Zaman Kejayaan dan Kemunduran Serta
Upaya Kebangkitan Umat Islam
A.
Zaman Kejayaan
Islam di Bidang
Ipteks.
Perkembangan Islam
dimulai dari saat Rasulullah SAW mendirikan pemerintahan Daulah Khilafah Islamiyah
di Madinah. Islam tidak hanya
berkembang di Madinah, tetapi sudah berkembang ke seluruh nega- ra-negara di Jazirah Arab dan di
sekitarnya. Sepeninggal Rasululloh SAW,
kepemimpinan dilanjutkan dengan masa Khulafaur-Rasyiddin dan masa-masa kekhalifahan. Adapun puncak perkembangan Islam terutama di bidang IPTEKS terjadi
pada masa kekhalifahan Abbasiyah. Montgomery Watt W dalam
bukunya tentang kejayaan
islam (terjemah- an) tahun 1990, menganalisa tentang
rahasia kemajuan peradaban Is- lam, dia mengatakan bahwa Islam bisa mencapai zaman kejayaannya, karena Islam tidak mengenal pemisahan
yang kaku antara ilmu peng- etahuan, etika,
dan ajaran agama.
Fakta sejarah menunjukkan bahwa, pada masa
Daulah Abbasiyah dari tahun 132-923H atau 750-1517 M, Islam pernah menguasai
dunia selama lebih dari 700 tahun lamanya.
1.
Sejarah singkat
Daulah Abbasiyyah.
Dinamakan Daulah
Abbasiyah, karena pendirian kekhalifahan ini ti- dak lepas dari sosok paman
Nabi Muhammad SAW yang bernama Ab- bas bin Abdul Mutholib, dan khalifahnya adalah
merupakan keturunan- ya. Menggantikan kekuasaan
Daulah Umayyah yang berkuasa selama
92 tahun (40-132 H/660-750 M), kekuasaan Daulah Abbasiyah ber- langsung selama lima abad lamanya yaitu
tahun 132-656H/750-1258 M (berpusat
di Bagdad, Irak) dan tahun 656H/1258M -915H/1517M berpusat di Andalusia
Spanyol. Adapun khalifah
pertama adalah Abdul Abbas Asy Syafah yang berkuasa pada tahun 132-136
H/750-753 M. Selama 5 abad berkuasa,
Daulah Abbasiyah telah dipimpin oleh 37 khalifah,
dan khalifah yang terakhir adalah Al Mu’tazim yang berkuasa pada tahun 656 H/1258 M dan mati
terbunuh oleh pasukan Mongol pimpinan
Hulogu Khan (cucu dari Jengis Khan), kemudian pusat pe- merintahan berpindah ke Andalusia sampai
tahun 915H/1517M.
Adapun
khalifah-khalifah besar yang telah mengantarkan Daulah Abbasiyah ke puncak kejayaannya adalah Abu Abbas As Safa,
Abu Ja- far al-Mansyur, Harun ar-Rasyid, Al Makmum, Al Mu’tazim dan Al Wat- sik.
Kejayaan Daulah Abbasiyah
dimulai dari berdirinya hingga sampai pada masa pemerintahan Khalifah Al Watsik Billah
tahun 232 H/879 M. Masa tersebut bisa dikatakan sebagai
zaman keemasan dan kejayaan Islam,
karena islam benar-benar menguasai segala bidang kehidupan termasuk IPTEKS. Kota Bagdad yang menjadi
ibu kota Negara dan merupakan pusat
kegiatan pemerintahan baik kekuasaan, politik, so- sial, ekonomi, pengetahuan, kebudayaan, dan lain-lain,
benar-benar menjadi pusat peradaban dunia. Kota Bagdad merupakan kota terbuka bagi semua bangsa dengan berbagai latar
belakang agama dan keya- kinan,
sehingga Bagdad menjadi kota internasional yang sangat ramai tempat berkumpul dari bergabagi bangsa
seperti Arab, Turki, Persia, Romawi, Qibthi, dan sebagainya.
a. Perkembangan ilmu pengetahuan di Masa Daulah
Abbasiyah
Pada masa daulah
Abbasiyah ini, Islam menggapai puncak ke- jayaannya di segala bidang, baik
kekuasaan, politik, ekonomi, kebu- dayaan dan IPTEKS.
1.
Ilmu berkembang pesat
pada masa khalifah: Abu Ja’far, Harun ar-Rasyid,
al-Makmun dan al-Mahdi. Buku-buku dari barbagai disiplin ilmu seperti
: kedokteran, filsafat,
kimia, ilmu alam, matematika
dan lain-lain banyak diterjemahkan dari bahasa as- ing seperti Yunani, Mesir, Persia, India ke dalam bahasa Arab, sehingga
bisa dipelajari dengan baik.
2.
Khalifah Harun
ar-Rasyid benar-benar sangat perhatian dengan
kemajuan ilmu pengetahuan, dengan mendorong dan member- ikan motivasi kepada umat islam untuk
senantiasa mempelajari dan memperdalam ilmu pengetahuan. Hal ini dibuktikan dengan didirikannya
lembaga ilmu pengetahun yang diberi nama “BAI- TUL HIKMAH” sebagai pusat ilmu pengetahuan, dan semua orang bisa mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
3. Para khalifah sendiri umumnya adalah ulama, mencintai ilmu, menghormati orang-orang berilmu, memuliakan ilmu, sehingga memberikan peluang seluas-luasnya kepada seluruh umat islam untuk belajar dan mengembangkan ilmu
4.
Hasil perkembangan ilmu pengetahuan masa daulah Abbasiyah
Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Daulah
Abbasiyah sungguh sangat pesat, sehingga melahirkan beberapa di- siplin
ilmu dan ulama besar sebagai berikut:
1). Ilmu hadits:
a.
Imam Bukhari,
lahir di Bukharo
194 H di Bagdad, kitabnya
“sahih Bukhari”.
b.
Imam Muslim wafat tahun 216 H di Naisabur,
kitabnya “Sahih Muslim”.
2) Ilmu
Fiqih :
a.
Imam Abu Hanifah
(150–80H/767–700M), penyusun madzhab Hanafi.
b. Imam Malik Bin Anas
(lahir di Madinah
tahun 93H/711 M dan
meninggal di Hijaz pada tahun 170 H/788 M, penyusun madzhab Maliki.
c. Imam Syafii nama lengkapnya Muhammad bin Idris bin Syafi’i (204 – 150 H/802–767 M), penyusun madzhab
Syafi’i.
d. Imam Hambali (164 – 241 H/780 – 855 M), penyusun madzhab
Hambali.
3). Ilmu Tafsir
a. Abu Jarir at-Tabari dengan tafsirnya Al-Qur’anul Azim sebanyak
30 juz.
b.
Abu Muslim Muhammad bin Bahr Isfahany
(mu’tazilah), tafsirnya berjumlah 14 jilid.
4). Filsafat
a.
Al-Kindi (185-252 H/805-873
M), terkenal dengan sebutan ‘Filosof Arab’, bukan hanya ahli filsafat,
tetapi juga ahli ilmu matematika, astronomi, farmakologi, dan sebagainya.
b.
Ibnu Rusyd, lahir di
Cardova (250 H/1126 M- 675 H/1198 M), dia
dikenal di Eropa dengan nama Averoes, ahli filsafat yang dikenal dengan sebutan
bapak Rasionalisme.
5). Matematika
a. Al-Khawarizmi (194-266
H), buku Aljabar
dan menemukan angka nol (0).
b.
Umar Khayam,
buku: Treatise On Algebra yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Prancis.
c.
Al Farabi (180-260 H/780 – 863 M), banyak menulis buku tentang logika,
matematika, fisika, metafisika, kimia, etika, dan sebagainya. Dia diberi gelar guru
besar kedua, setelah Aristoteles yang menjadi
guru besar pertama.
6). Kedokteran
a.
Ibnu Sina (Abdullah
bin Sina) (370 - 480H/980 - 1060 M), di Eropa
dikenal dengan nama Avicena. Seorang dokter di Kota Hamazan, Persia, yang aktif mengadakan penelitian tentang berbagai macam jenis penyakit. Disamping
dokter Ibnu Sina juga dikenal sebagai
ahli fisika dan ahli jiwa. Karyanya lebih dari 200 judul buku antara lain:
Asy Syifa, Al-Qanun atau Canon of Medicine.
7). Astronomi
a. Abu Mansur
al-Falaqi
b.
Jabir al-Batani, pencipta alat
teropong bintang yang pertama. Dengan ketinggian akhlaq, dibarengi dengan penguasaan IPTEKS,
Islam menaklukkan Spanyol (Andalusia)
dan berkuasa selama kurang lebih 5
abad lamanya, sehingga Spanyol
menjadi Negara Islam yang maju di
segala bidang, sementara pada saat itu Negara-negara Eropa lainnya masih terbelakang dan dalam masa
kegelapan. Spanyol men- jadi pusat
ilmu pengetahuan karena pada masa itu, para penguasa menganggap bahwa ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan berharga, maka para khalifah
memberikan kele- luasaan dan kebebasan berpikir yang
seluas-luasnya untuk perkem- bangan
dan kemajuan IPTEKS, sehingga tercipta puncak kemajuan IPTEKS yang luar biasa. Banyaknya peninggalan sejarah seperti
Mas- jid biru (Blue Mosque) di
Ankara Turki, Masjid Agung di Cordoba, dan Istana
al-Hamra (al-Hamra Qasr) di Sevilla, Spanyol, menunjukkan bukti kecanggihan
IPTEKS masa itu.
B.
Sebab-Sebab Kemajuan
Ilmu Pengetahuan &
Teknologi Di Masa Kejayaan Islam
Sebagaimana diketahui bahwa peradaban dunia dimulai dari Yunani dengan
beberapa tokohnya seperti Plato, Aristoteles dan lain-lain yang masih kita kenal sampai sekarang,
dilanjutkan peradaban Babilonia dan Persia.
Islam kemudian menyambungnya menjadi peradaban baru
setelah yang mengalami kebangkitan intelektual dan kultural ber- dasarkan nilai-nilai Islam, dan
puncaknya adalah pada masa kejayaan kekhalifahan
Abasiyyah. Salah satu unsur kejayaan peradaban Islam adalah karena penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang ditandai dengan munculnya para
ilmuwan-ilmuwan Islam pada saat itu antara lain : Jabir
bin Hayyan, al-Kindi, al-Khawarizmi, ar-Razi, al-Fara-
bi, at-Tabari, al-Biruni, Ibnu Sina, Umar Khayyam dan lain-lain.
Adapun
faktor-faktor yang menyebabkan kemajuan ilmu pengeta- huan dan teknologi pada zaman kejayaan Islam, menurut Ahmad Y Al-Hassan
dan Donal R Hill adalah sebagai berikut :
1.
Agama Islam.
Fanatisme agama yang kuat ini, memberikan dorongan yang sangat
kuat kepada umatnya untuk melakukan pencapaian - pencapaian di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi. Sesungguhnya
bebera- pa ayat dalam Al-Qur’an ( QS
: 2:164, QS : 3:190-191, QS: 10:5, Al- loh
SWT telah memerintahkan kepada manusia untuk banyak meng- gunakan akal dalam mengamati alam semesta
seperti afala ta’qiluun atau afala
tatafakkaruun, dan mereka benar-benar menggunakan akal pikirannya untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sehing- ga umat islam benar-benar
bisa menguasai ilmu pengetahuan dan te- knologi dan mencapai kejayaannya pada masa itu.
2. Pemerintah yang berpihak
kepada ilmu pengetahuan
Keberpihakan pemerintah terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah menjadi ciri umum dari semua Daulah
Islam di seluruh
penjuru dunia, sehingga membantu mempercepat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa
kejayaan Islam itu, sehingga pada
saat itu banyak dibangun dan didirikan akademi-akademi, obser- vatorium, dan perpustakaan yang menjadi pusat
bacaan masyarakat.
3. Bahasa arab
Semenjak pemerintahan Daulah Umayyah, pengembangan ilmu pengetahuan sudah
dimulai yaitu dengan menterjemahkan buku-buku
ke dalam bahasa Arab. Para penguasa
saat itu sepenuhnya menyadari bahwa
tidak mungkin ilmu pengetahuan berkembang di dunia Islam jika ilmu-ilmu tersebut tertulis dalam bahasa non-Arab, sehingga
ban- yak buku-buku khususnya dari
negara-negara yang saat itu lebih maju seperti
Yunani dan India yang diterjemahkan kedalam
bahasa arab, se- hingga ilmu pengetahuan menyebar
tidak hanya di kalangan penguasa
dan intelektual saja, tetapi juga menyebar kepada masyarakat umum.
4.
Pendidikan
Tidak dapat
dipungkiri bahwa pendidikan adalah salah satu pemacu laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan para Khalifah
menyadari itu, sehingga mereka banyak mendirikan sekolah-sekolah, lembaga pendidikan tinggi, observatorium,
dan perpustakaan (pada masa Daulah
Abbasiyah disebut Bayt Al-Hikmah (Rumah Kearifan). Buku-buku terjemahan dari bahasa Yunani dan India banyak ditemu- kan di perpustakaan-perpustakaan, sehingga
memperlancar pengem- bangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Negara-negara Islam
5.
Penghormatan kepada
ilmuwan
Pada masa kejayaan Islam, para ilmuwan benar-benar mendapatkan perhatian
yang besar dari pemerintah kerajaan, dipenuhi kebutuhan finansialnya sehingga mereka benar-benar bisa fokus untuk
mengem- bangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi tanpa diganggu dengan me- mikirkan
bagaimana pemenuhan kebutuhan sehari-hari, agar supaya mereka bisa mencurahkan waktu sepenuhnya untuk kegiatan menga- jar, membimbing
murid, menulis, dan meneliti.
6.
Maraknya
penelitian
Pada masa itu, pemerintah kerajaan mendorong para ilmuwan untuk
melakukan penelitian-penelitian di segala bidang,
dan salah satu hasil- nya adalah riset ilmu matematika yang
dilakukan oleh Al-Khawarizmi, yang
telah menemukan angka nol dalam konsep-konsep matematika yang hingga saat ini
masih digunakan.
7.
Perdagangan
internasional
Perdagangan
internasional menjadi sarana komunikasi yang efektif antar peradaban dan mempercepat proses kemajuan ilmu pengeta- huan dan teknologi. Dengan maraknya
kegiatan perdagangan antara bangsa
Arab dengan bangsa-bangsa lain di dunia, ditemukanlah ilmu pengetahuan dan teknologi navigasi.
Meskipun demikian, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi umat Islam pada masa itu tidak terle- pas dari stabilitas politik dan ekonomi.
C.
Sebab-Sebab Kemunduran Umat Islam Dalam
Ipteks
Adapun penyebab
kemunduran umat Islam dalam bidang
ilmu peng- etahuan dan teknologi adalah karena
faktor internal umat Islam sendiri dank arena faktor eksternal umat Islam.
1.
Faktor
Internal
Seorang pemikir
asal Libanon, Syakin Arsalan (1869-1946), dalam bukunya Kenapa Islam Terbelakang?, menjelaskan bahwa, bang- sa-bangsa non-Islam maju karena mereka
tetap berpegang pada tra- disi
keagamaan mereka sendiri bekerja keras untuk meraih kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, contoh:
Jepang dan Eropa, mereka berhasil
karena tetap bekerja keras dan tetap berpegang pada tradisi keagamaan mereka. Dalam pandangan Arsalan,
untuk mencapai ke- majuan dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, seharusnya Islam mencontoh mereka yaitu tetap berpegang pada nilai-nilai Islam dan bekerja keras,
dengan kata lain kemunduran Islam
karena mereka: 1). Tidak bekerja
keras, rendah diri, mudah menyerah
dan 2). kebanya-
kan mereka sudah tidak berpegang pada syariat agamanya (Al-Qur’an dan As sunnah).
Padahal Rasulullah SAW bersabda: “Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian
tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya;
Kitabul- lah dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Malik 1395)
Sebagaimana hadits diatas, seharusnya umat Islam berpegang
teguh pada syariat agamanya yaitu Al-Qur’an dan As sunnah yang mestinya menjadi way of life bagi umat Islam dalam segala hal, agar tidak tersesat untuk selama-lamanya. Akan tetapi yang terjadi kini ada- lah justru sebaliknya, yaitu sebagian
besar umat Islam semakin jauh dari
Al-Qur’an dan As Sunnah. Bahkan mereka lebih bangga dengan berbagai kitab karya manusia, bahkan ada
yang membanggakan kitab produk kaum
kuffar Eropa, bukan Kitabullah dan As Sunnah. Padahal jelas-jelas bahwa Alloh SWT menurunkan Al-Qur’an adalah sebagai pedoman hidup, agar manusia bisa keluar
dari kegelapan jahiliyah menuju terangnya hidayah cahaya Islam.
2.
Faktor
Eksternal
Wisnu Arya W. dalam bukunya yang berjudul Melacak Teori Einstein dalam Al Qur’an, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab
kemun- duran umat Islam dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu :
1.
Berawal dari
kesadaran bangsa barat tentang pentingnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, sebagaimana keberhasilan umat Islam pada abad 9-13M dalam menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga kehidupannya lebih sejahtera dari pada bangsa barat, maka mereka berusaha
mengejar dan mengambil alih kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi dari umat Islam
2.
Adanya fanatisme
agama, dimana bangsa barat umumnya
beragama Nasrani, ingin menunjukan bahwa melalui agama Nasrani merekapun dapat maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana umat Islam,
meskipun selanjutnya mereka menjadi sekuler.
3.
Bangsa barat yang
berjiwa petualang berusaha menemukan “benua” baru, seperti yang dilakukan oleh Columbus pada tahun
1492 menemukan benua Amerika. James Cook pada
tahun 1770 pergi berlayar ke Australia dan New Zealand serta kepulauan Pasifik. Penemuan-penemuan benua
baru tersebut mempengaruhi route perdagangan, sehingga
mereka tidak melewati jalur yang dikuasai umat Islam
yaitu Syria dan Mesir sehingga jalur
ini menjadi sepi dan mengakibatkan sumber pendapatan negeri-negeri Islam jadi berkurang.
4.
Bangsa barat sengaja
menghancurkan observatorium Islam yang
didirikan oleh Taqi Al Din di Konstantinopel pada tahun 1580, menjadikan Islam kehilangan sumber pengetahuan dan pengamatan bintang (astronomi) yang sudah sangat
maju pada masa itu. Pada waktu yang sama, bangsa
barat baru pertama kali membangun
observatoriumnya oleh Tycho Brace.
5.
Ketergantungan negara-negara Islam terhadap ekonomi
Eropa, kemudian mulai lahir kolonialisme bangsa barat terhadap
negara-negara Islam. Akibat kolonialisme barat, maka negara- negara Islam yang pada mulanya bersatu
dari Maroko sampai ke Pakistan,
kemudian terpecah belah menjadi negara-negara
kecil berdasarkan feodalisme, kesultanan , kerajaan
dan keemiratan yang antara
satu dengan lainnya saling bersaing, bahkan sampai bermusuhan.
6.
Akibat kolonialisme negara-negara Islam yang semula menggunakan bahasa Arab sebagai
bahasa nasionalnya, mulai terdesak
oleh bahasa penjajah. Keadaan ini sedikit banyak telah menjauhkan mereka dari Al Qur’an, padahal Al Qur’an adalah juga sumber
ilmu pengetahuan dan teknologi.
7.
Akibat kolonialisme
stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi negara-negara
Islam mulai menurun, padahal stabilitas politik dan kemakmuran merupakan akar bagi berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
D. Upaya-Upaya Kebangkitan Kembali Umat Islam
Dalam Ip- teks
Kemunduran Islam
di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi men-
gakibatkan tumbuhnya kemiskinan, minimnya pendapatan perkapita dan banyaknya pengangguran. Indonesia misalnya, sekitar 60% pen- duduknya hidup di bawah garis kemiskinan
dan 10-20% penduduknya hidup dalam
kemiskinan absolut, sementara itu jumlah pengangguran mencapai hampir 40 juta orang. Negara-negara Islam yang lain,
mes- ki tidak separah Indonesia,
mereka juga menghadapi problem yang hampir sama. Belum lagi jeratan utang luar negeri yang semakin
berat. Pertanyaannya, bagaimana
umat Islam harus melakukan upaya-upaya yang dapat mendukung
kembali kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Syakin Arsalan
(1869-1946), dalam bukunya Kenapa Islam Terbel- akang ayat yang dalam pandangannya merupakan kunci kebangkitan dunia Islam, yakni Al-Ankabut (29):69.
Bunyi ayat itu: wa ‘l-ladzina jaha- du fina lanahdiyannahum subulana – mereka yang berjuang (jihad) di jalanKu, Aku akan menunjukkan mereka
jalan-jalan menuju Aku.“Jihad” inilah kata kuncinya
yang disebut oleh Arsalan, maksudnya bukan jihad dalam pengertian “perang suci”, akan
tetapi jihad adalah kerja keras untuk mencapai tujuan yaitu kejayaan Islam.
Adapun Upaya-upaya
yang seharusnya di lakukan oleh umat Islam seperti
:
a.
Dalam
segala hal kembali kepada hadits Rasululloh SAW berikut :
“Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak
akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya;
Kitabul- lah dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR.
Malik 1395)
b.
Bekerja keras tanpa mengenal
lelah untuk mewujudkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui
satu sistem pendidikan Islam yang betul-betul bisa dijadikan rujukan
dalam rangka mencetak
manusia-manusia muslim yang berkualitas, bertaqwa, beriman kepada Allah.
c.
Mengirimkan pelajar
untuk mendalami Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
d.
Adanya kontak Islam
dengan Barat, yang merupakan faktor penting yang bisa kita liat, adanya kontak ini paling tidak telah menggugah
dan membawa perubahan paradigma umat Islam untuk
belajar secara terus menerus kepada Barat, timbulnya pembaharuan pendidikan Islam baik dalam bidang agama,
sosial, dan pendidikan diawali dan dilatar
belakangi oleh pemikiran
Islam yang timbul di belahan
dunia Islam lainnya.
e.
Pola pembaharuan
pendidikan Islam yang berorientasi pada pola pemikiran modern di Eropa
f.
Pola pembaharuan
pendidikan Islam yang berorientasi dan bertujuan untuk
pemurnian kembali ajaran
Islam
g.
Pola pembaharuan
pendidikan Islam yang berorientasi pada kekayaan dan sumber budaya bangsa masing-masing dan yang bersifat Nasionalisme.
Kejayaan
Islam pada masa Daulah Abbasiyah mencerminkan bahwa Islam adalah agama yang luar biasa.
Bahkan Eropa pun seolah-olah tidak
berdaya menghadapi kemajuan Islam terutama di bidang IPTEK. Walaupun pada akhirnya kejayaan Islam
masa Daulah Abbasiyah tel- ah
berakhir dan hanya menjadi kenangan manis belaka kita sebagai generasi penerus harus senantiasa berusaha
untuk menjadi generasi yang pantang
menyerah apalagi di zaman serba modern ini kemajuan IPTEK semakin sulit
untuk dibendung.
Apabila melihat
fenomena sejarah, kebangkitan Islam harus dimulai dengan menumbuhkan kembali semangat iman, menghilangkan stag- nasi pemikiran dan fikih, serta gerakan
(harakah) dan jihad. Semangat kebangkitan
ini mendorong umat islam untuk berpikir mengapa kejatu- han dan kehinaan
menimpa umat Islam
sehingga umat ini hanya dipan-
dang sebelah mata.
Beranjak dari kesadaran ini, umat Islam seharusn- ya kembali menoleh
ke belakang dan mengambil pelajaran dari sejarah ini. Dengan sejarah, kita akan melihat
kembali kejayaan Islam di masa Rasulullah SAW, Khulafaurrasyidin dan dimasa daulah Abbasiyah ber- jaya
dengan mengibarkan panji-panji Islam di seluruh penjuru dunia. Hal ini yang perlu kita pikirkan bersama
demi kemajuan umat Islam.
RANGKUMAN
Bab ini membahas
tentang karya monumental umat islam dibidang
IPTEKS, yang mengulas tentang zaman kejayaan islam bidang Ipteks, sebab-sebab kemajuan umat Islam dibidang IPTEKS,
sebab kemundu- ran umat Islam dalam IPTEKS,
Upaya kebangkitan kembali
umat Islam dalam IPTEKS. Perkembangan islam
dibidang segala bidang dimulai sejak kekuasaan
dibawah daulah dinasti
Abbasiyah, khususnya ketika
khalifah dipegang oleh Abu Ja’far,
Harun ar-Rasyid, al-Makmun dan al-Mahdi
ilmu pengetahuan benar-benar berkembang dengan pesat, karena para khalifah benar-benar menganggab bahwa ilmu adalah suatu yang sangat mulia. Mereka sadar
bahwa dengan menguasai IPTEKS,
kesejahteraan umat manusia dapat dicapai. Perkembangan ilmu pada masa ini menghasilkan berbagai disiplin ilmu, ilmuwan
dan ulama antara lain : 1). Ilmu hadits ( Imam Bukhari
wa Muslim) , 2). Ilmu Fiqih ( Imam Abu Hanifah,
Imam Malik Bin Anas, Imam Syafii dan Imam Hambali. 3). Ilmu Tafsir ( Abu Jarir
at-Tabari dll), 4). Filsafat ( Al-Kindi, Ibnu
Rusy, 5). Matematika (Al-Khawarizmi, Umar Khayam), 6). Kedok- teran (Ibnu Sina ), 7). Astronomi (Abu Mansur al-Falaqi, Jabir al-Batani, dll).
Sebab-sebab
kemajuan umat islam dibidang IPTEKS antara lain, karena fanatisme umat islam terhadap agamanya, apa yang
diyakinin- ya adalah benar dan akan
membawa kemaslahatan. Pemerintah yang berpihak
kepada ilmu pengetahuan juga sangat mendorong kemajuan ilmu, seperti penghargaan yang diberikan kepada para ilmuwan atas keberhasilannya dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan. Mereka dipersatukan
dalam satu bahasa yaitu bahasa arab sehingga mem- permudah pengembangan ilmu. Pendidikan dan penelitian juga mer- upakan
unsur yang sangat penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Maraknya perdagangan internasional juga
membawa kemajuan dan percepatan penyebaran ilmu pengetahuan.
Sebab-sebab kemunduran umat islam dalam bidang IPTEKS adalah karena 1) faktor internal yaitu umat
islam banyak yang meninggalkan ajaran islam
dan banyak yang malas, sementara
bangsa barat, mereka
tetap teguh dengan ajaran agamanya dan pekerja keras. 2). Faktor eksternal antara lain : a). Bangsa barat
mulai sadar tentang pentingn- ya
ilmu, b). fanatisme agama, c). mereka berjiwa petualang, d). keter- gantungan islam terhadap barat dalam
bidang ekonomi dan e). karena adanya
kolonialisme barat terhadap Negara-negara islam. Belajar dari sejarah, kebangkitan Islam harus dimulai
dengan menumbuhkan kem- bali
semangat iman dan taqwa kepada Alloh SWT, mengikuti tuntunan Rasululloh SAW dengan bekerja keras.
Adanya kontak Islam dengan Barat, untuk belajar secara terus menerus
kepada Barat, adanya
pem- baharuan pendidikan Islam baik dalam bidang agama, sosial, dan pen- didikan dilatar belakangi oleh pemikiran
Islam yang timbul di belahan dunia
Islam lainnya. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang beror- ientasi pada pola pemikiran modern di
Eropa, berorientasi dan bertu- juan untuk
pemurnian kembali ajaran Islam.
Sumber
: AIK 4 Universitas Muhammadiyah Surabaya