu padamu semua?" Mereka menjawab: "Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kita -maksudnya menjadikan wajah-wajah kita bercahaya-? Bukankah Engkau telah memasukkan kita dalam syurga dan menyelamatkan kita dari neraka?" Kemudian tersingkaplah tabir -yang menutupi Zat Allah Ta'ala-. Maka tidak ada suatu kenikmatan yang diberikan kepada para ahli syurga itu yang lebih mereka sukai daripada melihat kepada Zatnya Tuhan mereka," -yakni dapat melihat wujudnya Allah Ta'ala dengan terang-terangan dapat disaksikan oleh mata. (Riwayat Muslim) Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang baik, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka dengan sebab keimanan mereka itu, mengalirlah di bawah mereka itu beberapa sungai yaitu dalam syurga-syurga Na'im. Seruan mereka dalam syurga itu ialah: "Maha Suci Engkau, ya Allah," sedang salam penghormatan mereka di situ ialah: "Salam" dan akhir doa mereka ialah bahwa segala puji-pujian itu adalah bagi Allah yang menguasai alam semesta ini." (Yunus: 9-10)

 

PENUTUP

 

 الْحَمْدُ للَّهِ الَّذِي هَدانا لَهَذَا وما كُنَّا لنَهْتَدِيَ لَوْلاَ أَنْ هَدَانَا اللَّه : اللَّهُمَّ صلِّ عَلَى سيدِنَا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِ مُحمَّدٍ، كَمَا صلَّيْتَ عَلَى إِبْراهِيم وعلَى آلِ إِبْراهِيمَ . وبارِكْ علَى مُحَمَّدٍ وعلَى آلِ  مُحمَّدٍ ، كَمَا باركْتَ علَى إِبْرَاهِيمَ وعلَى آل إِبْراهِيمَ ، إِنَّكَ حمِيدٌ مجِيدٌ. قَال مُؤلِّفُهُ يحيى النوَاوِيُّ غَفَر اللَّه لَهُ : « فَرغْتُ مِنْهُ يوْمَ الاثْنَيْن رابِعَ عَشرَ شهر رمضَانَ سَنَةَ سبْعينَ وَستِّمائة بدمشق » .

"Segala puji-pujian bagi Allah yang telah memberikan petunjuk kepada kita sekalian untuk perkara ini -yakni penyusunan kitab Riyadhus Shalihin- dan termasuk pula penerjemahannya. Kita tidak akan memperoleh petunjuk apa-apa, andaikata Allah tidak memberikan petunjuk kepada kita. Ya Allah, berikanlah tambahan kerahmatan kepada Nabi Muhammad, yaitu hamba dan Rasul Tuhan, seorang Nabi yang ummi -tidak pandai membaca dan menulis-, juga kepada keluarga Nabi Muhammad, istri-istri serta seluruh keturunannya, sebagaimana Tuhan telah memberikan tambahan kerahmatan kepada Nabi Ibrahim dan kepada keluarga Nabi Ibrahim. Berikanlah pula tambahan keberkahan kepada Nabi Muhammad, yaitu seorang Nabi yang ummi dan kepada keluarga Nabi Muhammad, istri-istri serta seluruh keturunannya, sebagaimana Tuhan telah memberikan tambahan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan kepada keluarga Nabi Ibrahim. Di dalam seluruh alam, sesungguhnya Tuhan adalah Maha Terpuji lagi Sempurna kemuliaannya".

 

Penyusun kitab Riyadhus Shalihin yakni Imam an-Nawawi radhiyallahu anhu berkata: "Saya telah selesai mengerjakannya pada hari Senin tanggal empat bulan Ramadhan tahun enam ratus tujuh puluh Hijriyah di Damsyik."

 

-- SELESAI --


 


 

 

0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan di tanyakan