Selasa, 30 Januari 2024

Bab 193. Perintah Menjaga Shalat-shalat Wajib Dan Larangan Keras Serta Ancaman Hebat Dalam Meninggalkannya

Loading

 

 

Riyadhus Shalihin – Imam Nawawi

*

 

Bab 193. Perintah Menjaga Shalat-shalat Wajib Dan Larangan Keras Serta Ancaman Hebat Dalam Meninggalkannya

 

قال اللَّه تعالى:  { حافظوا على الصلوات والصلاة الوسطى }

Allah Ta'ala berfirman: "Jagalah shalat-shalat wajib itu dan shalat pertengahan." (al-Baqarah: 238) Beberapa alim ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan shalat pertengahan ialah shalat Asar.

وقال تعالى:  { فإن تابوا، وأقاموا الصلاة، وآتوا الزكاة فخلوا سبيلهم }

Allah Ta'ala berfirman pula: "Jikalau mereka -orang-orang kafir- itu telah bertaubat dan sama mendirikan shalat serta menunaikan zakat, maka lepaskanlah jalan mereka -yakni dianggap sebagai orang mu'min yang haram harta, darah dan kehormatannya yang tidak boleh diganggu-." (at-Taubah: 5)

 

وعن ابنِ مسعودٍ رضي اللَّه عنهُ قالَ : سَأَلتُ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: أَيُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ ؟ قال : « الصَّلاةُ على وَقْتِها » قلتُ : ثُمَّ أَيٌّ ؟ قال : « بِرُّ الوَالِدَيْنِ » قلَتُ : ثُمَّ أَيٌّ ؟ قال : « الجهادُ في سَبِيلِ اللَّهِ » متفقٌ عليه .

1071. Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu, katanya: "Saya bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasalam: "Manakah amalan yang lebih utama?" Beliau shalallahu alaihi wasalam menjawab: "Yaitu shalat tepat pada waktunya." Saya bertanya lagi: "Kemudian amalan apakah?" Beliau shalallahu alaihi wasalam menjawab: "Berbakti kepada kedua orangtua." Saya bertanya pula: "Kemudian apa lagi?" Beliau shalallahu alaihi wasalam menjawab: "Yaitu berjihad fisabilillah." (Muttafaq 'alaih)

 

وعن ابنِ عمرَ رضيَ اللَّه عنهما قال : قالَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : «بُنِيَ الإِسَلامُ على خَمْسٍ : شَهادَةِ أَنْ لا إِلهَ إِلاَّ اللَّه ، وأَنَّ مُحمداً رسولُ اللَّهِ ، وإِقامِ الصَّلاةِ ، وَإِيتاءِ الزَّكاةِ ، وَحَجِّ البَيْتِ ، وَصَوْمِ رَمضانَ » متفقٌ عليه .

1072. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Agama Islam itu didirikan atas lima perkara yaitu menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah pesuruh Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah dan berpuasa dalam bulan Ramadhan." (Muttafaq 'alaih)

 

وعنهُ قال : قالَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « أُمِرْتُ أَنْ أُقاتِلَ الناسَ حتَّى يَشْهدُوا أَنْ لا إِله إِلاَّ اللَّه وَأَنَّ مُحَمَّدًا رسولُ اللَّهِ ، وَيُقِيمُوا الصَّلاَة ، ويُؤْتُوا الزَّكاةَ ، فَإِذا فَعَلُوا ذلكَ عَصمُوا مِنِّي دِماءَهُمْ وَأَمْوَالَهمْ إِلاَّ بحقِّ الإِسلامِ ، وَحِسَابُهْم على اللَّهِ » متفقٌ عليه .

1073. Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu pula, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Saya diperintah untuk memerangi para manusia, sehingga mereka itu suka menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, juga mendirikan shalat serta menunaikan zakat. Jikalau mereka telah mengerjakan yang sedemikian itu, maka terpeliharalah mereka itu daripadaku mengenai darah dan harta benda mereka, melainkan dengan haknya Agama Islam, sedang hisab mereka adalah tergantung atas Allah." (Muttafaq 'alaih)

 

وعن معاذٍ رضي اللَّه عنهُ قال : بعَثني رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم إِلى اليَمن فقال : «إِنَّكَ تأْتي قَوْمًا منْ أَهْلِ الكتاب ، فَادْعُهُمْ إِلى شَهَادةِ أَنْ لا إِله إِلاَّ اللَّه ، وأَنِّي رسولُ اللَّه ، فَإِنْ هُمْ أَطاعُوا لِذلكَ ، فَأَعْلِمهُم أَنَّ اللَّه تَعالى افْتَرَض عَلَيْهِمْ خمْسَ صَلواتٍ في كلِّ يَوْمٍ ولَيْلَةٍ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذلكَ ، فأَعْلِمهُم أَنَّ اللَّه تَعَالى افْتَرَض علَيْهِمْ صَدقة تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيائِهم فَتُردُّ عَلى فُقَرائِهم ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذلَكَ ، فَإِيَّاكَ وكَرائِم أَمْوالِهم وَاتَّقِ دَعْوة َالمظْلُومِ ، فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وبيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ » متفقٌ عليه .

1074. Dari Mu'az radhiyallahu anhu, katanya: "Saya diutus oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasalam ke Yaman, lalu beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya engkau akan mendatangi sesuatu kaum dari golongan ahli kitab -yakni kaum Yahudi dan Nasrani-, maka ajaklah mereka untuk menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya saya adalah utusan Allah. Jikalau mereka sudah taat untuk berbuat sedemikian itu, maka beritahukanlah kepada mereka bahwasanya Allah itu mewajibkan kepada mereka shalat lima kali dalam sehari semalam. Jikalau mereka sudah taat untuk berbuat sedemikian itu, maka beritahukanlah pula bahwasanya Allah itu mewajibkan kepada mereka untuk mengeluarkan sedekah -zakat- yang diambil dari golongan mereka yang kaya-kaya dan dikembalikan kepada golongan mereka yang fakir-fakir. Jikalau mereka sudah taat berbuat sedemikian, maka takutlah engkau akan harta-harta mereka yang mulia -maksudnya jangan bertindak zalim dan menganiaya-. Takutlah kepada doanya orang yang dianiaya, sebab sesungguhnya antara doa itu dengan Allah tidak ada lagi tabirnya -yakni doa orang yang dianiaya pasti akan dikabulkan-." (Muttafaq 'alaih)

 

وعن جابرٍ رضي اللَّه عنهُ قال : سمعتُ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ : « إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ والكُفْرِ تَرْكَ الصَّلاةِ » رواه مسلم .

1075. Dari Jabir radhiyallahu anhu, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran itu adalah meninggalkan shalat," yakni kalau sudah meninggalkan shalat, maka orang itu tentu kafir. (Riwayat Muslim)

 

وعن بُرَيْدَةَ رضي اللَّه عنهُ عن النبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « العهْدُ الذي بيْنَنا وبَيْنَهُمْ الصَّلاةُ ، فمنْ تَرَكَهَا فَقدْ كَفَرَ » رواه الترمذي وقال : حديثٌ حسنٌ صحيحٌ .

1076. Dari Buraidah radhiyallahu anhu dari Nabi shalallahu alaihi wasalam, sabdanya: "Ikatan perjanjian antara kita -yaitu kaum Muslimin- dan mereka -yaitu kaum munafikin- ialah shalat. Maka barangsiapa yang meninggalkan shalat, sungguh-sungguh kafirlah ia." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.

 

وعن شقِيق بنِ عبدِ اللَّهِ التابعيِّ المُتَّفَقِ على جَلالتهِ رَحِمهُ اللَّه قال : كانَ أَصْحابُ مُحَمَّدٍ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم لا يرونَ شَيْئاً مِنَ الأَعْمالِ تَرْكُهُ كُفْرٌ غَيْرَ الصَّلاةِ.رواه الترمذي في كتاب الإِيمان بإِسنادٍ صحيحٍ.

1077. Dari Syaqiq bin Abdullah at-Tabi'i yang sudah dimufakati -oleh para alim ulama- tentang kebaikannya, rahimahullah, berkata: "Para sahabat Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasalam tidak berpendapat akan sesuatu dari sekian banyak amalan yang jikalau ditinggalkan lalu menjadikan kafir, kecuali hanya shalat saja." Yakni kalau shalat yang ditinggalkan maka dapat menyebabkan orang yang meninggalkannya itu menjadi kafir. Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dengan isnad shahih.

 

وعن أَبي هُريْرةَ رضي اللَّه عنهُ قالَ : قال رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : «إِنَّ أَوَّل ما يُحاسبُ بِهِ العبْدُ يَوْم القِيامةِ منْ عَملِهِ صلاتُهُ ، فَإِنْ صَلُحت ، فَقَدْ أَفَلحَ وَأَنجح ، وإن فَسدتْ ، فَقَدْ خَابَ وخَسِر ، فَإِنِ انْتقَص مِنْ فِريضتِهِ شَيْئاً ، قال الرَّبُّ ، عَزَّ وجلَّ : انظُروا هَلْ لِعَبْدِي منْ تَطَوُّع ، فَيُكَمَّلُ بها ما انْتَقَص مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تكونُ سَائِرُ أَعمالِهِ عَلى هذا » رواه الترمذي وقال حديث حسن .

1078. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya pertama-tama amalan yang seseorang itu dihisab dengannya ialah shalatnya, maka jikalau baik shalatnya itu, sungguh-sungguh berbahagialah dan beruntunglah ia dan jikalau rusak, sungguh-sungguh menyesal dan merugilah ia. Jikalau seseorang itu ada kekurangan dari sesuatu amalan wajibnya, maka Tuhan Azzawajalla berfirman: "Periksalah olehmu semua -hai malaikat-, apakah hambaKu itu mempunyai amalan yang sunnah." Maka dengan amalan yang sunnah itulah ditutupnya kekurangan amalan wajibnya, kemudian cara memperhitungkan amalan-amalan lainnya itupun seperti cara memperhitungkan amalan shalat ini." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.


 

0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan di tanyakan