Rabu, 31 Januari 2024

Bab 240. Keutamaan Bermurah Hati Dalam Berjual Beli, Mengambil Dan Memberi, Bagusnya Menunaikan Hak Yang Menjadi Tanggungannya

Loading

 

Riyadhus Shalihin – Imam Nawawi

*

 

Bab 240. Keutamaan Bermurah Hati Dalam Berjual Beli, Mengambil Dan Memberi, Bagusnya Menunaikan Hak Yang Menjadi Tanggungannya -Yakni Mengembalikan Hutang-, Bagusnya Meminta Haknya -Yakni Menagih-, Memantapkan Takaran Dan Timbangan, Larangan Mengurangi Timbangan, Juga Keutamaan Memberi Waktu Tangguh Bagi Seseorang Yang Kecukupan Kepada Orang Yang Kekurangan -Dalam Mengembalikan Hutangnya- Serta Menghapuskan Sama Sekali -Akan Hutang- Orang Yang Kekurangan Itu

 

قال اللَّه تعالى:  { وما تفعلوا من خير فإن اللَّه به عليم }

Allah Ta'ala berfirman: "Dan kebaikan apa saja yang engkau semua lakukan, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui dengannya." (al-Baqarah: 215)

وقال تعالى:  { ويا قوم أوفوا المكيال والميزان بالقسط، ولا تبخسوا الناس أشياءهم }

Allah Ta'ala juga berfirman: "Hai kaumKu, penuhilah takaran dan timbangan dengan adil dan janganlah engkau semua mengurangi para manusia itu akan barang-barangnya." (Hud: 85)

وقال تعالى:  { ويل للمطففين الذين إذا اكتالوا على الناس يستوفون، وإذا كالوهم أو وزنوهم يخسرون؛ ألا يظن أولئك أنهم مبعوثون ليوم عظيم. يوم يقوم الناس لرب العالمين }

Allah Ta'ala berfirman lagi: "Celakalah -dengan ancaman Neraka Wail- bagi orang-orang yang mengurangi timbangan atau takaran. Jikalau mereka itu menimbang -menakar- daripada manusia -untuk dirinya sendiri-, maka mereka mencukupinya, tetapi jikalau mereka menakarkan atau menimbangkan untuk orang lain, maka mereka mengurangi. Tidakkah mereka itu mengira bahwasanya mereka akan dibangkitkan -dari kubur setelah mati- untuk menghadapi hari yang agung -yaitu hari kiamat-. Pada hari itu semua manusia berdiri menghadap kepada Tuhan yang menguasai alam semesta ini." (al-Muthaffifin: 1)

 

وعَنٌْ أبي هُريرة ، رضِيَ اللَّه عنْهُ ، أَنَّ رجُلاً أتى النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يتَقاضَاهُ فَأَغْلَظَ لَهُ، فَهَمَّ بِهِ أَصْحابُهُ ، فَقَالَ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « دعُوهُ فَإنَّ لِصَاحِبِ الحَقِّ مقَالاً » ثُمَّ قَالَ : « أَعْطُوه سِنًّا مِثْلَ سِنِّهِ » قالوا : يا رسولَ اللَّهِ لا نَجِدُ إلاَّ أَمْثَل مِنْ سِنِّهِ ، قال : « أَعْطُوهُ فَإنَّ خَيْرَكُم أَحْسنُكُمْ قَضَاءً » متفقٌ عليه .

1364. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya ada seorang lelaki datang kepada Nabi shalallahu alaihi wasalam untuk menagih hutang yang dipinjam oleh beliau shalallahu alaihi wasalam itu, lalu orang itu bicara dengan keras pada beliau. Para sahabat bermaksud hendak membalas kekasaran orang itu, lalu Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Biarkanlah, ia berhak demikian, sebab seorang yang mempunyai hak itu berhak pula mengeluarkan pembicaraan." Selanjutnya beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Berikanlah pada orang itu unta yang sebaya dengan unta yang dahulu dipinjam daripadanya." Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, kita tidak mendapatkan -yakni tidak memiliki- melainkan unta yang lebih tua dari unta yang dipinjam dulu." Beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Berikan sajalah itu, sebab sesungguhnya yang terbaik diantara engkau semua ialah yang terbagus pula cara mengembalikan pinjamannya," yakni memberikan pada waktunya yang ditentukan dan memberikan kelebihan sebagai hadiah." (Muttafaq 'alaih)

 

وعَنْ جابرٍ ، رضي اللَّه عنْهُ ، أن رَسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : « رَحِم اللَّه رجُلا سَمْحاً إذا بَاع ، وَإذا اشْتَرى ، وَإذا اقْتَضىَ » . رواه البخاريُّ .

1365. Dari Jabir radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Allah memberikan kerahmatan kepada orang yang bermurah hati ketika menjual, juga ketika membeli dan pula ketika meminta haknya -yakni menagih hutang-." (Riwayat Bukhari)

 

وعَنْ أبي قَتَادَةَ ، رضي اللَّه عَنْهُ ، قَالَ : سمِعْتُ رسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقُولُ : «مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُنَجِّيَهُ اللَّه مِنْ كُرَبِ يَوْمِ القِيَامَةِ ، فَلْيُنَفِّسْ عَنْ مُعْسِرٍ أوْ يَضَعْ عَنْهُ » رواهُ مسلمٌ .

1366. Dari Abu Qatadah radhiyallahu anhu, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa yang menyenangkan hatinya, jikalau Allah menyelamatkannya dari beberapa kesusahan pada hari kiamat, maka hendaklah memberi waktu -untuk mengembalikan hutang- kepada orang yang dalam keadaan kekurangan -orang miskin- atau sama sekali menghapuskan hutangnya itu." (Riwayat Muslim)

 

وعنْ أبي هُريرةَ ، رضي اللَّه عَنْهُ ، أنَّ رَسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : « كَانَ رجلٌ يُدايِنُ النَّاسَ ، وَكَان يَقُولُ لِفَتَاهُ : إذا أَتَيْتَ مُعْسِراً فَتَجاوزْ عَنْهُ ، لَعلَّ اللَّه أنْ يَتجاوزَ عنَّا فَلقِي اللَّه فَتَجاوَزَ عنْهُ » متفقٌ عَليهِ .

1367. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Ada seorang lelaki -dari umat sebelum Nabi shalallahu alaihi wasalam- suka sekali memberikan hutang kepada orang banyak, ia berkata kepada bujangnya -pembantunya-: "Jikalau engkau mendatangi seorang yang dalam kekurangan -dan mempunyai tanggungan hutang-, maka bebaskan sajalah hutang itu daripadanya, mudah-mudahan Allah akan membebaskan dosa dari diri kita. Orang itu lalu menemui Allah -yakni meninggal dunia-, kemudian Allah membebaskan dosanya." (Muttafaq 'alaih)

 

وعَنْ أبي مسْعُودٍ البدْرِيِّ ، رضي اللَّه عنْهُ ، قَال : قَالَ رَسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : «حُوسب رَجُلٌ مِمَّنْ كَانَ قبلكم فَلَمْ يُوجدْ لَهُ مِنَ الخَيْرِ شَيَّءٌ ، إلاَّ أَنَّهُ كَان يَُخَالِطُ النَّاس ، وَكَانَ مُوسِراً ، وَكَانَ يأْمُرُ غِلْمَانَه أن يَتَجَاوَزُوا عن المُعْسِر . قال اللَّه ، عزَّ وجَلَّ : « نَحْنُ أحقُّ بِذَلكَ مِنْهُ ، تَجاوَزُوا عَنْهُ » رواه مسلمٌ .

1368. Dari Abu Mas'ud al-Badri radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Ada seorang dari golongan umat yang sebelum engkau semua dihisab, ia tidak mempunyai sesuatu kebaikanpun, melainkan ia suka mempergauli orang banyak -yakni bergaul dalam perjual-belian- dan orang itu adalah kaya sekali. Ia menyuruh bujang-bujangnya supaya membebaskan hutang dari orang yang dalam keadaan kekurangan. Allah 'Azzawajalla lalu berfirman: "Kami -Allah- adalah lebih berhak untuk berbuat sedemikian itu, maka -hai Malaikat-: "Bebaskanlah dosa-dosa orang itu." (Riwayat Muslim)

 

وعنْ حُذَيْفَةَ ، رضي اللَّه عنْهُ ، قَالَ : أُتِى اللَّه تَعالى بِعَبْد من عِبَادِهِ آتاهُ اللَّه مَالاً ، فَقَالَ لَهُ : ماذَا عمِلْتَ في الدُّنْيَا ؟ قَالَ : ­ وَلا يَكْتُمُونَ اللَّه حديثاً ­ قَال : يَاربِّ آتَيْتَنِي مالَكَ فَكُنْتُ أُبايِعُ النَّاسَ ، وَكانَ مِنْ خُلُقي الجوازُ ، فكُنْتُ أَتَيَسرُ عَلى المُوسِرِ، وأُنْظِرُ المُعْسِر . فَقَالَ اللَّه تَعَالى : « أَنَا أَحقُّ بذا مِنْكَ ، تجاوزُوا عَنْ عبْدِي » فقال عُقْبَةُ بنُ عامرٍ ، وأَبو مَسْعُودٍ الأنصاريُّ ، رَضِيَ اللَّه عنْهُما : هكذا سَمِعْنَاهُ مِنْ في رَسولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم. رواهُ مسلمٌ .

1369. Dari Hudzaifah radhiyallahu anhu, katanya: "Allah mendatangkan seorang hamba dari sekian banyak hamba-hambaNya ini, ia telah dikaruniai oleh Allah akan harta, lalu Allah berfirman padanya: "Apakah yang engkau lakukan di dunia?" Hudzaifah berkata: "Orang-orang di akhirat itu tidak ada yang dapat menyimpan sesuatu pembicaraanpun di hadapan Allah." Orang itu berkata: "Ya Tuhanku, Engkau telah mengaruniakan harta padaku, saya lalu berjualan kepada orang banyak dan sudah menjadi watak saya yaitu bersabar -kepada orang yang kekurangan kalau memberikan hutangnya-, lagi pula suka menerima berapa saja yang mereka berikan sebagai cicilan. Jadi saya memberikan kelonggaran kepada orang kaya dan memberikan tangguhan waktu kepada orang yang kekurangan." Allah Ta'ala lalu berfirman: "Aku lebih berhak berbuat sedemikian itu daripadamu. Hai Malaikat: "Bebaskanlah dosa hambaKu ini." 'Uqbah bin 'Amir dan Abu Mas'ud al-Anshari radhiallahu 'anhuma berkata: "Demikian itulah yang kita dengarkan sendiri dari mulut Rasulullah shalallahu alaihi wasalam" (Riwayat Muslim)

 

وعنْ أبي هُريرَةَ ، رضي اللَّه عنْه ، قَالَ : قَالَ رسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « من أَنْظَر مُعْسِراً أوْ وَضَعَ لَهُ ، أظلَّهُ اللَّه يَوْمَ القِيامَةِ تَحْتَ ظِلِّ عَرْشِهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إلاَّ ظِلُّهُ » . رواهُ الترمذيُّ وقَال : حديثٌ حسنٌ صحيحٌ .

1370. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa yang memberikan tangguhan waktu kepada orang yang dalam kekurangan -untuk mengembalikan hutangnya- ataupun sama membebaskan hutangnya itu, maka Allah akan memberikan naungan padanya pada hari kiamat di bawah naungan 'arasy Nya pada hari tiada naungan, melainkan naungan Allah sendiri." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.

 

وعَنْ جابرٍ ، رضي اللَّه عَنْهُ ، أنَّ النبيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، اشْتَرى مِنْهُ بَعِيراً ، فَوَزَنَ لَهُ، فَأَرْجَحَ متفقٌ عليه .

1371. Dari Jabir radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wasalam membeli darinya seekor unta, lalu memberikan harganya dan beliau shalallahu alaihi wasalam memberikan kelebihan, yakni dari harga yang ditentukan dalam akad berjual beli itu, masih diberi tambahan lagi. (Muttafaq 'alaih)

 

وعنْ أبي صَفْوَان سُوْيدِ بنِ قَيْس ، رضي اللَّه عنهُ ، قَالَ : جَلبْتُ أَنَا ومَحْرمَةُ الْعبدِيُّ بَزًّا مِنْ هَجَر ، فَجاءَنَا النَّبيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فَسَاومنَا بسراويلَ ، وَعِنْدِي وَزَّانٌ يزنُ بالأجْرِ ، فَقَالَ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم لِلْوَزَّانِ : « زِنْ وَأَرْجِحْ » رواهُ أبو داودَ ، والترمذيُّ وقال : حديثٌ حسنٌ صحيحٌ .

1372. Dari Abu Shafwan yaitu Suwaid bin Qais radhiyallahu anhu, katanya: "Saya mengambil berbagai pakaian bersama Makhramah al-'Abdi dari Hajar -untuk diperdagangkan-. Kemudian Beliau shalallahu alaihi wasalam membeli beberapa celana kepada kita dengan harga mahal. Saya mempunyai seorang penimbang yang menimbang banyaknya uang upah -yakni harganya-." Nabi shalallahu alaihi wasalam berkata kepada penimbang itu: "Timbanglah dan lebihkanlah -timbangan harganya itu-." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.


0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan di tanyakan