Minggu, 21 Januari 2024

Bab 69. Sunnahnya Memencilkan Diri Di Waktu Rusaknya Keadaan Zaman Atau Karena Takut Fitnah Dalam Agama Dan Jatuh Dalam Keharaman, Kesyubhatan-kesyubhatan Atau Lain-lain Sebagainya

Loading

 

Riyadhus Shalihin – Imam Nawawi

*

 

Bab 69. Sunnahnya Memencilkan Diri Di Waktu Rusaknya Keadaan Zaman Atau Karena Takut Fitnah Dalam Agama Dan Jatuh Dalam Keharaman, Kesyubhatan-kesyubhatan Atau Lain-lain Sebagainya

 

قال اللَّه تعالى: { ففروا إلى اللَّه إن لكم منه نذير مبين } .

Allah Ta'ala berfirman: "Maka oleh karena itu, segeralah berlari kepada Allah, sesungguhnya saya adalah pemberi peringatan yang terang -dari Allah padamu-." (adz-Dzariyat: 50)

 

وعن سعد بن أبي وقَّاص رضي اللَّه عنه ، قال : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقُول: « إِنَّ اللَّه يحِبُّ العَبدَ التَّقِيَّ الغَنِيَّ » رواه مسلم .

595. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash radhiyallahu anhu, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya Allah itu cinta kepada hamba yang bertaqwa serta kaya dan tersembunyi -yakni tidak sebagai orang masyhur dan tidak dikenal orang karena tidak mempunyai kedudukan-." (Riwayat Muslim) Yang dimaksud dengan kata alghani yakni kaya itu ialah kaya jiwanya -jadi bukan kaya harta benda-, sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih di muka -lihat hadits no.520-.

 

وعن أبي سعيد الخُدريِّ رضي اللَّه عنه قال : قال رَجُلُ أَيُّ النَّاسِ أفضَلُ يارسولَ اللَّه ؟ قال : « مُؤْمِنٌ مجَاهِدٌ بِنَفسِهِ وَمَالِهِ في سبيل اللَّه » قال : ثم من ؟ قال : «ثم رَجُلٌ مُعتَزِلٌ في شِعْبٍ مِن الشِّعَاب يَعبُدُ رَبَّهِ »  وفي روايةٍ « يتَّقِي اللَّه . ويَدَع النَّاسِ مِن شَرّْهِ » متفقٌ عليه .

596. Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu, katanya: "Ada seorang lelaki berkata: "Manakah orang yang paling utama itu, ya Rasulullah?" Beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Yaitu seorang mu'min yang berjihad dengan badannya dan hartanya fisabilillah." Kemudian orang itu bertanya lagi: "Selanjutnya siapakah?" Beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Kemudian seseorang yang memencilkan dirinya dalam suatu jalanan di gunung -maksudnya suatu tempat diantara dua gunung yang dapat digunakan sebagai kediaman- dari beberapa tempat di gunung, untuk menyembah kepada Tuhannya." Dalam riwayat lain disebutkan: "Karena ia bertaqwa kepada Allah dan meninggalkan para manusia dari kejelekannya diri sendiri" -jadi mengasingkan diri dari orang banyak, sehingga tidak akan sampailah kejelekannya diri sendiri itu kepada orang-orang banyak tadi-. (Muttafaq 'alaih)

 

وعنه قالَ : قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « يُوشِكَ أَنْ يَكُونَ خَيْرَ مَال المُسْلِم غَنَمٌ يَتَّتبَّعُ بهَا شَعَفَ الجِبَال . وموَاقِعَ الْقَطْرِ يَفِرُّ بِدينِهِ من الفِتنِ » رواه البخاري .  

597. Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu pula, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Hampir saja bahwasanya sebaik-baik harta seorang Muslim itu ialah kambing yang diikutinya sampai ke puncak gunung serta tempat-tempat hujan -yaitu tempat-tempat yang banyak rumputnya-. Orang itu lari ke sana dengan membawa agamanya karena takut adanya beberapa macam fitnah." (Riwayat Bukhari)

 

وعنْ أبي هُريرة رضيَ اللَّه عنْه . عن النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « ما بَعَثَ اللَّه نَبِيًّا إِلاَّ رَعَى الْغَنَمَ » فَقَال أَصْحابُه : وَأَنْتَ ؟ قَالَ : « نَعَمْ ، كُنْت أَرْعَاهَا عَلى قَرارِيطَ لأَهْلِ مَكَّةَ » رواه البخاري .

598. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shalallahu alaihi wasalam sabdanya: "Tidak seorang yang diutus oleh Allah sebagai Nabi, melainkan ia tentu pernah menggembala kambing." Para sahabat beliau shalallahu alaihi wasalam bertanya: "Dan tuan sendiri -apakah juga menggembala kambing-?" Beliau shalallahu alaihi wasalam menjawab: "Ya, sayapun menggembala kambing itu, yaitu di Qararith. Kambing itu kepunyaan penduduk Makkah." Qararith itu ada yang mengatakan bahwa ia adalah nama tempat penggembalaan di Makkah, tetapi ada yang mengatakan bahwa itu adalah nama bagian dari uang dinar atau dirham, yakni bahwa beliau shalallahu alaihi wasalam menggembala itu dengan menerima upah qararith. (Riwayat Bukhari)

 

وعنه عَنْ رسولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أَنه قال : « مِنْ خَير مَعَاشِ النَّاسِ رَجُلٌ مُمْسِكٌ عِنَانَ فَرسِهِ في سَبِيلِ اللَّه ، يَطيرُ عَلى مَتنِهِ ، كُلَّمَا سَمِعَ هَيْعَةً أَوْ فَزْعَةً ، طارَ عَلَيْهِ يَبْتَغِي الْقَتلَ ، أَو المَوْتَ مظَانَّه ، أَوْ رَجُلٌ في غُنَيمَةٍ في رَأْسِ شَعَفَةٍ مِن هَذِهِ الشَّعَفِ ، أَوْ بَطنِ وادٍ مِن هَذِهِ الأَوديَةِ ، يُقِيم الصَّلاةَ ويُؤتي الزَّكاةَ ، ويَعْبُد رَبَّهُ حتَّى يَأْتِيَهُ اليَقِينُ ليَسَ مِنَ النَّاسِ إِلاَّ في خَيْرٍ » رواه مسلم .

599. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu pula dari Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bahwasanya ia bersabda: "Setengah daripada sebaik-baik keadaan kehidupan para manusia ialah seseorang yang memegang kendali kudanya untuk melakukan peperangan fisabilillah, ia terbang di atas punggungnya. Setiap kali ia mendengar suara gemuruh atau suara dahsyat di medan peperangan itu ia segera terbang ke sana untuk mencari supaya terbunuh atau kematian yang disangkanya bahwa di tempat suara gemuruh itulah tempatnya. Atau seorang yang memelihara kambing di puncak gunung dari beberapa puncak gunung yang ada, ataupun di suatu lembah dari beberapa lembah ini. Ia mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta menyembah Tuhannya sehingga ia didatangi oleh keyakinan -yakni kematian-. Tidak ada dari para manusia itu kecuali dalam kebaikan." (Riwayat Muslim)


0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan di tanyakan