Rabu, 31 Januari 2024

Bab 234. Jihad

Loading

 

 

Riyadhus Shalihin – Imam Nawawi

*

 

Bab 234. Jihad

 

قال اللَّه تعالى:  { وقاتلوا المشركين كافة كما يقاتلونكم كافة، واعلموا أن اللَّه مع المتقين } .

Allah Ta'ala berfirman: "Dan perangilah kaum musyrikin itu seluruhnya sebagaimana mereka memerangi engkau semua seluruhnya pula dan ketahuilah bahwasanya Allah itu beserta orang-orang yang bertaqwa." (at-Taubah: 36)

وقال تعالى:  { كتب عليكم القتال وهو كره لكم، وعسى أن تكرهوا شيئاً وهو خير لكم، وعسى أن تحبوا شيئاً وهو شر لكم، والله يعلم وأنتم لا تعلمون }

Allah Ta'ala juga berfirman: "Diwajibkan padamu sekalian berperang, sedang perang itu suatu hal yang dibenci olehmu semua dan barangkali engkau semua membenci sesuatu, padahal ia adalah lebih baik untukmu semua, juga barangkali engkau semua senang pada sesuatu, padahal ia adalah lebih buruk untukmu semua. Allah adalah Maha Mengetahui, sedangkan engkau semua tidak mengetahui." (al-Baqarah: 216)

وقال تعالى:  { انفروا خفافاً وثقالاً، وجاهدوا بأموالكم وأنفسكم في سبيل اللَّه }

Allah Ta'ala berfirman pula: "Berangkatlah engkau semua, dengan rasa ringan atau berat dan berjihadlah dengan harta-harta dan dirimu semua fisabilillah." (at-Taubah: 41)

وقال تعالى:  { إن اللَّه اشترى من المؤمنين أنفسهم وأموالهم بأن لهم الجنة يقاتلون في سبيل اللَّه فيَقتلون ويُقتلون، وعداً عليه حقاً في التوراة والإنجيل والقرآن؛ ومن أوفى بعهده من اللَّه، فاستبشروا ببيعكم الذي بايعتم به، وذلك هو الفوز العظيم }

Allah Ta'ala berfirman lagi: "Sesungguhnya Allah telah membeli diri dan harta orang-orang yang beriman dengan memberikan syurga untuk mereka, mereka berperang fisabilillah, sebab itu mereka dapat membunuh dan dibunuh, menurut janji yang sebenarnya dari Allah yang disebutkan dalam Taurat, Injil dan al-Quran. Siapakah yang lebih dapat memenuhi janjinya daripada Allah? Oleh sebab itu, bergembiralah engkau semua dengan perjanjian yang telah engkau semua perbuat dan yang sedemikian itu adalah suatu keuntungan yang besar." (at-Taubah: 111)

وقال تعالى:  { لا يستوي القاعدون من المؤمنين غير أولي الضرر والمجاهدون في سبيل اللَّه بأموالهم وأنفسهم، فضل اللَّه المجاهدين على القاعدين درجة، وكلاً وعد اللَّه الحسنى، وفضل اللَّه المجاهدين على القاعدين أجراً عظيماً: درجات منه ومغفرة ورحمة؛ وكان اللَّه غفوراً رحيماً } .

Allah Ta'ala berfirman pula: "Tidaklah sama antara orang-orang yang duduk-duduk -di rumah yakni tidak mengikuti peperangan- dari golongan kaum mu'minin yang bukan karena keuzuran, dengan orang-orang yang berjihad fisabilillah dengan barta-harta dan dirinya. Allah melebihkan tingkatan orang-orang yang berjihad dengan harta-harta dan dirinya itu daripada orang-orang yang duduk-duduk tadi. Kepada masing-masing dari kedua golongan itu, Allah telah menjanjikan kebaikan dan Allah lebih mengutamakan orang-orang yang berjihad daripada orang-orang yang duduk-duduk dengan pahala yang besar, yaitu berupa derajat-derajat -yang tinggi, juga pengampunan dan kerahmatan daripadaNya dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Penyayang." (an-Nisa': 95-96)

وقال تعالى:{ يا أيها الذين آمنوا هل أدلكم على تجارة تنجيكم من عذاب أليم؟ تؤمنون بالله ورسوله، وتجاهدون في سبيل اللَّه بأموالكم وأنفسكم ؛ ذلكم خير لكم إن كنتم تعلمون: يغفر لكم ذنوبكم ويدخلكم جنات تجري من تحتها الأنهار، ومساكن طيبة في جنات عدن؛ ذلك الفوز العظيم، وأخرى تحبونها: نصر من اللَّه وفتح قريب، وبشر المؤمنين }

Allah Ta'ala juga berfirman: "Hai sekalian orang-orang yang beriman. Sukakah kalau saya tunjukkan kepadamu semua akan sesuatu perdagangan yang dapat menyelamatkan engkau semua dari siksa yang menyakitkan? Yaitu supaya engkau semua beriman kepada Allah dan RasulNya dan pula berjihad fisabilillah dengan harta-harta dan dirimu semua. Yang sedemikian itu adalah lebih baik untukmu semua, jikalau engkau semua mengetahui. Allah juga akan mengampunkan dosa-dosamu semua serta memasukkan engkau semua dalam syurga-syurga yang mengalirlah sungai-sungai di bawahnya, demikian pula beberapa tempat tinggal yang indah di syurga 'Adn -kesenangan yang kekal- dan yang sedemikian itu adalah suatu keuntungan yang besar. Ada pula pemberian-pemberian yang lain-lain yang engkau semua mencintainya, yaitu pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman." (as-Shaf: 10-13)

 

Ayat-ayat dalam bab ini amat banyak sekali dan masyhur-masyhur. Adapun Hadis-hadis yang menguraikan keutamaan jihad ini lebih banyak untuk dapat diringkaskan, diantara Hadis-hadis itu ialah:

 

عَنْ أبي هُريرةَ ، رضي اللَّه عنْهُ ، قال : سئِلَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : أَيُّ الأعمالِ أفْضَلُ ؟ قالَ : « إيمانٌ باللَّهِ ورَسولِهِ » قيل : ثُمَّ مَاذَا ؟ قَالَ : « الجهادُ في سبِيلِ اللَّهِ » قِيل : ثُمَّ ماذا ؟ قال : « حَجٌّ مَبُرُورٌ » متفقٌ عليهِ .

1282. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam ditanya: "Amalan apakah yang lebih utama?" Beliau shalallahu alaihi wasalam menjawab: "Beriman kepada Allah dan RasulNya." Beliau shalallahu alaihi wasalam ditanya lagi: "Kemudian amalan apakah?" Beliau menjawab: "Yaitu jihad fisabilillah." Beliau shalallahu alaihi wasalam ditanya lagi: "Kemudian amalan apakah?" Beliau menjawab: "Yaitu haji yang mabrur" -lihat hadits no.1270 perihal arti mabrur. (Muttafaq 'alaih)

 

وعَنِ ابنِ مَسْعُودٍ ، رضي اللَّه عَنْهُ ، قَالَ : قُلْتُ يا رَسُول اللَّهِ ، أيُّ العَمَل أَحَبُّ إلى اللَّهِ تَعَالى ؟ قالَ : « الصَّلاةُ عَلى وَقْتِهَا » قُلْتُ : ثُمَّ أَي ؟ قَالَ : « بِرُّ الوَالدَيْنِ» قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ ؟ قَالَ « الجِهَادُ في سَبيلِ اللَّهِ » . متفقٌ عليهِ .

1283. Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu, katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, amalan manakah yang lebih dicintai oleh Allah Ta'ala?" Beliau shalallahu alaihi wasalam menjawab: "Shalat tepat pada waktunya." Saya bertanya lagi: "Kemudian amalan apakah?" Beliau menjawab: "Yaitu berbakti kepada kedua orangtua." Saya bertanya lagi: "Kemudian amalan apakah?" Beliau menjawab: "Yaitu jihad fisabilillah." (Muttafaq 'alaih)

 

وَعنْ أبي ذَرٍّ ، رضي اللَّه عنهُ ، قَالَ : قُلْتُ : يا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ العملِ أَفْضَلُ؟ قَالَ : « الإيمَانُ بِاللَّهِ ، وَالجِهَادُ في سبِيلِهِ » . مُتفقٌ عليهِ .

1284, Dari Abu Zar radhiyallahu anhu, katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, amalan apakah yang lebih utama?" Beliau shalallahu alaihi wasalam menjawab: "Yaitu beriman kepada Allah dan berjihad fisabilillah." (Muttafaq 'alaih)

 

وعنْ أَنَسٍ ، رضي اللَّه عنهُ ، أنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : « لَغَدْوَةٌ في سبِيلِ اللَّهِ ، أوْ رَوْحَةٌ ، خَيْرٌ مِن الدُّنْيَا وَمَا فِيها » . متفقٌ عليهِ .

1285. Dari Anas radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya sekali berangkat untuk berperang fisabilillah, di waktu pagi ataupun sore itu adalah lebih baik nilainya daripada dunia dan segala apa yang ada di dalamnya ini -yakni dari harta benda di dunia dan seisinya ini." (Muttafaq 'alaih)

 

وَعَنْ أبي سَعيدٍ الخُدْريِّ ، رضي اللَّه عنهُ قال : أَتى رَجُلٌ رسُول  اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فَقَالَ : أَيُّ النَّاسِ أَفْضلُ ؟ قَال : « مُؤْمِنٌ يُجَاهِدُ بِنَفْسِهِ ومالِهِ في سبِيلِ اللَّهِ » قال : ثُمَّ مَنْ ؟ قَالَ : « مُؤْمِنٌ في شِعْبٍ مِنَ الشِّعابِ يعْبُدُ اللَّه ، ويَدَعُ النَّاسَ مِنْ شَرِّهِ . متفقٌ عليهِ.

1286. Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu, katanya: "Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasalam, lalu berkata: "Manusia manakah yang lebih utama?" Beliau shalallahu alaihi wasalam menjawab: "Yaitu orang mu'min yang berjihad fisabilillah dengan diri dan hartanya." Ia bertanya lagi: "Kemudian siapakah?" Beliau shalallahu alaihi wasalam menjawab: "Yaitu orang mu'min yang -memencilkan dirinya- dalam suatu jalanan di gunung - maksudnya suatu tempat diantara dua gunung yang dapat digunakan sebagai kediaman -dari beberapa tempat di gunung-, untuk menyembah kepada Allah dan meninggalkan para manusia dari kejelekannya diri sendiri." -Jadi mengasingkan diri dari orang banyak sehingga tidak akan sampailah kejelekannya diri sendiri itu kepada orang-orang banyak tadi-. (Muttafaq 'alaih)

 

وعنْ سهل بنِ سعْدٍ ، رضي اللَّه عَنْهُ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، قَالَ : « رِباطٌ يَوْمٍ في سَبيلِ اللَّهِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيا وما عَلَيْها ، ومَوْضِعُ سَوْطِ أَحَدِكُمْ مِنَ الجنَّةِ خَيْرٌ من الدُّنْيا وما عَلَيْها ، والرَّوْحةُ يرُوحُها العبْدُ في سَبيلِ اللَّهِ تَعالى ، أوِ الغَدْوَةُ ، خَيْرٌ مِنَ الدُّنْياَ وَما عَليْهَا » . متفقٌ عليه .

1287. Dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Bertahan -yakni tetap berdiam di dalam posnya bagi tentara- selama sehari fisabilillah adalah lebih baik daripada dunia dan segala sesuatu yang ada di atasnya. Tempat cemeti seorang diantara engkau semua dari syurga itu lebih baik daripada dunia dan segala sesuatu yang ada di atasnya. Juga sekali berangkat yang dilakukan oleh seorang hamba untuk berperang fisabilillah, baik di waktu pagi ataupun sore, adalah lebih baik daripada dunia dan segala sesuatu yang ada di atasnya." (Muttafaq 'alaih)

 

وعَنْ سَلْمَانَ ، رضي اللَّه عَنهُ ، قال : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقُولُ : «رِبَاطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيرٌ مِنْ صِيامِ شَهْرٍ و قِيامِهِ ، وَإنْ ماتَ فيهِ أجري عليه عمَلُهُ الَّذي كان يَعْمَلُ ، وَأُجْرِيَ عَلَيْهِ رِزقُهُ ، وأمِنَ الفَتَّانَ » رواهُ مسلمٌ .

1288. Dari Salman radhiyallahu anhu, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Bertahan -yakni tetap berdiam dalam posnya bagi tentara- selama sehari semalam -fisabilillah- adalah lebih baik daripada berpuasa sebulan serta beramal ibadah di situ, jikalau ia meninggal dunia, maka diberi pahalalah amalnya yang sudah ia kerjakan, juga diberikan pula rezekinya -yakni dalam syurga sebagaimana orang yang mati syahid- dan aman dari hal-hal yang menyebabkan fitnah -siksa dalam kubur-." (Riwayat Muslim)

 

وعَنْ فضَالةَ بن عُبيد ، رَضيَ اللَّه عنْهُ ، أَنَّ رسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : « كُلُّ مَيِّتٍ يُخْتَمُ على عَملِهِ إلاَّ المُرابِطَ في سَبيلِ اللَّهِ ، فَإنَّهُ يُنَمَّى لهُ عَمَلُهُ إلى يوْمِ القِيامَةِ ، ويُؤمَّنُ فِتْنةِ القَبرِ » . رواه أبو داودَ والترمذيُّ وقَالَ : حديثٌ حسنٌ صحيحٌ .

1289. Dari Fadhalah bin 'Ubaid radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Setiap mayit itu dihabiskan atas amalnya -sebagai yang sudah ada saja-, melainkan orang yang bertahan dalam peperangan fisabilillah, karena sesungguhnya orang ini, amalannya itu tetap berkembang sampai hari kiamat dan ia diamankan dari fitnah kubur." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.

 

وَعنْ عُثْمَانَ ، رضي اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقُولُ : «رباطُ يَوْمٍ في سبيلِ اللَّه خَيْرٌ مِنْ ألْفِ يَوْمٍ فيما سواهُ مِنَ المَنازلِ » . رواهُ الترمذيُّ وقالَ : حديثٌ حسن صَحيحٌ .

1290. Dari Usman radhiyallahu anhu, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Bertahan -tetap berdiam di posnya bagi tentara- selama sehari fisabilillah adalah lebih baik daripada seribu hari yang selainnya itu dari beberapa tempat yang ada." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.

 

وَعَنْ أبي هُرَيرَة ، رضي اللَّه عَنْهُ ، قَال : قَالَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « تَضَمَّنَ اللَّه لِمنْ خَرَجَ في سَبيلِهِ ، لا يُخْرجُهُ إلاَّ جِهَادٌ في سَبيلي ، وإيمانٌ بي وَتَصْدِيقٌ برُسُلي فَهُوَ ضَامِنٌ أنْ أدْخِلَهُ الجَنَّةَ ، أوْ أرْجِعَهُ إلى مَنْزِلِهِ الذي خَرَجَ مِنْهُ بما نَالَ مِنْ أجْرٍ ، أوْ غَنِيمَة ، وَالَّذي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بيَدِهِ ما مِنْ كَلْمٍ يُكلَم في سبيلِ اللَّهِ إلاَّ جاءَ يوْم القِيامةِ كَهَيْئَتِهِ يوْم كُلِم، لَوْنُهُ لَوْن دَم ، ورِيحُهُ ريحُ مِسْكٍ ، والَّذي نَفْسُ مُحمَّدٍ بِيدِهِ لَوْلا أنْ أَشُقَّ على المُسْلِمينَ ما قعَدْتُ خِلاف سرِيَّةٍ تَغْزُو في سَببيلِ اللَّه أبَداً ، ولكِنْ لا أجِدٌ سعَة فأَحْمِلَهمْ ولا يجدُونَ سعَةً ، ويشُقُّ علَيْهِمْ أن يَتَخَلفوا عنِّي ، وَالذي نفْسُ مُحَمَّد بِيدِهِ ، لَودِدْتُ أن أغزوَ في سبِيلِ اللَّهِ ، فَأُقْتَل ، ثُمَّ أغْزو ، فَأُقتل ، ثُمَّ أغزو ، فَأُقتل » رواهُ مُسلمٌ وروى البخاريُّ بعْضهُ .

1291. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, pula bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Allah memberikan jaminan kepada orang yang keluar untuk berjihad fisabilillah, sedang tidak ada yang menyebabkan ia keluar itu kecuali untuk berjihad dalam agamaKu -agama Allah-, beriman kepadaKu, mempercayai Rasul-rasulKu, maka Allah menjamin orang tersebut bahwa Aku -Allah- akan memasukkannya dalam syurga, atau akan Aku kembalikan orang itu ke rumahnya yang ia keluar daripadanya itu dengan memperoleh pahala atau ghanimah -harta rampasan-. Demi Zat yang jiwa Muhammad ada di dalam genggaman kekuasaanNya, tiada suatu lukapun yang dikenakan lukanya itu ketika berjihad fisabililiah, melainkan akan datanglah pada hari kiamat sebagaimana keadaannya di waktu dilukainya dulu, warnanya adalah seperti warna darah, sedangkan baunya adalah seperti bau minyak kasturi. Demi Zat yang jiwa Muhammad ada di dalam genggaman kekuasaanNya, andaikata tidak menyebabkan rasa berat bagi kaum Muslimin, sesungguhnya saya tidak akan duduk di belakang sesuatu pasukan yang berangkat berperang fisabilillah untuk selama-lamamya -yakni beliau shalallahu alaihi wasalam akan terus mengikuti peperangan dan tidak suka ditinggalkan, andaikata hal itu tidak menjadikan rasa berat bagi umat Islam-, tetapi saya tidak memperoleh kelonggaran, lalu saya dapat membawa -yakni memimpin- mereka dan merekapun tidak memperoleh kesempatan dan dirasakan berat atas mereka kalau mereka tertinggal daripadaku. Demi Zat yang jiwa Muhammad ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya saya senang sekali kalau saya berperang fisabilillah, lalu saya dibunuh, kemudian saya berperang lagi terus dibunuh lagi, selanjutnya berperang lagi terus dibunuh lagi." Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Bukhari meriwayatkan sebagian daripadanya.

 

وَعنْهُ قال : قَالَ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « ما مِنْ مَكلوم يُكْلَمُ في سبيل اللَّه إلاَّ جاءَ يَوْمَ القِيامةِ ، وكَلْمُهُ يَدْمِي : اللوْنُ لونُ دمٍ والريحُ رِيحُ مِسْكٍ » . متفقٌ عليهِ .

1292. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Tiada seorangpun yang terluka, yaitu yang dilukai ketika melakukan peperangan fisabilillah, melainkan ia akan datang pada hari kiamat, sedang lukanya itu masih berdarah. Warnanya adalah warna darah dan baunya adalah bau minyak kasturi." (Muttafaq 'alaih)

 

وعَنْ مُعاذٍ رضي اللَّه عَنْهُ ، عن النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، قَالَ : « منْ قاتل في سَبيلِ اللَّهِ مِنْ رَجل مُسلِمٍ فُواقَ نَاقةٍ وجبتْ له الجَنَّةُ ، ومَنْ جُرِحَ جُرْحاً في سبيلِ اللَّه أوْ نكِب نَكبَةً، فَإنَّهَا تجيءُ يَوْمَ القِيامة كأغزَرِ ما كَانَتْ : لَوْنُهَا الزَّعْفَرانُ ، ورِيحُها كالمِسكِ» . رواهُ أبو داودَ ، والترمذيُّ وقال : حديثٌ حسَنٌ صحيحٌ .

1293. Dari Mu'az radhiyallahu anhu dari Nabi shalallahu alaihi wasalam, sabdanya: "Barangsiapa yang berperang fisabilillah, yaitu dari golongan orang Islam, sepanjang jarak waktu antara dua perahan susu unta -yakni sekalipun waktunya hanya sebentar sekali-, maka wajiblah baginya itu syurga. Juga barangsiapa yang dilukai dengan sesuatu luka ketika mengadakan peperangan fisabilillah ataupun terkena kesusahan dengan satu macam kesusahan, maka sesungguhnya apa yang dialaminya itu akan datang sederas apa yang pernah terjadi. Warnanya adalah seperti minyak za'faran sedang baunya adalah seperti bau minyak kasturi." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.

 

وعنْ أبي هُريرةَ ، رضِي اللَّه عَنْهُ ، قال : مَرَّ رَجُلٌ مِنْ أصْحَاب رسُولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، بشِعْب فيهِ عُيَيْنَةٌ مِن ماءٍ عَذْبةٍ ، فأَعجبتهُ ، فَقَالَ : لَو اعتزَلتُ النَّاسَ فَأَقَمْتُ في هذا الشِّعْبِ ، ولَنْ أفعلِ حَتى أسْتأْذنَ رسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فذكر ذلكَ لرسُولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فَقَالَ : « لا تفعلْ ، فإنَّ مُقامَ أحدِكُمْ في سبيلِ اللَّهِ أفضَلُ مِنْ صلاتِهِ في بيتِهِ سبْعِينَ عاماً ، ألا تُحبُّونَ أنْ يَغْفِر اللَّه لَكُمْ ويُدْخِلكَمُ الجنَّةَ ؟ اغزُوا في سبيلِ اللَّهِ ، منْ قَاتَلَ في سَبيلِ اللَّهِ فُوَاقَ نَاقَة وَجَبتْ له الجَنَّةُ » . رواهُ الترمذيُّ وَقالَ : حديثٌ حَسَنٌ .

1294. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya: "Ada seorang lelaki dari sahabat-sahabatnya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam berjalan melalui suatu tempat di pegunungan yang di situ terdapatlah sebuah mata air kecil dari air tawar, lalu merasa heran dengan itu -yakni ia ingin sekali menempatinya-. Ia berkata: "Andaikata saya memencilkan diri di sini dari orang banyak, kemudian saya berdiam di sini -tentulah lebih senang-. Tetapi sama sekali saya tidak akan melakukan kehendakku ini sehingga saya akan meminta izin dulu kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasalam Hal itu disebutkan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasalam, lalu beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Janganlah engkau lakukan itu, sebab sesungguhnya berdirinya salah seorang diantara engkau semua untuk melakukan perang fisabilillah itu adalah lebih utama daripada shalatnya dalam rumahnya sendiri selama tujuh puluh hari. Tidakkah engkau semua ingin kalau Allah memberikan pengampunan padamu semua serta memasukkan engkau semua dalam syurga? Untuk memperoleh itu, berperanglah engkau semua fisabilillah. Barangsiapa yang berperang fisabilillah dalam jarak waktu antara dua kali perahan susu unta -yakni sekalipun dalam waktu yang amat sebentar-, wajiblah baginya itu syurga." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan. Alfuwaq ialah jarak waktu antara dua kali perahan susu.

 

وعَنْهْ قَالَ قِيلَ : يا رسُولَ اللَّهِ ، ما يَعْدِلُ الجِهَادَ في سَبيلِ اللَّهِ ؟ قَالَ : « لا تَسْتَطيعُونَه ، » فأعادوا عليه مرتين أو ثلاثاً كل ذلك يقول : « لا تستطيعون ، » . ثُمَّ قال : « مثَل المجاهد في سبيل اللَّهِ كمثَل الصَّائمِ القَائمِ القَانِتِ بآياتِ اللَّهِ لا يَفْتُرُ : مِنْ صلاةٍ ، ولا صيامٍ ، حتى يَرجِعَ المجاهدُ في سبيل اللَّهِ » متفقٌ عليهِ . وهذا لفظُ مسلِمٍ .

1295. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya: "Ditanyakan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasalam: "Ya Rasulullah, apakah amalan yang menyamai jihad fisabilillah?" Beliau shalallahu alaihi wasalam menjawab: "Tidak akan kuat engkau semua melakukannya." Mereka -yakni para sahabat- mengulangi pertanyaannya tadi sampai dua atau tiga kali. Semuanya itu oleh beliau shalallahu alaihi wasalam hanya dijawab: "Engkau semua tidak akan kuat melakukannya." Selanjutnya beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Perumpamaan orang yang berjihad fisabilillah itu ialah seperti orang yang berpuasa, yang bersungguh-sungguh ibadahnya, yang taat dalam melaksanakan ayat-ayat Allah, tidak lalai sedikitpun dari shalat dan puasanya, sehingga orang yang berjihad itu kembali." (Muttafaq 'alaih) Dan ini adalah lafaznya Imam Muslim.

 وفي روايةِ البخاري ، أنَّ رجلا قَال : يا رسُولَ اللَّهِ دُلَّني عَلى عملٍ يَعْدِلُ الجهَادَ ؟ قال: « لا أجدهُ » ثُمَّ قال : « هل تَستَطِيعُ إذا خَرَجَ المُجاهِدُ أن تدخُلَ مَسجِدَك فتَقُومَ ولا تَفتُرَ ، وتَصُومَ ولا تُفطِرَ ؟ » فَقالَ : ومَنْ يستطِيعُ ذَلك ؟

Dalam riwayat Imam Bukhari disebutkan: Ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, tunjukkanlah kepada saya akan sesuatu amalan yang pahalanya menyamai jihad!" Beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Saya tidak menemukannya." Kemudian beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Adakah engkau kuat kalau sekiranya orang yang berjihad itu keluar lalu engkau masuk dalam masjidmu, kemudian engkau terus mendirikan ibadah dan tidak lalai sedikitpun, juga dengan berpuasa dan tidak pernah berbuka?" Orang itu lalu berkata: "Siapakah yang kuat melakukan seperti itu."

 

وعنْهُ أنَّ رسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَال : « مِنْ خَيرِ معاشِ الناس لَهُم رجُلٌ مُمسِكٌ بعنَانِ فرسِهِ في سبيل اللَّهِ ، يطِيرُ على متنِهِ كُلَّما سمِع هَيعةً ، أوْ فَزَعَة طَار على متنِهِ ، يَبْتَغِي القتل أو المَوتَ مظَانَّهُ ، أو رَجُلٌ في غُنَيْمةٍ أو شَعفَةٍ مِن هذه الشُّعفِ أو بطنِ وادٍ من هذِهِ الأودِيةِ يُقيمُ الصَّلاةَ ، ويُؤْتي الزَّكاةَ ، ويعْبُدُ ربَّهُ حتَّى يَأْتِيَه اليَقِينُ لَيْسَ من النَّاسِ إلاَّ في خَيْرٍ » رواهُ مسلمٌ .

1296. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu pula dari Rasulullah shalallahu alaihi wasalam, sabdanya: "Setengah daripada sebaik-baik keadaan kehidupan para manusia ialah seorang yang memegang kendali kudanya untuk melakukan peperangan fisabilillah, ia terbang di atas punggungnya. Setiap kali ia mendengar suara gemuruh atau suara dahsyat di medan peperangan itu, ia segera terbang ke sana untuk mencari supaya terbunuh atau kematian yang disangkanya bahwa di tempat suara gemuruh itulah tempatnya. Atau seorang yang memelihara kambing di puncak gunung dari beberapa puncak gunung yang ada, ataupun di suatu lembah dari beberapa lembah ini. Ia mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta menyembah Tuhannya sehingga ia didatangi oleh keyakinan -yakni kematian-. Tidak ada dari para manusia itu kecuali dalam kebaikan." (Riwayat Muslim)

 

وعَنْهُ ، أنَّ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، قالَ : « إنَّ في الجنَّةِ مائَةَ درجةٍ أعدَّهَا اللَّه للمُجَاهِدينَ في سبيلِ اللَّه ما بيْن الدَّرجَتَينِ كما بيْنَ السَّمَاءِ والأَرْضِ » . رواهُ البخاريُّ .

1297. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam, bersabda: "Sesungguhnya dalam syurga itu ada seratus derajat yang disediakan oleh Allah bagi orang-orang yang berjihad fisabilillah, jarak antara kedua derajat itu adalah sebagaimana jarak antara langit dan bumi." (Riwayat Bukhari)

 

وعَن أبي سعيدٍ الخُدْرِيِّ ، رضي اللَّه عَنْهُ ، أنَّ رسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَال : « مَنْ رضي بِاللَّهِ رَبَّا ، وبالإسْلامِ ديناً ، وَبمُحَمَّدٍ رَسُولاً ، وَجَبت لَهُ الجَنَّةُ » فَعَجب لهَا أبو سَعيدٍ، فَقَال أعِدْها عَلَيَّ يا رَسولَ اللَّهِ فَأَعادَهَا عَلَيْهِ ، ثُمَّ قال : « وَأُخْرى يَرْفَعُ اللَّه بِها العَبْدَ مائَةَ درَجةً في الجَنَّةِ ، ما بيْن كُلِّ دَرَجَتَين كَما بَين السَّماءِ والأرْضِ » قال : وما هِي يا رسول اللَّه ؟ قال : « الجِهادُ في سبِيل اللَّه ، الجِهادُ في سَبيلِ اللَّهِ » . رواهُ مُسلمٌ .

1298. Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa yang ridha dengan Allah sebagai Tuhan dan dengan Muhammad sebagai Rasul, maka wajiblah baginya itu syurga." Abu Said merasa terpesona dengan sabda beliau shalallahu alaihi wasalam ini, lalu berkata: "Ulangilah lagi sabda itu, ya Rasulullah." Beliau shalallahu alaihi wasalam mengulangi sabdanya itu kembali, kemudian melanjutkan sabdanya: "Dan ada yang selainnya itu, Allah mengangkat dengannya pada seorang hamba seratus derajat dalam syurga, jarak antara kedua derajat itu adalah sebagaimana jarak antara langit dan bumi." Abu Said bertanya: "Amalan apakah itu, ya Rasulullah?" Beliau shalallahu alaihi wasalam menjawab: "Yaitu berjihad fisabilillah, sekali lagi berjihad fisabilillah." (Riwayat Muslim)

 

وعَنْ أبي بَكْرِ بن أبي مُوسى الأشْعَرِيِّ ، قَالَ : سَمِعْتُ أبي ، رضي اللَّه عنْه، وَهُوَ بحَضْرَةِ العَدُوِّ ، يقول : قالَ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « إنَّ أبْوابَ الجَنَّةِ تَحْتَ ظِلالِ السُّيُوفِ » فَقامَ رَجُلٌ رَثُّ الهَيْئَةِ فَقَالَ : يَا أبَا مُوسَى أَأَنْت سمِعْتَ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقول هذا؟ قال : نَعم ، فَرجَع إلى أصحَابِهِ ، فَقَال : « أقرأ علَيْكُمُ السَّلامَ » ثُمَّ كَسَر جفْن  سَيفِهِ فألْقاه ، ثمَّ مَشَى بِسيْفِهِ إلى العدُوِّ فضَرب بِهِ حتَّى قُتل » . رواهُ مسلمٌ .

1299. Dari Abu Bakar bin Abu Musa al-Asy'ari radhiyallahu anhu, katanya: "Saya mendengar ayah saya radhiyallahu anhu, di waktu ia sedang berada di hadapan musuh, ia berkata: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya pintu-pintu syurga itu ada di bawah naungan pedang-pedang." Lalu ada seorang lelaki yang kurang teratur keadaan pakaiannya, lalu berkata: "Hai Abu Musa, adakah Anda mendengar sendiri Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda sedemikian itu?" Ia menjawab: "Ya." Orang itu lalu kembali ke tempat kawan-kawannya lalu berkata: "Saya mengucapkan salam sejahtera kepadamu semua." Kemudian ia mematahkan rangka -bungkus/sarung- pedangnya lalu melemparkannya, selanjutnya berjalanlah ia dengan membawa pedangnya ke tempat musuh, terus memukul dengan pedangnya tadi sehingga ia terbunuh." (Riwayat Muslim)

 

وعن أبي عَبْسٍ عبدِ الرَّحمنِ بْنِ جُبَيْرٍ ، رضي اللَّه عنهُ قال : قَال رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « ما اغْبَرَّتْ قدَما عَبْدٍ في سبيلِ اللَّه فتَمسَّه النَّارُ » . رواهُ البخاري .

1300. Dari Abu 'Abs yaitu Abdur Rahman bin Jabr radhiyallahu anhu, katanya: 'Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Tidaklah kedua kaki seorang hamba itu berdebu karena melakukan peperangan fisabilillah, lalu akan disentuh oleh api neraka." (Riwayat Bukhari)

 

وَعَنْ أبي هُرَيْرَةَ ، رضي اللَّه عنهُ ، قَالَ : قَال رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « لا يلجُ النًَّارَ رَجُلٌ بَكَى مِنْ خَشْيةِ اللَّهِ حتَّى يعُودَ اللَّبَن في الضَّرعِ ، وَلاَ يَجْتَمِعُ عَلَى عَبْدٍ غُبَارٌ في سبيل اللَّهِ ودخَان جهَنَّم » ، رواه الترمذيُّ وقال : حديثٌ حسنٌ صحيحٌ .

1301. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Tidak akan masuk neraka seorang yang menangis karena ketakutannya kepada Allah, sehingga air susu kembali dalam tetek. Tidak pula akan berkumpul pada seorang hamba debu karena melakukan peperangan fisabilillah dan asap neraka Jahanam." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.

 

وعن ابن عبَّاسٍ ، رضي اللَّه عَنْهُمَا ، قَالَ : سمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقُولُ: «عيْنَانِ لا تَمسُّهُمَا النَّارُ : عيْنٌ بكَت مِنْ خَشْيةِ اللَّهِ ، وعيْنٌ باتَت تحْرُسُ في سبِيلِ اللَّهِ». رواه الترمذيُّ وقال : حديثٌ حسنٌ .

1302. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Ada dua macam mata yang tidak akan disentuh oleh neraka, yaitu mata yang menangis karena ketakutan kepada Allah dan mata yang pada malam hari menjaga -dari kedatangan musuh- dalam melakukan peperangan fisabilillah." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.

 

وعن زَيدِ بنِ خَالدٍ ، رضِي اللَّه عَنْه ، أنَّ رسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَال : « من جهَّزَ غَازِياً في سبيلِ اللَّهِ فَقَدْ غَزَا ، ومنْ خَلَفَ غَازياً في أَهْلِهِ بخَيْر فَقَدْ غزَا » . متفقٌ عليهِ .

1303. Dari Zaid bin Khalid radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa yang memberikan persiapan -seperti kendaraan, bekal, senjata dan lain-lain- kepada seorang yang melakukan peperangan fisabilillah, maka orang itu dianggap ikut berperang. Juga barangsiapa yang berlaku sebagai pengganti kepada seorang yang berperang fisabilillah -dalam keluarganya- seperti membantu kehidupan keluarga yang ditinggalkan itu -dengan memberikan kebaikan- nafkah dan segala macam kebutuhan keluarga itu, maka orang yang sedemikian juga dianggap ikut berperang." (Muttafaq 'alaih)

 

وَعَنْ أبي أُمامة ، رضي اللَّه عنْهُ قَالَ : قالَ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « أفْضَلُ الصَّدَقات ظِلُّ فُسْطَاطٍ في سبيل اللَّه ومَنِيحةُ خادمٍ في سبيل الله أو طَروقهُ فحلٍ في سبيل اللَّه» رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح .

1304. Dari Abu Umamah radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam berabda: "Seutama-utama sedekah ialah memberikan naungan kemah untuk peperangan fisabilillah, juga memberikan pelayan kepada orang yang berperang fisabilillah -untuk menjadi pelayannya- dan pula memberikan unta yang cukup dewasa untuk dikumpuli oleh unta lelaki, guna kepentingan peperangan fisabilillah." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.

 

وعنْ أنسٍ ، رضي اللَّه عنْه ، أنَّ فَتىً مِن أسْلَمَ قال : يا رسول اللَّهِ إنِّي أُريد الغَزْو ولَيْس معِى ما أتَجهَّزُ بِهِ ، قال : « ائتِ فُلاناً ، فَإنَّه قَد كانَ تَجهَّزَ فَمَرِضَ » فأتاه فَقَال: إنًَّ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يُقْرِئَكَ السَّلامَ ويقولُ : أعطِني الذي تَجهَّزتَ بِهِ ، قَالَ : يا فُلانَةُ، أعْطِيهِ، الذي كُنْتُ تَجهَّزْتُ بِهِ ، ولا تَحْبِسين مِنْهُ شَيْئاً ، فوَاللَّهِ لا تَحْبِسي مِنْه شَيْئاً فَيُبارَكَ لَكِ فِيهِ . رواه مسلمٌ .

1305. Dari Anas radhiyallahu anhu bahwasanya ada seorang pemuda dari suku Aslam berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya menghendaki untuk mengikuti peperangan, tetapi saya tidak mempunyai bekal yang dapat saya sediakan bersamaku." Beliau shalallahu alaihi wasalam lalu bersabda: "Datanglah pada si Fulan, karena sesungguhnya ia sudah bersiap-siap kemudian ia sakit." Pemuda itu mendatangi orang yang sakit, lalu berkata: "Sesungguhnya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam menyampaikan salam pada Anda dan beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda supaya Anda memberikan pada saya persiapan yang sudah Anda sediakan -untuk mengikuti peperangan." Orang itu lalu berkata -kepada pelayan wanitanya-: "Hai Fulanah, berikanlah pada pemuda ini apa-apa yang sudah saya siapkan dan jangan engkau tahan sedikitpun daripadanya -yakni berikan sajalah semuanya-. Demi Allah, tidak ada sesuatupun yang engkau tahan, lalu akan diberi keberkahan oleh Allah dalam benda itu." (Riwayat Muslim)

 

وعن أبي سَعيدٍ الخُدْرِيِّ ، رضي اللَّهُ عنهُ ، أنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بَعثَ إلى بَني لِحيانَ ، فَقَالَ : « لِيَنْبَعِثْ مِنْ كُلِّ رجُلَيْنِ أحدَهُما ، والأَجْرُ بينَهُما » رواهُ مسلمٌ .

 وفي روايةٍ لهُ : « لِيخْرُجْ مِنْ كُلِّ رجلين رجُلٌ » ثُمَّ قال لِلقاعِدِ : « أَيُّكُمْ خَلَفَ الخارج في أَهْلِهِ ومالِهِ بخَيْرٍ كان لهُ مِثْلُ نِصْفِ أَجرِ الخارِجِ » .

1306. Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam mengirimkan pasukan ke tempat Banu Lahyan, lalu bersabda: "Hendaklah dari setiap dua orang itu, salah seorang saja yang ikut dalam pasukan yang dikirimkan, sedang pahala adalah antara keduanya." Ini jikalau yang tidak ikut itu memberikan kelengkapan seperlunya kepada yang hendak ikut berangkat. (Riwayat Muslim) Dalam riwayat Imam Muslim lainnya disebutkan: "Hendaklah dari setiap dua orang, seorang saja yang keluar." Kemudian beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda kepada orang yang duduk -yakni tertinggal: "Mana saja orang diantara engkau semua yang berlaku sebagai pengganti dari orang yang ikut keluar berperang -fisabilillah- baik dalam urusan keluarga dan hartanya dengan baik-baik, maka bagi orang yang tidak mengikutinya tadi adalah pahala sebanyak separuh dari pahala orang yang ikut keluar berperang." Maksudnya ikut mengurusi keluarga orang yang berperang dengan memberikan nafkah dan apa saja yang menjadi kebutuhan keluarga itu.

 

وعنِ البراءِ ، رضي اللَّه عَنْـهُ ، قال : أتى النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، رجلٌ مقنَّعٌ بِالحدِيدِ ، فَقال : يا رَسُول اللَّهِ أُقَاتِلُ أوْ أُسْلِمُ ؟ فقَال : « أسْلِمْ ، ثُمَّ قاتِلْ » فَأسْلَم ، ثُمَّ قَاتَلَ فَقُتِلَ، فقَال رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « عمِل قَلِيلاً وَأُجِر كَثيراً » . متفقٌ عليهِ ، وهذا لفظُ البخاري .

1307. Dari al-Bara' radhiyallahu anhu, katanya: "Ada seorang lelaki dengan berselubung besi -di kepalanya dan bersenjata- datang kepada Nabi shalallahu alaihi wasalam, lalu berkata: "Ya Rasulullah, saya berperang atau masuk Islam dulu?" Beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Masuklah dalam Agama Islam dulu kemudian berperanglah!" Orang itu lalu masuk Islam kemudian berperang lalu terbunuh. Rasulullah shalallahu alaihi wasalam lalu bersabda: "Orang itu beramal hanya sedikit, dan diberi pahala banyak." (Muttafaq 'alaih) Dan ini adalah lafaznya Imam Bukhari.

 

وعَنْ أنَسٍ ، رضي اللَّه عنْهُ ، أنَّ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : « ما أَحدٌ يدْخُلُ الجنَّة يُحِبُّ أنْ يرْجِعَ إلى الدُّنْيَا ولَه ما على الأرْضِ منْ شَيءٍ إلاَّ الشَّهيدُ ، يتمَنَّى أنْ يَرْجِع إلى الدُّنْيَا ، فَيُقْتَلَ عشْرَ مَرَّاتٍ ، لِما يرى مِنَ الكرامةِ » . وفي روايةٍ : « لِمَا يرَى مِنْ فَضْلِ الشَّهَادَةِ » . مُتفقٌ عليهِ .

1308. Dari Anas radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Tiada seorangpun yang masuk syurga lalu ingin kembali ke dunia lagi, sedangkan ia tidak mempunyai sesuatu apapun di atas bumi itu, melainkan orang yang mati syahid. Ia mengharap-harapkan kiranya dapat kembali ke dunia lalu dibunuh sampai sepuluh kali karena ia mengetahui kemuliaan mati syahid itu." Dalam riwayat lain disebutkan: "Karena ia mengetahui keutamaan mati syahid itu." (Muttafaq 'alaih)

 

وعَنْ عبدِ اللَّهِ بنِ عَمرو بنِ العاص ، رضي اللَّه عنْهما ، أنَّ رسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : « يغْفِرُ اللَّه للشَّهيدِ كُلَّ شَيْئٍ إلاَّ الدَّيْنَ » رواه مسلمٌ . وفي روايةٍ له : « القَتْلُ في سَبِيلِ اللَّهِ يُكفِّرُ كُلَّ شَيءٍ إلاَّ الدَّيْن » .

1309. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Allah memberikan pengampunan kepada orang yang mati syahid, yaitu segala sesuatu yang menjadi dosanya, melainkan hutang." (Riwayat Muslim) Dalam riwayat Imam Muslim lainnya disebutkan: "Mati dalam peperangan fisabilillah itu dapat menutupi segala macam dosa, kecuali hutang."

 

وعَنْ أبي قتَادَةَ ، رضي اللَّه عَنْه ، أنَّ رَسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَامَ فيهمْ فَذَكَرَ أنَّ الجِهادَ في سبِيلِ اللَّهِ ، وَالإيمانَ بِاللَّهِ ، أَفْضَلُ الأَعْمَال ، فَقَامَ رجُلٌ ، فَقَال : يا رَسُول اللَّهِ أَرأَيْتَ إنْ قُتِلْتُ في سبيلِ اللَّهِ أتُكَفَّرُ عنِّي خَطاياي ؟ فَقالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « نعمْ إنْ قُتِلت في سبيلِ اللَّهِ وَأَنْتَ صابِرٌ ، مُحْتسِبٌ مُقبلٌ غيْرُ مُدْبِرٍ » ثُمَّ قَال رسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: «كَيْفَ قُلْتَ ؟ » قال : أَرأَيْتَ إنْ قُتِلْتُ في سبيل اللَّهِ أَتُكَفَّرُ عنِّي خَطَايَايَ ؟ فَقَالَ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « نَعمْ وأَنْتَ صابِرٌ مُحْتَسِبٌ ، مُقْبلٌ غَيْرُ مُدْبرٍ ، إلاَّ الدَّيْنَ ، فَإنَّ جِبْرِيلَ عليه السلامُ قال لي ذلكَ » . رواهُ مسلمٌ .

1310. Dari Abu Qatadah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam berdiri di hadapan orang banyak lalu menyebut-nyebutkan bahwasanya jihad fisabilillah dan keimanan kepada Allah itu adalah seutama-utama amal perbuatan. Kemudian ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau saya terbunuh dalam melakukan peperangan fisabilillah, apakah kesalahan-kesalahan saya dapat tertutup?" Rasulullah shalallahu alaihi wasalam lalu bersabda: "Ya, jikalau engkau dibunuh dalam peperangan fisabilillah dan engkau dalam keadaan sabar, mengharapkan keridhaan Allah, menghadap -yakni maju- dan tidak membelakang -yakni tidak mundur." Selanjutnya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda lagi: "Bagaimana sekarang ucapanmu ? -maksudnya ulangi kembali ucapanmu-" Orang itu berkata: "Bagaimanakah pendapat Tuan jikalau saya dibunuh dalam peperangan fisabilillah, apakah kesalahan-kesalahan saya dapat tertutup?" Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Ya dapat, asalkan engkau mati dalam keadaan sabar, mengharapkan keridhaan Allah, sedang maju dan tidak mundur. Kecuali kalau engkau mempunyai hutang, sebab sesungguhnya Jibril alaihis salam mengatakan sedemikian itu padaku." (Riwayat Muslim)

 

وعَنْ جابرٍ رضي اللَّه عَنْهُ ، قالَ : قالَ رَجُلٌ : أين أنَا يا رسُولَ اللَّهِ إنْ قُتِلتُ؟ قال : « في الجَنَّةِ » . فألقى تَمَرَاتٍ كُنَّ في يَدِهِ ، ثُمَّ قاتَلَ حتَّى قُتِلَ ، رواهُ مسلم .

1311. Dari Jabir radhiyallahu anhu, katanya: "Ada seorang lelaki berkata: "Di manakah tempatku, ya Rasulullah, jikalau saya terbunuh -dalam melakukan peperangan fisabilillah?" Beliau shalallahu alaihi wasalam menjawab: "Dalam syurga." Orang itu lalu melemparkan beberapa buah kurma yang ada di tangannya kemudian berperang sehingga ia terbunuh." (Riwayat-Muslim)

 

وعنْ أنَسٍ رضي اللَّه عَنْهُ ، قالَ انْطَلقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم وَأَصْحَابُهُ حَتَّى سَبَقُوا المشْركِينَ إلى بَدرٍ ، وَجَاءَ المُشرِكونَ ، فقالَ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « لا يَقْدمنَّ أحَدٌ مِنْكُمْ إلى شيءٍ حَتَّى أكُونَ أنا دُونَهُ » فَدَنَا المُشرِكونَ ، فقَال رسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « قُومُوا إلى جَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمواتُ وَالأَرْضُ » قال : يَقولُ عُمَيْرُ بنُ الحُمَامِ الأنْصَارِيُّ رضي اللَّه عَنْهُ : يا رسولَ اللَّه جَنَّةٌ عَرْضُهَا السَّمواتُ والأرضُ ؟ قالَ : « نَعم » قالَ : بَخٍ بَخٍ ، فقالًَ رَسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « ما يَحْمِلُكَ على قَولِكَ بَخٍ بخٍ ؟ » قالَ لا وَاللَّهِ يا رسُول اللَّه إلاَّ رَجاءَ أن أكُونَ مِنْ أهْلِها ، قال : « فَإنَّكَ مِنْ أهْلِهَا » فَأخْرج تَمَرَاتٍ مِنْ قَرَنِهِ ، فَجَعَل يَأْكُلُ منْهُنَّ، ثُمَّ قَال لَئِنْ أنَا حَييتُ حتى آكُل تَمَراتي هذِهِ إنَّهَا لحَيَاةٌ طَويلَةٌ ، فَرَمَى بمَا مَعَهُ مَنَ التَّمْرِ . ثُمَّ قَاتَلَهُمْ حَتَّى قُتِلَ . رواهُ مسلمٌ .

1312. Dari Anas radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam dan para sahabatnya berangkat sehingga mereka dapat mendahului kaum musyrikin ke suatu tempat bernama Badar, lalu kaum musyrikinpun datanglah. Rasulullah shalallahu alaihi wasalam lalu bersabda: "Janganlah ada seorangpun yang mendahului bertindak diantara engkau semua ini kepada sesuatu tindakan, sehingga saya adalah yang terdekat daripadanya -yakni harus mendapatkan persetujuan dulu. Kaum musyrikin lalu mendekat. Selanjutnya Rasulullah bersabda pula: "Ayolah berdiri semua untuk menuju ke syurga yang luasnya adalah seluas semua langit dan bumi." Anas berkata; "Umair bin al-Humam al-Anshari r.a, berkata: "Ya Rasulullah, syurga itu luasnya adalah seluas semua langit dan bumi?" Beliau shalallahu alaihi wasalam menjawab: "Ya." Ia berkata: "Aduh, aduh." Rasulullah shalallahu alaihi wasalam lalu bertanya: "Apa yang menyebabkan engkau mengucapkan: "Aduh, aduh." Ia menjawab: "Tidak, demi Allah ya Rasulullah, hanya saja saya mengharapkan semoga saya dapat menjadi ahli syurga itu." Beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Engkau termasuk ahli syurga itu."'Umair lalu mengeluarkan beberapa buah kurma dari dalam tempatnya lalu makan sebagian daripadanya, kemudian berkata: "Sesungguhnya kalau saya masih hidup sehingga saya dapat makan habis kurma-kurmaku ini, maka itu adalah hidup yang panjang sekali." Ia pun lalu melemparkan kurma yang dibawanya itu lalu maju untuk memerangi kaum musyrikin tadi sehingga ia sendiri terbunuh." (Riwayat Muslim) Alqaranu dengan fathahnya qaf dan ra', artinya ialah tempat meletakkan anak-anak panah.

 

Keterangan: "Bakhin, bakhin" yang di atas itu diterjemahkan "Aduh, aduh", maksudnya untuk menyatakan keheranan kepada sesuatu yang dianggap baik sekali, bukan karena sakit atau menyatakan keluhan jiwa.

 

وعنه قال : جاءَ ناسٌ إلى النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أنِ ابْعث معنَا رجالاً يُعَلِّمونَا القُرآنَ والسُّنَّةَ، فَبعثَ إلَيْهِم سبعِينَ رجلا مِنَ الأنْصارِ يُقَالُ لهُمُ : القُرَّاءُ ، فيهِم خَالي حرَامٌ ، يقرؤُون القُرآنَ ، ويتَدَارسُونَهُ باللَّيْلِ يتعلَّمُونَ ، وكانُوا بالنَّهار يجيئُونَ بالماءِ ، فَيَضعونهُ في المسجِدِ ، ويحْتَطِبُون فَيبيعُونه ، ويَشْتَرُونَ بِهِ الطَّعام لأهلِ الصُّفَّةِ ولِلفُقراءِ ، فبعثَهم النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فعرضوا لهم فقتلُوهُم قبل أنْ يبلُغُوا المكانَ ، فقَالُوا : اللَّهُمَّ بلِّغ عنَّا نَبيَّنَا أَنَّا قَد لَقِينَاكَ فَرضِينَا عنْكَ ورضيت عَنا ، وأَتى رجُلٌ حراماً خالَ أنس مِنْ خَلْفِهِ ، فَطعنَهُ بِرُمحٍ حتى أنْفَذهُ ، فَقَال حرامٌ : فُزْتُ وربِّ الكَعْبةِ ، فقال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « إنَّ إخْوانَكم قَد قُتِلُوا وإنهم قالُوا : اللَّهُمَّ بلِّغ عنَّا نبينا أَنَّا قَد لَقِيناكَ فَرضِينَا عنكَ ورضِيتَ عَنَّا » متفقٌ عليه، وهذا لفظ مسلم .

1313. Dari Anas radhiyallahu anhu pula, katanya: "Ada beberapa orang -dari Najab- datang kepada Nabi shalallahu alaihi wasalam dan mereka berkata: "Kirimkanlah kepada kita semua beberapa orang lelaki yang dapat mengajarkan al-Quran dan as-Sunnah kepada kita itu." Nabi shalallahu alaihi wasalam lalu mengirimkan kepada mereka sebanyak tujuh puluh orang dari golongan kaum Anshar yang dinamakan al-Qurra' -yakni para ahli baca al-Quran-. Di dalam kalangan mereka itu termasuk pulalah paman saya -yakni saudara lelaki dari ibu Anas- yang bernama Haram. Tujuh puluh orang di atas itu semua dapat membaca al-Quran serta mentadarusnya -membaca secara berganti-ganti- di waktu malam juga mempelajarinya, sedang pada siang harinya mereka bekerja membawa air lalu mereka letakkan dalam masjid selain itu mereka juga mencari kayu bakar lalu menjualnya dan dengan uang hasil penjualannya itu mereka membeli makanan untuk para ahlus shuffah -yakni kaum fakir miskin yang tidak berkeluarga yang bertempat di belakang masjid- dan pula untuk kaum fakir yang lain-lain. Mereka semuanya -tujuh puluh orang tadi- dikirimkan oleh Nabi shalallahu alaihi wasalam Tiba-tiba mereka dihadang oleh kaum musyrikin -yakni musuh kaum Muslimin, kemudian musuh-musuh itu membunuh mereka sebelum mereka sampai di tempat yang dituju. Mereka -kaum Muslimin- itu berkata: "Ya Allah, sampaikanlah berita kita ini kepada Nabi kita, yaitu bahwa kita semua telah menemui Engkau -Allah-, lalu kita merasa ridha denganMu dan Engkau ridha dengan amalan kita ini." Ada seorang lelaki -musuh- datang kepada Haram dari arah belakangnya, lalu orang itu menusuknya dengan tombak sehingga ia dapat menewaskannya. Haram berkata: "Saya berbahagia -karena dapat menemui mati syahid, demi Zat yang menguasai Ka'bah." Rasulullah shalallahu alaihi wasalam lalu bersabda: "Sesungguhnya saudara-saudaramu telah dibunuh dan sesungguhnya mereka berkata: "Ya Allah, sampaikanlah berita kita ini kepada Nabi kita yaitu bahwa kita semua telah menemui Engkau -Allah-, lalu kita semua merasa ridha denganMu dan Engkau ridha dengan amalan kita ini." (Muttafaq 'alaih) Dan ini adalah lafaznya Imam Muslim.

 

وعنهُ قال : غَاب عَمِّي أنسُ بنُ النضْر رضي اللَّه عنْهُ عنِ قِتَالِ بدرٍ ، فقال : يا رسول اللَّه غِبتُ عن أوَّلِ قِتالٍ قاتَلتَ المُشرِكينَ ، لئِنِ اللَّه أشْهَدني قِتالَ المُشرِكِينَ ليَرينَّ اللَّه ما أَصنع . فلمَّا كانَ يومُ أحُدٍ انكشفَ المُسلِمُونَ ، فقال : اللَّهُمَّ إنِّي أَعتَذِرُ إلَيك مِمًَّا صنع هَؤُلاءِ ­ يعْني أصْحابهُ ­ ؤأَبْرأُ إليكَ مِمَّا صنع هَؤُلاءِ ­ يعني المُشركينَ ­ ثُمَّ تقدَّم فاستَقبلهُ سعدُ بنُ مُعاذٍ فقال : يا سعدُ بنَ مُعاذٍ الجنَّةُ وربِّ النَّضْرِ ، إنِّي أجِدُ رِيحَهَا مِن دونِ أُحدٍ ، قال سعدٌ : فما استَطعتُ يا رسول اللَّهِ مَا صنَع ، قال أنسٌ : فَوجدْنَا بِهِ بِضعاً وثَمانِينَ ضربةً بالسَّيفِ ، أوْ طَعنةَ برُمْحٍ أوْ رميةً بِسهمٍ ، ووجدناهُ قد قُتِلَ ومثَّلَ بِهِ المُشرِكونَ ، فَما عرفَهُ أحدٌ إلا أُختُهُ بِبنانِهِ . قال أنسٌ : كُنَّا نَرى ­ أوْ نَظُنُّ ­ أَنَّ هذِهِ الآيةَ نَزَلَتْ فِيهِ وفي أَشبَاهِهِ : {  مِنَ  المُؤْمِنينَ رِجَالٌ صدقُوا ما عَاهَدوا اللَّه عليْهِ فَمِنْهُمْ منْ قَضَى نَحْبَهُ }  إلى آخرهَا [ الأحزاب : 23 ] متفقٌ عليه ، وقد سبَقَ في باب المُجاهدة .

1314. Dari Anas radhiyallahu anhu pula, katanya: "Pamanku -yakni Anas bin an-Nadhr radhiyallahu anhu- tidak mengikuti peperangan Badar, kemudian ia berkata: "Ya Rasulullah, saya tidak mengikuti pertama-tama peperangan yang Tuan lakukan untuk memerangi kaum musyrikin -yakni Perang Badar-. Jikalau Allah mempersaksikan saya -yakni menakdirkan saya ikut menyaksikan- dalam memerangi kaum musyrikin pada waktu yang akan datang, sesungguhnya Allah akan memperlihatkan apa yang akan saya perbuat. Ketika pada hari peperangan Uhud, kaum Muslimin menderita kekalahan, lalu Anas bin an-Nadhr itu berkata: "Ya Allah, saya mohon keuzuran -pengampunan- padaMu daripada apa yang dilakukan oleh mereka itu -yang dimaksudkan ialah kawan-kawannya-, karena meninggalkan tempat yang sudah ditentukan oleh Nabi shalallahu alaihi wasalam, juga saya berlepas diri -maksudnya tidak ikut campur tangan- padamu dari apa yang dilakukan oleh mereka -yang dimaksudkan ialah kaum musyrikin yang memerangi kaum Muslimin. Selanjutnya iapun majulah, lalu Sa'ad bin Mu'az menemuinya. Anas bin an-Nadhr berkata: "Hai Sa'ad bin Mu'az, marilah menuju syurga. Demi Tuhan yang menguasai an-Nadhr -maksudnya ayahnya-, sesungguhnya saya dapat menemukan bau harum syurga itu dari tempat di dekat Uhud." Sa'ad berkata: "Saya sendiri tidak sanggup melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh Anas itu, ya Rasulullah." Anas -yang merawikan hadits ini yakni Anas bin Malik, kemenakan/keponakan Anas bin an-Nadhr- berkata: "Maka kami dapat menemukan dalam tubuh Anas bin an-Nadhr itu delapan puluh buah lebih pukulan pedang ataupun tusukan tombak ataupun lemparan panah. Kita menemukannya telah terbunuh dan kaum musyrikin telah pula mencabik-cabiknya. Oleh sebab itu tidak seorangpun yang dapat mengenalnya lagi, melainkan saudara perempuannya saja, karena mengenal jari-jarinya." Anas -perawi hadits ini- berkata: "Kita sekalian mengira atau menyangka bahwasanya ayat ini turun untuk menguraikan hal Anas Bin an-Nadhr itu atau orang-orang yang seperti dirinya, yaitu ayat -yang artinya: "Di antara kaum mu'minin itu ada beberapa orang yang menepati apa yang dijanjikan olehnya kepada Allah," sampai seterusnya ayat tersebut. (Muttafaq 'alaih) hadits di atas telah lalu uraiannya dalam bab Almujahadah yakni Bersungguh-sungguh.

 

وعنْ سمُرةَ رضي اللَّه عَنهُ قالَ : قال رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « رأَيْتُ اللَّيْلَةَ رجُلين أتَياني ، فَصعِدا بي الشَّجرةَ ، فَأدْخَلاني دَاراً هِي أحْسنُ وَأَفضَل ، لَمْ أَر قَطُّ أَحْسنَ منها، قالا : أَمَّا هذِهِ الدَّار فَدارُ الشهداءِ » رواه البخاري وهو بعضٌ من حديثٍ طويلٍ فيه أنواع العلم سيأتي في باب تحريمِ الكذبِ إنْ شاءَ اللَّه تعالى .

1315. Dari Samurah radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Semalam saya melihat dalam impian dua orang lelaki yang mendatangi saya, lalu memanjat sebuah pohon denganku. Kedua memasukkan saya dalam sebuah rumah yang paling indah dan utama yang saya sama sekali belum pernah melihat rumah yang lebih indah daripada rumah tadi. Keduanya berkata: "Adapun rumah ini adalah perumahan orang-orang yang mati syahid." Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan ini adalah sebagian dari suatu hadits yang panjang dan di dalamnya terkandunglah berbagai macam ilmu pengetahuan. Kelengkapan hadits ini akan datang dalam bab: Keharaman berdusta, Insya Allah Ta'ala.

 

وعنْ أنسٍ رضي اللَّه عنْهُ أنَّ أُم الرَّبيعِ بنْتَ البَرَاءِ وهي أُمُّ حارثةَ بنِ سُرَاقةَ ، أتَتِ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فَقَالَت : يا رَسُولَ اللَّهِ ألا تُحدِّثُني عَنْ حارِثَةَ ، وَكانَ قُتِل يوْمَ بدْرٍ ، فَإنْ كانَ في الجَنَّةِ صَبَرتُ ، وَإن كانَ غَيْر ذلكَ اجْتَهَدْتُ عليْهِ في البُكَاءِ ، فقال : « يا أُم حارِثَةَ إنَّهَا جِنانٌ في الجَنَّةِ ، وَإنَّ ابْنَكَ أَصاب الفرْدوْسَ الأَعْلى » . رواه البخاري .

1316. Dari Anas radhiyallahu anhu bahwasanya Ummur Rabi' binti al-Bara', yaitu ibunya Haritsah bin Suraqah, ia mendatangi Nabi shalallahu alaihi wasalam, lalu berkata: "Ya Rasulullah, tidakkah Tuan suka memberitahukan kepada saya tentang Haritsah -yakni anaknya yang terbunuh pada hari peperangan Badar-. Jikalau ia ada di dalam syurga, maka saya akan bersabar, tetapi jikalau ia ada di tempat yang selain itu, maka saya akan bersangat-sangat untuk menangisinya." Nabi shalallahu alaihi wasalam lalu bersabda: "Hai ibu Haritsah, sesungguhnya saja ada beberapa taman di dalam syurga itu dan sesungguhnya anakmu itu telah memperoleh syurga al-Firdaus yang tertinggi." (Riwayat Bukhari)

 

وعَنْ جابر بن عبدِ اللَّهِ رضي اللَّه عنْهُما قال : جِيءَ بابي إلى النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قدْ مُثِّل بِهِ فَؤُضعَ بَيْنَ يَديْه ، فَذَهَبْتُ أَكْشِفُ عنْ وجهِهِ فَنَهاني قَوْمٌ فقال النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « ما زَالَتِ الملائِكَةُ تُظِلُّهُ بِأَجْنِحَتِها » . متفقٌ عليه .

1317. Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu 'anhuma, katanya: "Ayahku didatangkan kepada Nabi shalallahu alaihi wasalam -pada hari peperangan Uhud- dan ayahnya itu telah mati syahid. Ayahku itu telah dirusakkan tubuhnya, kemudian diletakkan di hadapan beliau shalallahu alaihi wasalam Saya berkehendak akan membuka wajahnya, tetapi orang-orang banyak melarang saya. Selanjutnya Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Para malaikat tidak henti-hentinya menaunginya dengan sayap-sayapnya."(Muttafaq 'alaih)

 

وعَنْ سهل بن حُنَيْفٍ رضي اللَّه عنهُ أنَّ رَسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « مَنْ سأَلَ اللَّه تعالى الشَّهَادةَ بِصِدْقٍ بلَّغهُ منَازِلَ الشُّهَداءِ وإنْ ماتَ على فِراشِهِ » . رواه مسلم .

1318. Dari Sahl bin Hunaif radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa yang memohonkan kepada Allah akan kesyahidan -yakni supaya mati syahid- dengan hati yang sebenar-benarnya, maka Allah akan menyampaikan orang itu ke tempat kediaman para syuhada -yakni pahalanya disamakan dengan mereka-, sekalipun ia mati di atas tempat tidurnya." (Riwayat Muslim)

 

وعنْ أنسٍ رضي اللَّه عنْهُ قال : قال رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « منْ طلَب الشَّهَادةَ صادِقاً أُعطيها ولو لم تُصِبْهُ » . رواه مسلم .

1319. Dari Anas radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa yang mencari kesyahidan -yakni supaya mati syahid- dengan hati yang sebenar-benarnya, maka ia akan diberi kesyahidan itu -yakni memperoleh pahala seperti orang yang mati syahid-, sekalipun kesyahidan itu tidak mengenainya -yakni sekalipun tidak benar-benar mati dalam pertempuran fisabilillah." (Riwayat Muslim)

 

وعَنْ أبي هُريْرةَ رضي اللَّهُ عنهُ قال : قالَ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « ما يَجِدُ الشَّهِيدُ مِن مَسِّ القتْلِ إلاَّ كما يجِدُ أحدُكُمْ مِنْ مسِّ القَرْصَةِ » رواه الترمذي وقال : حديثٌ حسنٌ صحيحٌ .

1320. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Orang yang mati syahid itu tidak mendapatkan kesakitan karena terkena pembunuhan, melainkan hanyalah sebagaimana seorang diantara engkau semua mendapatkan kesakitan karena terkena gigitan -semut dan sebagainya." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.

 

وعنْ عبْدِ اللَّهِ بن أبي أوْفَى رضي اللَّه عنْهُما أنَّ رسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم في بعضَ أيَّامِهِ التي لَقِي فِيهَا العدُوَّ انتَظر حتى مَالتِ الشَّمسُ ، ثُمَّ قام في النَّاس فقال : « أَيُّهَا النَّاسُ، لا تَتَمنَّوْا لِقَاءَ العدُوِّ ، وَسلُوا اللَّه العافِيةَ ، فإذا لقِيتُمُوهُم فَاصبِرُوا ، واعلَمُوا أنَّ الجَنَّةَ تَحْتَ ظِلالِ السُّيوفِ » ثم قال : « اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الكتاب ومُجرِيَ السَّحابِ ، وهَازِمَ الأَحْزَابِ اهْزِمهُم وانْصُرنَا علَيهِم » متفقٌ عليه .

1321. Dari Abdullah bin Abu 'Aufa radhiallahu'anhuma bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam, pada salah satu dari hari-hari di waktu beliau itu menemui musuh, beliau menantikan sehingga matahari condong -hendak terbenam-, beliau lalu berdiri di muka orang banyak, kemudian bersabda: "Hai sekalian manusia, janganlah engkau semua mengharap-harapkan bertemu musuh dan mohonlah kepada Allah akan keselamatan. Tetapi jikalau engkau semua menemui musuh itu, maka bersabarlah. Ketahuilah olehmu semua bahwasanya syurga itu ada di bawah naungan pedang." Selanjutnya Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Ya Allah yang menurunkan kitab, yang menjalankan awan, yang menghancur-leburkan gabungan pasukan musuh. Hancur-leburkanlah mereka dan berilah kita semua kemenangan atas mereka." (Muttafaq 'alaih)

 

وعن سهْلِ بنِ سعد رضي اللَّه عنْهُ قال : قال رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « ثِنَتانِ لا تُرَدَّانِ ، أوْ قَلَّمَا تُردَّانِ : الدُّعَاءُ عِنْد النِّدَاءِ وعِند البأْسِ حِينَ يُلْحِمُ بَعْضُهُم بَعضاً » .

 رواه أبو داود بإسناد صحيح .

1322. Dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Ada dua macam doa yang tidak akan ditolak atau sedikit sekali ditolaknya, yaitu doa ketika ada panggilan shalat -yakni antara adzan dan iqamah- dan pula doa ketika berkecamuknya peperangan, yakni di waktu sebagian yang bertempur itu bergulat dengan sebagian lainnya." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

 

وعَنْ أنسٍ رضي اللَّه عنْهُ قال : كانَ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم إذا غَزَا قال : « اللَّهُمَّ أنت عضُدِي ونَصِيري ، بِك أَجُولُ ، وبِك أصولُ ، وبِكَ أُقاتِل » رواهُ أبو داود ، والترمذيُّ وقال : حديثٌ حسنٌ .

1323. Dari Anas radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam itu apabila berperang, mengucapkan: "Ya Allah, Engkau adalah pembantu -maksudnya yang membantu- serta penolongku, dengan-Mulah saya bertempur dan denganMu pula saya menghubungkan diri dan denganMu juga saya berperang." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.

 

وعَن أبي مُوسى ، رضي اللَّه عنْهُ ، أنَّ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم كانَ إذا خَاف قوماً قال : اللَّهُمَّ إنَّا نَجعَلُكَ في نُحُورِهِم ، ونَعُوذُ بِكَ مِنْ شُرورِهِم » رواه أبو داود بإسناد صحيحٍ .

1324. Dari Abu Musa radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wasalam itu apabila takut kepada sesuatu kaum -atau golongan, beliau mengucapkan: "Ya Allah sesungguhnya kita menjadikan Engkau -yakni menjadikan perlindungan dan penjagaanMu- dalam leher-leher mereka sehingga mereka tidak kuasa memperdayakan kita dan kita mohon perlindungan kepadaMu dari kejahatan-kejahatan mereka." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

 

وعنْ ابنِ عُمَر ، رضي اللَّه عنهما ، أَنَّ رسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « الخَيْلُ مَعْقُودٌ في نَوَاصِيَها الخَيرُ إلى يوْمِ القِيامَةٍِ » متفقٌ عليه .

1325. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Kuda itu diikatkan pada ubun-ubunnya -sebagai isyarat betapa utamanya maju dalam pertempuran dengan menaiki kuda itu. Kebaikan itu tetap ada sampai hari kiamat." (Muttafaq 'alaih)

 

وعنْ عُرْوَةَ البَارِقِيِّ ، رضي اللَّه عتْهُ ، أنَّ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « الخَيْلُ مَعقُودٌ في نَواصِيهَا الخَيرُ إلى يوْمِ القِيامَةِ : الأَجرُ ، والمغنَمُ » . متفقٌ عليه .

1326. Dari Urwah al-Bariqi radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Kuda itu diikatkan pada ubun-ubunnya -lihat uraiannya dalam hadits no.1325 diatas-. Kebaikan tetap ada sampai hari kiamat, yaitu memperoleh pahala -jikalau mati syahid dalam peperangan fisabilillah- atau memperoleh ghanimah -yakni harta rampasan jikalau mendapatkan kemenangan." (Muttafaq 'alaih)

 

وعَنْ أبي هُريْرَةَ ، رضي اللَّه عَنْهُ ، قالَ : قال رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « من احتَبَس فَرساً في سبيلِ اللَّهِ ، إيماناً بِاللَّهِ ، وتَصدِيقاً بِوعْدِهِ ، فإنَّ شِبَعهُ ورَيْهُ وروْثَهُ ، وبولَهُ في مِيزَانِهِ يومَ القِيامَةِ » رواه البخاريُّ .

1327. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya: "Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa yang menahan -memiliki serta merawat- seekor kuda yang digunakan untuk perang fisabilillah karena didorong oleh keimanan kepada Allah dan mempercayai sungguh-sungguh akan janjiNya, maka sesungguhnya makanan untuk mengenyangkannya, minuman untuk melepaskan dahaganya, kotorannya, dan kencingnya itu ada timbangan pahalanya besok pada hari kiamat." (Riwayat Bukhari)

 

وعنْ أبي مسْعُودٍ ، رضي اللَّه عَنْهُ ، قال جاءَ رجُلُ إلى النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بِنَاقَةٍ مَخْطُومةٍ فقال : هذِهِ في سبيل اللَّهِ ، فقال رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « لكَ بِهَا يَومَ القِيامةِ سبعُمِائَةِ ناقَةٍ كُلُّها مخطُومةٌ » رواهُ مسلم .

1328. Dari Abu Mas'ud radhiyallahu anhu, katanya: "Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasalam dengan membawa seekor unta yang diikatkan hidungnya -semacam kendali untuk kuda-, lalu ia berkata: "Ini untuk fisabilillah." Kemudian Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Engkau akan memperoleh besok pada hari kiamat sebanyak tujuh ratus ekor unta yang semuanya juga diikat hidungnya seperti ini." (Riwayat Muslim)

 

وعن أبي حمّادٍ ­ ويُقال : أبو سُعاد ، ويُقالُ : أبو أَسدٍ ، ويقال : أبو عامِرٍ، ويقالُ : أبو عَمْرو ، ويقالُ : أبو الأسْودِ ، ويقال : أبو عَبْسٍ ­ عُقْبةُ بنِ عامِرٍ الجُهَنيِّ ، رضي اللَّه عَنْهُ ، قال : سمِعْتُ رسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم وَهُوَ عَلى المِنْبرِ ، يقولُ : «وَأَعِدُّوا لهُم ما استَطَعْتُم من قُوَّةٍ ، ألا إنَّ القُوَّةَ الرَّمْيُ ، ألا إنَّ القُوَّةَ الرَّمْيُ ، ألا إنَّ القُوَّةَ الرَّمْيُ » رواه مسلم .

1329. Dari Abu Hammad, ada yang mengatakan Abu Su'ad, ada pula yang mengatakan Abu Usaid, ada lagi Abu 'Amir, ada pula Abu 'Amr, ada pula Abul Aswad dan ada yang mengatakan Abu 'Abs, yaitu Uqbah bin 'Amir al-Juhani radhiyallahu anhu, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda di atas mimbarnya: "Dan persiapkan untuk memerangi kaum kafirin itu segala kekuatan yang engkau semua dapat menyiapkannya. Ingatlah bahwasanya kekuatan ialah memanah, ingatlah sesungguhnya kekuatan ialah memanah dan ingatlah sesungguhnya kekuatan ialah memanah." (Riwayat Muslim)

 

وعَنْهُ قال : سمِعْتُ رَسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ : « ستُفْتَحُ علَيكُم أَرضُونَ ، ويكفِيكُم اللَّه ، فَلا يعْجِزْ أَحَدُكُمْ أنْ يلْهُو بِأَسْهُمِهِ » رواه مسلم .

1330. Dari Abu Hammad radhiyallahu anhu pula, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Akan dibukakanlah untuk kemenanganmu semua beberapa negeri dan Allah akan mempercukupkan engkau semua -yakni menolongmu dalam peperangan. Maka jangan lemahlah seorang diantara engkau semua itu untuk bermain-main dengan anak-anak panahnya," -ini adalah sebagai anjuran untuk melatih diri agar pandai memanah." (Riwayat Muslim)

 

وعْنهُ أَنَّهُ قال : قَال رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « منْ عُلِّمَ الرَّمْيَ ثُمَّ تركَهُ ، فَلَيس مِنَّا، أوْ فقَد عَصى » رواه مسلم .

1331. Dari Abu Hammad radhiyallahu anhu pula bahwasanya ia berkata: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa yang telah diajari memanah, lalu meninggalkannya -untuk terus berlatih-, maka ia bukan dari golongan kita -kaum Muslimin-," atau beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Orang itu telah melakukan kemaksiatan." (Riwayat Muslim)

 

وعنهُ رضي اللَّه عنْهُ ، قالَ : سمِعْتُ رسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ : « إنَّ اللَّه يُدخِلُ بِالسهمِ ثَلاثةَ نَفَرٍ الجنَّةَ : صانِعهُ يحتسِبُ في صنْعتِهِ الخير ، والرَّامي بِهِ ، ومُنْبِلَهُ، وَارْمُوا وارْكبُوا ، وأنْ ترمُوا أَحَبُّ إلَيَّ مِنْ أنْ تَرْكَبُوا . ومَنْ تَرَكَ الرَّميَ بعْد ما عُلِّمهُ رغبَةً عنه . فَإنَّهَا نِعمةٌ تَركَهَا » أوْ قال : « كَفَرَهَا » رواهُ أبو داودَ .

1332. Dari Abu Hammad radhiyallahu anhu pula, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya Allah itu memasukkan dengan sebab adanya sebatang anak panah itu tiga macam orang dalam syurga, yaitu pembuatnya yang dalam membuat anak panah tadi mengharapkan keridhaan Allah, juga orang yang memanahkannya dan pula orang yang memberikan anak panah itu -sebagai bantuan kepada orang yang hendak berangkat berperang fisabilillah-. Lemparlah -dengan panah- dan naiklah -kuda-, tetapi jikalau engkau semua pandai melemparkan panah, maka hal itu adalah lebih saya sukai daripada engkau pandai menaiki kuda. Barangsiapa yang meninggalkan melempar -dengan panah- setelah ia diajarinya, karena ia tidak suka lagi padanya, maka sungguhnya itu adalah suatu kenikmatan yang ditinggalkannya," atau beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Orang itu menutupi kenikmatan yang telah diberikan padanya itu." (Riwayat Abu Dawud)

 

وعَنْ سَلَمةَ بن الأكوعِ ، رضي اللَّه عنْهُ ، قال : مَرَّ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، على نَفَرٍ ينتَضِلُون ، فقال : « ارْمُوا بَنِي إِسْماعيل فَإنَّ أبَاكم كان رَامِياً » رواه البخاري .

1333. Dari Salamah bin al-Akwa' radhiyallahu anhu, katanya: "Nabi shalallahu alaihi wasalam berjalan melalui suatu kelompok orang saling berlomba untuk memanah, lalu beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Pandaikanlah dirimu untuk melempar -dengan panah itu- hai keturunan Ismail, sebab sesungguhnya ayahmu -yakni Nabiyullah Ismail a.s.- adalah seorang yang pandai melempar -dengan panah." (Riwayat Bukhari)

 

وعَنْ عمْرو بنِ عبسَةَ ، رضي اللَّه عَنْهُ قال : سمِعتُ رسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، يقولُ: « منْ رَمَى بِسهمٍ في سبيلِ اللَّه فَهُو لَهُ عِدْلُ مُحرَّرةٍ » . رواهُ أبو داود ، والترمذي وقالا : حديثٌ حسنٌ صحيحٌ .

1334. Dari 'Amr bin 'Abasah radhiyallahu anhu, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa melempar dengan sebatang anak panah dalam peperangan fisabilillah, maka baginya adalah pahala yang sama dengan memerdekakan seorang hamba sahaya." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

 

وعَن أبي يحيى خُريم بن فاتِكٍ ، رضي اللَّه عَنْهُ ، قال : قال رَسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: « مَنْ أَنْفَقَ نَفَقَةً في سبيلِ اللَّهِ كُتِبَ لَهُ سبْعُمِائِة ضِعفٍ » رواه الترمذي وقال : حديثٌ حَسَنٌ .

1335. Dari Abu Yahya yaitu Khuraim bin Fatik radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa yang menafkahkan sesuatu nafkah untuk peperangan fisabilillah, maka dicatatlah untuknya pahala sebanyak tujuh ratus kali lipatnya." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.

 

وعنْ أبي سَعيدٍ ، رضي اللَّه عَنْهُ ، قال : قال رسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « ما مِنْ عبدٍ يصومُ يوْماً في سبِيلِ اللَّهِ إلاَّ باعد اللَّه بِذلكَ اليوم وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سبْعِين خَرِيفاً » متفقٌ عليهِ .

1336. Dari Abu Said radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Tiada seorang hambapun yang berpuasa sehari dalam sabilillah, melainkan Allah menjauhkan orang itu dengan sebab puasanya sehari tadi, sejauh perjalanan tujuh puluh tahun dari neraka." (Muttafaq 'alaih)

 

وعنْ أبي أُمامةَ ، رضي اللَّه عنْهُ ، عَنِ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، قال : « مَنْ صامَ يَوْماً في سبيل اللَّهِ جَعَلَ اللَّه بينَهُ وَبيْنَ النَّارِ خَنْدَقاً كَمَا بيْن السَّماءِ والأرْضِ » رواهُ الترمذي وقال:حديثٌ حسنٌ صحيحٌ .

1337. Dari Abu Umamah radhiyallahu anhu dari Nabi shalallahu alaihi wasalam, sabdanya: "Barangsiapa yang berpuasa sehari dalam sabilillah, maka Allah membuatkan antara orang itu dengan neraka sebuah khandak -tanah yang digali- sebagaimana jauhnya antara langit dan bumi." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.

 

وعنْ أبي هُريرة ، رضي اللَّه عنهُ ، قالَ : قال رَسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « مَنْ ماتَ ولَمْ يَغْزُ ، وَلَمْ يُحَدِّثْ نَفْسَه بِغَزوٍ ، ماتَ عَلى شُعْبَةٍ مَنَ النِّفَاقِ » رواهُ مسلمٌ .

1338. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa yang mati dan belum pernah melakukan peperangan, juga tidak pernah tergerak hatinya untuk melakukannya itu -yakni tidak ada keinginannya sama sekali untuk berjihad fisabilillah-, maka ia mati dengan menetapi satu cabang dari kemunafikan." (Riwayat Muslim)

 

وعَن جابرٍ ، رضي اللَّه عنْهُ ، قالَ : كنَّا مع النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، في غَزَاة فقال : «إنَّ بالمدينةِ لَرِجالاً ما سِرتُمْ مَسيراً ، وَلا قَطَعْتُمْ وادياً إلاَّ كانُوا معكُم ، حبَسهُمُ المَرضُ».

وفي روايةٍ : « حبَسهُمُ العُذْرُ » . وفي روايةٍ : إلاَّ شَرَكُوكُمْ في الأَجرِ » رواهُ البخاري من روايةِ أَنَسٍ ، ورواهُ مسلمٌ من روايةِ جابرٍ واللفظ له .

1339. Dari Jabir radhiyallahu anhu, katanya: "Kita semua bersama Nabi shalallahu alaihi wasalam dalam suatu peperangan, lalu beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya di Madinah itu ada beberapa orang lelaki yang engkau semua tidak menempuh suatu perjalanan dan tidak pula menyeberangi suatu lembah, melainkan orang-orang tadi ada besertamu -yakni sama-sama memperoleh pahala-, mereka itu terhalang oleh sakit -maksudnya andaikata tidak sakit pasti ikut berperang-." Dalam riwayat lain lagi disebutkan: "Mereka itu terhalang oleh keuzuran." Dalam riwayat lain lagi disebutkan: "Melainkan mereka -yang tertinggal itu- berserikat denganmu semua dalam hal pahalanya." Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari riwayat Anas, juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dari riwayat Jabir dan lafaz di atas adalah bagi Imam Muslim.

 

وعنْ أبي مُوسى ، رضي اللَّه عَنْهُ ، أَنَّ أعْرَابيّاً أَتى النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فَقَال : يا رسول اللَّه ، الرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِلْمَغْتمِ ، والرَّجُلُ يُقَاتِلُ ليُذْكَرَ ، والرَّجُلُ يُقاتِلُ ليُرى مكانُه؟

وفي روايةٍ : يُقاتلُ شًَجاعَةً ويُقَاتِلُ حَمِيَّةً . وفي روايةٍ : ويُقاتلُ غَضَباً ، فَمْنْ في سبيل اللَّهِ ؟ فَقَالَ رسولُ اللِّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « مَنْ قَاتَلَ لتكُونَ كَلِمَةُ اللَّه هِيَ العُلْيا ، فَهُوَ في سبيلِ اللَّهِ » متفقٌ عليه .

1340. Dari Abu Musa radhiyallahu anhu bahwasanya ada seorang A'rab -penghuni pedalaman negeri Arab- mendatangi Nabi shalallahu alaihi wasalam, lalu berkata: "Ya Rasulullah, ada seorang yang berperang dengan tujuan hendak merebut harta rampasan, ada pula seorang yang berperang dengan tujuan supaya disebut-sebut namanya dan ada pula seorang yang berperang dengan tujuan untuk memperlihatkan betapa besar keberaniannya." Dalam riwayat lain disebutkan: "Ada seorang berperang untuk menunjukkan keberanian, ada pula yang berperang untuk mempertahankan kebaikan nama keluarga." Dalam riwayat lain lagi disebutkan: "Ada orang yang berperang karena melepaskan kemarahannya, maka yang manakah diantara semua itu yang termasuk orang yang berperang fisabilillah?" Rasulullah shalallahu alaihi wasalam menjawab: "Barangsiapa yang berperang dengan tujuan supaya kalimatullah -yakni agama Allah- itu menjadi yang tertinggi, maka orang sedemikian itulah yang disebut jihad fisabilillah." (Muttafaq 'alaih)

 

وعنْ عبد اللَّهِ بن عمرو بنِ العاص ، رضي اللَّه عنْهُما ، قال : قال رسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « ما مِنْ غَازِيةٍ ، أوْ سَرِيَّةٍ تَغْزُو ، فَتَغْنمُ وتَسْلَم ، إلاَّ كانُوا قَدْ تعَجَّلُوا ثُلُثَيْ أَجورِهِم، ومَا مِنْ غازِيةٍ أوْ سرِيَّةٍ تُخْفِقُ وتُصابُ إلاَّ تَمَّ لهم أُجورُهُمْ » رواهُ مسلمٌ .

1341. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Tiada sepasukan tentara atau sekelompok barisan tempur yang berperang lalu memperoleh ghanimah -harta rampasan- dan selamat -dari kematian-, melainkan mereka itu telah mempercepatkan dua pertiga pahala yang harus diperolehnya. Tiada sepasukan tentara atau sekelompok barisan tempur yang kembali dengan tangan hampa -yakni tidak memperoleh ghanimah- dan terkena bencana -mati syahid atau luka-luka- melainkan telah sempurnalah pahala yang harus mereka peroleh itu." (Riwayat Muslim)

 

وعنْ أبي أُمامَةَ ، رضي اللَّه عنْهُ ، أنَّ رَجُلاً قالَ : يا رسولَ اللَّه ائذَن لي في السِّياحةِ . فَقالَ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « إنَّ سِياحةَ أُمَّتي الجِهادُ في سبيلِ اللَّهِ ، عَزَّ وجلَّ » رواهُ أبو داود بإسناد جيِّد .

1342. Dari Abu Umamah radhiyallahu anhu bahwasanya ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, berikanlah izin kepada saya untuk merantau ke negeri orang lain. Nabi shalallahu alaihi wasalam lalu bersabda: "Sesungguhnya cara perantauan untuk umatku itu ialah berjihad fisabiliilah 'Azzawajalla." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad yang baik.

 

وعَنْ عبدِ اللَّهِ بن عَمْرو بن العاص ، رضي اللَّه عنهمَا ، عنِ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم  قال: « قَفْلَةٌ كَغزْوةٌ » . رواهُ أبو داود بإسناد جيد .

1343. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma dari Nabi shalallahu alaihi wasalam, sabdanya: "Pulang dari peperangan itu pahalanya seperti dalam melakukan peperangan." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad yang baik. Alqaftah ialah pulang. Maksudnya ialah bahwa pulang dari peperangan setelah selesainya. Ini mengandung pengertian bahwasanya pulangnya seorang dari peperangan sesudah perang itu selesai, juga diberi pahala sebagaimana masih dalam peperangan -sampai datang di rumah-.

 

وعن السائب بن يزيد و رضي اللَّه عنْهُ ، قالَ : لمَّا قدِمَ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مَنْ غَزوةِ تَبُوكَ تَلَقَّاه النَّاسُ ، فَتَلَقَّيْتُهُ مع الصِّبيانِ على ثَنيِّةِ الوَداعِ . رواه أبو داود بإسناد صَحيحٍ بهذا اللفظ ، وَرَواه البخاريُّ قال : ذَهَبْنَا نتَلقَّى رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مَعَ الصِّبيَانِ إلى ثَنِيَّةِ الوَداعِ .

1344. Dari as-Saib bin Yazid radhiyallahu anhu, katanya: "Ketika Nabi shalallahu alaihi wasalam datang dari peperangan Tabuk, lalu disambut oleh orang banyak. Saya juga menyambut beliau shalallahu alaihi wasalam itu bersama beberapa anak kecil di tempat yang bernama Tsaniyyatul wada'." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih dengan menggunakan lafaz di atas. Juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari, katanya: "Kita semua pergi untuk menyambut Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersama anak-anak kecil di Tsaniyyatul wada'."

 

وعَنْ أبي أُمَامَةَ ،رضي اللَّه عَنْهُ ، عَن النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : « مَنْ لم يغْزُ ، أوْ يُجهِّزْ غَازياً ، أوْ يَخْلُفْ غَازياً في أهْلِهِ بِخَيرٍ أصابَهُ اللَّه بِقَارِعةٍ قَبْلَ يوْمِ القِيامةِ » . رواهُ أبو داود بإسناد صحيحٍ .

1345. Dari Abu Umamah radhiyallahu anhu dari Nabi shalallahu alaihi wasalam, sabdanya: "Barangsiapa yang tidak pernah berperang atau tidak pernah mempersiapkan keperluan-keperluan untuk orang yang akan melakukan peperangan atau tidak berlaku sebagai pengganti dari seorang yang melakukan peperangan dalam keluarganya dengan kebaikan -yakni mencukupi keluarga yang ditinggalkan dengan memberikan nafkah-, perlindungan dan apa saja yang dibutuhkan, maka Allah akan mengenakan padanya dengan sesuatu bencana sebelum hari kiamat." Diriwayatkan oleh imam Abu Dawud dengan isnad shahih

 

وعنْ أنس ، رضي اللَّه عنْهُ ، أنَّ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « جاهِدُوا المُشرِكينَ بِأَموالِكُمْ وأَنْفُسِكُم وأَلسِنَتِكُم » . رواهُ أبو داود بإسناد صحيح .

1346. Dari Anas radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Berjihadlah engkau semua kepada kaum musyrikin itu dengan hartamu, dirimu dan lisanmu." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

 

وعَنْ أبي عَمْرو . ويقالُ : أبو حكِيمٍ النُعْمَانِ بنِ مُقَرِّنٍ رضي اللَّه عنْهُ قال : شَهِدْتُ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم إذا لَمْ يقَاتِلْ مِنْ أوَّلِ النَّهارِ أَخَّر القِتالَ حَتَّى تَزُولَ الشَّمْسُ ، وتَهبَّ الرِّياحُ ، ويَنزِلَ النَّصْرُ . رواهُ أبو داود ، والترمذي ، وقال : حديثٌ حَسَنٌ صحيحٌ .

1347. Dari Abu 'Amr, ada yang mengatakan Abu Hakim, yaitu an-Nu'man bin Muqarrin radhiyallahu anhu, katanya: "Saya menyaksikan Rasulullah shalallahu alaihi wasalam, jikalau beliau tidak melakukan peperangan di permulaan siang hari, maka tentulah beliau mengakhirkan peperangan sehingga lingsirnya -tergelincirnya- matahari dan meniuplah angin dan turunlah kemenangan." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.

 

وعنْ أبي هريْرَةَ رضي اللَّه عنهُ ، قالَ : قالَ رَسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « لا تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ العَدُوِّ ، فإذا لَقيتُمُوهم ، فَاصُبِروا » متفق عليه .

1348. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Janganlah engkau semua mengharap-harapkan bertemu musuh, tetapi apabila engkau semua menemui mereka, maka bersabarlah." (Muttafaq 'alaih)

 

وعَنْهُ وعَنْ جابرٍ ، رضي اللَّه عَنْهُما ، أنَّ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قالَ : « الحرْبُ خُدْعَةٌ» متفقٌ عليهِ .

1349. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dan dari Jabir radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Perang itu tipuan," yakni dalam peperangan wajiblah menggunakan tipu daya -menipu lawan- untuk dapat memperoleh kemenangan. (Muttafaq 'alaih)

 

Keterangan:

 

Menipu dalam agama Islam dilarang kecuali ketika dalam peperangan kita boleh menipu musuh. Kecuali jika sebelumnya sudah ada perjanjian damai, yang mana mereka sudah membayar jizyah -disebut juga kafir zimmi-, maka tidak boleh dikhianati, kecuali jika mereka yang berkhianat duluan.


0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan di tanyakan