Minggu, 21 Januari 2024

Bab 78. Perintah Kepada Pemegang Pemerintahan Supaya Bersikap Lemah-lembut Kepada Rakyatnya

Loading

 

Riyadhus Shalihin – Imam Nawawi

*

 

Bab 78. Perintah Kepada Pemegang Pemerintahan Supaya Bersikap Lemah-lembut Kepada Rakyatnya, Memberikan Nasihat Serta Kasih Sayang Kepada Mereka, Jangan Mengelabui Dan Bersikap Keras Pada Mereka, Juga Jangan Melalaikan Kemaslahatan-kemaslahatan Mereka, Lupa Mengurus Mereka Ataupun Apa-apa Yang Menjadi Hajat Kepentingan Mereka

 

قال اللَّه تعالى:  { واخفض جناحك لمن اتبعك من المؤمنين }

Allah Ta'ala berfirman: "Dan rendahkanlah sayapmu -yakni bersikap merendahkan dirilah- kepada orang yang mengikutimu dari golongan kaum mu'minin.” (as-Syu'ara': 215)

وقال تعالى:  { إن اللَّه يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى، وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، يعظكم لعلكم تذكرون }

Allah Ta'ala berfirman lagi: "Sesungguhnya Allah menyuruh -berbuat- dengan keadilan, berbuat baik dan memberi sedekah kepada kaum kerabat serta melarang perbuatan keji, kemungkaran dan kedurhakaan. Allah menasihatkan kepadamu semua, supaya engkau semua dapat memperoleh peringatan." (an-Nahl: 90)

 

وعن ابن عمر رضي اللَّه عنهما قال : سمِعتُ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقول : « كُلُّكُم راعٍ ، وكُلُّكُمْ مسؤولٌ عنْ رعِيتِهِ : الإمامُ راعٍ ومَسْؤُولٌ عَنْ رعِيَّتِهِ ، والرَّجُلُ رَاعٍ في أهلِهِ وَمسؤولٌ عنْ رَعِيَّتِهِ ، وَالمَرأَةُ راعيةٌ في بيتِ زَوجها وَمسؤولةًّ عَنْ رعِيَّتِها ، والخَادِمُ رَاعٍ في مال سَيِّدِهِ وَمَسؤُولٌ عَنْ رَعِيتِهِ ، وكُلُّكُم راع ومسؤُولٌ عَنْ رعِيَّتِهِ » متفقٌ عليه .

651. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Tiap seseorang dari engkau semua itu adalah penggembala dan setiap seorang dari engkau semua itupun akan ditanya perihal penggembalaannya. Pemimpin adalah penggembala dan akan ditanya perihal penggembalaannya. Seorang lelaki adalah penggembala dalam keluarganya dan akan ditanya perihal penggembalaannya. Seorang wanita adalah penggembala dalam rumah suaminya dan akan ditanya perihal penggembalaannya. Buruh adalah penggembala dalam harta majikannya dan akan ditanya perihal penggembalaannya. Jadi setiap seorang dari engkau semua itu adalah penggembala dan tentu akan ditanya perihal penggembalaannya." (Muttafaq 'alaih)

 

وعن أبي يَعْلى مَعْقِل بن يَسَارٍ رضي اللَّه عنه قال : سمعتُ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقول : « ما مِن عبدٍ يسترعِيهِ اللَّه رعيَّةً ، يَمُوتُ يومَ يَموتُ وهُوَ غَاشٌ لِرَعِيَّتِهِ ، إلاَّ حَرَّمَ اللَّه علَيهِ الجَنَّةَ » متفقٌ عليه . وفي روايةٍ : « فَلَم يَحُطهَا بِنُصْحهِ لم يجِد رَائحَةَ الجَنَّة » . وفي روايةٍ لمسـلم : « ما مِن أَمِيرٍ يَلِي أُمورَ المُسلِمينَ ، ثُمَّ لا يَجهَدُ لَهُم ، ويَنْصحُ لهُم، إلاَّ لَم يَدخُل مَعَهُمُ الجَنَّةَ » .

652. Dari Abu Ya'la yaitu Ma'qil bin Yasar radhiyallahu anhu, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Tiada seorang hamba pun yang diserahi oleh Allah untuk menggembala suatu penggembalaan -yakni memimpin sesuatu umat atau bangsa-, lalu ia mati pada hari kematiannya, sedang di kala itu ia dalam keadaan menipu pada penggembalaanya, melainkan Allah mengharamkan padanya untuk masuk syurga." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat lain disebutkan: "Lalu orang yang diserahi penggembalaan itu tidak menjaga penggembalaannya dengan nasihatnya -yakni mengusahakan apa-apa yang bermanfaat untuk rakyatnya dan menolak apa-apa yang akan membahayakan mereka-, maka orang itu tidak akan dapat memperoleh bau syurga." Dalam riwayat Imam Muslim juga disebutkan: "Tiada seorang amir -pemimpin- yang menguasai urusan pemerintahan kaum Muslimin, kemudian ia tidak bersungguh-sungguh memberikan kemanfaatan kepada mereka, juga tidak memberikan nasihat pada mereka -yakni mengusahakan mana-mana yang baik dan menolak mana-mana yang tidak baik-, melainkan pemimpin itu tidak akan masuk syurga beserta mereka yang dipimpinnya itu."

 

وعن عائشة رضي الله عنها قالت : سمعت رسول الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقول في بيتي هذا : « اللهم من وَلي من أمر أُمتي شيئاً فشق عليهم فاشقق عليه ، ومن وَلِيَ من أمر أمتي شيئاً فرفق بهم فارفق به » رواه مسلم .

653. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda dalam rumahku demikian: "Ya Allah, barangsiapa yang menguasai sesuatu dari urusan pemerintahan umatku, kemudian ia membuat kesengsaraan pada mereka, maka berilah kesengsaraan kepada orang itu sendiri, sedang barangsiapa yang menguasai sesuatu dari urusan pemerintahan umatku, kemudian ia menunjukkan kasih sayang kepada mereka, baik ucapan ataupun perbuatannya, maka kasih sayangilah orang itu." (Riwayat Muslim)

 

وعن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال : قال رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « كَانَت بَنُو إسرَائِيلَ تَسُوسُهُمُ الأَنْبياءُ ، كُلَّما هَلَكَ نبي خَلَفَهُ نبي ، وَإنَّهُ لا نبي بَعدي ، وسَيَكُونُ بَعدي خُلَفَاءُ فَيَكثُرُونَ » قالوا : يَا رسول اللَّه فَما تَأْمُرُنَا ؟ قال : « أَوفُوا بِبَيعَةِ الأَوَّلِ فالأَوَّلِ ، ثُمَّ أَعطُوهُم حَقَّهُم ، وَاسأَلوا اللَّه الذي لَكُم ، فَإنَّ اللَّه سائِلُهم عمَّا استَرعاهُم » متفق عليه .

654. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya: "Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Kaum Bani Israil itu selalu dipimpin oleh para Nabi, yaitu setiap ada seorang Nabi yang meninggal dunia, maka digantilah oleh Nabi lainnya. Sesungguhnya tiada Nabi lagi sepeninggalku nanti. Akan datanglah sesudahku beberapa khalifah -para pengganti-, maka banyaklah jumlah mereka itu." Para sahabat berkata: "Apakah yang Tuan perintahkan pada kita pada saat itu?" Beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Penuhilah dengan pembai'atan yang pertama -yakni patuh pada pemerintahan itu serta memerangi orang yang menentangnya-, kemudian berilah kepada khalifah-khalifah itu akan hak mereka -yang wajib dipenuhi- dan mohonlah kepada Allah apa-apa yang semestinya menjadi hakmu semua -yaitu supaya dikasih sayangi oleh pemerintahan itu serta diusahakan mana-mana yang bermanfaat dan dihindarkan dari bencana-, karena sesungguhnya Allah akan menanya kepada khalifah-khalifah itu perihal cara penggembalaan mereka kepada umatnya." (Muttafaq 'alaih)

 

وعن عائِذ بن عمروٍ رضي اللَّه عنه أَنَّهُ دَخَلَ على عُبيدِ اللَّهِ ابن زِيادٍ ، فقال له : أَيْ بُنَيَّ ، إني سَمِعتُ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقول : « إنَّ شَرَّ الرِّعاءِ الحُطَمةُ » فإيَّاكَ أن تَكُونَ مِنْهُم ، متفقٌ عليه .

655. Dari 'Aidz bin 'Amr radhiyallahu anhu bahwasanya ia masuk ke tempat 'Ubaidullah bin Ziad, lalu ia berkata: "Hai anakku, sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Sesungguhnya seburuk-buruknya penggembala ialah orang-orang yang keras hati -pada penggembalaannya-." Maka dari itu janganlah engkau termasuk golongan mereka itu." (Muttafaq 'alaih) [55]

 

وعن أبي مريمَ الأَزدِيِّ رضي اللَّه عنه ، أَنه قَالَ لمعَاوِيةَ رضي اللَّه عنه : سَمِعتُ رسولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم  يقول : « من ولاَّهُ اللَّه شَيئاً مِن أُمورِ المُسلِمينَ فَاحَتجَبَ دُونَ حَاجتهِمِ وخَلَّتِهم وفَقرِهم ، احتَجَب اللَّه دُونَ حَاجَتِه وخَلَّتِهِ وفَقرِهِ يومَ القِيامةِ » فَجعَل مُعَاوِيةُ رجُلا على حَوَائجِ الناسِ . رواه أبو داودَ ، والترمذي .

656. Dari Abu Maryam al-Azdi radhiyallahu anhu bahwasanya ia berkata kepada Mu'awiyah radhiyallahu anhu: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa yang diserahi oleh Allah akan sesuatu kekuasaan dari beberapa urusan pemerintahan kaum Muslimin, kemudian orang itu menutup diri -tidak memperhatikan- perihal hajat, kepentingan atau kefakiran orang-orang yang di bawah kekuasannya, maka Allah juga akan menutup diri -yakni tidak memperhatikan- perihal hajat, kepentingan atau kefakirannya sendiri pada hari kiamat." Sejak saat itu Mu'awiyah lalu mengangkat seorang untuk mengurus segala macam keperluan orang banyak." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi.


Catatan Kaki:

 

[55] Keterangan hadits di atas dapat diperiksa selengkapnya dalam hadits no.193. Harap maklum.

0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan di tanyakan