Riyadhus Shalihin – Imam Nawawi * |
Bab 29. Menyampaikan Hajat-hajatnya Kaum Muslimin
قال اللَّه تعالى: { وافعلوا الخير لعلكم تفلحون } .
Allah Ta'ala berfirman: "Dan lakukanlah perbuatan baik, tentulah engkau semua akan berbahagia." (al-Haj: 77)
قال اللَّه تعالى} : وما تفعلوا من خير فإن الله به عليم {
Allah Ta'ala berfirman lagi: "Dan apa saja kebaikan yang engkau semua lakukan, maka sesungguhnya Allah itu Maha mengetahuinya." (al-Baqarah: 215)
وعن ابن عمرَ رضي اللَّهُ عنهما أَن رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : «المسلمُ أَخــو المسلم لا يَظلِمُه ولا يُسْلِمُهُ . ومَنْ كَانَ فِي حاجةِ أَخِيهِ كانَ اللَّهُ فِي حاجتِهِ، ومنْ فَرَّجَ عنْ مُسلمٍ كُرْبةً فَرَّجَ اللَّهُ عنه بها كُرْبةً من كُرَبِ يومَ القيامةِ ، ومن سَتَرَ مُسْلماً سَتَرَهُ اللَّهُ يَومَ الْقِيامَةِ » متفق عليه
245. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Seorang Muslim itu adalah saudaranya orang Muslim lainnya, janganlah ia menganiaya saudaranya itu, jangan pula menyerahkannya -kepada musuh-. Barangsiapa memberikan pertolongan pada hajat saudaranya, maka Allah selalu memberikan pertolongan pada hajat orang itu. Dan barangsiapa melapangkan kepada seorang Muslim akan satu kesusahannya, maka Allah akan melapangkan untuknya satu kesusahan dari sekian banyak kesusahan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi cela seorang Muslim maka Allah akan menutupi celanya pada hari kiamat." (Muttafaq 'alaih)
وعن أَبي هريرة رضي اللَّه عنهُ ، عن النبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « من نَفَّس عن مؤمن كُرْبة منْ كُرب الدُّنْيا ، نفَّس اللَّه عنْه كُرْبة منْ كُرَب يومِ الْقِيامَةِ ، ومنْ يسَّرَ على مُعْسرٍ يسَّرَ اللَّه عليْه في الدُّنْيَا والآخِرةِ ، ومنْ سَتَر مُسْلِماً سَترهُ اللَّه فِي الدنْيا والآخرة ، واللَّه فِي عوْنِ العبْد ما كانَ العبْدُ في عوْن أَخيهِ ، ومنْ سلك طَريقاً يلْتَمسُ فيهِ عِلْماً سهَّل اللَّه لهُ به طريقاً إلى الجنَّة . وما اجْتَمَعَ قوْمٌ فِي بيْتٍ منْ بُيُوتِ اللَّه تعالَى ، يتْلُون كِتَابَ اللَّه ، ويَتَدارسُونهُ بيْنَهُمْ إلاَّ نَزَلَتْ عليهم السَّكِينةُ ، وغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمةُ ، وحفَّتْهُمُ الملائكَةُ ، وذكَرهُمُ اللَّه فيمَنْ عنده . ومنْ بَطَّأَ به عَملُهُ لمْ يُسرعْ به نَسَبُهُ » رواه مسلم
246. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shalallahu alaihi wasalam sabdanya: "Barangsiapa yang melapangkan suatu kesusahan dari beberapa kesusahan seorang Mu'min di dunia, maka Allah akan melapangkan untuknya suatu kesusahan dari berbagai kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa yang memberikan kemudahan kepada seorang yang kesukaran, maka Allah akan memberikan kemudahan padanya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang menutupi cela seorang Muslim, maka Allah akan menutupi celanya di dunia dan di akhirat. Allah itu selalu memberikan pertolongan kepada hambaNya, selama hamba itu suka memberikan pertolongan kepada saudaranya. Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari suatu ilmu pengetahuan, maka Allah akan memudahkan untuknya jalan menuju ke Syurga. Tiadalah sesuatu kaum itu berkumpul dalam sebuah rumah dari rumah-rumah Allah -yakni masjid-, untuk membacakan kitab Allah -yakni al-Qur'an- juga mentadarusnya antara mereka itu -membaca secara bergantian-, melainkan turunlah kepada mereka ketenangan hati, ditutupi oleh kerahmatan Tuhan, juga diliputi oleh para malaikat dan Allah menyebutkan -membicarakan- mereka itu di kalangan makhluk yang ada di sisiNya. Barangsiapa yang diperlambatkan oleh amalan-nya sendiri, maka ia tidak akan dipercepatkan oleh keturunan darahnya -yakni bahwa kebahagiaan itu tergantung pada amalan diri sendiri dan bukan karena darah ningrat atau keturunan-." (Riwayat Muslim)
Keterangan:
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hadits ini ialah:
a. Memudahkan artinya memberi pertolongan. Maka dengan jelas sekali dalam hadits ini betapa utamanya memberikan pertolongan untuk menyampaikan hajat kebutuhan kaum Muslimin, baik yang berupa ilmu pengetahuan, harta, derajat, nasihat atau menunjukkannya ke arah kebaikan. Juga pertolongan yang berupa tenaga atau doa yang ditujukan agar saudaranya sesama Muslim itu tercapai maksudnya.
b. Menempuh jalan artinya baikpun berjalan betul-betul untuk mencari ilmu itu misalnya pergi ke sekolah, pondok pesantren dan lain-lain atau mencari jalan semacam kiasan, misalnya belajar sendiri menelaah kitab-kitab agama dan lain-lain sebagainya.
c. Rumah Allah misalnya masjid, madrasah, majelis dzikir dan sebagainya.
d. Orang yang suka melakukan ini (yakni berkumpul lalu belajar yang tak dimengerti atau mengajarkan yang sudah diketahui), orang tersebut akan mendapat ketenangan hati, dilimpahi rahmat Allah, dikerumuni malaikat karena gembira melihat orang yang sedemikian itu dan oleh Allah disebut-sebut akan dimasukkan dalam golongan hambaNya yang sangat taqarrub (mendekat) dan sangat taat padaNya, seperti para malaikat dan sekalian Nabi, sebab bangga melihat perbuatan hambaNya yang baik itu dan mengagumkan sebutannya. Inilah hadits yang menunjukkan keutamaan membaca al-Quran secara bersama-sama atau tadarus.
e. Orang yang sedikit amal kebaikannya, tentu tidak dapat mencapai tingkat kesempurnaan taqwa hanya dengan menonjol-nonjolkan keturunannya saja. Allah berfirman: "Sesungguhnya orang yang termulia diantara engkau sekalian itu adalah orang yang paling taqwa." Dan lagi Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Datangiah padaku besok pada hari kiamat dengan amal perbuatanmu, tidak dengan keturunanmu. Sesungguhnya aku tidak akan dapat memberikan pertolongan padamu semua dari siksa Allah itu sedikitpun (dengan membanggakan keturunan-keturunan itu)."
0 Comments:
Posting Komentar
Silahkan di tanyakan