1. TEKS AL-FATIHAH
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
2. TERJEMAHAN
1. dengan menyebut nama Allah
yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].
2.
segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].
3.
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4.
yang menguasai[4] di hari Pembalasan[5].
5.
hanya Engkaulah yang Kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan[7].
6.
Tunjukilah[8] Kami jalan yang lurus,
7.
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9]
3. TERJEMAHAAN PERKATA
ayat ke 1
| ||||||||
bismi allaahi alrrahmaani alrrahiimi | ||||||||
1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. [1] [1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar-Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang ar-Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya. |
Ayat: 2 | ||||||||
| ||||||||
alhamdu lillaahi rabbi al'aalamiina | ||||||||
2. Segala puji [2] bagi Allah, Tuhan semesta alam. [3] [2] Alhamdu (segala puji). Memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berarti: menyanjung-Nya karena perbuatan-Nya yang baik. Lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap ni'mat yang diberikannya. Kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji. [3] Rabb (Tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati Yang Memiliki, Mendidik dan Memelihara. Lafadz "rabb" tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia,alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah pencipta semua alam-alam itu. |
Ayat: 3 | ||||||
| ||||||
alrrahmaani alrrahiimi | ||||||
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. | ||||||
Surah: Al-Fatihah - Ayat: 4 | ||||||
| ||||||
maaliki yawmi alddiini | ||||||
4. Yang menguasai [4] di Hari Pembalasan [5] [4] Maalik (Yang Menguasai) dengan memanjangkan "mim", yang berarti: pemilik. Dapat pula dibaca dengan (dengan memendekkan mim), artinya: Raja. [5] Yaumiddin (hari pembalasan): hari yang di waktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya. |
Surah: Al-Fatihah - Ayat: 5 | ||||||||
| ||||||||
iyyaaka na'budu wa-iyyaaka nasta'iinu | ||||||||
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah [6], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. [7] [6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya. [7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri. |
Surah: Al-Fatihah - Ayat: 6 | ||||||
| ||||||
ihdinaa alshshiraatha almustaqiima | ||||||
6. Tunjukilah [8] kami jalan yang lurus, [8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata "hidayaat": memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik. |
Surah: Al-Fatihah - Ayat: 7 | ||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||
shiraatha alladziina an'amta 'alayhim ghayri almaghdhuubi 'alayhim walaa aldhdhaalliina | ||||||||||||||||||
7. (yaitu) Jalan orang-orang yang
telah Engkau beri ni'mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. [9] [9] Yang dimaksud dengan "mereka yang dimurkai" dan "mereka yang sesat" ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam. |
4. Keutamaan surat al-Fatihah
Surat Al-Fatihah adalah surat yang amat masyhur,
telah dikenal oleh seluruh kaum muslimin. Saking terkenalnya, terkadang
sebagian kaum muslimin menyalahgunakannya, seperti membacanya untuk
orang mati saat ziarah kubur, atau mengirimkan pahalanya kepada Nabi
-Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, Syaikh Abdul Qodir Al-Jailaniy, dan
orang-orang yang telah mati. Semua ini tak ada contohnya dari Allah dan
Rasul-Nya.
Surat
Al-Fatihah amat masyhur, namun banyak di antara kita tak mengetahui
fadhilah, dan keutamaannya. Padahal banyak sekali hadits-hadits yang
menunjukkan keutamaannya, baik dari sisi kandungan atau kedudukannya di
sisi Allah -Azza wa Jalla-. Diantara fadhilah dan keutamaan Surat
Al-Fatihah:
Orang
yang membaca Al-Fatihah akan mendapatkan balasan pahala yang besar di
sisi Allah. Terlebih lagi jika ia membacanya dengan ikhlash, dan
mentadabburi maknanya.
Abu Sa’id bin Al-Mu’allaa -radhiyallahu ‘anhu- berkata,
كُنْتُ
أُصَلِّيْ فَدَعَانِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ
أُجِبْهُ, قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنِّيْ كُنْتُ أُصَلِّيْ, قَالَ:
أَلَمْ يَقُلِ اللهُ: (اسْتَجِيْبُوْا لِلّهِ وَلِلرَّسُوْلِ إِذَا
دَعَاكُمْ), ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُعَلِّمُكَ أَعْظَمَ سُوْرَةٍ فِي
الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ مِنَ الْمَسْجِدِ؟. فَأَخَذَ بِيَدِيْ,
فَلَمَّا أَرَدْنَا أَنْ نَخْرُجَ, قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ, إِنَّكَ
قُلْتَ: لأُعَلِّمَنَّكَ أَعْظَمَ سُوْرَةٍ مِنْ الْقُرْآنِ. قَالَ:
(الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ), هِيَ السَّبعُ الْمَثَانِيْ
وَاْلقُرْآنُ الْعَظِيْمُ الَّذِيْ أُوْتِيْتَهُ
“Dulu
aku pernah sholat. Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
memanggilku. Namun aku tak memenuhi panggilan beliau. Aku katakan,
“Wahai Rasulullah, tadi aku sholat“. Beliau bersabda, “Bukankah Allah berfirman,
“Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu“. (QS. Al-Anfaal: 24).
Kemudian beliau bersabda, “Maukah
engkau kuajarkan surat yang paling agung dalam Al-Qur’an sebelum engkau
keluar dari masjid”?. Beliau pun memegang tanganku. Tatkala kami hendak
keluar, maka aku katakan, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya tadi Anda
bersabda, “Aku akan ajarkan kepadamu Surat yang paling agung dalam
Al-Qur’an”. Beliau bersabda, “Alhamdulillahi Robbil alamin. Dia ( Surat
Al-Fatihah) adalah tujuh ayat yang berulang-ulang, dan Al-Qur’an
Al-Azhim yang diberikan kepadaku”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (4720), Abu Dawud dalam Sunan-nya (1458), dan An-Nasa’iy dalam Sunan-nya (913)]
Al-Imam Ibnu At-Tiin-rahimahullah- berkata saat menjelaskan makna hadits di atas, “Maknanya, bahwa pahalanya lebih agung (lebih besar) dibandingkan surat lainnya”. [Lihat Fathul Bari(8/158) karya Ibnu Hajar Al-Asqolaniy]
Surat
Al-Fatihah merupakan surat terbaik, karena ia mengandung tauhid,
ittiba’ (mengikuti) Sunnah, adab berdo’a, al-wala’ wal baro’, keimanan
terhadap perkara gaib, dan lainnya.
Ibnu Jabir-radhiyallahu ‘anhu- berkata,
اِنْتَهَيْتُ
إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ إِهْرَاقَ
الْمَاءَ فَقُلْتُ السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَلَمْ يَرُدَّ
عَلَيَّ فَقُلْتُ: السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَلَمْ يَرُدَّ
عَلَيَّ فَقُلْتُ السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَلَمْ يَرُدَّ
عَلَيَّ فَانْطَلَقَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَمْشِيْ وَأَنَا خَلْفَهُ حَتَّى دَخَلَ عَلَى رَحْلِهِ وَدَخَلْتُ أَنَا
الْمَسْجِدَ فَجَلَسْتُ كَئِيْبًا حَزِيْنًا فَخَرَجَ عَلَيَّ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ تَطَهَّرَ فَقَالَ : عَلَيْكَ
السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَ عَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ و
عَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ ثُمَّ قَالَ اَلاَ أُخْبِرُكَ يَا
عَبْدَ اللهِ بْنَ جَابِرٍ بِخَيْرِ سُوْرَةٍ فِيْ الْقُرْآنِ قُلْتُ بَلَى
يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: اِقْرَأْ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
حَتَّى تَخْتِمَهَا
“Aku
tiba kepada Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- , sedang beliau
mengalirkan air. Aku berkata, “Assalamu alaika, wahai Rasulullah”. Maka
beliau tak menjawab salamku (sebanyak 3 X). Kemudian Rasulullah
-Shallallahu ‘alaihi wa sallam- berjalan, sedang aku berada di
belakangnya sampai beliau masuk ke kemahnya, dan aku masuk ke masjid
sambil duduk dalam keadaan bersedih. Maka keluarlah Rasulullah
-Shallallahu ‘alaihi wa sallam- menemuiku, sedang beliau telah bersuci
seraya bersabda, “Alaikas salam wa rahmatullah (3 kali)”. Kemudian
beliau bersabda, “Wahai Abdullah bin Jabir, maukah kukabarkan kepadamu
tentang sebaik-baik surat di dalam Al-Qur’an”. Aku katakan, “Mau ya
Rasulullah”. Beliau bersabda, “Bacalah surat Alhamdulillahi Robbil
alamin (yakni, Surat Al-Fatihah) sampai engkau menyelesaikannya“. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (4/177). Hadits ini di-hasan-kan oleh Al-Arna’uth dalam Takhrij Al-Musnad (no. 17633)]
Al – Fatihah adalah Al – Qur’an Al – Azhim
Surat
Al-Fatihah dinamai oleh Allah dengan “Al-Qur’an Al-Azhim”, padahal
Al-Qur’an Al-Azim bukan hanya Al-Fatihah, masih ada surat-surat lainnya
yang berjumlah 11 3. Namun Allah -Azza wa Jalla- menamainya demikian
karena kandungan Al-Fatihah meliputi segala perkara yang dikandung oleh
Al-Qur’an Al-Azhim secara global. Wallahu A’lam bish showab.
Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
أُمُّ الْقُرْآنِ هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِيْ وَالْقُرْآنُ الْعَظِيْمُ
“Ummul Qur’an (yakni, Al-Fatihah) adalah tujuh ayat yang berulang-ulang, dan Al-Qur’an Al-Azhim“. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (4427), Abu Dawud dalam Sunan-nya (1457), dan At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (3124)]
Surat Ruqyah
Al-Qur’an
seluruhnya bisa digunakan dalam meruqyah. Namun secara khusus
Al-Fatihah pernah dipergunakan oleh para sahabat dalam meruqyah sebagian
orang yang tergigit kalajengking. Dengan berkat pertolongan Allah,
orang yang digigit kalajengking tersebut sembuh kala itu juga.
Sekarang kita dengarkan kisahnya dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudriy -radhiyallahu ‘anhu- ketika beliau berkata,
انْطَلَقَ
نَفَرٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ
سَفْرَةٍ سَافَرُوْهَا حَتَّى نَزَلُوْا عَلَى حَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِ
الْعَرَبِ فَاسْتَضَافُوْهُمْ فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوْهُمْ فَلُدِغَ
سَيِّدُ ذَلِكَ الْحَيِّ فَسَعَوْا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لاَ يَنْفَعُهُ
شَيْءٌ فَقَالَ بَعْضُهُمْ: لَوْ أَتَيْتُمْ هَؤُلاَءِ الرَّهْطَ
الَّذِيْنَ نَزَلُوْا لَعَلَّهُ أَنْ يَكُوْنَ عِنْدَ بَعْضِهِمْ شَيْءٌ
فَأَتَوْهُمْ فَقَالُوْا: يَا أَيُّهَا الرَّهْطُ إِنَّ سَيِّدَنَا لُدِغَ
وَسَعْيُنَا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لاَ يَنْفَعُهُ فَهَلْ عَنْدَ أَحَدٍ
مِنْكُمْ مِنْ شَيْءٍ ؟ فَقَالَ بَعْضُهُمْ: نَعَمْ وَاللهِ إِنِّيْ
لأَُرْقِي وَلَكِنْ وَاللهِ لَقَدْ اسْتَضَفْنَاكُمْ فَلَمْ تُضَيِّفُوْنَا
فَمَا أَنَا بِرَاقٍ لَكُمْ حَتَّى تَجْعَلُوْا لَنَا جُعْلاً
فَصَالَحُوْهُمْ عَلَى قَطِيْعٍ مِنَ الْغَنَمِ فَانْطَلَقَ يَتْفُلُ
عَلَيْهِ وَيَقْرَأُ { الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ } .
فَكَأَنَّمَا نُشِطَ مِنْ عِقَالٍ فَانْطَلَقَ يَمْشِي وَمَا بِهِ قَلَبَةٌ
. قَالَ: فَأَوْفَوْهُمْ جُعْلَهُمُ الَّذِيْ صَالَحُوْهُمْ عَلَيْهِ
فَقَالَ بَعْضُهُمْ: اقْسِمُوْا فَقَالَ الَّذِيْ رَقِيَ: لاَ تَفْعَلُوْا
حَتَّى نَأْتِيّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَذْكُرَ
لَهُ الَّذِيْ كَانَ فَنَنْظُرَ مَا يَأْمُرُنَا فَقَدِمُوْا عَلَى
رَسُوْلِ اللهِ فَذَكَرُوْا لَهُ فَقَالَ: وَمَا يُدْرِيْكَ أَنَّهَا
رُقْيَةٌ . ثُمَّ قَالَ: قَدْ أَصَبْتُمْ اقْسِمُوْا وَاضْرِبُوْا لِيْ
مَعَكُمْ سَهْمًا . فَضَحِكَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
” Ada
beberapa orang dari kalangan sahabat Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa
sallam- pernah berangkat dalam suatu perjalanan yang mereka lakukan
sampai mereka singgah pada suatu perkampungan Arab. Mereka pun meminta
jamuan kepada mereka. Tapi mereka enggan untuk menjamu mereka (para
sahabat). Akhirnya, pemimpin suku itu digigit kalajengking. Mereka
(orang-orang kampung itu) telah mengusahakan segala sesuatu untuknya.
Namun semua itu tidak bermanfaat baginya. Sebagian diantara mereka
berkata, “Bagaimana kalau kalian mendatangi rombongan (para sahabat)
yang telah singgah. Barangkali ada sesuatu (yakni, obat) diantara
mereka”.Orang-orang itu pun mendatangi para sahabat seraya berkata,
“Wahai para rombongan, sesungguhnya pemimpin kami tersengat, dan kami
telah melakukan segala usaha, tapi tidak memberikan manfaat kepadanya.
Apakah ada sesuatu (obat) pada seorang diantara kalian?” Sebagian
sahabat berkata, “Ya, ada. Demi Allah, sesungguhnya aku bisa me-ruqyah.
Tapi demi Allah, kami telah meminta jamuan kepada kalian, namun kalian
tak mau menjamu kami. Maka aku pun tak mau me-ruqyah kalian sampai
kalian mau memberikan gaji kepada kami”. Merekapun menyetujui para
sahabat dengan gaji berupa beberapa ekor kambing. Lalu seorang sahabat
pergi (untuk me-ruqyah mereka) sambil memercikkan ludahnya kepada
pimpinan suku tersebut, dan membaca, “Alhamdulillah Robbil alamin
(yakni, Al-Fatihah)”. Seakan-akan orang itu terlepas dari ikatan. Maka
mulailah ia berjalan, dan sama sekali tak ada lagi penyakit padanya. Dia
(Abu Sa’id) berkata, “Mereka pun memberikan kepada para sahabat gaji
yang telah mereka sepakati. Sebagian sahabat berkata, “Silakan bagi
(kambingnya)”. Yang me-ruqyah berkata, “Janganlah kalian lakukan hal itu
sampai kita mendatangi Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, lalu kita
sebutkan kepada beliau tentang sesuatu yang terjadi. Kemudian kita
lihat, apa yang beliau perintahkan kepada kita”. Mereka pun datang
kepada Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- seraya menyebutkan hal
itu kepada beliau. Maka beliau bersabda, “Apa yang memberitahukanmu
bahwa Al-Fatihah adalah ruqyah?” Kemudian beliau bersabda lagi, “Kalian
telah benar, silakan (kambingnya) dibagi. Berikan aku bagian bersama
kalian”. Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tertawa“. [HR. Al-Bukhoriy (2156), Muslim (2201)]
Al-Imam
Ibnu Abi Jamroh-rahimahullah- berkata, “Tempat memercikkan ludah ketika
me-ruqyah adalah usai membaca Al-Qur’an pada anggota badan yang dilalui
oleh ludah”. [Lihat Tuhfah Al-Ahwadziy (9/206)]
Cahaya Untuk Ummat Islam
Satu
lagi diantara fadhilah Al-Fatihah, ia disebut dengan cahaya, karena di
dalamnya terdapat petunjuk bagi seorang muslim dalam semua urusannya.
Jika kita mengkaji Al-Fatihah secara mendalam, maka kita akan mendapat
banyak faedah dan petunjuk. Oleh karena itu, sebagian ulama’ telah
menulis kitab khusus menafsirkan Al-Fatihah dan mengeluarkan mutiara
hikmahnya yang berisi pelita yang menerangi kehidupan kita.
Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhu- berkata,
بَيْنَمَا
جِبْرِيْلُ قَاعِدٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
سَمِعَ نَقِيْضًا مِنْ فَوْقِهِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ: هَذَا بَابٌ
مِنَ السَّمَاءِ فُتِحَ الْيَوْمَ لَمْ يُفْتَحْ قَطُّ إِلاَّ الْيَوْمَ
فَنَزَلَ مِنْهُ مَلَكٌ فَقَالَ: هَذَا مَلَكٌ نَزَلَ إِلَى اْلأَرْضِ لَمْ
يَنْزِلُ قَطُّ إِلاَّ الْيَوْمَ فَسَلَّمَ وَقَالَ: أَبْشِرْ
بِنُوْرَيْنِ أُوْتِيْتَهُمَا لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِيٌّ قَبْلَكَ:
فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَخَوَاتِيْمَ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ لَنْ تَقْرَأَ
بِحَرْفٍ مِنْهُمَا إِلاَّ أُعْطِيْتَهُ
“Tatkala
Jibril duduk di sisi Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- , maka ia
mendengarkan suara (seperti suara pintu saat terbuka) dari atasnya. Maka
ia (Jibril) mengangkat kepalanya seraya berkata, “Ini adalah pintu di
langit yang baru dibuka pada hari ini; belum pernah terbuka sama sekali,
kecuali pada hari ini”. Lalu turunlah dari pintu itu seorang malaikat
seraya Jibril berkata, “Ini adalah malaikat yang turun ke bumi; ia sama
sekali belum pernah turun, kecuali pada hari ini”. Malaikat itu pun
memberi salam seraya berkata, “Bergembiralah dengan dua cahaya yang
diberikan kepadamu; belum pernah diberikan kepada seorang nabi
sebelummu, yaitu Fatihatul Kitab, dan ayat-ayat penutup Surat
Al-Baqoroh. Tidaklah engkau membaca sebuah huruf dari keduanya, kecuali
engkau akan diberi“. [HR. Muslim dalam Shahih-nya (806), dan An-Nasa’iy (912)]
Penentu Sholat
Al-Fatihah
adalah kewajiban bagi setiap orang yang mengerjakan sholat, baik ia
imam, makmum, atau pun munfarid (sholat sendiri). Barangsiapa yang tak
membacanya, maka sholatnya tak sah.
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
مَنْ
صَلَّى صَلاَةً لَمْ يَقْرَأْ فِيْهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهِيَ خِدَاجٌ
ثَلاَثًا غَيْرُ تَمَامٍ فَقِيْلَ لِأَبِيْ هُرَيْرَةَ: إِنَّا نَكُوْنُ
وَرَاءَ اْلإِمَامِ فَقَالَ: اِقْرَأْ بِهَا فِيْ نَفْسِكَ فَإِنِّيْ
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: قَالَ
اللهُ تَعَالَى: قَسَّمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِيْ وَبَيْنَ عَبْدِيْ
نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِيْ مَا سَأَلَ
“Barangsiapa
yang melakukan sholat, sedang ia tak membaca Ummul Qur’an (Al-Fatihah)
di dalamnya, maka sholatnya kurang (3X), tidak sempurna”. Abu Hurairah
ditanya, “Bagaimana kalau kami di belakang imam”. Beliau berkata,
“Bacalah pada dirimu (yakni, secara sirr/pelan), karena sungguh aku
telah mendengar Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Allah -Ta’ala- berfirman, “Aku telah membagi Sholat (yakni, Al-Fatihah)
antara Aku dengan hamba-Ku setengah, dan hamba-Ku akan mendapatkan
sesuatu yang ia minta”. [HR. Muslim (395), Abu Dawud (821), At-Tirmidziy (2953), An-Nasa’iy (909), dan Ibnu Majah (838)]
Abu Zakariya An-Nawawiy-rahimahullah- berkata, “Al-Fatihah dinamai sholat, karena sholat tak sah, kecuali bersama Al-Fatihah“. [Lihat Syarh Shohih Muslim (2/127)]
Inilah
beberapa diantara keutamaan Al-Fatihah, kami sajikan bagi para khotib,
da’i, penuntut ilmu, dan seluruh kaum muslimin agar mereka tahu dan
mengamalkan hadits-hadits shohih ini, dan menyebarkannya, tanpa
berpegang lagi dengan hadits-hadits lemah dan palsu tentang fadhilah
Al-Fatihah.
Sumber : http://www.ahlussunnah-jakarta.com/artikel_detil.php?id=428Keutamaan Surah Al Fatihah
Surat al-Fatihah adalah sari atau inti dari maarif al-Quran dan oleh karena itu surat al-Fatihah disebut dengan Ummul Kitab atau Fatihatul Kitab.
Surat al-Fatihah yang merupakan surat pembuka al-Quran, disebut pula dengan Fatihatul Kitab, Sab'ul Matsani, Syifa, dan Nur. Dalam sebuah riwayat dari Rasulullah Saw disebutkan bahwa keutamaan surat al-Fatihah sama seperti para penyangga arsy dan barang siapa yang membacanya maka pahalanya sama seperti pahala para penyangga arsy.
Ibnu Abbas dalam meriwayatkan dari Rasulullah Saw bahwa surat al-Fatihah adalah dua pertiga dari al-Quran.
Berkah dan Manfaat
Rasulullah Saw bersabda, surat al-Fatihah dibacakan pada rasa sakit kecuali jika setelah membacanya rasa sakit itu reda.
Imam Ja'far as-Shadiq juga berkata,
orang yang merasa sakit maka baginya untuk membaca surat al-Fatihah
sebanyak tujuh kali, dan jika rasa sakitnya belum reda, maka hendaknya
dia membacanya 70 kali, aku menjamin dia akan pulih."
Dalam berbagai riwayat disebutkan
berbagai manfaat dan berkah membaca surat al-Fatihah. Diriwayatkan,
Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa yang membaca surat al-Fatihah dan
Tauhid ketika memasuki rumahnya, maka Allah akan menjauhkan darinya
kemiskinan dan akan melimpahkan berkah dalam hidupnya sebanyak-banyak
sampai dapat dirasakan oleh para tetangganya.
Dalam al-Quran, surat al-Fatihah dinilai
sebagai sebuah anugerah besar yang diberikan kepada Rasulullah Saw dan
di hadapannya adalah seluruh al-Quran
«وَلَقَدْ آتَیْنَاکَ سَبْعًا مِّنَ الْمَثَانِی وَالْقُرْآنَ الْعَظِیمَ »
Dalam sebuah hadis dari Imam Shadiq as
disebutkan, "Setan berteriak empat kali dan merintih untuk pertama
kalinya di hari ketika diusir dari sisi Allah Swt, kemudian ketika turun
dari sorga ke bumi, ketiga ketika pengutusan Muhammad Saw dan keempat
ketika surat al-Fatihah diwahyukan."
Surat al-Fatihah Mengandung Tiga Pilar Agama
Ayatullah Javadi Amoli ketika
menafsirkan surat al-Fatihah menyinggung tiga pilar maarif al-Quran dan
mengatakan, "Maarif al-Quran terbagi menjadi tiga, bagian pertamanya
berkaitan dengan tauhid, bagian kedua berkaitan dengan hari kiamat, dan
bagian ketiga terkait dengan kenabian dan risalah yang menjadi
penghubung antara mabda' dan maad (awal dan akhir). Dan ucapan Amirul
Mukminin Ali bin Abi Thalib as tentang
«رحم الله امرأ عرف من أین و فی أین و الی أین»
Sesungguhnya menjelaskan tentang tiga
pilar tersebut bahwa orang yang dirahmati Allah Swt adalah orang yang
mengetahui tempat berangkat, tempat kembalinya, serta jalan antara
tempat keberangkatan dan tujuannya. Jalan antara tempat berangkat dan
tujuan itu adalah masalah risalah, wahyu, dan agama. Adapun tempat
keberangkatan dan tujuan manusia adalah penciptaan dan akhir dari
kehidupan."
Surat al-Fatihah mengandung tiga pilar tersebut, oleh karena itu surat ini disebut dengan nama Ummul Kitab. Bagian dari surat ini mengacu pada mabda' yaitu
«الحمد لله رب العالمین»
Yaitu prinsip ketauhidan, yang berarti mabda'. Dan juga memperhatikan masalah kiamat
«مالک یوم الدین»
Serta masalah risalah, wahyu, dan kenabian yang terkandung dalam ayat:
«ایاک نعبد و ایاک نستعین»
http://ahlulbaitindonesia.org/index.php/agama/tafsir/1045-keutamaan-surah-al-fatihah.html
5. Nama-Nama Al-Fatihah
Turunnya1. Fatihah (pembuka) al-kitab, yakni pembuka kitab dalam bentuk tulisan (mushaf). Dan dengannyalah bacaan-bacaan dalam shalat dimulai. 2. Ummu (induk) al-kitab dan ummu al-qur`an, karena makna-makna Al-Qur`an semuanya kembali kepada kandungan surah al-fatihah ini. 3. As-sab’ul matsani (tujuh ayat yang berulang) dan Al-Qur`an Al-Azhim. Telah tsabit dalam hadits yang shahih riwayat At-Tirmizi -dan dia menyatakannya shahih- dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعالَمِيْنَ: أُمُّ الْقُرْآنِ وَأُمُّ الْكِتابِ وَالسَّبْعُ الْمَثانِي وَالْقُرْآنُ الْعَظِيْمُ “Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin (al-fatihah) adalah induk Al-Qur`an, induk al-kitab, tujuh ayat yang berulang, dan Al-Qur`an Al-Azhim.” 4. Dinamakan juga ‘al-hamdu’. 5. Dan juga ‘ash-shalah’, berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam (yang beliau riwayatkan) dari Rabbnya: قُسِمَتِ الصَّلاةُ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ. فَإذا قالَ الْعَبْدُ: اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعالَمِيْنَ, قالَ اللهُ: حَمِدَنِي عَبْدِي “Shalat dibagi antara Aku dengan hamba-Ku. Jika hamba mengatakan, “Alhamdulillahi Rabbil alamin,” Allah berfirman, “Hamba-Ku telah memuji-Ku,” sampai akhir hadits. Maka di sini al-fatihah dinamakan shalat karena membacanya merupakan syarat syah di dalam shalat. 6. Dinamakan juga asy-syifa (kesembuhan). Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ad-Darimi dari Abu Said secara marfu’: فاتِحَةُ الْكِتابِ شِفاءٌ مِنْ كُلِّ سُمٍّ “Fatihah al-kitab adalah penyembuh dari semua bentuk racun.” 7. Dinamakan juga ar-ruqyah. Berdasarkan hadits Abu Said Al-Khudri ketika dia membacanya dalam meruqyah seorang lelaki yang terkena racun (sengatan kalajengking, pent.). Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda kepadanya: وَما يُدْرِيْكَ أَنَّها رُقْيَةٌ “Dari mana kamu tahu kalau al-fatihah itu ruqyah.” 8. Juga dinamakan asas (pokok-pokok) Al-Qur`an. Berdasarkan atsar yang diriwayatkan oleh Asy-Sya’bi dari Ibnu Abbas bahwa beliau menamakannya asas Al-Qur`an. Ibnu Abbas berkata, “Dan pokok dari al-fatihah adalah bismillahirrahmanirrahim. 9. Sufyan bin Uyainah menamakannya al-waqiyah (yang menjaga). 10. Yahya bin Abi Katsir menamakannya al-kafiah (yang mencukupi). Berdasarkan keterangan yang terdapat dalam beberapa hadits yang mursal, “Ummu Al-Qur`an adalah pengganti dari surah selainnya dan tidak ada satupun surah selainnya yang bisa menggantikannya.” 11. Dinamakan juga surah ash-shalah dan al-kunz (perbendaharaan). Keduanya disebutkan oleh Az-Zamakhsyari dalam kitabnya Al-Kasysyaf. Surah Al-Fatihah turun di Makkah. Ini dikatakan oleh Ibnu Abbas, Qatadah, dan Abu Al-Aliyah. Karenanya dia adalah surah makkiah. Ada yang berpendapat: Dia adalah surah madaniah. Dan ada yang berpendapat: Al-Fatihah turun dua kali, sekali di Makkah dan sekali di Madinah.
[Taysir Al-Ali Al-Qadir li Ikhtishar Tafsir Ibni Katsir hal. 6-7]http://al-atsariyyah.com/nama-nama-al-fatihah-dan-turunnya.html
5. Al-Fatihah Sebagai penyembuh
Tehnik Rahasia untuk Pertolongan Pertama untuk scanning/pendeteksian dan
Menyirnakan Penyakit dengan Instant melalui tangan kanan, prosesi
peyembuhan kurang dari 5 menit dengan "Surah Al Fatihah".
Instant Healing Power ini muncul dari "pancaran panas " di tangan kita yang menyirnakan sihir ditempat yang sakit. Pancaran itu adalah effect dari Al Fatihah yang dikenal dengan Umul Qur'an atau induknya Al Qur'an. Sekilas saya terangkan kehebatan ayat ini yang diterangkan Ibnu katsir dari sebuah hadits sahih dalam tafsirnya. Tidak diragukan lagi tentang kehebatan dan kedahsyatan Al Fatihah ini. Tentu saja setelah kita meyakini dan mengimaninya dengan pengetahuan yang cukup. Annas bin Malik dan jumhur ulama mengatakan bahwa al Fatihah adalah Umul Qur'an atau Inti/Induknya Al Qur'an, alasannya banyak sekali. Diantaranya sabda Rasulullah sholallahu alaiyhi wa sallam yang bersabda, seperti diriwayatkan imam At Thirmidzy dari Abu Hurairah ra bahwa "Alhamdulillahirabbil'alamiin adalah umul Qur'an, As Sab'ul Matsani (tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang), dan Al Quranul Adziim" dalam setiap ayat Al Fatihah (ayat 1 - 7), keseluruhannya berupa pengikraran hati, pengakuan, pujian, dan juga DO'A. Sehingga ayat ini disebut juga ayat Syifa/Penawar. Mengapa do'a dalam al_fatihah ini dahsyat? Adalah hadits yang terkenal dihati hati seorang mukmin, sebuah sabda Rasulullah bahwasannya Allah menjawab langsung setiap Ayat yang dibacakan dalam Al Fatihah! ini tergambar jelas dalam sebuah hadits Qudsy, Allah berfirman: "Aku membagi shalat diantara diri-Ku dengan hamba-Ku menjadi dua bagian, jika hamba-ku membaca Alhamdulillahirabbil Alaamiin maka Allah berfirman/menjawab "Aku telah dipuji oleh Hambaku". Hadits Qudsy yang ditakhrij An Nasai, hadits qudsy ini diriwayatkan Imam Al Bukhari, beliau berkata "Bacalah Al Fatihah itu dihatimu karena aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda; "Allah berfirman; "Aku telah membagi shalat menjadi dua bagian antara diri-Ku dengan hamba-Ku. Dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta. 'Jika ia mengucapkan 'Alhamdulillahirabbil'alaamiin', maka Allah berfirman 'Hamba-Ku telah memuji-Ku. Dan apabila ia mengucapkan "Arrahmanirrahiim" Allah berfirman; 'Hambaku telah menyanjung-Ku". Dan jika ia mengucapkan "Maliki yaumiddin', maka Allah berfirman: 'Hambaku telah memuliakan-Ku'. Jia ia mengucapkan; 'iyyakana'budu wa iyya kanasta'in", maka Allah berfirman; 'Inilah bagian antara diri-Ku dan hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku apa yang ia minta". Dan jika ia mengucapkan; 'ihdinassirotolmustaqiim.. sirathaladina an'amta alaiyhim ghoiril magdubi alaiyhim waladdhaliin', maka Allah berfirman; 'Ini untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta" Jika kita teliti, maka dalam hadits sahih lain juga dipaparkan bahwa Allah menjawab setiap do'a dalam Al Fatihah itu per-ayat dengan cash! Dan nilai CASH ini langsung bisa diakses seorang muslim langsung melintasi langit ke 7 tanpa hijab dalam sepersekian detik bahkan langsung atau instant. Inilah Penyembuhan Instan Al Fatihah. Namun, harus diingat bahwa ketika kita meminta kita harus bersungguh-sungguh dan kita mengerti atau tahu apa yang kita minta. Tentunya disertai adab mengemis yang benar. Minimal disertai rasa butuh dan keyakinan penuh bahwa yang diminta punya dan mampu memberi. Lihat saja anak kecil yang minta ke orang tua? Mereka kadang nangis demi kesungguhan mereka, dan mereka yakin ayahnya mampu memberi hanya saja sang ayah belum mau atau belum "ridha", masalahnya bagaimana agar Allah ini ridha? Apa kaitannya dengan ruqiyyah?Jelas, hadits tentang ini lebih masyhur lagi. Lihat pernyataan ibnu katsir dalam tafsirnya bahwa Al Fatihah selain berperan sebagai syarat syahnya shalat juga sebagai ayat Syifa. Ini berdasarkan sebuah hadits yang di ungkapkan Abu Sa'id, yaitu ketika seorang sahabat menjampi seseorang yang terkena sengatan, maka Rasulullah bertanya: "Dari mana engkau tahu bahwa Al Fatihah itu adalah Ruqiyyah?" Ya, kita flashback sedikit kebelakang. Bahwasannya arti dari kata "Ruqiyyah" adalah "Jampi" atau "Mantra", kemudian Rasulullah mengesahkan sebagian dari praktik penyembuhan di jaman Rasulullah itu dengan sabdanya bahwasannya "Semua tehnik ruqiyyah yang bebas dari kesyirikan itu boleh bahkan dianjurkan" dalam Tafsir Ibnu Katsir cetakan Pustaka Imam Syafi'i di sebutkan: لاَ بَأْسَ بِالُّرقَى مَا لَمْ تَكُنْ شِرْكاً “Tidak mengapa menggunakan RUQYAH selama tidak mengandung kesyirikan” Hadits Riwayat Abu Daud (4/10 no. 2200). Dan dishahihkan oleh Al Albani. (Lihat Shahih Sunan Abi Dawud, Shahih Al Jami’ no.1048, dan As Silsilah Ash Shahihah 3/55). Tehnik "Power Penyembuhan Instan Al Fatihah" ini bisa juga dilakukan untuk "Scaning" atau dalam istilah sederhananya pendeteksian apakah dalam diri seseorang tersebut ada pengaruh sihir dari jin atau tidak. Atau lebih sederhananya mengetahui, apakah sakit seseorang itu karena sihir atau alasan medis. Caranya deteksi ini mudah, bacakan Al fatihah di tangan kanan dan letakan di salah satu tubuh pasien lalu tanyakan apa yang ia rasakan. Setelah itu sentuhkan juga ke orang lain disampingnya dan tanyakan juga. Lalu lihat hasilnya, seorang yang terkena pengaruh jin atau ada jin dalam tubuhnya akan merasakan hawa hangat atau panas. Dan orang yang tidak terkena gangguan apa-apa maka akan merasakan tangan itu dingin. berikut ini caranya: 1. Yakinkan sepenuh hati, bahwa energi (daya/kekuatan) penyembuhan ini datang dari Allah. 2. Baca Istighfar untuk memohon ampunan atau menetralisir hati kita dari belenggu dosa. Baca Syahadat untuk mengokohkan ketauhidan, baca shalawat kepada Rasulullah sebagai tawasul/perantara sampainya do'a ke langit, baca Ta'awudz untuk menetralisir syaitan dihati kita dan perlindungan, baca "Lahawla walaa quwwata illabillahil aliyhil adziim" untuk meneguhkan dan menyerahkan setiap keputusan ikhtiar kita spenuhnya kepada Allah, baca Hasbunallah wani'mal wakiil ni'mal maula wa ni'man nasiir" untuk mengokohkan keyakinan bahwa Allah itu cukup untuk kita. 3. Dekatkan tangan kita dengan bibir, kira kira 5 sentimeter. Lalu baca Al Fatihah dimulai dari Basmallah hingga Akhir. Lalu tiupkan ke telapak tangan dan dekatkan di titik atau tempat yang sakit. 4. Lalu putarkan searah putaran tawaf atau putarkan dengan putaran "unclockwise" atau berlawanan dengan arah putaran jarum jam selama 3 atau 7 kali. Yakinkan hati kita untuk menarik semua pengaruh sihir itu lalu hempaskan ke arah kanan. 5. Tarik nafas dan rasakan, insya Allah saat itu sakit berkurang. Dan lakukan selama 3 kali cara yang sama, dan Insya Allah penyakit itu SIRNA. Catatan Sangat Penting: - Lima point diatas bisa disederhanakan hanya dengan membaca "Al Fatihah" saja secara keseluruhan dan di tiupkan ketangan. - Keberhasilan hanya dengan izin Allah, dan tidak akan berhasil selama kita ragu apalagi meragukan kemudahan dari Allah dalam hal ini. - Teknis ini akan lebih dahsyat jika seorang therapist atau pasien sendiri (jika dilakukan mandiri) dalam kondisi punya wudhu. - Ini bisa disebut hanya untuk pertolongan pertama. Sihir yang sirna dalah sihir kecil, dan kesembuhan tidak permanent, karena kembalinya sihir itu bergantung kepada penyihir. Dan kita harus punya penangkalnya sumber: http://quranic-healing.blogspot.com 7.AL-FATIHAH: Tafsir Ayat 1 - 7(1)BISMILLAHIRAMANIRAHIMI
|
0 Comments:
Posting Komentar
Silahkan di tanyakan