Minggu, 18 Oktober 2020

H. KEHIDUPAN DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

Loading

 

H.  KEHIDUPAN DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

 

1.   Warga Muhammadiyah perlu mengambil bagian dan tidak boleh apatis (masa bodoh) dalam kehidupan politik melalui berbagai saluran secara positif sebagai wujud bermuamalah sebagaimana dalam bidang kehidupan lain dengan prinsip- prinsip etika/akhlaq Islam dengan sebaik-baiknya dengan tujuan membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

2.   Beberapa pinsip dalam berpolitik harus ditegakkan dengan sejujur-jujurnya dan sesungguh-sungguhnya yaitu menunaikan amanat83 dan tidak boleh menghianati amanat84, menegakkan keadilan, hukum, dan kebenaran85, ketaatan kepada pemimpin sejauh sejalan dengan perintah Allah dan Rasul86, mengemban risalah Islam87, menunaikan amar ma’ruf, nahi munkar, dan mengajak orang untuk beriman kepada Allah88, mempedomani Al-Quran dan Sunnah89, mementingkan kesatuan dan persaudaraan umat manusia90, menghormati kebebasan orang lain91, menjauhi fitnah dan kerusakan92, menghormati hak hidup orang lain93, tidak berhianat dan melakukan kezaliman94, tidak mengambil hak orang lain95, berlomba dalam kebaikan96, bekerjasama dalam kebaikan dan ketaqwaan serta tidak bekerjasama (konspirasi) dalam melakukan dosa dan permusuhan97, memelihara hubungan baik antara pemimpin dan warga98, memelihara keselamatan umum99, hidup berdampingan dengan baik dan damai100, tidak melakukan fasad dan kemunkaran101, mementingkan ukhuwah Islamiyah102, dan prinsip-prinsip lainnya yang maslahat, ihsan, dan ishlah.

3.   Berpolitik dalam dan demi kepentingan umat dan bangsa sebagai wujud ibadah kepada Allah dan ishlah serta ihsan kepada sesama, dan jangan mengorbankan kepentingan yang lebih luas dan utama itu demi kepentingan diri sendiri dan kelompok yang sempit.

4.  Para politisi Muhammadiyah berkewajiban menunjukkan keteladanan  diri (uswah hasanah) yang jujur, benar, dan adil serta menjauhkan diri dari perilaku politik yang kotor, membawa fitnah, fasad (kerusakan), dan hanya mementingkan diri sendiri.

5.  Berpolitik dengan kesalihan, sikap positif, dan memiliki cita-cita bagi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dengan fungsi amar ma’ruf dan nahi munkar yang tersistem dalam satu kesatuan imamah yang kokoh.

6.  Menggalang silaturahmi dan ukhuwah antar politisi dan kekuatan politik yang digerakkan oleh para politisi Muhammadiyah secara cerdas dan dewasa.

 

 

 


83 Q.S. An-Nisa/4 : 57

84 Q.S. Al-Anfal/8 : 27

85 Q.S. An-Nisa/4 : 58, dst.

86 Q.S. An-Nisa/4: 59, Al-Hasyr/59: 7

87 Q.S. Al-Anbiya/21 : 107

88 Q.S. Ali Imran/3 : 104, 110

89 Q.S. An-Nisa/4 : 108

90 Q.S. Al-Hujarat/49 : 13

91 Q.S. Al-Balad/90 : 13

92 Q.S. Al-Hasyr/59 : 9

93 Q.S. Al-An'am/6 : 251

94 Q.S. Al-Furqan/25 : 19, Al-Anfal/8 : 27

95 Q.S. Al-Maidah/5 : 38

96 Q.S. Al-Baqarah/2 : 148

97 Q.S. Al-Maidah/5 : 2

98  Q.S. An-Nisa/4 : 57-58

99  Q.S. At-Taubah/9 : 128

100 Q.S. Al-Mumtahanah/60 : 8

101 Q.S. Al- Qashash/28 : 77, Ali Imran/3 : 104

102 Q.S. Ali Imran/3 : 103

 

0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan di tanyakan