Riyadhus Shalihin – Imam Nawawi * |
Bab 241. Ilmu Pengetahuan
قال اللَّه تعالى: { وقل رب زدني علماً }
Allah Ta'ala berfirman: "Dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmuku." (Thaha: 114)
وقال تعالى: { قل هل يستوي الذين يعلمون والذين لا يعلمون }
Allah Ta'ala juga berfirman: "Katakanlah: "Apakah sama antara orang-orang yang mengetahui -yakni berilmu- dan orang-orang yang tidak mengetahui -yakni tidak berilmu-." (az-Zumar: 9)
وقال تعالى: { يرفع اللَّه الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات }
Allah Ta'ala berfirman lagi: "Allah mengangkat orang-orang yang beriman dari engkau semua dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat." (al-Mujadalah: 11)
وقال تعالى: { إنما يخشى اللَّه من عباده العلماء }
Allah Ta'ala berfirman pula: "Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari kalangan hamba-hambaNya itu ialah para alim-ulama."
وعَنْ مُعاوِيةَ ، رضي اللَّه عنْهُ ، قال : قَال رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « مَنْ يُرِد اللَّه بِهِ خيْراً يُفَقِّهْهُ في الدِّينِ » متفقٌ عليه .
1373. Dari Mu'awiyah radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk memperoleh kebaikan, maka Allah membuat ia menjadi pandai dalam hal keagamaan." (Muttafaq 'alaih)
وعنْ ابنِ مسْعُودٍ ، رضي اللَّه عنْه ، قَال : قَال رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « لا حَسَد إلاَّ في اثْنَتَيْنِ : رَجُلٌ آتَاهُ اللَّه مَالاً فَسلَّطهُ عَلى هلَكَتِهِ في الحَقِّ ، ورَجُلٌ آتاهُ اللَّه الحِكْمَةَ فهُوَ يَقْضِي بِهَا ، وَيُعَلِّمُهَا » مُتَّفَقٌ عَليهِ .
1374. Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Tiada kehasudan -iri- yang dibolehkan melainkan dalam dua macam perkara, yaitu: seorang yang dikaruniai oleh Allah akan harta, kemudian ia mempergunakan untuk menafkahkannya itu guna apa-apa yang hak -kebenaran- dan seorang yang dikaruniai ilmu pengetahuan oleh Allah, kemudian ia memberikan keputusan dengan ilmunya itu -antara dua orang atau dua golongan yang berselisih- serta mengajarkan ilmunya itu pula." (Muttafaq 'alaih) Artinya ialah bahwa seorang itu tidak patut dihasudi atau diiri kecuali dalam salah satu dari kedua perkara di atas itu untuk ditiru dan diamalkan seperti orang tersebut. Yang dimaksudkan dengan Alhasad ialah ghibthah yaitu mengharapkan seperti yang ada pada orang lain.
وعَنْ أبي مُوسى ، رضي اللَّه عنْهُ ، قال : قَالَ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « مَثَلُ مَا بعثَنِي اللَّه بِهِ مِنَ الهُدى والْعِلْمِ كَمَثَل غَيْثٍ أصاب أرْضاً ، فَكَانَتْ مِنْهَا طَائفَةٌ طَيِّبَةٌ قَبِلَتِ المَاءَ فَأَنْبَتَتِ الْكَلأَ ، وَالْعُشْب الْكَثِيرَ ، وَكَانَ مِنْهَا أجَادِبُ أمسَكَتِ المَاءَ ، فَنَفَعَ اللَّه بِهَا النَّاسَ، فَشَرِبُوا مِنْهَا وَسَقَوْا وزَرَعُوا ، وأَصَاب طَائفَةً مِنْهَا أُخْرى إنَّما هِي قِيعانٌ ، لا تمْسِكُ مَاءً ، وتُنْبِتُ كَلأً ، فَذلكَ مثَلُ منْ فَقُهَ في دِينِ اللَّهِ ، وَنَفَعَهُ ما بَعَثَنِي اللَّه بِهِ فَعلِمَ وَعلَّمَ، وَمَثَلُ منْ لَمْ يَرْفَعْ بِذلكَ رأساً ، وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذي أُرْسِلْتُ بِهِ » متفقٌ عليه.
1375. Dari Abu Musa radhiyallahu anhu, katanya: "Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Perumpamaan dari petunjuk dan ilmu yang dengannya saya diutus oleh Allah itu adalah seperti hujan yang mengenai bumi. Di antara bumi itu ada bagian yang baik, yaitu dapat menerima air, kemudian dapat pula menumbuhkan rumput dan lalang -rumput- yang banyak sekali, menahan masuknya air dan selanjutnya dengan air yang bertahan itu Allah lalu memberikan kemanfaatan kepada para manusia, karena mereka dapat minum daripadanya, dapat menyiram dan bercocok tanam. Ada pula hujan itu mengenai bagian bumi yang lain, yang ini hanyalah merupakan tanah rata lagi licin. Bagian bumi ini tentulah tidak dapat menahan air dan tidak pula dapat menumbuhkan rumput. Jadi yang sedemikian itu adalah contohnya orang pandai dalam agama Allah dan petunjuk serta ilmu yang dengannya itu saya diutus, dapat pula memberikan kemanfaatan kepada orang tadi, maka orang itupun mengetahuinya -mempelajarinya-, kemudian mengajarkannya -yang ini diumpamakan bumi yang dapat menerima air atau dapat menahan air-, dan itu pulalah contohnya orang yang tidak suka mengangkat kepala untuk menerima petunjuk dan ilmu tersebut. Jadi ia enggan menerima petunjuk Allah yang dengannya itu saya diutuskan -ini contohnya untuk bumi yang rata serta licin-." (Muttafaq 'alaih)
وعَنْ سَهْلِ بن سعدٍ ، رضي اللَّه عنْهُ ، أنَّ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ لِعَليًّ ، رضي اللَّه عنْهُ : « فو اللَّهِ لأنْ يهْدِيَ اللَّه بِكَ رجُلاً واحِداً خَيْرٌ لكَ من حُمْرِ النَّعم » متفقٌ عليهِ.
1376. Dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda kepada Ali radhiyallahu anhu: "Demi Allah, sesungguhnya andaikata Allah memberikan petunjuk kepada seorang lelaki dengan perantaraan usahamu, maka hal itu adalah lebih baik daripada unta-unta yang merah-merah," sebagai kiasan harta benda yang paling dicintai oleh bangsa Arab saat itu. (Muttafaq 'alaih)
وعن عبدِ اللَّه بن عمرو بن العاص ، رضي اللَّه عنْهُما ، أنَّ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال: «بلِّغُوا عَنِّي ولَوْ آيَةً ، وحَدِّثُوا عنْ بني إسْرَائيل وَلا حَرجَ ، ومنْ كَذَب علَيَّ مُتَعمِّداً فَلْيتبَوَّأْ مَقْعَدهُ من النَّار » رواه البخاري .
1377. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wasalam bersaba: "Sampaikanlah -kepada orang lain- ajaran yang berasal daripadaku, sekalipun hanya seayat belaka. Percakapkanlah tentang kaum Bani Israil -yakni kaum Yahudi- dan tidak ada halangan apapun. Dan barangsiapa yang berdusta atas diriku dengan sengaja maka baiklah ia menempati tempat duduknya dari neraka." (Riwayat Bukhari)
وعنْ أبي هُريرةَ ، رضي اللَّه عَنْهُ ، أنَّ رسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، قالَ : « .... ومَنْ سلَك طرِيقاً يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْماً ، سهَّلَ اللَّه لَهُ بِهِ طَرِيقاً إلى الجَنَّةِ » رواهُ مسلمٌ .
1378. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa yang menempuh sesuatu jalan untuk mencari ilmu pengetahuan disitu, maka Allah akan mempermudahkan baginya suatu jalan untuk menuju ke syurga." (Riwayat Muslim)
وَعَنهُ ، أيضاً ، رضي اللَّه عنْه أنَّ رَسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : « مَنْ دعا إلى هُدىً كانَ لهُ مِنَ الأجْر مِثلُ أُجورِ منْ تَبِعهُ لا ينْقُصُ ذلكَ من أُجُورِهِم شَيْئاً » رواهُ مسلمٌ.
1379. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu pula bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk -yakni kebenaran-, maka baginya adalah pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun dari pahala mereka itu." (Riwayat Muslim)
وعنْهُ قال : قَالَ رسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « إذا ماتَ ابْنُ آدَم انْقَطَع عَملُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاثٍ : صَدقَةٍ جارية ، أوْ عِلمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أوْ وَلدٍ صالحٍ يدْعُو لَهُ » رواهُ مسلمٌ .
1380. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Apabila anak Adam -yakni manusia- meninggal dunia, maka putuslah amalannya -yakni tidak dapat menambah pahalanya lagi-, melainkan dari tiga macam perkara, yaitu sedekah jariah atau ilmu yang dapat diambil kemanfaatannya atau anak yang shalih yang suka mendoakan untuknya." (Riwayat Muslim)
وَعنْهُ قَالَ : سمِعْتُ رسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقُولُ : « الدُّنْيَا ملْعُونَةٌ ، ملْعُونٌ ما فِيهَا، إلاَّ ذِكرَ اللَّه تَعَالى ، وما والاَهُ ، وعَالماً ، أوْ مُتَعلِّماً » رواهُ الترمذيُّ وقال : حديثٌ حسنٌ.
1381. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu pula, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Dunia ini adalah terlaknat, terlaknat pula apa-apa yang ada di atasnya, melainkan yang berdzikir kepada Allah dan apa-apa yang menyamainya, juga orang yang alim -berilmu- serta orang yang menuntut ilmu." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa itu adalah hadits hasan. Sabda Nabi shalallahu alaihi wasalam: "Wa maa walah" artinya: Dan apa-apa yang menyamainya, ialah taat atau melakukan ketaatan kepada Allah Ta'ala.
وَعَنْ أنسٍ ، رضي اللَّه عنْهُ قالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ، صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « مَن خرَج في طَلَبِ العِلمِ ، فهو في سَبيلِ اللَّهِ حتى يرجِعَ » رواهُ الترْمِذيُّ وقال : حديثٌ حَسنٌ
1382. Dari Anas radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa keluar untuk menuntut ilmu, maka ia dianggap sebagai orang yang berjihad fisabilillah sehingga ia kembali." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
وعَنْ أبي سَعيدٍ الخدْرِيِّ ، رضي اللَّه عَنْهُ ، عَنْ رسُولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « لَنْ يَشبَع مُؤمِنٌ مِنْ خَيْرٍ حتى يكون مُنْتَهَاهُ الجَنَّةَ » رواهُ الترمذيُّ ، وقَالَ : حديثٌ حسنٌ
1383. Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu dari Rasulullah shalallahu alaihi wasalam, sabdanya: "Tiada sekali-kali akan kenyanglah seorang mu'min itu dari kebaikan, sehingga penghabisannya nanti adalah syurga." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
وعَنْ أبي أُمَامة ، رضي اللَّه عنْهُ ، أنَّ رَسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « فضْلُ الْعالِم على الْعابِدِ كَفَضْلي على أَدْنَاكُمْ » ثُمَّ قال : رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « إنَّ اللَّه وملائِكَتَهُ وأَهْلَ السَّمواتِ والأرضِ حتَّى النَّمْلَةَ في جُحْرِهَا وحتى الحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلى مُعلِّمِي النَّاسِ الخَيْرْ» رواهُ الترمذي وقالَ : حَديثٌ حَسنٌ .
1384. Dari Abu Umamah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Keutamaan orang alim atas orang yang beribadah -ahli ibadah namun tidak berilmu- ialah seperti keutamaanku atas orang yang terendah diantara engkau semua." "Selanjutnya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya, juga para penghuni langit dan bumi, sampaipun semut yang ada di dalam liangnya, bahkan sampaipun ikan yu, sesungguhnya semua itu menyampaikan kerahmatan kepada orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada para manusia." Adapun yang selain Allah ialah memohonkan -berdo'a- agar orang-orang yang mengajar kebaikan itu diberi kerahmatan oleh Allah. Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
وَعَنْ أبي الدَّرْداءِ ، رضي اللَّه عَنْهُ ، قَال : سمِعْتُ رَسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، يقولُ: « منْ سلك طَريقاً يَبْتَغِي فِيهِ علْماً سهَّل اللَّه لَه طَريقاً إلى الجنةِ ، وَإنَّ الملائِكَةَ لَتَضَعُ أجْنِحَتَهَا لِطالب الْعِلْمِ رِضاً بِما يَصْنَعُ ، وَإنَّ الْعالِم لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ منْ في السَّمَواتِ ومنْ في الأرْضِ حتَّى الحِيتانُ في الماءِ ، وفَضْلُ الْعَالِم على الْعابِدِ كَفَضْلِ الْقَمر عَلى سائر الْكَوَاكِبِ، وإنَّ الْعُلَماءَ وَرَثَةُ الأنْبِياءِ وإنَّ الأنْبِياءَ لَمْ يُورِّثُوا دِينَاراً وَلا دِرْهَماً وإنَّما ورَّثُوا الْعِلْمَ ، فَمنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحظٍّ وَافِرٍ » . رواهُ أبو داود والترمذيُّ .
1385. Dari Abuddarda' radhiyallahu anhu, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari sesuatu ilmu pengetahuan di situ, maka Allah akan memudahkan untuknya suatu jalan untuk menuju syurga, dan sesungguhnya para malaikat itu sesungguhnya meletakkan sayap-sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu itu, karena ridha sekali dengan apa yang dilakukan oleh orang itu. Sesungguhnya orang alim itu dimohonkan pengampunan untuknya oleh semua penghuni di langit dan penghuni-penghuni di bumi, sampaipun ikan-ikan yu yang ada di dalam air. Keutamaan orang alim atas orang yang beribadah itu adalah seperti keutamaan bulan atas bintang-bintang yang lain. Sesungguhnya para alim ulama adalah pewarisnya para Nabi, sesungguhnya para Nabi itu tidak mewariskan dinar ataupun dirham, sesungguhnya mereka itu mewariskan ilmu. Maka barangsiapa dapat mengambil ilmu itu, maka ia telah mengambil dengan bagian yang banyak sekali." (Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi)
وعنِ ابن مسْعُودٍ ، رضي اللَّه عنْهُ ، قال : سمِعْتُ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقُولُ : «نَضَّرَ اللَّه امْرءاً سمِع مِنا شَيْئاً ، فبَلَّغَهُ كما سَمعَهُ فَرُبَّ مُبَلَّغٍ أوْعى مِنْ سَامِع » . رواهُ الترمذيُّ وقال : حديثٌ حَسنٌ صَحيحٌ .
1386. Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Allah memberikan kenikmatan kepada seorang yang mendengarkan sesuatu ucapan dari kami -yakni dari Nabi shalallahu alaihi wasalam- lalu ia menyampaikannya sebagaimana yang didengar olehnya. Maka banyak sekali orang yang diberi berita itu lebih dapat mengingat-ingat -yakni lebih memperhatikan- daripada orang yang mendengarnya sendiri?" Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih. Maksudnya, seringkali orang ketiga lebih faham maksud dan makna ilmu tersebut daripada orang kedua, padahal orang ketiga mendapat ilmu tersebut melalui perantaraan orang kedua yang didapatkannya dari orang pertama (yakni Rasulullah).
وعن أبي هُريرةَ ، رضي اللَّه عنْهُ ، قال : قال رسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « منْ سُئِل عنْ عِلمٍ فَكَتَمَهُ ، أُلجِم يَومَ القِيامةِ بِلِجامٍ مِنْ نَارٍ » رواهُ أبو داود والترمذي ، وقال : حديثٌ حسنٌ .
1387. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa yang ditanya mengenai sesuatu ilmu, lalu ia menyimpannya -yakni tidak suka menerangkan yang benar-, maka ia akan diberi kendali -di mulutnya- besok pada hari kiamat dengan kendali dari neraka." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud serta Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
وعنه قال : قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « منْ تَعلَّمَ عِلماً مِما يُبتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عز وَجَلَّ لا يَتَعلَّمُهُ إلا ليصِيبَ بِهِ عرضاً مِنَ الدُّنْيا لَمْ يجِدْ عَرْفَ الجنَّةِ يوْم القِيامةِ » يعني : ريحها ، رواه أبو داود بإسناد صحيح .
1388. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu pula, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa yang mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan dari golongan ilmu yang semestinya untuk digunakan mencari keridhaan Allah 'Azzawajalla, tetapi ia mempelajarinya itu tiada lain maksudnya, kecuali hendak memperoleh sesuatu tujuan dari keduniaan, maka orang yang sedemikian tadi tidak akan dapat menemukan keharuman syurga pada hari kiamat." Yakni bau harumnya syurga itu tidak akan dapat dirasakannya. Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.
وعنْ عبدِ اللَّه بن عمرو بن العاص رضي اللَّه عَنهُما قال : سمِعتُ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقول : « إنَّ اللَّه لا يقْبِض العِلْم انْتِزَاعاً ينْتزِعُهُ مِنَ النَّاسِ ، ولكِنْ يقْبِضُ العِلْمَ بِقَبْضِ العُلَماءِ حتَّى إذا لمْ يُبْقِ عالماً ، اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤوساً جُهَّالاً فَسئِلُوا ، فأفْتَوْا بغَيْرِ علمٍ ، فَضَلُّوا وأَضَلُّوا » متفقٌ عليه .
1389. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya Allah itu tidak mencabut ilmu pengetahuan dengan sekaligus pencabutan yang dicabutnya dari para manusia, tetapi Allah mencabut ruhnya -wafatnya- para alim ulama, sehingga apabila tidak ditinggalkannya lagi seorang alimpun -di dunia ini-, maka orang-orang banyak akan mengangkat para pemimpin -atau kepala-kepala pemerintahan- yang bodoh-bodoh. Mereka -para pemimpin dan kepala pemerintahan- itu ditanya, lalu memberikan keterangan fatwa tanpa menggunakan dasar ilmu pengetahuan. Maka akhirnya mereka itu semuanya sesat dan menyesatkan -orang lain-." (Muttafaq 'alaih)
0 Comments:
Posting Komentar
Silahkan di tanyakan