Riyadhus Shalihin – Imam Nawawi * |
Bab 183. Anjuran Membaca Surat-surat Atau Ayat-ayat Yang Tertentu
عن أَبي سعيدٍ رافعِ بنِ المُعلَّى رَضيَ اللَّه عَنْهُ قال : قال لي رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « أَلا أُعَلِّمُكَ أَعْظَم سُورةٍ في الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ تخْرُج مِنَ المَسْجِدَ ؟ فأَخَذَ بيدِي ، فَلَمَّا أَردْنَا أَنْ نَخْرُج قُلْتُ : يا رسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ قُلْتَ لأُعَلِّمنَّكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ في الْقُرْآنِ ؟ قال : «الحَمْدُ للَّهِ رَبِّ العَالمِينَ هِي السَّبْعُ المَثَاني ، وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذي أُوتِيتُهُ » رواه البخاري.
1006. Dari Abu Said, yaitu Rafi' bin al-Mu'alla radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi salam bersabda kepadaku: "Tidakkah engkau suka jikalau saya mengajarkan padamu akan seagung-agung surat dalam al-Quran sebelum engkau keluar dari masjid?" Kemudian beliau shalallahu alaihi salam mengambil tanganku. Setelah kita hendak keluar, sayapun berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Tuan tadi bersabda: "Sungguh-sungguh saya akan mengajarkan padamu seagung-agung surat dalam al-Quran." Beliau shalallahu alaihi salam lalu bersabda: "Seagung-agung surat ialah Alhamdulillahi rabbil 'alamin -dan seterusnya sampai Waladh dhollin-. Itulah yang disebut Assab'ul matsani -yakni tujuh ayat banyaknya dan diulang-ulangi dua kali atau surat Alfatihah-. Juga itulah yang disebut al-Quran al-'Azhim yang diberikan padaku." (Riwayat Bukhari)
وعن أَبي سعيدٍ الخُدْرِيِّ رضيَ اللَّه عنه أَنَّ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قالَ في : قُلْ هُوَ اللَّه أَحَدٌ : « والَّذِي نَفْسي بِيدِهِ ، إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ » .
وفي روايةٍ : أَنَّ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قالَ لأَصْحابِهِ : « أَيَعْجِزُ أَحَدُكُم أَنْ يقْرَأَ بِثُلُثِ الْقُرْآنِ في لَيْلَةٍ » فَشَقَّ ذلكَ علَيْهِمْ ، وقالُوا : أَيُّنَا يُطِيقُ ذلكَ يا رسولَ اللَّه ؟ فقال : «قُلْ هُو اللَّه أَحَدٌ ، اللَّهُ الصَّمَدُ : ثُلُثُ الْقُرْآنِ » رواه البخاري.
1007. Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi salam bersabda mengenai surat Qulhuwallahuahad -yakni surat al-lkhlas-, yaitu: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya surat al-Ikhlas itu sesungguhnya menyamai sepertiga al-Quran -mengenai pahala membacanya-." Dalam riwayat lain disebutkan: Bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi salam bersabda kepada sahabat-sahabatnya: "Apakah seorang diantara engkau semua itu akan merasa lemah -tidak kuat- untuk membaca sepertiga al-Quran dalam satu malam?" Tentu saja hal itu dirasakan berat oleh mereka dan mereka berkata: "Siapakah diantara kita semua yang kuat melakukan itu, ya Rasulullah?" Kemudian beliau shalallahu alaihi salam bersabda: Qul huwallahu ahad Allahush shamad adalah sepertiga al-Quran -yakni pahala membacanya menyamai membaca sepertiga al-Quran itu-." (Riwayat Bukhari)
وعنْهُ أَنَّ رَجُلاً سمِع رَجُلاً يَقْرَأُ : « قَلُ هُوَ اللَّه أَحدٌ » يُردِّدُها فَلَمَّا أَصْبَحَ جاءَ إِلى رسولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فَذَكَرَ ذلكَ لَهُ وكَانَ الرَّجُلُ يتَقَالهُّا فَقَالَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « والَّذي نَفْسِي بِيَدِهِ ، إِنَّها لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ » رواه البخاري .
1008. Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu pula bahwasanya ada seorang lelaki mendengar lelaki lain membaca: Qul huwallahu ahad, dan seterusnya -dan orang itu mengulang-ulanginya-. Setelah datang pagi harinya, orang yang mendengar itu pergi ke tempat Rasulullah shalallahu alaihi salam lalu menyebutkan pada beliau shalallahu alaihi salam apa yang didengarnya, seolah-olah orang ini menganggapnya sebagai amalan yang kecil saja -kurang berarti-. Kemudian Rasulullah shalallahu alaihi salam bersabda: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggamanNya, sesungguhnya surat al-Ikhlas itu sesungguhnya menyamai -pahalanya dengan membaca- sepertiga al-Quran." (Riwayat Bukhari)
وعن أَبي هريرة رضيَ اللَّه عنهُ أَنَّ رسول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال في : قُلْ هُوَ اللَّه أَحَدٌ: « إِنَّهَا تَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ » رواه مسلم .
1009. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi salam bersabda mengenai Qul huwallahu ahad, yaitu: "Sesungguhnya surat ini adalah menyamai -pahalanya dengan membaca- sepertiga al-Quran." (Riwayat Muslim)
وعنْ أَنسٍ رضي اللَّهُ عنهُ أَنَّ رجُلا قال : يا رسول اللَّهِ إِني أُحِبُّ هذِهِ السُّورَةَ: قُلْ هُوَ اللَّه أَحدٌ ، قال : « إِنَّ حُبَّها أَدْخَلَكَ الجنَّةَ » رواه الترمذي وقال : حديثٌ حسن . رواه البخاري في صحيحه تعليقًا .
1010. Dari Anas radhiyallahu anhu bahwasanya ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya senang sekali pada surat ini, yaitu Qul huwallahu ahad. Lalu beliau shalallahu alaihi salam bersabda: "Sesungguhnya kecintaanmu pada surat itu akan dapat memasukkan engkau dalam syurga." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. Imam Bukhari juga meriwayatkannya dalam kitab shahihnya sebagai ta'liq.
وعن عُقْبةَ بنِ عامِرٍ رَضِيَ اللَّه عنهُ أَنَّ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : «أَلَمْ تَر آيَاتٍ أُنْزِلَتْ هَذِهِ اللَّيْلَةَ لَمْ يُرَ مِثلُهُن قَطُّ ؟ قُلْ أَعُوذُ برَبِّ الفَلَقِ ، وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ » رواه مسلم .
1011. Dari 'Uqbah bin 'Amir radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi salam bersabda: "Adakah engkau mengetahui beberapa ayat yang diturunkan malam ini? Benar-benar tidak ada sama sekali yang seumpama dengan itu, yaitu surat Qul a'udzu birabbil falaq dan surat Qul a'udzu birabbin nas." (Riwayat Muslim)
وعن أَبي سعيدٍ الخُدْرِيِّ رَضي اللَّه عنهُ قال : كانَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَتَعَوَّذُ مِنَ الجانِّ ، وَعَيْنِ الإِنْسَانِ ، حتَّى نَزَلَتِ المُعَوذَتان ، فََلَمَّا نَزَلَتَا ، أَخَذَ بِهِما وتَركَ ما سِواهُما . رواه الترمذي وقال حديث حسن .
1012. Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi salam dahulunya selalu berta'awwudz -mohon perlindungan kepada Allah- dari gangguan jin dan mata manusia, sehingga turunlah dua surat mu'awwidzah -yaitu surat-surat Qul a'udzu birabbil falaq dan Qul a'udzu birabbin nas-. Setelah kedua surat itu turun, lalu beliau shalallahu alaihi salam mengambil keduanya itu saja -mengamalkannya- dan meninggalkan yang lain-lainnya." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
وعن أَبي هريرةَ رضيَ اللَّهُ عنهُ أَنَّ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قالَ : « مِنَ القُرْآنِ سُورَةٌ ثَلاثُونَ آيَةً شَفعتْ لِرَجُلٍ حَتَّى غُفِرَ لَهُ ، وهِيَ : تبارَكَ الذِي بِيَدِهِ المُلْكُ » . رواه أبو داود والترمذي وقال : حديث حسن . وفي رواية أبي داود : « تَشْفَعُ » .
1013. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi salam bersabda: "Setengah dari al-Quran itu ada sebuah surat yang jumlah ayatnya ada tiga puluh ayat. Surat itu dapat memberikan syafaat kepada seorang -jikalau ia membacanya- sehingga orang itu diampuni, yaitu surat Tabarakal ladzi biyadihil mulk -yakni surat al-Mulk." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih. Dalam riwayat Imam Abu Dawud disebutkan dengan menggunakan kata: tasyfa'u -sebagai gantinya- "syafaat", artinya sama yaitu memberi syafaat.
وعن أَبي مسعودٍ البدْرِيِّ رضيَ اللَّه عنهُ عن النبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : «منْ قَرَأَ بالآيتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورةِ البقَرةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ » متفقٌ عليه
1014. Dari Abu Mas'ud al-Badri radhiyallahu anhu dari Nabi shalallahu alaihi salam, sabdanya: "Barangsiapa yang membaca dua ayat dari akhir surat al-Baqarah di waktu malam -yaitu ayat Aamanar rasulu sampai akhir surat-, maka kedua ayat itu mencukupinya." (Muttafaq 'alaih) Dikatakan oleh para alim ulama bahwa arti kafataahu atau mencukupi orang tadi, maksudnya mencukupi dari apa yang tidak disenangi atau tidak diinginkan pada malam itu. Ada pula yang mengartikan mencukupi dari berdiri untuk shalat malam.
وعن أَبي هريرةَ رضيَ اللَّه عنهُ أَنَّ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « لا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِر ، إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِن الْبيْتِ الَّذي تُقْرأُ فِيهِ سُورةُ الْبقَرةِ » رواه مسلم.
1015. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi salam bersabda: "Janganlah engkau semua menjadikan rumah-rumahmu itu sebagai kuburan -yakni tidak pernah shalat sunnah atau membaca al-Quran di dalamnya-, sehingga sepi dari ibadah. Sesungguhnya syaitan itu lari dari rumah yang di dalamnya itu dibacakan surat al-Baqarah." (Riwayat Muslim)
وعن أُبَيِّ بنِ كَعْبٍ رضي اللَّه عَنْهُ قَالَ : قال رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : «يا أَبا المُنذِرِ أَتَدْرِي أَيُّ آيةٍ مِن كتاب اللَّهِ معكَ أَعْظَمُ ؟ قُلْتُ : اللَّه لا إِلهَ إِلاَّ هُو الحَيُّ الْقَيُّومُ ، فَضَربَ في صَدْري وَقَال : « لِيهْنكَ الْعِلْمُ أَبَا المُنذِرِ » رواه مسلم .
1016. Dari Ubay bin Ka'ab radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi salam bersabda: "Hai Abul Mundzir, adakah engkau mengetahui, ayat manakah dari Kitabullah -yakni al-Quran- yang ada besertamu itu yang teragung?" Saya lalu menjawab: "Yaitu Allahu la ilaha ilia huwal hayyul qayyum, yakni ayat al-Kursi. Beliau shalallahu alaihi salam lalu menepuk-nepuk dadaku dan bersabda: "Semoga engkau mudah memperoleh ilmu, hai Abul Mundzir." Beliau shalallahu alaihi salam mendoakan demikian karena benar sekali apa yang diucapkan Abul Munzir itu.(Riwayat Muslim)
وعن أَبي هريرة رضي اللَّه عنه قال : وكَّلَني رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بحِفْظِ زَكَاةِ رمضانَ ، فَأَتَاني آتٍ ، فَجعل يحْثُو مِنَ الطَّعام ، فَأخَذْتُهُ فقُلتُ : لأرَفَعَنَّك إِلى رسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، قال : إِنِّي مُحتَاجٌ ، وعليَّ عَيالٌ ، وبي حاجةٌ شديدَةٌ . ، فَخَلَّيْتُ عنْهُ ، فَأَصْبحْتُ ، فَقَال رسُولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ علَيْهِ وآلهِ وسَلَّمَ : « يا أَبا هُريرة ، ما فَعلَ أَسِيرُكَ الْبارِحةَ ؟ » قُلْتُ : يا رسُول اللَّهِ شَكَا حَاجَةً وعِيَالاً ، فَرحِمْتُهُ ، فَخَلَّيْتُ سبِيلَهُ. فقال : « أَما إِنَّهُ قَدْ كَذَبك وسيعُودُ » فَعرفْتُ أَنَّهُ سيعُودُ لِقَوْلِ رسُولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فَرصدْتُهُ . فَجَاءَ يحثُو مِنَ الطَّعامِ ، فَقُلْتُ : لأَرْفَعنَّكَ إِلى رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، قالَ : دعْني فَإِنِّي مُحْتاجٌ ، وعلَيَّ عِيالٌ لا أَعُودُ ، فرحِمْتُهُ وَخَلَّيتُ سبِيلَهُ ، فَأَصبحتُ فَقَال لي رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « يَا أَبا هُريْرةَ ، ما فَعل أَسِيرُكَ الْبارِحةَ ؟ » قُلْتُ : يا رسُول اللَّهِ شَكَا حاجةً وَعِيالاً فَرحِمْتُهُ ، وَخَلَّيتُ سبِيلَهُ ، فَقَال : « إِنَّهُ قَدْ كَذَبكَ وسيَعُودُ » . فرصدْتُهُ الثَّالِثَةَ . فَجاءَ يحْثُو مِنَ الطَّعام ، فَأَخَذْتهُ ، فقلتُ : لأَرْفَعنَّك إِلى رسولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم وهذا آخِرُ ثَلاثٍ مرات أَنَّكَ لا تَزْعُمُ أَنَّكَ تَعُودُ ، ثُمَّ تَعُودُ، فقال : دعْني فَإِنِّي أُعلِّمُكَ كَلِماتٍ ينْفَعُكَ اللَّه بهَا ، قلتُ : ما هُنَّ ؟ قال : إِذا أَويْتَ إِلى فِراشِكَ فَاقْرأْ آيةَ الْكُرسِيِّ ، فَإِنَّهُ لَن يزَالَ عليْكَ مِنَ اللَّهِ حافِظٌ ، ولا يقْربُكَ شيْطَانٌ حتَّى تُصْبِحِ ، فَخَلَّيْتُ سبِيلَهُ فَأَصْبحْتُ ، فقَالَ لي رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « ما فَعلَ أَسِيرُكَ الْبارِحةَ ؟ » فقُلتُ : يا رَسُول اللَّهِ زَعم أَنَّهُ يُعلِّمُني كَلِماتٍ ينْفَعُني اللَّه بهَا ، فَخَلَّيْتُ سبِيلَه. قال : « مَا هِيَ ؟ » قلت : قال لي : إِذا أَويْتَ إِلى فِراشِكَ فَاقرَأْ ايةَ الْكُرْسيِّ مِنْ أَوَّلها حَتَّى تَخْتِمَ الآيةَ : { اللَّه لا إِلهَ إِلاَّ هُو الحيُّ الْقَيُّومُ } وقال لي : لا يَزَال علَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ ، وَلَنْ يقْربَكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ . فقال النَّبِيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « أَمَا إِنَّه قَدْ صَدقكَ وَهُو كَذوبٌ ، تَعْلَم مَنْ تُخَاطِبُ مُنْذ ثَلاثٍ يا أَبا هُريْرَة ؟ » قلت : لا ، قال : «ذَاكَ شَيْطَانٌ » رواه البخاري .
1017. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya: "Saya diserahi oleh Rasulullah shalallahu alaihi salam untuk menjaga sesuatu dari hasil zakat Ramadhan -yakni zakat fitrah-. Kemudian datanglah padaku seorang pendatang, segeralah ia mulai mengambil makanan itu -sepenuh tangannya lalu diletakkan dalam wadah-. Saya lalu menahannya terus berkata: "Sungguh-sungguh engkau akan saya hadapkan kepada Rasulullah shalallahu alaihi salam" Orang itu berkata: "Sesungguhnya saya ini adalah seorang yang sangat membutuhkan dan saya mempunyai tanggungan keluarga banyak serta saya mempunyai hajat yang sangat sekali -maksudnya amat fakirnya-. Setelah itu iapun saya lepaskan -dengan membawa makanan secukupnya-. Pada pagi harinya Rasulullah shalallahu alaihi salam bersabda: "Hai Abu Hurairah, apakah yang dikerjakan oleh tawananmu -yakni orang yang kau pegang- tadi malam?" Saya menjawab: "Ya Rasulullah, ia mengadukan bahwa ia mempunyai kebutuhan serta keluarga, lalu saya belas kasihan padanya, maka dari itu saya lepaskan sekehendak jalannya -yakni sesuka hatinya pergi-." Rasulullah shalallahu alaihi salam lalu bersabda: "Sebenarnya orang itu telah berdusta padamu dan ia akan kembali lagi." Jadi saya mengetahui bahwa ia akan kembali karena begitulah sabda Rasulullah shalallahu alaihi salam Selanjutnya saya terus mengintipnya, tiba-tiba ia kembali lagi dan segera saja mengambil makanan lagi, lalu saya berkata: "Sungguh-sungguh saya akan menghadapkan engkau kepada Rasulullah shalallahu alaihi salam" Ia berkata: "Biarkanlah saja -sekali ini-, sebab sesungguhnya saya adalah seorang yang amat membutuhkan dan saya mempunyai banyak keluarga yang menjadi tanggungan saya. Saya tidak akan kembali lagi." Sekali lagi saya menaruh belas kasihan padanya, lalu saya lepaskan sekehendak jalannya. Ketika pagi datang, kemudian Rasulullah shalallahu alaihi salam bersabda padaku: "Hai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu tadi malam?" Saya berkata: "Ia mengadukan lagi bahwa ia amat membutuhkan dan mempunyai banyak tanggungan keluarga, maka dari itu saya belas kasihan padanya dan saya lepaskanlah sekehendak jalannya." Beliau shalallahu alaihi salam lalu bersabda: "Sesungguhnya ia berkata dusta padamu dan ia akan kembali lagi." Saya mengintipnya untuk ketiga kalinya. Ia datang dan terus mengambil makanan lalu saya tangkaplah ia, kemudian saya berkata: "Kini sungguh-sungguh saya akan menghadapkan engkau kepada Rasulullah shalallahu alaihi salam dan ini adalah yang terakhir, karena untuk ketiga kalinya engkau datang, sedang engkau memastikan tidak akan datang, tetapi engkau datang lagi." Orang itu lalu berkata: "Biarkanlah aku -yakni supaya engkau lepaskan saja-, sesungguhnya saya akan mengajarkan beberapa kalimat padamu yang dengannya itu Allah akan memberikan kemanfaatan padamu." Saya berkata: "Apakah kalimat-kalimat itu." Ia menjawab: "Jikalau engkau hendak menempati tempat tidurmu, maka bacalah ayat Kursi, karena sesungguhnya -kalau itu engkau baca-, engkau akan senantiasa didampingi oleh seorang penjaga dari Allah dan engkau tidak akan didekati oleh syaitan sehingga datang waktu pagi." Akhirnya orang itu saya lepaskan lagi sekehendak jalannya. Saya pada pagi harinya, lalu Rasulullah shalallahu alaihi salam bersabda padaku: "Apakah yang dilakukan oleh tawananmu tadi malam?" Saya menjawab: "Ia menyangka bahwa ia telah mengajarkan padaku beberapa kalimat yang dengannya itu Allah akan memberikan kemanfaatan padaku, lalu saya lepaskanlah ia menurut sekehendak jalannya." Beliau shalallahu alaihi salam bertanya: "Apakah kalimat-kalimat itu?" Saya menjawab: "Ia berkata kepada saya: "Jikalau engkau menempati tempat tidurmu, maka bacalah ayat Kursi sejak dari permulaannya sehingga engkau habiskan ayat itu sampai selesai, yaitu: Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qayyum." Ia melanjutkan katanya kepada saya: "Jikalau itu engkau baca, maka engkau selalu akan didampingi oleh seorang penjaga dari Allah dan syaitan tidak akan mendekat padamu sehingga datang waktu pagi." Nabi shalallahu alaihi salam lalu bersabda: "Sesungguhnya ia telah berkata benar padamu -yakni kalau membaca ayat al-Kursi, maka akan terus mendapat penjagaan dari Allah-, tetapi orang itu sendiri sebenarnya adalah pendusta besar. Adakah engkau mengetahui, siapakah yang engkau ajak bicara selama tiga malam berturut-turut itu?" Saya menjawab: "Tidak." Beliau shalallahu alaihi salam lalu bersabda: "Itu adalah syaitan." (Riwayat Bukhari)
Keterangan:
Ayat Kursi yang dimaksudkan dalam hadits diatas ialah sebagaimana yang tercantum di bawah ini dan sebelum membaca ayat tersebut, sebaiknya membaca Ta'awwudz dulu yaitu: A'udzu billahu minasy syatthanir rajiim, selanjutnya barulah membaca ayat al-Kursi yang tercantum dalam surat al-Baqarah ayat 255, bunyinya (artinya): "Allah yang tiada Tuhan selain Dia itu, adalah Maha Hidup serta Berdiri sendiri -yakni tidak membutuhkan kepada yang selainNya-. Dia tidak akan dihinggapi oleh rasa kantuk dan tidak pula pernah tidur. BagiNya adalah semua yang ada di langit dan di bumi. Dia Maha Mengetahui apa saja yang ada di muka mereka -yakni seluruh makhluk- dan apa saja yang ada di belakangnya. Siapakah yang kiranya dapat memberikan syafaat -pertolongan- di sisiNya -baik sewaktu di dunia ataupun di akhirat nanti- melainkan dengan izinNya? Kursinya -yakni kerajaanNya- adalah meliputi seluruh langit dan bumi dan Dia tidak akan tersibukkan dalam memelihara keduanya -langit dan bumi- itu, karena Dia adalah Maha Tinggi serta Agung."
وعن أَبي الدَّرْدِاءِ رَضِي اللَّه عنْه أَنَّ رسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : «منْ حفِظَ عشْر آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورةِ الْكَهْف ، عُصمَ منَ الدَّجَّالِ » . وفي رواية : « مِنْ آخِرِ سُورةِ الكهْف» رواه مسلم .
1018. Dari Abuddarda' radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi salam bersabda: "Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia terjaga dari gangguan Dajjal." Dalam riwayat lain disebutkan: "Dari akhir surat al-Kahfi." (Riwayat Muslim)
0 Comments:
Posting Komentar
Silahkan di tanyakan