Sabtu, 27 Januari 2024

Bab 157. Apa-apa Yang Dibaca Dalam Shalat Jenazah

Loading

 

 

Riyadhus Shalihin – Imam Nawawi

*

 

Bab 157. Apa-apa Yang Dibaca Dalam Shalat Jenazah

 

Cara shalat jenazah ialah: Bertakbir empat kali. Sesudah takbir pertama membaca ta'awwudz -A'udzu billahi minasy syaithanir rajim- lalu membaca Fatihatulkitab -yakni surat al-Fatihah-, kemudian bertakbir yang kedua kalinya, lalu mengucapkan shalawat kepada Nabi shalallahu alaihi wasalam mengucapkan: Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad. Adapun yang lebih utama ialah supaya disempurnakan dengan ucapan: Kama shallaita 'ala Ibrahim sampai ucapan Hamidum majid. Jadi jangan membaca sebagaimana yang dikerjakan oleh sebagian besar orang awam, yaitu mereka sama mengucapkan: Innallaha wa malaikatahu yushailuna 'alan nabiyyi dan seterusnya sampai habisnya ayat, sebab sesungguhnya saja tidak akan sahlah shalatnya, jikalau seorang itu meringkaskan bacaannya pada yang demikian itu belaka. Selanjutnya lalu bertakbir yang ketiga dan berdoa untuk mayit dan untuk seluruh kaum Musiimin, sebagaimana yang akan kami uraikan hadits-haditsnya di bawah ini. Insya Allah Ta'ala. Seterusnya ialah bertakbir keempat kalinya dan berdoa. Setengah daripada sebaik-baiknya doa ialah: ajrahu wa la taftinna ba'dahu waghfir lana walahu -artinya-: Ya Allah, janganlah menghalang-halangi kita untuk memperoleh pahala sebab memperoleh musibah ditinggalkan mayit itu, jangan pula ada fitnah sepeninggalnya dan ampunilah untuk kita semua dan untuk mayit ini pula. Yang terpilih ialah supaya seseorang itu memperpanjangkan doanya dalam doa sehabis takbir keempat ini. Jadi hal ini menyalahi apa-apa yang biasa dilakukan oleh sebagian banyak manusia -yang suka memendekkan doa itu-. Ini adalah berdasarkan Hadis Ibnu Abi Aufa yang akan kami sebutkan di belakang Insya Allah Ta'ala. Adapun doa-doa yang datang dari Nabi shalallahu alaihi wasalam sesudah takbir ketiga, diantaranya ialah:

 

عن أبي عبدِ الرحمنِ عوفِ بن مالكٍ رضي اللَّه عنه قال : صلَّى رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم عَلى جَنَازَةٍ ، فَحَفِظْتُ مِنْ دُعائِهِ وَهُو يَقُولُ : « اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ ، وارْحمْهُ ، وعافِهِ ، واعْفُ عنْهُ ، وَأَكرِمْ نزُلَهُ ، وَوسِّعْ مُدْخَلَهُ واغْسِلْهُ بِالماءِ والثَّلْجِ والْبرَدِ ، ونَقِّه منَ الخَـطَايَا، كما نَقَّيْتَ الثَّوب الأبْيَضَ منَ الدَّنَس ، وَأَبْدِلْهُ دارا خيراً مِنْ دَارِه ، وَأَهْلاً خَيّراً منْ أهْلِهِ، وزَوْجاً خَيْراً منْ زَوْجِهِ ، وأدْخِلْه الجنَّةَ ، وَأَعِذْه منْ عَذَابِ القَبْرِ ، وَمِنْ عَذَابِ النَّار » حَتَّى تَمَنَّيْتُ أَنْ أَكُونَ أنَا ذلكَ المَيِّتَ . رواه مسلم .

932. Dari Abdur Rahman bin Auf bin Malik radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam menshalatkan jenazah, lalu saya menghafalkan sesuatu dari doanya, yaitu beliau shalallahu alaihi wasalam mengucapkan -yang artinya-: "Ya Allah, ampunilah ia dan belas kasihanilah. Selamatkanlah ia dan maafkanlah, muliakanlah tempat kediamannya -dalam kubur- dan luaskanlah tempat masuknya, bersihkanlah ia dengan air, salju dan embun, bersihkanlah ia dari kesalahan-kesalahannya sebagaimana Engkau membersihkan pakaian putih dari kotoran, berilah ia ganti berupa perumahan yang lebih baik dari perumahannya -di dunia- juga ganti keluarga yang lebih baik dari keluarganya -di dunia- serta kawinkanlah ia dengan suami -atau istri- yang lebih baik dari suami -atau istrinya- di dunia. Masukkanlah ia dalam syurga dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa neraka." 'Aufa berkata: "Sehingga saya mengharapkan hendaknya sayalah yang menjadi mayit ketika itu." (Riwayat Muslim)

 

وعن أبي هُريرة وأبي قَتَادَةَ ، وأبي إبْرَاهيمَ الأشْهَليَّ عنْ أبيه ، وأبوه صَحَابيٌّ     رضي اللَّه عنهم ، عَنِ النبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أنَّه صلَّى عَلى جَنَازَة فقال : « اللَّهم اغفر لِحَيِّنَا وَميِّتِنا ، وَصَغيرنا وَكَبيرِنَا ، وذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا ، وشَاهِدِنا وَغائِبنَا . اللَّهُمَّ منْ أَحْيَيْتَه منَّا فأَحْيِه على الإسْلامِ ، وَمَنْ توَفَّيْتَه منَّا فَتَوَفَّهُ عَلى الإيمانِ ، اللَّهُمَّ لا تَحْرِمْنا أَجْرَهُ ، وَلا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ » رواه الترمذي من رواية أبي هُرَيْرةَ والأشهَليِّ ، ورواه أبو داود من رواية أبي هريرة وأبي قَتَادَةَ . قال الحاكم : حديث أبي هريرة صَحيحٌ على شَرْطِ البُخاريِّ ومُسْلِمٍ ، قال الترْمِذي قال البخاريُّ : أَصحُّ رواياتِ هذا الحديث روايةُ الأَشْهَليِّ . قال البخاري : وَأَصَحُّ شيء في هذا الباب حديث عوْفِ بن مالكٍ .

933. Dari Abu Hurairah, Abu Qatadah dan Abu Ibrahim al-Asyhali dari ayahnya dan ayahnya adalah seorang sahabat radhiallahu 'anhum dari Nabi shalallahu alaihi wasalam bahwasanya beliau menshalatkan jenazah, lalu mengucapkan -yang artinya-: "Ya Allah, ampunilah untuk yang masih hidup dan yang telah mati dari kita, yang kecil dan yang besar -maksudnya yang muda dan yang tua-, yang lelaki dan yang perempuan, yang hadir ini dan yang tidak hadir. Ya Allah, barangsiapa yang Engkau hidupkan diantara kita, maka hidupkanlah dengan menetapi Agama Islam dan barangsiapa yang Engkau matikan dari kita, maka matikanlah dengan menetapi keimanan. Ya Allah, janganlah menghalang-halangi kita untuk memperoleh pahala sebab mendapatkan musibah ditinggalkan mayit ini dan jangan ada fitnah sepeninggalnya." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari riwayat Abu Hurairah dan al-Asyhali. Juga diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dari riwayat Abu Hurairah dan Abu Qatadah. Imam Hakim berkata: "Hadis Abu Hurairah ini shahih menurut syaratnya Imam-imam Bukhari dan Muslim." Imam Tirmidzi berkata: "Imam Bukhari berkata: "Selengkap-lengkap riwayat-riwayat Hadis dalam bab ini ialah riwayatnya al-Asyhali." Imam Bukhari berkata: "Sebagus-bagus hadits dalam bab ini ialah Hadisnya 'Auf bin Malik".

 

وعن أبي هُريْرَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ قال : سمعتُ رَسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقول : « إذ صَلَّيْتُم عَلى المَيِّت ، فأَخْلِصُوا لهُ الدُّعاءَ » رواه أبوداود.

934. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Jikalau engkau semua menshalatkan mayit, maka bersikap ikhlaslah -tulus- dalam mengucapkan doa untuk mayit itu." (Riwayat Abu Dawud)

 

وعَنْهُ عَنِ النَّبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم في الصَّلاةِ عَلى الجَنَازَة : « اللَّهُمَّ أَنْت ربُّهَا ، وَأَنْتَ خَلَقْتَها، وأَنْتَ هَديْتَهَا للإسلامِ ، وَأَنْتَ قَبَضْتَ رُوحَهَا ، وَأَنْتَ أَعْلمُ بِسِرِّها وَعَلانيتِها، جئْنَاكَ شُفعاءَ لَهُ فاغفِرْ لهُ » . رواه أبو داود .

935. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu pula dari Nabi shalallahu alaihi wasalam perihal doa menshalatkan jenazah, yaitu -yang artinya-: "Ya Allah, Engkau adalah Tuhan jenazah ini, Engkau pula yang menciptakannya, Engkau memberikannya petunjuk untuk memeluk Agama Islam. Engkau mencabut ruhnya dan Engkau lebih mengetahui perihal rahasia dan apa yang kelihatan daripada dirinya. Kita semua datang menghadapMu untuk memohonkan syafaat padanya. Maka dari itu ampunilah jenazah ini." (Riwayat Abu Dawud)

 

وعن واثِلة بنِ الأسقعِ رضيَ اللَّه عنه قال : صَلَّى بِنَا رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم عَلى رجُلٍ مِنَ المُسْلِمينَ ، فسمعته يقولُ : « اللَّهُمَّ إنَّ فُلانَ ابْنَ فُلان  في  ذِمَّتِكَ وحَلَّ بجوارك، فَقِهِ فِتْنَةَ القَبْر ، وَعَذَابَ النَّارِ ، وَأَنْتَ أَهْلُ الوَفاءِ والحَمْدِ ، اللَّهُمَّ فاغفِرْ لهُ وَارْحَمْهُ ، إنكَ أَنْتَ الغَفُور الرَّحيمُ »َ رواه أبو داود .

936. Dari Watsilah bin al-Asqa' radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam menshalatkan jenazah seorang lelaki dari kaum Muslimin beserta kita, lalu saya mendengar beliau shalallahu alaihi wasalam mengucapkan -yang artinya-: "Ya Allah, sesungguhnya Fulan anak Fulan ini adalah dalam tanggunganMu dan ikatan keamananMu, maka dari itu lindungilah ia dari fitnah kubur dan siksanya. Engkau adalah ahli dalam menetapi janji dan memiliki pujian. Ya Allah, maka ampunilah ia, belas kasihanilah, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Penyayang." (Riwayat Abu Dawud)

 

وعن عبد اللَّه بنِ أبي أوْفى رضي اللَّه عنهما أَنَّهُ كبَّر على جَنَازَةِ ابْنَةٍ لَهُ أَرْبَعَ تَكْبِيراتٍ ، فَقَامَ بَعْدَ الرَّابِعَةِ كَقَدْرِ مَا بَيْنَ التَّكْبيرتيْن يَسْتَغفِرُ لهَا وَيَدْعُو ، ثُمَّ قال : كَانَ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَصْنَعُ هكذَا وفي رواية : « كَبَّرَ أَرْبعاً فمكث سَاعةً حتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سيُكَبِّرُ خَمْساً ، ثُمَّ سلَّمَ عنْ يمِينهِ وَعَنْ شِمالِهِ ، فَلَمَّا انْصَرَف قُلْنا لَهُ : مَا هذا ؟ فقال : إنِّي لا أزيدُكُمْ عَلى مَا رَأَيْتُ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَصْنَعُ ، أوْ : هكذا صَنعَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم . رواه الحاكم وقال : حديث صحيح .

937. Dari Abdullah bin Abu Aufa radhiallahu 'anhuma, bahwasanya ia bertakbir untuk menshalatkan jenazah anak perempuannya, lalu ia berdiri sesudah takbir keempat seperti kadar waktu berdirinya antara dua takbir, kemudian ia berkata: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam melakukan sedemikian ini." Dalam riwayat lain disebutkan: Abdullah bin Abu 'Aufa bertakbir yang keempat kalinya, lalu berdiam diri sebentar, sehingga saya mengira bahwa ia akan bertakbir untuk kelima kalinya, kemudian bersalam menoleh kesebelah kanannya lalu kesebelah kirinya. Setelah ia selesai shalat, kitapun bertanya padanya: "Apakah artinya itu tadi?" -maksudnya antara takbir keempat dengan salam, mengapa lama sekali?- Ia menjawab: "Sesungguhnya saya tidak akan menambahkan untukmu semua melebihi dari apa yang saya lihat dari Rasulullah shalallahu alaihi wasalam sebagaimana yang beliau lakukan," atau ia berkata: "Memang demikian itulah yang dikerjakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasalam" Diriwayatkan oleh Imam Hakim dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits shahih.



0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan di tanyakan