Kamis, 17 November 2022

KONSEP SHOLAT

Loading

 









MODUL KULIAH 2 

KONSEP SHOLAT

Dr. Sholihin Fanani, M.PSDM

 

 

Pendahuluan

 Modul ini merupakan modul Ke-2 dari 10 modul mata kuliah AIK 2. Ibnul Qoyyim rahimahullah menguraikan hakikat shalat, “Tidak dapat diragukan bahwa shalat merupakan perkara yang sangat menggem- birakan hati bagi orang-orang yang mencintainya dan merupakan kenikmatan ruh bagi orang-orang yang mengesakan Allah, puncak keadaaan orang-orang yang jujur dan parameter keadaan orang-orang yang meniti jalan menuju kepada Allah. Shalat merupakan rahmat Al- lah yang dianugerahkan kepada hamba-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka untuk bisa melaksanakannya dan memperkenalkann- ya sebagai rahmat bagi mereka dan kehormatan bagi mereka, supaya dengan shalat tersebut mereka memperoleh kemulian dari-Nya dan keberuntungan karena dekat dengan-Nya.

Shalat sebagai salah satu bagian penting ibadah dalam Islam se- bagaimana bangunan ibadah yang lain juga memiliki banyak keistime- waan, tidak hanya memiliki hikmah spesifik dalam setiap gerakan dan rukunnya, namun secara umum shalat juga memiliki pengaruh drastis dalam perkembangan kepribadian seorang muslim. Tentu saja hal itu tidak serta merta dan langsung kita dapatkan dengan instan dalam pelaksanaan shalat. Manfaatnya tanpa terasa dan secara gradual akan masuk dalam diri muslim yang taat melaksanakannya. Masing-masing kajian ini akn dibahas tersendiri secara mendalam pada modul ini.

Dalam modul ini kita mengkaji Hakekat, Kewajiban, Tujuan Dan Akh- laq Sholat dan Hikmah dan Makna Spiritual Ibadah Sholat. Setelah menguasai modul pertama ini, mahasiswa dapat menjelaskan dan me-


mahami pengertian konsep Hakekat, Kewajiban, Tujuan Dan Akhlaq Sholat dan Hikmah dan Makna Spiritual Ibadah Sholat. Secara lebih khusus setelah mempelajari modul ini anda diharapkan dapat men- jelaskan dan memahami:

Modul ini dibagi dalam 2 Kegiatan Belajar (KB):

Kegiatan belajar 1 : Hakekat, Kewajiban, Tujuan Dan Akhlaq Sholat Kegiatan belajar 2 : Hikmah dan Makna Spiritual Ibadah Sholat Agar dapat berhasil dengan baik dalam mmepelajari modul ini, ikuti-

lah petunjuk belajar sebagai berikut:

       Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai anda memahami untuk mempelajari modul ini, dan bagaimana cara mempelajarinya

       Bacalah modul ini secara seksama dan kerjakan semua latihan yang ada

       Perhatikan contoh-contoh yang diberikan pada setiap kegiatan belajar

       Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi dengan kelompok belajar anda.

“Selamat belajar semoga Anda diberi kemudahan pemahaman Allah SWT dan ilmunya bermanfaat bagi semuanya”

Hakekat, Kewajiban, Tujuan Dan Akhlaq Sholat

A.  Hakekat Shalat.

Ibnul Qoyyim rahimahullah menguraikan hakikat shalat, “Tidak dapat diragukan bahwa shalat merupakan perkara yang sangat meng- gembirakan hati bagi orang-orang yang mencintainya dan merupakan kenikmatan ruh bagi orang-orang yang mengesakan Allah, puncak keadaaan orang-orang yang jujur dan parameter keadaan orang-orang yang meniti jalan menuju kepada Allah. Shalat merupakan rahmat Al- lah yang dianugerahkan kepada hamba-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka untuk bisa melaksanakannya dan memperkenalkann- ya sebagai rahmat bagi mereka dan kehormatan bagi mereka, supaya dengan shalat tersebut mereka memperoleh kemulian dari-Nya dan keberuntungan karena dekat dengan-Nya.

Allah tidak membutuhkan mereka (dalam pelaksanaan shalat), namun justru (hakikatnya shalat tersebut) merupakan anugerah dan karunia Allah untuk mereka. Dengan shalat, hati seorang hamba dan seluruh anggota tubuh beribadah. (Dalam shalat),Allah menjadikan bagian (anugerah) untuk hati lebih sempurna dan lebih besar, yaitu be- rupa (hati bisa) menghadap kepada Rabb nya, bergembira dan mera- sakan kelezatan berdekatan dengan-Nya, merasakan nikmat dengan mencintai-Nya, riang gembira menghadap kepada-Nya, tidak berpal- ing kepada selain-Nya saat beribadah (shalat) serta menyempurnakan hak-hak peribadatan kepada-Nya, sehingga ibadahnya sesuai dengan apa yang Dia ridhoi”

 

1.     Kelalaian hati diantara shalat yang satu dengan shalat yang lain

Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan tentang hal ini, “(Dalam shalat lima waktu), diantara dua shalat, pada diri seorang hamba (bisa saja) terjadi kelalaian, kegersangan, kekerasan dan keberpalingan hati,


ketergelinciran serta kesalahan-kesalahan, hingga (hal ini) menjauh- kan hatinya dari Rabb nya, menyingkirkan dari kedekatan dengan-Nya, (lalu) jadilah sebuah hati yang terasing dari peribadatan kepada-Nya”

 

2.     Memperbarui panggilan shalat

Ibnul Qoyyim rahimahullah pun juga menjelaskan hikmah di- ulang-ulangnya panggilan shalat sehari semalam lima kali, beliau bertutur, “Tatkala kekeringan (kelalaian hati) senantiasa mengancam dari waktu ke waktu dan kegersangan jiwa datang silih berganti, maka panggilan untuk menghadiri hidangan hati (shalat) selalu diperbarui dari waktu ke waktu, sebagai rahmat dari Allah bagi hati itu. Sehingga ia senantiasa memohon siraman (hujan yang bermanfaat) kepada Dzat yang di tangan-Nya ada hujan yang mengguyur hati tersebut, ia memo- hon hujan rahmat-Nya agar tidak kering, yang diharapkan bisa menum- buhkan rerumputan dan bebuahan keimanan dan agar tidak terputus dari materi pertumbuhan (keimanan)”

 

3.     Shalat adalah hidangan hati

Selanjutnya Ibnul Qoyyim rahimahullah menggambarkan ibadah shalat dengan gambaran yang sangat indah, agar kita benar-benar merasa bahwa shalat adalah sebuah kebutuhan yang mendasar da- lam hidup kita. Beliau mendeskripsikan hal ini dengan mengatakan, “Ketika Allah Subhanahu menguji seorang hamba dengan ujian syah- wat dan sebab-sebab yang mengantarkan kepadanya baik dari dalam maupun dari luar dirinya- maka tuntutan kesempurnaan hikmah-Nya dan Ihsan-Nya kepada hamba tersebut, Allah persiapkan baginya se- buah hidangan (bagi hatinya) yang mengumpulkan beraneka ragam warna, persembahan, selera dan anugerah.

Allah mengundang hamba tersebut untuk menghadiri jamuan hidan- gan (shalat) itu dalam sehari lima kali, dan menjadikan setiap macam dari hidangan tersebut (baca: dalam setiap shalat) sebuah kelezatan, manfaat dan kemaslahatan (tersendiri) bagi hamba yang diundang untuk menyantap hidangan tersebut, yang tidak didapatkan dalam macam hidangan yang lain (dalam shalat yang lainnya) agar menja- di sempurna kelezatan yang dirasakan oleh hamba itu dalam setiap macam peribadatan. Allah juga hendak memuliakannya dengan segala jenis kemuliaan, sehingga setiap perbuatan ubudiyyah (peribadatan) itu menghapus hal yang tercela dan hal yang Dia benci, dan agar Al- lah mengganjarnya dengan cahaya yang khusus, kekuatan dalam hati dan anggota tubuhnya serta pahala yang khusus pada hari perjumpaan dengan-Nya.

 

4.     Shalat adalah hujan yang bermanfaat bagi hati

Pada penjelasan di atas, Ibnul Qoyyim rahimahullah telah menjelas- kan tentang kelalaian hati yang terjadi diantara shalat yang satu dengan shalat yang lain. Pada ucapan yang lainnya, beliau pun menjelaskan bahwa kelalaian hati tersebut hakikatnya adalah sebuah kegersangan dan kekeringan, beliau berkata, “Kelalaian yang menimpa hati merupa- kan kekeringan dan kegersangan, (namun) selagi hati tersebut mengin- gat Allah dan menghadap kepada-Nya (dengan melaksanakan shalat), maka itu merupakan hujan rahmat-Nya yang dicurahkan kepadanya, seperti hujan yang mengguyur (Namun) jika hati itu lalai, maka ia akan mengalami kegersangan sesuai dengan sedikit-banyaknya kelalaian yang menimpanya, lalu jika kelalaian itu sudah menguasainya, maka tanahnya menjadi mati dan tahunnya menjadi menjadi tak bertanaman lagi kering kerontang, serta api syahwat siap membakar dari segala sisi, seperti angin kering yang siap membakar apapun”

 

B.  Mengapa Allah Mewajibkan Shalat?

 

Sesungguhnya Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Rahman dan Maha Rahim yang Maha Tahu akan segala apa yang ada dibumi, seh- ingga setiap apapun yang diperintahka dan dilarang oleh-Nya benar-be- nar menunjukkan kasih saying dan cintanya kepada setiap makhluk di muka bumi. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Kautsar ayat 2, Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah”. Ayat tersebut menunjukkan betapa pentingnya menjalankan ibadah yang satu ini, bahkan Allah mengacam manusia yang lalai dalam mengerjakan shalat dengan ancaman yang keras dalam surah Al-Maun ayat 4-5, Maka ke- celakaanlah bagi orang-orang yang shalat yaitu orang-orang yang lalai dengan shalatnya”. Allah memerintahkan untuk shalat sebagai pembe- da antara yang mumin dan yang kafir, selain itu shalat juga ibadah yang membuat kita lebih dekat dengan Allah.

Dalam sebuah hadits qudsi dikatakan “Kedekatan semua hamba kepada-Ku, seperti yang aku fardhukan (wajibkan) padanya dan tidak henti-hentinya seoang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunat, sehingga aku mencintainya, maka aku menjadi telinga yang ia pergunakan untuk mendengar, menjadi mata yang ia pergunakan untuk melihat, jika ia meminta padaku sungguh aku mem-


berikannya dan bila ia berdoa kepadaku niscaya aku akan mengabul- kan.

Menurut penelitian Dr.Alexis carel, seorang pemenang nobel dalam bidang kedokteran memberikan pernyataan sebagai berikut, “Sholat memunculkan aktivitas pada perangkat tubuh dan anggota tubuh bah- kan sebagai sumber aktivitas terbesar yang dikenal sampai saat ini. Berikut ini akan dipaparkan beberapa rahasia dari berbagai gerakan shalat dan aktivitas sirkulasi darah dalam urat:

1.     Qiyam

Berdiri merupakan gerakan pertama dalam shalat, dalam posisi ini seseorang berdiri tegak namun rileks, kaki merenggang selebar jarak antara dua bahu tubuh, tangan kanan memegang tangan kiri. Posisi ini sebagai awal pembukaan diri.

2.     Ruku

Posisi ini menempatkan jantung berada dalam satu garis horizontal dengan pembuluh darah tulang besar ,sebagai ganti dari letak asaln- ya yaitu dalam posisi lebih tinggi dari pembuluh darah tulang tersebut. posisi ini memudahkan aliran darah untuk kembali ke jantung karena pengaruh karena pengaruh aktivitas penarikan oleh urat-urat jantung sehingga jantung lebih leluasa menarik darah tanpa rintangan gaya gravitasi bumi.gerakan ini jugga meningkatkan kemampuan memompa dari urat urat dalam perut untuk mengalirkan darahnya menuju jantung dennan kekutan maksimal oleh pengerutan dinding perut.karena ger- akan ini terbebas dari rintangan gravitasi bumi yang biasanya mem- bebani penarikan darah dari bawah keatas sehimgga darah mengalir kembali ke jantung sehingga darah dapat kembali dengan mudah ke jantung,dan darah dapat dibersikan dari segala kotoran secara maksi- mal setelah mengalir ke bagian tubuh.

3.      Itidal

Gerakan ini membantu menarik nafas yang dalam lalu diikuti penge- luaran nafas tersebut dari arah yang berlawanan dengan kuat diafrag- ma kembali dalam posisi lebih tinggi, rongga perut tertekan ke tempat yang lebih rendah. dada berada dalam posisi lebih tinggi dari desakan udara, sehingga mengirai terpwncarnya darah ke rongga dada.aliran darah yang telah berada pada rongga kaki mempunya kesempatan le- luasa untuk berjalan cepat menuju rongga perut dimana urat-urat yang sedang lunak siap menerima darah yang tengah berjalan dari arah kaki.


4.     Gerakan dari berdiri menuju sujud

Gerakan ini membangkitkan semua proses pemompaan darah urat samping secara maksimal dan seaktif mungkin.gerakan tersebut me- mompa darah pada urat kaki,menyemprot betis,menyemprot paha dar- samping ke samping juga menyemprot perut.hal ini bertujuan memeras darah urat yang terdapat dalam jaringan darah menuju urat kecil dan dilanjutkan ke urat besar.

5.     Gerakan sujud

Gerakan ini memunculkan sirkulasidarah yang sempurna searah dengan tarikan gaya gravitasi bumi.pengencangan punggung menja- dikan otot yang bersandar pada punggung mengalirkan darah dengan deras menuju aliran darah yang memancar dalam nadi darah besar yang pada saat itu berada dalam posisi lebih tinggi dari posisi kebera- dan jantung.

Dalam fakta lain menunjukkan bahwa umat muslim diperintah perta- ma kali oleh Allah adalah untuk mengerjakan shalat. Nabi Muhammad SAW saat menjelang kematiannya berwasiat kepada umatnya untuk benar-benar menjaga shalatnya. Karena, ciri seorang Muslim adalah Shalat, apabila seorang muslim mengerjakan shalat dengan sebaik-baiknya, maka dampaknya selain mendapatkan pahala dari Allah SWT, juga akan ber- dampak pada kesehatan tubuhnya dan perilakunya. Dia akan mengeluarkan zakat dengan ikhlas bukan untuk disanjung atau bergaya-gaya biar orang lain tahu kalau dia kaya, melaksanakan puasa dengan ikhlas bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja, menunaikan ibadah haji semata-mata untuk menjalankan perintah Allah bukan untuk menaikkan status sosialnya dimas- yarakat. Dengan demikian seseorang yang shalatnya baik akan baiklah iba- dah-ibadah yang lainnya

C.  Tujuan dan Fungsi Shalat.

 

Tujuan melaksankan sholat adalah untuk melaksanakan kewa- jiban kepada Allah Swt sebagai seorang muslim yang baik, sebagai tanda kepatuhan umat muslim kepada Sang Khaliq, sebagai pembeda antara muslim dan non muslim. Ada beberapa fungsi Sholat, dianatara- nya adalah sebagai berikut :

1.     Secara umum fungsi sholat adalah untuk mengingatkan kita ke- pada Allah, menghidupkan rasa takut kepada Allah, menyubur-


kan pokok-pokok dan asas-asas tauhid, tali penghubung yang menghubungkan hamba dengan Allah Khaliqnya, mendidik dan melatih kita menjadi orang yang tenang, dapat menghadapi se- gala kesusahan dalam hati, menghilangkan tabiat loba, tidak ta- kut kemiskinan dan kealpaan karena banyak mengeluarkan harta di jalan Allah, menghasilkan ketetapan pendirian, mengekalkan kita mengerjakan kebajikan, memelihara aturan-aturan dan di- siplin, menjadi penghalang untuk mengerjakan kemungkaran dan keburukan. menyebabkan kita berani meninggalkan maksiat dan tidak berani meninggalkan taat.

2.     Dilihat dari ilmu Kesehatan sholat memiliki fungsi sebagai berikut :

a)Sholat mampu menyembuhkan rematik

Berdasarkan saran dari dokter ini maka tidak ada solusi terbaik untuk menghindari rematik sejak dini kecuali dengan melaksanakan sholat 5 waktu secara konsisten, karena gerakan sholat adalah jenis gerakan terbaik yang mampu mengembalikan fungsi otot dengan baik.

b)       Manfaat Sholat untuk kelancaran sistem peredaran darah dan terapi penyakit jantung. Kajian kedokteran mengungkapkan bahwa gerakan ruku’ dan sujud dalam waktu yang lama mampu menstabilkan detak jantung, sehingga peredaran darah berjalan lancar serta meminimalisir tekanan darah tinggi secara akut di kepala.

c)  Sholat merupakan gerak olah raga terbaik

Secara medis dengan disiplin melakukan shalat setiap waktunya plus sholat malam, berdampak pada perubahan pada gerak otot dan hal ini mampu membangkitkan semangat baru pada tubuh, mengikis timbunan lemak di sekitar perut dan paha dan memperlambat efek-efek penuaan pada tubuh.

d)  Manfaat Wudhu dalam Terapi Penyakit Kanker Kulit

Berbagai kajian yang berhubungan dengan faktor pemicu kanker kulit mengungkapkan bahwa faktor yang mendominasi munculnya kanker kulit adalah karena kulit banyak menyerap zat kimiawi; dan solusi terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menghilangkannya dengan membersihkannya secara berulang kali.

e)  Manfaat Sujud dari segi Substansi Kesehatan

Pengulangan sujud dalam sholat setiap harinya minimal dilakukan 34 kali. Bilangan tersebut dianggap bilangan yang tepat untuk meningkatkan aktivitas otot dan saraf tubuh serja


menjaga keseimbangan antar sendi, khususnya tangan, paha. lutut dan kaki. Dengan aktivitas sujud juga, peredaran darah dalam tubuh bisa berjalan dan bergerak dengan mudah dari atas ke bawah.

f)   Manfaat Kekhusyukan dalam Sholat

Hal yang dapat menurunkan kemampuan memusatkan pikiran dan bahkan merusaknya adalah penyimpangan dan terlalu sibuk dalam menuruti hawa nafsu. Dan akal merupakan alat yang mengagumkan dan memiliki kemampuan yang sangat hebat jika difokuskan pada suatu titik.

g)          Kedahsyatan sholat tahajjud dan subuh (yang tepat waktu) Melalui berbagai penelitian, percobaan dan kajian, sebuah fakta ilmiah mengungkapkan bahwa seseorang yang tidurnya dalam waktu yang sangat lama akan sangat mudah terserang penyakit jantung. Hal ini dikarenakan lemak yang ada dalam darah menempel pada dinding syaraf di sekitar jantung. Para ulama dan ilmuwan modern banyak menganjurkan agar setiap manusia bangun dari tidurnya setelah 4 jam, kemudian melakukan gerakan tubuh ataupun melakukan kegiatan yang membutuhkan otot selama 1/4 jam. Hal ini berguna untuk menghindari bahaya serangan jantung dan menjaga vitalitas tubuh, khususnya jantung karena menghindarinya dari

timbunan lemak.

D. Akhlak dalam Shalat

Dalam Al-Quran surat Al-Ankabut ayat 45, Allah Swt berfirman:

Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Ki- tab (Al-Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mence- gah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari iba- dah-ibadah yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”.

Ayat diatas begitu eksplisit menjelaskan adanya keterkaitan antara shalat dan perilaku yang ditunjukkan oleh seorang muslim. Pengaruh shalat memang tidak dapat dijadikan tolak ukur untuk mengeneralisasi dan menghukumi kepribadian semua orang. Tetapi, paling tidak dalam ayat ini Allah menjelaskan sikapseorang manusia dari sudut pandang karakter dan watak atau tabiat yang dibawanya. Shalat itu membersih- kan jiwa, menyucikan, mengkondisikan seorang hamba untuk munajat


kepada Allah SWT didunia dan taqqarub dengan-nya diakhirat.

Shalat sebagai salah satu bagian penting ibadah dalam Islam se- bagaimana bangunan ibadah yang lain juga memiliki banyak keistime- waan, tidak hanya memiliki hikmah spesifik dalam setiap gerakan dan rukunnya, namun secara umum shalat juga memiliki pengaruh drastis dalam perkembangan kepribadian seorang muslim. Tentu saja hal itu tidak serta merta dan langsung kita dapatkan dengan instan dalam pelaksanaan shalat. Manfaatnya tanpa terasa dan secara gradual akan masuk dalam diri muslim yang taat melaksanakannya.

Shalat merupakan media komunikasi antara sang Khaliq dan seo- rang hamba. Media komunikasi ini sekaligus sebagai media untuk senantiasa mengungkapkan apapun yang dirasakan seorang hamba. Dalam psikologi dikenal istilah katarsis, secara sederhana berarti men- curahkan segala apa yang terpendam dalam diri, positif maupun neg- ative. Maka shalat bisa menjadi media katarsis yang akan membuat seseorang menjadi tentram hatinya.

Keterkaitan shalat dan akhlak sinergis shalat dan sabar, sebuah har- moni. Sejatinya, shalat adalah ibadah paripurna yang memadukan olah pikir, olah gerak dan olah rasa (sensibilitas). Ketiganya terpadu secara cantik dan selaras. Kontemplasi dan riyadhah yang terintegrasi sem- purna, saling melengkapi dari dimensi perilaku atau lisan (al-bayan), respons motorik, rasionalitas (menempatkan diri secara proposional) dan kepekaan terhadap jati diri kepekaan dan keharusan untuk mera- sakan cinta dan kasih sayang Allah Swt. yang menarik, adalah Al-Qu- ran kerap menggandengkan ritual shalat dengan sikap sabar. Salah satunya dalam Surat Al-Baqarah ayat 45:

Artinya “Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar

Berikut ini adalah nilai-nilai akhlak yang terkandung dalam proses menjalankan ibadah shalat:

1.     Latihan kedisiplinan

2.     Waktu pelaksanaan shalat sudah ditentukan sehingga kita tidak boleh seenaknya mengganti, memajukan ataupun mengundur- kan waktu pelaksanaannya, yang akan mengakibatkan batalnya shalat kita. Hal ini melatih kita untuk berdisiplin dan sekaligus menghargai waktu. Dengan senantiasa menjaga keteraturan ibadah dengan sunguh-sungguh, manusia akan terlatih untuk berdisiplin terhadap waktu.


3.     Latihan kebersihan

4.     Sebelum shalat, seseorang disyaratkan untuk mensucikan dirin- ya terlebih dahulu, yaitu dengan berwudhu atau bertayammum. Hal ini mengandung pengertian bahwa shalat hanya boleh diker- jakan oleh orang yang suci dari segala bentuk najis dan kotoran sehingga kita diharapkan selalu berlaku bersih dan suci.

5.     Latihan konsentrasi

6.     Shalat melibatkan aktivitas lisan, badan, dan pikiran secara ber- samaan dalam rangka menghadap ilahi. Ketika lisan mengucap- kan Allahu Akbar, secara serentak tangan diangkat ke atas se- bagai lambang memuliakan dan membesarkan, dan bersamaan dengan itu pula di dalam pikiran diniatkan akan shalat.

7.     Latihan sugesti kebaikan

8.     Bacaan-bacaan di dalam shalat adalah kata-kata baik yang ban- yak mengandung pujian sekaligus doa kepada Allah. Memuji Al- lah artinya mengakui kelemahan kita sebagai manusia, sehingga melatih kita untuk senantiasa menjadi orang yang rendah hati, dan tidak sombong. Berdoa, selain bermakna nilai kerendahan hati, sekaligus juga dapat menumbuhkan sikap optimis dalam kehidupan.

9.     Latihan kebersamaan

10.  Dalam mengerjakan shalat sangat disarankan untuk melakukan- nya secara berjamaah (bersama orang lain). Dari sisi pahala, berdasarkan hadits nabi SAW jauh lebih besar bila dibandingkan dengan shalat sendiri-sendiri. Dari sisi psikologis, shalat berja- maah bisa memberikan aspek terapi yang sangat hebat man- faatnya, baik bersifat preventif maupun kuratif. Dengan shalat berjamaah, seseorang dapat menghindarkan diri dari gangguan kejiwaan seperti gejala keterasingan diri. Dengan shalat berja- maah, seseorang merasa adanya kebersamaan dalam hal na- sib, kedudukan, rasa derita dan senang. Tidak ada lagi perbe- daan antar individu berdasarkan pangkat, kedudukan, jabatan, dan lain-lain di dalam pelaksanaan shalat berjamaah.


RANGKUMAN

 Ibnul Qoyyim rahimahullah menguraikan hakikat shalat, “Tidak dapat diragukan bahwa shalat merupakan perkara yang sangat meng- gembirakan hati bagi orang-orang yang mencintainya dan merupakan kenikmatan ruh bagi orang-orang yang mengesakan Allah, puncak keadaaan orang-orang yang jujur dan parameter keadaan orang-orang yang meniti jalan menuju kepada Allah. Shalat merupakan rahmat Al- lah yang dianugerahkan kepada hamba-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka untuk bisa melaksanakannya dan memperkenalkann- ya sebagai rahmat bagi mereka dan kehormatan bagi mereka, supaya dengan shalat tersebut mereka memperoleh kemulian dari-Nya dan keberuntungan karena dekat dengan-Nya.

Tujuan melaksankan sholat adalah untuk melaksanakan kewajiban kepada Allah Swt sebagai seorang muslim yang baik, sebagai tanda kepatuhan umat muslim kepada Sang Khaliq, sebagai pembeda an- tara muslim dan non muslim. Secara umum fungsi sholat adalah untuk mengingatkan kita kepada Allah, menghidupkan rasa takut kepada Al- lah, menyuburkan pokok-pokok dan asas-asas tauhid, tali penghubung yang menghubungkan hamba dengan Allah Khaliqnya, mendidik dan melatih kita menjadi orang yang tenang, dapat menghadapi segala ke- susahan dalam hati, menghilangkan tabiat loba, tidak takut kemiskinan dan kealpaan karena banyak mengeluarkan harta di jalan Allah, meng- hasilkan ketetapan pendirian, mengekalkan kita mengerjakan kebajik- an, memelihara aturan-aturan dan disiplin, menjadi penghalang untuk mengerjakan kemungkaran dan keburukan. menyebabkan kita berani meninggalkan maksiat dan tidak berani meninggalkan taat.

Hikmah, Makna dan Ancaman Meninggalkan Sholat

A.  Hikmah Shalat

Hikmah ibadah shalat sangat besar bagi kehidupan umat Islam baik dari segi kehidupan pribadi maupun masyarakat. Pelaksanaan shalat itu sendiri telah menunjukkan adanya rasa kepatuhan diri seseorang terhadap Khaliqnya serta menunjukkan adanya rasa syukur terhadap segala apa yang dianugerahkan Allah sehingga seorang hamba berha- dapan dengan Tuhannya untuk menyampaikan segala puji-pujian yang Maha Agung.

Abul Ala Maududi menjelaskan bahwa hikmah ibadah shalat terse- but di antaranya adalah muncul kesadaran kedudukan sebagai budak, memiliki rasa berkewajiban, untuk melatih kepatuhan, menimbulkan rasa kepatuhan kepada Allah, munculnya kesadaran akan hukum Al- lah, praktek kebersamaan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa melalui ibadah shalat tersebut akan menumbuhkan sifat rendah hati karena menyadari bahwa manusia dicimtakan untuk menghambakan diri kepada Allah dengan kewajiban menghambakan diri dan me- matuhi kepada hukum-hukum yang datang dari Allah SWT dan jika iba- dah shalat itu dilaksanakan secara berjamaah maka akan membawa dampak positif bagi pembinaan persatuan dan kesatuan antara umat Islam itu sendiri serta menumbuhkan rasa kebersamaan di berbagai bidang.

Zakiah Daradjat menyatakan bahwa shalat lima waktu merupa- kan latihan bagi pembinaan disiplin pribadi, dan jika shalat itu diker- jakan secara berjamaah juga mengandung hikmah: dapat komunika- si langsung antara anggota masyarakat sehingga selalu menguasai situasi up to date yang sangat diperlukan dalam kehidupan harmonis bermasyarakat, di samping menumbuhkan persaudaraan, persamaan, solideritas, kekeluargaaan dan sebagainya.

Dengan demikian dapat dipetik berbagai hikmah yang teramat pent- ing memalui kewajiban beribadah shalat tersebut yaitu unsur yang per- tama adalah pembinaan pribadi individu dimana melalui ibadah shalat tersebut akan menumbuhkan diri yang berjiwa disiplin selalu mematuhi hukum dan aturan serta berjiwa optimis terhadap anugerah dan rahmat dari Allah SWT.

 

B.  Makna Spiritual Shalat

 

Makna spiritual yang muncul dalam sholat adalah sebagai berikut:

 1.     Menyelami Hakekat Sujud

Ali bin Abu Thalib pernah ditanya tentang makna sujud pertama. Ia menjawab, itu artinya: Allahumma innaka minha khalaqtana (Ya Allah sesungguhnya Engkau menciptakan kami dari tanah). Makna ban- gkit dari sujud ialah: Wa minha akhrajtana (Dan daripadanya engkau mengeluarkan kami). Makna sujud kedua ialah: Wa ilaina tu’iduna (Dan kepadanya Engkau akan mengembalikan kami). Bangkit dari sujud kedua maknanya: Wa minha takhrujna taratan ukra (Dan daripadanya Engkau akan membangkitkan lagi).

Sayidina Ali mengingatkan kita filosofi dua sujud. Sujud pertama mengingatkan kita bahwa manusia berasal-usul dari tanah. Dari tanah ia diciptakan dan tumbuh menjadi makhluk hidup yang diberi keper- cayaan sebagai khalifah di bumi dengan segala aktivitasnya. Meski demikian, setiap manusia mempunyai ajal dan pada akhirnya juga ia kembali ke tanah, masuk ke liang lahat, dan kembali menjadi tanah. Bangkit dari sujud mempunyai makna eskatologis.

 

2.     Rahasia di Balik Shalat

Seorang yang shalat berarti melakukan hubungan langsung (di- rect connecting) dengan Allah Swt. Dengan demikian, tercipta rasa aman, tenang, damai, indah, sejuk, dan lapang di dada, seperti yang dilukiskan Allah dalam surat Ar-Rad ayat 29 yang artinya sebagai beri- kut, “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi ten- teram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram.” Karena itulah, Allah SWT menyeru-


kan, Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (Surat Taha ayat 14).

 

Mengingat Allah SWT untuk menenangkan jiwa harus dilakukan se- cara konstan dan dengan waktu yang teratur, sebagaimana ditegas- kan dalam ayat lain, “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (Surat An-Nisa ayat 103). Melaksanakan shalat secara rutin sebagaimana waktu-waktu yang ditentukan Allah SWT diharapkan dapat melahirkan hamba-ham- ba yang istimewa, yakni hamba yang selalu berada di “dunia atas” (al-’alam al-’ulya), bukankah shalat itu adalah mikraj bagi orang yang beriman (al-shalatu mi’raj al-mu’minin), sebagaimana sabda Rasulul- lah SAW. Untuk meraih shalat yang memungkinkan seseorang mikraj ke “dunia atas”, seseorang betul-betul harus mengindahkan petunjuk dan directions Tuhan untuk sesuatu yang berhubungan dengan shalat. Antara lain melakukan penyempurnaan thaharah, seperti mandi junub bagi orang yang janabah, berwudhu atau bertayamum dengan baik, menggunakan penutup aurat yang bersih dan muru’ah, melaksanakan atau menjawab suara azan, menghadap ke kiblat, dan melakukan amaliah shalat secara tumaninah.

 

Shalat yang khusyuk menurut kalangan sufi dimulai saat seseorang mengambil air wudhu. Di antara mereka ada yang mengatakan, orang yang tidak khusyuk saat mengambil air wudhu sulit untuk khusyuk di dalam shalat. Mereka menyarankan agar jangan ada kata-kata dunia- wi seusai mengambil air wudhu sampai selesai shalat. Jika seseorang telah melakukan dosa, meskipun secara fikih wudhu belum batal, dis- arankan agar memperbaharui wudhunya. Energi spiritual pada wudhu diperlukan untuk melahirkan shalat khusyuk.

 

3.     Rahasia Bangkit dari Sujud

Secara spiritual, sujud juga bisa dimaknai pencurahan dan penyera- han secara total (tafwidh) kepada Allah SWT. Seolah-olah, rongga diri yang berisi noda, dosa, dan kelemahan diri sebagai manusia ditumpah- kan di atas sajadah sampai tetes terakhir, lalu bangkit di antara dua su- jud, lalu sang hamba merasa diisi dengan air suci yang akan membilas keseluruhan rongga dirinya, lalu ditumpahkan sekali lagi, sampai bet- ul-betul bejana dalam bentuk rongga ini bersih sebersih-bersihnya, lalu bangkit dari sujud untuk siap diisi kembali dengan cahaya kesucian.

Saat merasa suci dan putih inilah seorang mushalli ber-tasyahhud, yang secara harfiah berarti “kehadiran” dan “penyaksian” yang dalam bahasa tasawuf disebut kesadaran tajalli (divine conciousnes), di mana


sang hamba dan Sang Tuhan merasa terjadi kesatuan (al-ittihad). Itti- had itu sendiri adalah suatu tingkatan (maqam) di mana seorang salih telah merasakan dirinya bersatu dengan Tuhan. Yang dicintai dan yang mencintai menjadi satu atau yang menyembah dan yang disembah su- dah menyatu (al-’abid wa al-ma’bud wahid).

Bangkit dari sujud juga dianggap simbol dari kebangkitan kedua atau kebangkitan terakhir bagi manusia, sebagaimana diisyaratkan da- lam Al-Quran surat Thaha ayat 55 yang artinya sebagai berikut : ”Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu, serta darinya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain”

4.     Rahasia Salam

Ketika seorang mushalli sudah menunaikan dua sujud terakhir, maka ia seperti merasa dalam puncak pendakian (al-qaus al-al-su’ud). Ia merasakan suasana batin: Inna lillah wa inna ilaihi raji’un yang art- inya kita berasal dari Allah dan kembali lagi kepada-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 156. Ia merasa telah melakukan perjalanan mening- galkan wujud lahir menuju wujud batin (al-sair min al-adhahir ila al- bathin), dari wujud keteruraian ke wujud kebersatuan (min al-tafshil ila al-ijmal), dan dari wujud partikular ke wujud universal.

Setelah mencapai puncak “kefanaan” atau “mabuk spiritual” di da- lam sujud pertama lalu bangkit ke dalam kesadaran normal (al-sahwu ba’da al-mahwu), kemudian disusul sujud kedua, kembali dari kesada- ran kepada “mabuk spiritual” (al-mahwu ba’da al-sahwu) lalu bangkit lagi dari sujud kedua ke “kesadaran abadi” (al-baqa’ ba’da al-sahwu). Ketika dalam al-baqa’ sesudah sujud terakhir, seorang mushalli menca- pai pncak penyaksian (tasyahhud).

Ketika dalam tasyahhud maka yang bersangkutan merasakan se- buah perasaan misteri, seolah-olah ia merasa sangat plong. Ia mera- sa seperti terbebas dari beban yang selama ini menggunung di pun- daknya. Kepasrahan total yang dirasakannya membuat beban berat yang menggunung itu beterbangan bagaikan kapas yang halus, seperti yang dilukiskan di dalam Al-Quran surat Al-Qariah ayat 5 yang artinya “dan gunung-gunung seperti bulu yang beterbangan”. Ia merasakan kedamaian sejati karena sudah berada di dalam puncak pencapaian. Ia berada dalam suasana batin: Al-taraqqi ila ‘ain al-jam’ wa al-Hadhrah al-Ahadiyyah (pendakian menuju penyatuan dengan wujud Ahadiyyah).

 

C. Ancaman bagi Orang yang Meninggalkan Shalat

 Barang siapa melalaikan sholat, Allah SWT akan menyiksanya den- gan 15 siksaan. Enam siksaan di dunia, tiga siksaan ketika mening- gal, tiga siksaan di alam kubur, tiga siksaan saat bertemu dengan Al- lah SWT. Ketika Malaikat Jibril turun dan berjumpa dengan Rasulullah SAW, ia berkata, “Wahai Muhammad, Allah tidak akan menerima pua- sa, zakat, haji, sedekah, dan amal saleh seseorang yang meninggal- kan sholat. Ia dilaknat di dalam Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Quran. Demi Allah, yang telah mengutusmu sebagai nabi pembawa kebenaran, se- sungguhnya orang yang meninggalkan sholat, setiap hari mendapat

1.000 laknat dan murka. Para malaikat melaknatnya dari langit pertama hingga ketujuh.

Orang yang meninggalkan sholat tidak memperoleh minuman dari telaga surga, tidak mendapat syafaatmu, dan tidak termasuk dalam umatmu. Ia tidak berhak dijenguk ketika sakit, diantarkan jenazahnya, diberi salam, diajak makan dan minum. Ia juga tidak berhak memper- oleh rahmat Allah.Tempatnya kelak di dasar neraka bersama orang- orang munafik, siksanya akan dilipatgandakan, dan di hari kiamat ketika dipanggil untuk diadili akan datang dengan tangan terikat di le- hernya. Para malaikat memukulinya, pintu neraka jahanam akandibu- kakan baginya, dan ia melesat bagai anak panah ke dalamnya, terjun dengan kepala terlebih dulu, menukik ke tempat Qorun dan Haman didasar neraka. Ketika ia menyuapkan makanan ke dalam mulutnya, makanan itu berkata, Wahai musuh Allah, semoga Allah melaknatmu, kamu memakan rezeki Allah namun tidak menunaikan kewajiban-ke- wajiban dari-Nya. Ketahuilah, sesungguhnya bencana yang paling dahsyat, perbuatan yang paling buruk, dan aib yang paling nista ada- lah kurangnya perhatian terhadap sholat lima waktu, sholat Jumat, dan sholat berjemaah. Padahal, semua itu ibadah-ibadah yang oleh Allah SWT ditinggikan derajatnya, dan dihapuskan dosa-dosa maksiat bagi siapa saja yang menjalankannya.

Orang yang meninggalkan sholat karena urusan dunia akan celaka nasibnya, berat siksanya, merugi perdagangannya, besar musibahn- ya, dan panjang penyesalannya. Ia dibenci Allah, dan akan mati dalam keadaan tidak Islam, tinggal di neraka Jahim atau kembali ke neraka Hawiyah”. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa meninggal- kan sholat hingga terlewat waktunya, lalu mengadanya, ia akan disiksa di neraka selama satu huqub (80 tahun), Sedangkan ukuran satu hari


di akhirat adalah 1.000 tahun di dunia.” Demikian tertulis dalam kitab Majalisul Akbar.

Sementara dalam kitab Qurratul Uyun, Abu Laits Samarqandi menu- lis sebuah hadis, “Barang siapa meninggalkan sholat fardu dengan sengaja walaupun satu sholat, namanya akan tertulis di pintu neraka yang ia masuki.” Ibnu Abbas berkata, ”Suatu ketika Rasulullah SAW bersabda, Katakanlah, ya Allah, janganlah salah seorang dari kami menjadi orang-orang yang sengsara. Kemudian Rasulullah SAW ber- tanya, Tahukah kamu siapakah mereka itu? Para sahabat menjawab, Mereka adalah orang yang meninggalkan sholat. Dalam Islam mereka tidak akan mendapat bagian apa pun.

Disebutkan dalam hadis lain, barang siapa meninggalkan sholat tan- pa alasan yang dibenarkan syariat, pada hari kiamat Allah SWT tidak akan memedulikannya, bahkan Allah SWT akan menyiksanya dengan azab yang pedih. Diriwayatkan, pada suatu hari Rasulullah SAW ber- kata, ”Katakanlah, ya Allah, janganlah Engkau jadikan seorang pun di antara kami celaka dan diharamkan dari kebaikan.”“Tahukah kalian siapakah orang yang celaka, dan diharamkan dari kebaikan?”“Siapa, ya, Rasulullah?” “Orang yang meninggalkan sholat,” jawab Rasulullah. Dalam hadis yang berhubungan dengan peristiwa Isra Mi’raj, Rasulul- lah SAW mendapati suatu kaum yang membenturkan batu ke kepala mereka. Setiap kali kepala mereka pecah, Allah memulihkannya sep- erti sedia kala. Demikianlah mereka melakukannya berulang kali. Lalu, beliau bertanya kepada Jibril, “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”

“Mereka adalah orang-orang yang kepalanya merasa berat untuk mengerjakan sholat. Jawab Jibril. Diriwayatkan pula, di neraka Jah- anam ada suatu lembah bernama Wail. Andaikan semua gunung di dunia dijatuhkan ke dalamnya akan meleleh karena panasnya yang dahsyat. Wail adalah tempat orang-orang yang meremehkan dan mela- laikan sholat, kecuali jika mereka bertobat. Bagi mereka yang meme- lihara sholat secara baik dan benar, Allah SWT akan memuliakannya dengan lima hal, dihindarkan dari kesempitan hidup, diselamatkan dari siksa kubur, dikaruniai kemampuan untuk menerima kitab catatan amal dengan tangan kanan, dapat melewati jembatan shirathal mustaqim se- cepat kilat, dan dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab. Dan barang siapa meremehkan atau melalaikan sholat, Allah SWT akan menyik- sanya dengan 15 siksaan. Enam siksaan di dunia, tiga siksaan ketika meninggal, tiga siksaan di alam kubur, dan tiga siksaan saat bertemu dengan Allah SAW.

Adapun enam siksaan yang ditimpakan di dunia adalah dicabut ke- berkahan umurnya, dihapus tanda kesalehan dari wajahnya (pancaran


kasih sayang terhadap sesama), tidak diberi pahala oleh Allah semua amal yang tidak diangkat ke langit, tidak memperoleh bagian doa kaum salihin, dan tidak beriman ketika roh dicabut dari tubuhnya. Adapun tiga siksaan yang ditimpakan saat meninggal dunia ialah mati secara hina, mati dalam keadaan lapar, dan mati dalam keadaan haus. Andai kata diberi minum sebanyak lautan, tidak akan puas, Sedangkan tiga siksaan yang didapat dalam kubur ialah, kubur mengimpitnya hingga tulang-belulangnya berantakan, kuburnya dibakar hingga sepanjang siang dan malam tubuhnya berkelojotan menahan panas, tubuhnya dis- erahkan kepada seekor ular bernama Asy-Syujaul Aqra. Kedua mata ular itu berupa api dan kukunya berupa besi, kukunya sepanjang satu hari perjalanan. ”Aku diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyiksamu, karena engkau mengundurkan sholat Subuh hingga terbit matahari, mengundurkan sholat Zuhur hingga Asar, mengundurkan sholat Asar hingga Magrib, mengundurkan sholat Magrib hingga Isya, dan men- gundurkan sholat Isya hingga Subuh,” kata ular itu. Setiap kali ular itu memukul, tubuh mayat tersebut melesak 70 hasta, sekitar 3.000 meter, ke dalam bumi. Ia disiksa dalam kubur hingga hari kiamat. Di hari kia- mat, di wajahnya akan tertulis kalimat berikut: Wahai orang yang meng- abaikan hak-hak Allah, wahai orang yang dikhususkan untuk menerima siksa Allah, di dunia kau telah mengabaikan hak-hak Allah, maka hari ini berputus asalah kamu dari rahmat-Nya.

Adapun tiga siksaan yang dilakukan ketika bertemu dengan Allah SWT adalah, pertama, ketika langit terbelah, malaikat menemuinya, membawa rantai sepanjang 70 hasta untuk mengikat lehernya. Kemu- dian memasukkan rantai itu ke dalam mulut dan mengeluarkannya dari duburnya. Kadang kala ia mengeluarkannya dari bagian depan atau belakang tubuhnya. Malaikat itu berkata, ”Inilah balasan bagi orang yang mengabaikan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan Allah.” Ibnu Abas berkata, “andai kata satu mata rantai itu jatuh ke dunia, nis- caya cukup untuk membakarnya.”

Kedua, Allah tidak memandangnya. Ketiga, Allah tidak menyucikan- nya, dan ia memperoleh siksa yang amat pedih. Demikianlah ancaman bagi orang-orang yang sengaja melalaikan sholat. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada orang yang bersegera menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya. Rasulullah SAW bersabda, “Sembahlah Allah seakan en- gkau melihat-Nya. Apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, sesung- guhnya Dia melihatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 


RANGKUMAN

 Hikmah ibadah shalat sangat besar bagi kehidupan umat Islam baik dari segi kehidupan pribadi maupun masyarakat. Pelaksanaan shalat itu sendiri telah menunjukkan adanya rasa kepatuhan diri seseorang terhadap Khaliqnya serta menunjukkan adanya rasa syukur terhadap segala apa yang dianugerahkan Allah sehingga seorang hamba berha- dapan dengan Tuhannya untuk menyampaikan segala puji-pujian yang Maha Agung.

Makna spiritual yang muncul dalam sholat adalah sebagai berikut: Menyelami Hakekat Sujud, Seorang yang shalat berarti melakukan hubungan langsung (direct connecting) dengan Allah Swt. Ketika seo- rang mushalli sudah menunaikan dua sujud terakhir, maka ia seperti merasa dalam puncak pendakian (al-qaus al-al-su’ud). Secara spiritu- al, sujud juga bisa dimaknai pencurahan dan penyerahan secara total (tafwidh) kepada Allah SWT.

Barang siapa melalaikan sholat, Allah SWT akan menyiksanya den- gan 15 siksaan. Enam siksaan di dunia, tiga siksaan ketika mening- gal, tiga siksaan di alam kubur, tiga siksaan saat bertemu dengan Al- lah SWT. Ketika Malaikat Jibril turun dan berjumpa dengan Rasulullah SAW, ia berkata, “Wahai Muhammad, Allah tidak akan menerima pua- sa, zakat, haji, sedekah, dan amal saleh seseorang yang meninggal- kan sholat. Ia dilaknat di dalam Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Quran. Demi Allah, yang telah mengutusmu sebagai nabi pembawa kebenaran, se- sungguhnya orang yang meninggalkan sholat, setiap hari mendapat

1.00    laknat dan murka. Para malaikat melaknatnya dari langit pertama hingga ketujuh.

 

DAFTAR PUSTAKA

Syarifudin, Amir, Garis-Garis Besar Fiqih, Jakarta: Kencana, 2003 Syihab, M. Quraisy, M. Quraisy Syihab Menjawab 1001 Soal Keisla man Yang Patut Anda Ketahui, Jakarta: Lentera Hati, 2008

Al manar, Abduh, Ibadah Dan Syariah, Surabaya: PT. pamator, 1999 Daradjat, Zakiyah, Ilmu Fiqih, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995

Qardhawi, Yusuf. Konsep Ibadah Dalam Islam, Bandung: Mizan, 2002

Hidayat Syamsul, Aly Abdullah, (2011), al Ubudiyah, Surakarta, LPID UM Surakarta

Jamaluddin Syakir, (2011), Kuliah Fiqh Ibadah, Yogyakarta, LPPI UMY

Kamal, Pasha, Musthafa, (2009), Fiqh Islam Sesuai dengan Putusan Majelis Tarjih, Yogyakarta, PT. Cipta Karsa Mandiri

 


0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan di tanyakan