Riyadhus Shalihin – Imam Nawawi * |
Bab 226. Keutamaan Berpuasa Dan Lain-lain Dalam Hari-hari Sepuluh Pertama Dari Bulan Zulhijjah
عن ابنِ عبَّاسٍ رَضيَ اللَّه عَنْهُمَا ، قالَ : قالَ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « ما مِنْ أَيامٍ العَمَلُ الصَّالحُ فِيها أَحَبُّ إِلى اللَّهِ مِنْ هذِهِ الأَيَّامِ » يعني : أَيامَ العشرِ ، قالوا : يا رسول اللَّهِ وَلا الجهادُ في سبِيلِ اللَّهِ ؟ قالَ : « ولا الجهادُ في سبِيلِ اللَّهِ ، إِلاَّ رَجُلٌ خَرجَ بِنَفْسِهِ، وَمَالِهِ فَلَم يَرجِعْ منْ ذلك بِشَيءٍ » رواه البخاريُّ .
1246. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Tidak ada hari-hari yang mengerjakan amalan shalih pada hari-hari itu yang lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini," yakni hari-hari sepuluh -yang pertama dari Zulhijjah-. Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, apakah juga tidak lebih dicintai oleh Allah guna mengerjakan jihad fisabilillah?" maksudnya: Untuk mengerjakan jihad, apakah tidak lebih dicintai oleh Allah kalau dilakukan dalam hari-hari selain hari-hari pertama dari bulan Zulhijjah itu. Beliau shalallahu alaihi wasalam menjawab: "Tidak lebih dicintai oleh Allah pada hari-hari selain hari-hari sepuluh itu untuk berjihad fisabilillah, kecuali seorang yang keluar dengan dirinya dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan membawa sesuatu apapun dari yang tersebut -yakni setelah berjihad lalu mati syahid-. (Riwayat Bukhari)
0 Comments:
Posting Komentar
Silahkan di tanyakan