Riyadhus Shalihin – Imam Nawawi * |
Bab 73. Bagusnya Budi Pekerti
قال اللَّه تعالى: { وإنك لعلى خلق عظيم }
Allah Ta'ala berfirman: "Dan sesungguhnya engkau -hai Muhammad- adalah memiliki budi pekerti yang luhur." (al-Qalam: 4)
وقال تعالى: { والكاظمين الغيظ، والعافين عن الناس } الآية.
Allah Ta'ala berfirman lagi: "Dan orang-orang yang menahan kemarahannya dan suka pula memaafkan kepada orang banyak," sampai habisnya ayat. (Ali-Imran: 134)
وعن أَنسٍ رضيَ اللَّه عنه قال :كانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أَحْسنَ النَّاسِ خُلقاً .متفقٌ عليه.
619. Dari Anas radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam itu adalah sebaik-baik manusia dalam hal budi pekertinya." (Muttafaq 'alaih)
وعنه قال : مَا مَسِسْتُ دِيباجاً ولاَ حَرِيراً أَلْيَنَ مِنْ كَفِّ رسُولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، وَلاَ شَمَمْتُ رائحَةً قَطُّ أَطْيَبَ مِن رَسُولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، وَلَقَدْ خَدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم عشْرَ سِنينَ ، فَما قالَ لي قَطُّ : أُفٍّ ، وَلا قالَ لِشَيْءٍ فَعلْتُهُ : لِمَ فَعَلْتَهُ؟ ولا لشيءٍ لَمْ افعَلْهُ : أَلاَ فَعَلْتَ كَذا ؟ متفقٌ عليه
620. Dari Anas radhiyallahu anhu pula, katanya: "Saya tidak pernah memegang suatu sutera tebal ataupun sutera tipis yang rasanya lebih halus daripada tapak tangan Rasulullah shalallahu alaihi wasalam Saya juga tidak pernah mencium satu bau-bauanpun yang lebih harum daripada bau Rasulullah shalallahu alaihi wasalam Saya telah melayani Rasulullah shalallahu alaihi wasalam selama sepuluh tahun, maka beliau sama sekali tidak pernah mengucapkan "cis" pada saya, juga tidak pernah bersabda: "Mengapa engkau lakukan itu," untuk sesuatu yang saya lakukan, atau bersabda: "Alangkah baiknya kalau engkau melakukan begini," untuk sesuatu yang tidak saya lakukan." (Muttafaq 'alaih)
وعن الصَّعبِ بنِ جَثَّامَةَ رضيَ اللَّهُ عنه قال : أَهْدَيْتُ رسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم حِمَاراً وَحْشِياً ، فَرَدُّهُ عليَّ ، فلمّا رأَى مَا في وَجْهي قالَ : « إِنَّا لَمْ نَرُدَّهُ عَلَيْكَ إِلاَّ لأَنَّا حُرُمٌ » متفقٌ عليه .
621. Dari as-Sha'bu bin Jatstsamah radhiyallahu anhu, katanya: "Saya pernah memberikan hadiah kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasalam berupa seekor keledai liar, kemudian beliau shalallahu alaihi wasalam mengembalikannya pada saya. Setelah beliau melihat kecemasan yang tampak di mukaku, lalu beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Kita tidak mengembalikannya itu padamu, melainkan karena kita ini sedang melakukan ihram." (Muttafaq 'alaih)
وعن النَّوَّاسِ بنِ سمعانَ رضي اللَّه عنه قال : سأَلتُ رسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم عنِ البِرِّ والإِثمِ فقالَ : « البِرُّ حُسنُ الخُلُقِ ، والإِثمُ : ما حاكَ في نَفْسِكَ ، وكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلعَ عَلَيْهِ النَّاسُ » رواهُ مسلم .
622. Dari an-Nawwas bin Sam'an radhiyallahu anhu, katanya: "Saya bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasalam perihal kebajikan dan dosa. Beliau shalallahu alaihi wasalam lalu bersabda: "Kebajikan itu ialah baiknya budi pekerti dan dosa itu ialah apa-apa yang engkau rasakan bimbang dalam dada -yakni hati- dan engkau tidak suka kalau hal itu diketahui oleh orang banyak." (Riwayat Muslim)
وعن عبد اللَّهِ بن عمرو بن العاص رضي اللَّه عنهما قال : لم يكن رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فَاحِشاً ولا مُتَفَحِّشاً . وكانَ يَقُولُ : « إِنَّ مِن خِيارِكُم أَحْسَنَكُم أَخْلاقاً » متفقٌ عليه.
623. Dari Abdullah bin Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam itu bukan seorang yang kotor -baik kata-katanya atau tindakannya- dan tidak pula seorang yang bersengaja hendak berbuat kekotoran -baik kata-kata atau tindakannya-." Beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya termasuk dalam golongan orang-orang yang terpilih diantara engkau semua adalah orang yang terbaik budi pekertinya." (Muttafaq 'alaih)
وعن أبي الدرداءِ رضي اللَّه عنه : أَن النبيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قالَ : « ما من شَيءٍ أَثْقَلُ في ميزَانِ المُؤمِنِ يَومَ القِيامة من حُسْنِ الخُلُقِ . وإِنَّ اللَّه يُبغِضُ الفَاحِشَ البَذِيِّ » رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح .
624. Dari Abu darda' radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan amalannya seorang mu'min besok pada hari kiamat daripada baiknya budi pekerti dan sesungguhnya Allah itu membenci kepada seorang yang kotor serta rendah kata-katanya -yakni yang senantiasa memperbincangkan kemesuman, kejahatan dan lain-lain." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits shahih.
وعن أبي هُريرة رضيَ اللَّه عنه قال : سُئِلَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم عَنْ أَكثرِ مَا يُدْخلُ النَّاس الجَنَّةَ ؟ قال : « تَقْوى اللَّهِ وَحُسنُ الخُلُق وَسُئِلَ عن أَكثرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ: « الفَمُ وَالفَرْجُ » . رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح .
625. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam ditanya tentang apakah sebagian besar amalan yang memasukkan para manusia itu dalam syurga. Beliau shalallahu alaihi wasalam menjawab: "Yaitu bertaqwa kepada Allah dan bagusnya budi pekerti." Beliau ditanya pula tentang apakah sebagian besar amalan yang memasukkan para manusia dalam neraka. Beliau menjawab: "Yaitu karena perbuatan mulut dan kemaluan." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
وعنه قال : قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « أَكْمَلُ المُؤمِنِينَ إِيمَاناً أَحسَنُهُم خُلُقاً ، وخيارُكُم خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهمْ » . رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح .
626. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu pula, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesempurna-sempurnanya kaum mu'minin dalam hal keimanannya ialah yang terbaik budi pekertinya diantara mereka itu sedang orang-orang yang pilihan diantara engkau semua itu ialah yang terbaik hubungan -pergaulannya- dengan istri-istrinya." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa hadits ini adalah hasan shahih.
وعن عائشةَ رضيَ اللَّه عنها ، قالت سمعت رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقول : « إِنَّ الُمؤْمِنَ لَيُدْركُ بِحُسنِ خُلُقِه درَجةَ الصائمِ القَائمِ » رواه أبو داود .
627. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Saya mendengar Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya seorang mu'min itu dapat mencapai derajatnya seorang yang berpuasa -pada siang harinya- dan berdiri bershalat -pada malam harinya- dengan sebab kebaikan budi pekertinya itu." (Riwayat Abu Dawud)
وعن أبي أُمَامَة الباهِليِّ رضي اللَّه عنه قال : قال رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « أَنا زَعِيمٌ ببَيتٍ في ربَضِ الجنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ المِراءَ . وَإِنْ كَانَ مُحِقّاً ، وَببيتٍ في وَسَطِ الجنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الكَذِبَ ، وإِن كَانَ مازِحاً ، وَببيتٍ في أعلى الجَنَّةِ لِمَن حَسُنَ خُلُقُهُ » حديث صحيح ، رواه أبو داود بإِسناد صحيح .
628. Dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Saya adalah seorang yang memberikan jaminan untuk memperoleh sebuah rumah dalam halaman syurga bagi seorang yang meninggalkan memberikan bantahan, sekalipun ia merasa dalam kebenaran -apa yang dibantahnya itu-, juga sebuah rumah di tengah syurga bagi seorang yang meninggalkan dusta, sekalipun dengan maksud bersenda gurau, demikian pula sebuah rumah di tanah tinggi syurga bagi seorang yang memperbaiki budi pekertinya." hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih. Azza'im artinya seorang yang memberikan jaminan. Makna aslinya ialah pemimpin.
وعن جابر رضي اللَّه عنه أَن رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « إِن مِنْ أَحَبِّكُم إِليَّ ، وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجلساً يَومَ القِيَامَةِ ، أَحَاسِنَكُم أَخلاقاً . وإِنَّ أَبَغَضَكُم إِليَّ وَأَبْعَدكُم مِنِّي يومَ الْقِيامةِ ، الثَّرْثَارُونَ والمُتَشَدِّقُونَ وَالمُتَفَيْهِقُونَ » قالوا : يا رسول اللَّه قَدْ عَلِمْنَا الثَرْثَارُونَ وَالمُتَشَدِّقُونَ ، فَمَا المُتَفيْهِقُونَ ؟ قال : « المُتَكَبِّروُنَ » رواه الترمذي وقال : حديث حسن .
629. Dari Jabir radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya termasuk golongan orang yang paling saya cintai diantara engkau semua serta yang terdekat kedudukannya dengan saya pada hari kiamat ialah yang terbaik budi pekertinya diantara engkau semua itu, dan sesungguhnya termasuk golongan orang yang paling saya benci diantara engkau semua serta yang terjauh kedudukannya dengan saya pada hari kiamat ialah orang-orang yang banyak berbicara, sombong bicaranya serta merasa tinggi apa yang dipercakapkannya itu -karena kecongkakannya-." Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, kita semua telah mengerti apa arti orang yang banyak bicara serta orang yang sombong bicaranya. Tetapi apakah yang dimaksud mutafaihiq itu." Beliau shalallahu alaihi wasalam menjawab: "Mereka itu ialah orang-orang yang sombong -merasa tinggi isi pembicaraannya-." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
Atstsartsar ialah orang yang banyak bicaranya secara dipaksa-paksakan sendiri. Almutasyaddiq ialah orang yang berlagak sombong kepada orang banyak dengan kata-katanya dan kalau berbicara itu serasa penuh isi mulutnya karena hendak memfasih-fasihkan serta mengagung-agungkan pembicaraannya sendiri itu. Adapun Almutafaihiq asalnya dari kata fahq, yaitu membuat penuh isi mulut dengan percakapannya serta meluas-luaskan apa yang dibicarakannya, bahkan merasa asing -bangga- dengan kata-katanya karena ketakabburan serta perasaan tingginya dan menampakkan bahwa dirinya adalah lebih utama dari orang lain. Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Abdullah bin al-Mubarak rahimahullah dalam menafsiri arti "bagusnya budi pekerti", ia mengatakan: "Bagusnya budi pekerti ialah manisnya wajah, memberikan kebaikan dan menahan kejahatan."
0 Comments:
Posting Komentar
Silahkan di tanyakan