Rabu, 31 Januari 2024

Bab 221. Keutamaan Makan Sahur Dan Mengakhirkannya Selama Tidak Takut Menyingsingnya Fajar

Loading

 

 

Riyadhus Shalihin – Imam Nawawi

*

 

Bab 221. Keutamaan Makan Sahur Dan Mengakhirkannya Selama Tidak Takut Menyingsingnya Fajar

 

عنْ أَنسٍ رَضِيَ اللَّه عَنْهُ قال : قال رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « تَسَحَّرُوا فَإِنَّ في السُّحُورِ بَركَةً » متفقٌ عليه .

1226. Dari Anas radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Bersahurlah engkau semua, karena sesungguhnya di dalam sahur itu ada keberkahannya." (Muttafaq 'alaih)

 

وعن زيدِ بن ثابتٍ رَضيَ اللَّه عَنْهُ قال : تَسحَّرْنَا مَعَ رسولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، ثُمَّ قُمْنَا إِلى الصَّلاةِ . قِيلَ : كَمْ كانَ بَيْنَهُمَا ؟ قال : قَدْرُ خَمْسونَ آيةً . متفقٌ عليه .

1227. Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu anhu, katanya: "Kita bersahur bersama Rasulullah shalallahu alaihi wasalam kemudian kita berdiri untuk melakukan shalat -yakni shalat Subuh-." Kepadanya ditanyakan: "Berapa jarak waktu antara keduanya itu?" Yakni antara selesainya sahur dengan berdirinya untuk shalat Subuh. Ia menjawab: "Kira-kira cukup membaca lima puluh ayat." (Muttafaq 'alaih)

 

وَعَنِ ابنِ عُمَرَ رَضيَ اللَّه عَنْهُمَا ، قالَ : كانَ لرسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مُؤَذِّنَانِ : بلالٌ وَابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ . فَقَالَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « إِنَّ بلالاً يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ ، فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ » قَالَ : وَلَمْ يَكُنْ بَيْنَهُمَا إِلاَّ أَنْ يَنْزِلَ هذا وَيَرْقَى هذا ، متفقٌ عليه .

1228. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam itu mempunyai dua orang juru adzan, yaitu Bilal dan Ibnu Ummi Maktum. Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya Bilal itu beradzan di waktu masih malam -yakni sebelum menyingsingnya fajar shadik-, maka makanlah dan minumlah engkau semua -untuk bersahur- sehingga Ibnu Ummi Maktum beradzan -sebagai tanda masuknya waktu Subuh-." Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma berkata: "Tidak ada jaraknya antara kedua orang juru adzan itu, melainkan kalau yang ini turun -yakni Bilal- lalu yang ini -yakni Ibnu Ummi Maktum- naik." Maksudnya jarak waktu antara keduanya itu tidak terlalu lama. (Muttafaq 'alaih)

 

وعَنْ عمْرو بنِ العاصِ رَضِيَ اللَّه عَنْهُ أَنَّ رسول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قالَ : « فَضْلُ ما بيْنَ صِيَامِنَا وَصِيامِ أَهْل الكتاب أَكْلَةُ السَّحَرِ » . رواه مسلم .

1229. Dari 'Amr bin al-'Ash radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Pemisahan -yakni perbedaan- antara puasa kita dengan puasanya kaum ahli kitab -yakni kaum Yahudi dan Nasrani- itu ialah adanya makan sahur." (Riwayat Muslim)


0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan di tanyakan