Selasa, 30 Januari 2024

Bab 194. Keutamaan Shaf Pertama Dan Perintah Menyempurnakan Shaf-shaf Yang Permulaan

Loading

 

 

Riyadhus Shalihin – Imam Nawawi

*

 

Bab 194. Keutamaan Shaf Pertama Dan Perintah Menyempurnakan Shaf-shaf Yang Permulaan -Yakni Jangan Berdiri Di Shaf Kedua Sebelum Sempurna Shaf Pertama Dan jangan Berdiri Di Shaf Ketiga Sebelum Sempurna Shaf Kedua Dan Seterusnya-, Serta Meratakan Shaf-shaf Dan Merapatkannya

 

عَن جابِرِ بْنِ سمُرةَ ، رضي اللَّه عنْهُمَا ، قَالَ : خَرجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فَقَالَ : « أَلا تَصُفُّونَ كما تُصُفُّ الملائِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا ؟ » فَقُلْنَا : يا رسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ تَصُفُّ الملائِكةُ عِند ربِّها ؟ قال : « يُتِمُّونَ الصُّفوفَ الأُولَ ، ويَتَراصُّونَ في الصفِّ» رواه مسلم .

1079. Dari Jabir bin Samurah radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam keluar pada kita semua, lalu bersabda: "Tidak dapatkah engkau semua berbaris sebagaimana berbarisnya para malaikat disisi Tuhannya?" Kita lalu berkata: "Ya Rasulullah, bagaimanakah cara para malaikat itu berbaris disisi Tuhannya?" Beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Mereka menyempurnakan shaf-shaf permulaan -yakni tidak berdiri di shaf kedua sebelum sempurnanya shaf pertama dan tidak di shaf ketiga sebelum sempurnanya shaf kedua dan seterusnya-, juga mereka itu saling rapat merapatkan shaf-shaf itu." (Riwayat Muslim)

 

وعن أَبي هُريْرة ، رَضِيَ اللَّه عنْهُ ، أَنَّ رَسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : «لوْ يعلَمُ الناسُ ما في النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ ، ثُم لَمْ يجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاسْتَهمُوا » متفقٌ عليه

1080. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Andaikata para manusia itu mengetahui betapa besarnya pahala adzan dan menempati shaf pertama, kemudian tidak dapat memperoleh jalan untuk itu melainkan dengan mengadakan undian, sesungguhnya mereka itu akan mengadakan undian." (Muttafaq 'alaih)

 

وعَنْهُ قَالَ : قَالَ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : «خَيْرُ صُفوفِ الرِّجالِ أَوَّلُهَا ، وشرُّها آخِرُهَا وخيْرُ صُفوفِ النِّسَاءِ آخِرُها ، وَشرُّهَا أَوَّلُهَا » رواه مسلم .

1081. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu pula katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sebaik-baiknya shaf bagi kaum lelaki ialah shaf pertamanya, sedang sejelek-jeleknya shaf bagi mereka ialah shaf yang penghabisan -terakhir atau paling belakang-. Adapun sebaik-baiknya shaf bagi kaum wanita ialah shaf penghabisan, sedang sejelek-jeleknya shaf bagi mereka ialah shaf pertamanya." (Riwayat Muslim)

 

وعن أبي سعِيد الخُدْرِيِّ رضيَ اللَّه عنهُ ، أَنَّ رسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : رأَى في أَصْحابِهِ تأَخُّراً ، فقَالَ لَهُمْ : « تقَدَّمُوا فأَتمُّوا بِي ، وَليَأْتَمَّ بِكُمْ مَنْ بَعْدَكُم ، لا يزالُ قَوْمٌ يَتَأَخَّرُونَ حَتى يُوخِّرَهُمُ اللَّه » رواه مسلم .

1082. Dari Abu Said radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam melihat di kalangan sahabat-sahabatnya ada kemunduran -yakni ada orang-orang yang suka berdiri di shaf belakang saja-, lalu beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda kepada mereka: "Majulah engkau semua lalu ikutilah saya dan hendaknya mengikuti engkau semua orang-orang yang sesudahmu itu. Tidak henti-hentinya sesuatu kaum itu suka membelakang, sehingga mereka akan dibelakangkan pula oleh Allah." Maksudnya kalau orang itu gemar membelakang dalam kemuliaan, tentu dibelakangkan oleh Allah dalam pemberian kerahmatan. (Riwayat Muslim)

 

وعن أَبي مسعودٍ ، رضي اللَّه عنْهُ ، قال : كانَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَمْسحُ مَناكِبَنَا في الصَّلاةِ ، ويقُولُ : « اسْتوُوا ولا تَختلِفوا فتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ ، لِيلِيني مِنْكُم أُولُوا الأَحْلامِ والنُّهَى ، ثمَّ الذينَ يلُونَهمْ ، ثُمَّ الذِين يَلُونَهمْ » رواه مسلم .

1083. Dari Abu Mas'ud radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam pernah mengusap bahu-bahu kita dalam shalat lalu bersabda: "Ratakanlah olehmu semua -shaf-shaf itu- dan jangan berselisih -seperti ada yang lebih maju atau lebih mundur-, sebab hati-hatimupun akan berselisih pula. Hendaknya mendampingi saya orang-orang yang dewasa dan yang berakal cukup diantara engkau semua itu, kemudian orang-orang yang mendekati mereka -yakni yang tarafnya ada di bawahnya-, kemudian orang-orang yang mendekati mereka -yakni yang tarafnya di bawah mereka lagi-." (Riwayat Muslim)

 

وعن أَنسٍ رضي اللَّه عنْهُ قال : قال رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « سَوُّوا صُفُوفَكُمْ ، فَإنَّ تَسْوِيةَ الصَّفِّ مِنْ تَمامِ الصَّلاةِ » متفقٌ عليه . وفي رواية البخاري : « فإنَّ تَسوِيَةَ الصُّفُوفِ مِن إِقَامة الصَّلاةِ » .

1084. Dari Anas radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Ratakanlah shaf-shafmu semua itu, karena sesungguhnya meratakan shaf-shaf itu termasuk tanda kesempurnaan shalat." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Imam Bukhari disebutkan: "Karena meratakan shaf-shaf itu adalah termasuk tanda didirikannya shalat."

 

وعَنْهُ  قال : أُقِيمَتِ الصَّلاةُ ، فأَقبَل عَلينَا رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بِوَجْهِهِ فقَالَ : «أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ وتَراصُّوا ، فَإنِّي أَراكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي » رواهُ البُخَاريُّ بِلَفْظِهِ ، ومُسْلِمٌ بمعْنَاهُ . وفي رِوَايةٍ للبُخَارِيِّ : وكَانَ أَحدُنَا يَلْزَقُ مَنكِبَهُ بِمنْكِبِ صاحِبِهِ وقَدَمِه بِقَدمِهِ » .

1085. Dari Anas radhiyallahu anhu pula, katanya: "Shalat telah diiqamati, kemudian Rasulullah shalallahu alaihi wasalam menghadap kepada kita semua dengan wajahnya lalu bersabda: "Tetaplah engkau semua mendirikan shaf-shafmu semua itu dan rapatkanlah shaf-shaf tadi, karena sesungguhnya saya ini dapat melihat engkau semua dari belakang punggungku." Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dengan lafaznya dan juga oleh Imam Muslim yang semakna dengan itu. Dalam riwayat Imam Bukhari disebutkan pula: "Seorang dari kita menempelkan bahunya dengan bahu kawannya dan juga kakinya dengan kaki kawannya -yakni amat rapat sekali-."

 

وَعَنِ النُّعْمَانِ بنِ بشيرٍ ، رضيَ اللَّه عنهما ، قال : سمعتُ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ : « لَتُسوُّنَّ صُفُوفَكُمْ ، أَوْ ليُخَالِفَنَّ اللَّه بَيْنَ وجُوهِكُمْ » متفقٌ عليه .

وفي روايةٍ لمسلمٍ : أَنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم كانَ يُسَوِّي صُفُوفَنَا ، حتَّى كأَنَّما يُسَوّي بهَا القِدَاحَ ، حَتَّى رَأَى أنَّا قَد عَقَلْنَا عَنْهُ . ثُمَّ خَرَج يَوْماً فَقَامَ حَتَّى كَادَ يُكَبِّرُ ، فَرَأَى رجُلا بَادِياً صدْرُهُ مِنَ الصَّفِّ فقالَ : « عِبَادَ اللَّهِ ، لَتُسَوُّنَّ صُفُوفَكُمْ ، أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللَّه بيْنَ وجُوهكُمْ» .

1086. Dari an-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya engkau semua harus meratakan shaf-shafmu itu atau -kalau tidak suka meratakan shaf-shaf-, maka sesungguhnya Allah akan memperselisihkan antara muka-muka hatimu -yakni menjadi umat yang suka bercerai-cerai-." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam itu meratakan antara shaf-shaf kita, sehingga seolah-olah diratakannya barisan anak panah. Demikianlah sehingga beliau meyakinkan bahwa kita semua telah mengerti benar-benar akan cara meratakan shaf-shaf itu. Selanjutnya pada suatu hari beliau shalallahu alaihi wasalam keluar lalu berdiri sehingga hampir saja akan bertakbir, lalu melihat ada seorang yang dadanya menonjol ke muka shaf, kemudian beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Hai hamba-hamba Allah, sesungguhnya engkau semua harus meratakan shaf-shafmu atau -kalau tidak melakukan demikian maka- sesungguhnya Allah akan memperselisihkan antara muka-muka hatimu."

 

وعنِ البرَاءِ بنِ عازبٍ ، رضي اللَّه عنهما ، قالَ : كانَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، يَتخلَّلُ الصَّفَّ مِنْ نَاحِيَةٍ إِلى نَاحِيَةٍ ، يَمسَحُ صُدُورَنَا ، وَمَناكِبَنَا ، ويقولُ : لا تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ » وكَانَ يَقُولُ : إن اللَّه وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ على الصُّفُوفِ الأُوَلِ » رواه أبو داود بإِسناد حَسَنٍ .

1087. Dari al-Bara' bin 'Azib radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam mengisikan sela-sela shaf dari arah sini ke arah situ, sehingga dada-dada dan bahu-bahu kita saling mengusap -antara yang seorang dengan lainnya-. Beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Janganlah engkau semua berselisih -yakni terlampau maju atau terlampau mundur dari shaf, maka hal itu akan menyebabkan berselisihnya hati-hatimu semua." Beliau shalallahu alaihi wasalam juga bersabda: "Sesungguhnya Allah dan malaikatnya menyampaikan kerahmatan pada shaf-shaf permulaan." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.

 

وعَن ابن عُمرَ رضيَ اللَّه عنهما ، أَنَّ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قالَ : «أَقِيمُوا الصُّفُوفَ وَحَاذُوا بَينَ المنَاكِب، وسُدُّوا الخَلَلَ، وَلِينُوا بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ ، وَلا تَذَرُوا فَرُجَاتٍ للشيْطانِ، ومَنْ وصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّه ، وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعهُ اللَّه » رواه أبو داود بإِسناد صحيحٍ.

1088. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Tetaplah mendirikan shaf-shaf dengan rata, samakanlah letaknya antara bahu-bahu, tutuplah semua sela yang kosong dan bersikap haluslah dengan tangan saudara-saudaramu -yakni jikalau diajak maju atau mundur untuk meratakan shaf-shaf-. Janganlah engkau semua meninggalkan kekosongan-kekosongan untuk diisi oleh syaitan. Barangsiapa yang merapatkan shaf, maka Allah akan merapatkan hubungan dengannya dan barangsiapa yang memutuskan shaf -yakni tidak suka mengisi mana-mana yang tampak kosong-, maka Allah memutuskan hubungan dengannya." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih

 

وعَنْ أَنسٍ رضيَ اللَّه عَنْهُ أَنَّ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « رُصُّوا صُفُوفَكُمْ ، وَقَاربُوا بَيْنَها ، وحاذُوا بالأَعْناق ، فَوَالَّذِي نَفْسِي بيَدِهِ إِنَّي لأَرَى الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ منْ خَلَلِ الصَّفِّ ، كأنَّها الحَذَفُ » حديث صحيح رواه أبو داود بإِسناد على شرط مسلم .

1089. Dari Anas radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Rapatkanlah shaf-shaf kamu semua, perdekatkanlah jarak antara shaf-shaf itu -yang sekiranya antara kedua shaf itu kira-kira tiga hasta- dan samakanlah letaknya antara leher-leher. Maka demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya saya niscayalah dapat melihat syaitan itu masuk di sela-sela kekosongan shaf, sebagaimana halnya kambing kecil." hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad menurut syarat Imam Muslim. Alhadzaf dengan ha' muhmalah dan dzal mu'jamah yang keduanya difathahkan, lalu fa' ialah kambing kecil, hitam warnanya yang ada di Yaman.

 

وعنهُ أَنَّ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « أَتمُّوا الصَّفَّ المقدَّمَ ، ثُمَّ الَّذي يلِيهِ ، فَمَا كَانَ مَنْ نقْصٍ فَلْيَكُنْ في الصَّفِّ المُؤَخَّرِ » رواه أبو داود بإِسناد حسن .

1090. Dari Anas radhiyallahu anhu pula bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sempurnakanlah shaf yang termuka dahulu, kemudian yang ada di belakangnya itu -lalu yang ada di belakangnya lagi-. Maka mana yang masih kurang rapatnya, hendaklah itu ada di shaf yang terbelakang sendiri." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan,

 

وعن عائشة رضي اللَّه عنها قالت : قال رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « إِنَّ اللَّه وملائِكَتَهُ يُصلُّونَ على ميامِن الصُّفوف » رواه أبو داود بإِسناد عَلى شرْطِ مُسْلِمٍ ، وفيهِ رجلٌ مُخْتَلَفٌ في توْثِيقِهِ .

1091. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya Allah dan malaikatNya menyampaikan kerahmatan pada shaf-shaf yang sebelah kanan." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad menurut syaratnya Imam Muslim, tetapi di dalamnya ada seorang lelaki yang masih diperselisihkan dapatnya dipercaya oleh para ahli Hadis.

 

وعَنِ البراءِ رضيَ اللَّه عَنْهُ قال : « كُنَّا إِذا صَلَّينَا خَلْفَ رسولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أَحْببْبنَا أَنْ نَكُونَ عَنْ يَمِينِهِ ، يُقبِلُ علَينا بِوَجْهِهِ ، فَسمِعْتُهُ يقول : « رَبِّ قِنِي عذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ ­ أَوْ تَجْمَعُ ­ عبَادَكَ » رواه مسلم .

1092. Dari al-Bara' radhiyallahu anhu, katanya: "Kita semua apabila shalat di belakang Rasulullah shalallahu alaihi wasalam, maka kita semua senang kalau berada di sebelah kanannya. Beliau menghadap kepada kita dengan wajahnya, lalu saya mendengar beliau shalallahu alaihi wasalam mengucapkan " doa -yang artinya-: "Ya Tuhan, lindungilah saya dari siksaMu pada hari Engkau menghidupkan -sesudah mati yakni pada hari kiamat- atau pada hari Engkau mengumpulkan hamba-hambaMu." (Riwayat Muslim)

 

وعَنْ أَبي هُريرةَ رضِيَ اللَّه عنْهُ ، قال : قالَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : «وسِّطُوا الإِمامَ ، وَسُدُّوا الخَلَلَ » رواه أبو داود .

1093. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Pertengahkanlah imam -yakni antara ma'mum yang berdiri di sebelah kanan dan di sebelah kiri hendaklah sama banyaknya, sehingga imam itu tempatnya ada di tengah seluruh ma'mum- dan tutuplah sela-sela yang kosong." (Riwayat Abu Dawud)


0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan di tanyakan