Belajar Lagi

Pelantikan Pemuda Muhammadiyah di pendopo Tuban

Foto disek karo senior

Acara Pelantikan Pemuda Muhammadiyah Kab. Tuban.

Akhir Diklat Kokam

Duklat Kokam dan SAR Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Tuban.

RAKERDA PDPM DI MERAKURAK

rAPAT KERJA PIMPINAN DAERAH PEMUDA MUHAMMADIYAH.

BAB PCPM PALANG

Perkaderan Pemuda Muhammadiyah Palang

tanpa judul

pemandangan

MEMBACA ADALAH KUNCI UNTUK MENGETAHUI DUNIA

Kadang kala menunggu itu membosankan, akan tetapi berbeda kalau menunggunya sambil baca-baca

PANDANGAN MATA

Pandangan mata kadang kala, melabuhi hal-hal yang sebenarnya

Selasa, 18 Oktober 2022

AIK 4- Karya monumental umat Islam dalam IPTEKS

Loading

 

Zaman Kejayaan dan Kemunduran Serta Upaya Kebangkitan Umat Islam

A.  Zaman Kejayaan Islam di Bidang Ipteks.

 

Perkembangan Islam dimulai dari saat Rasulullah SAW mendirikan pemerintahan Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Islam tidak hanya berkembang di Madinah, tetapi sudah berkembang ke seluruh nega- ra-negara di Jazirah Arab dan di sekitarnya. Sepeninggal Rasululloh SAW, kepemimpinan dilanjutkan dengan masa Khulafaur-Rasyiddin dan masa-masa kekhalifahan. Adapun puncak perkembangan Islam terutama di bidang IPTEKS terjadi pada masa kekhalifahan Abbasiyah. Montgomery Watt W dalam bukunya tentang kejayaan islam (terjemah- an) tahun 1990, menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban Is- lam, dia mengatakan bahwa Islam bisa mencapai zaman kejayaannya, karena Islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu peng- etahuan, etika, dan ajaran agama. Fakta sejarah menunjukkan bahwa, pada masa Daulah Abbasiyah dari tahun 132-923H atau 750-1517 M, Islam pernah menguasai dunia selama lebih dari 700 tahun lamanya.

 

1.  Sejarah singkat Daulah Abbasiyyah.

Dinamakan Daulah Abbasiyah, karena pendirian kekhalifahan ini ti- dak lepas dari sosok paman Nabi Muhammad SAW yang bernama Ab- bas bin Abdul Mutholib, dan khalifahnya adalah merupakan keturunan- ya. Menggantikan kekuasaan Daulah Umayyah yang berkuasa selama 92 tahun (40-132 H/660-750 M), kekuasaan Daulah Abbasiyah ber- langsung selama lima abad lamanya yaitu tahun 132-656H/750-1258 M (berpusat di Bagdad, Irak) dan tahun 656H/1258M -915H/1517M berpusat di Andalusia Spanyol. Adapun khalifah pertama adalah Abdul Abbas Asy Syafah yang berkuasa pada tahun 132-136 H/750-753 M. Selama 5 abad berkuasa, Daulah Abbasiyah telah dipimpin oleh 37 khalifah, dan khalifah yang terakhir adalah Al Mu’tazim yang berkuasa pada tahun 656 H/1258 M dan mati terbunuh oleh pasukan Mongol pimpinan Hulogu Khan (cucu dari Jengis Khan), kemudian pusat pe- merintahan berpindah ke Andalusia sampai tahun 915H/1517M.

Adapun khalifah-khalifah besar yang telah mengantarkan Daulah Abbasiyah ke puncak kejayaannya adalah Abu Abbas As Safa, Abu Ja- far al-Mansyur, Harun ar-Rasyid, Al Makmum, Al Mu’tazim dan Al Wat- sik. Kejayaan Daulah Abbasiyah dimulai dari berdirinya hingga sampai pada masa pemerintahan Khalifah Al Watsik Billah tahun 232 H/879 M. Masa tersebut bisa dikatakan sebagai zaman keemasan dan kejayaan Islam, karena islam benar-benar menguasai segala bidang kehidupan termasuk IPTEKS. Kota Bagdad yang menjadi ibu kota Negara dan merupakan pusat kegiatan pemerintahan baik kekuasaan, politik, so- sial, ekonomi, pengetahuan, kebudayaan, dan lain-lain, benar-benar menjadi pusat peradaban dunia. Kota Bagdad merupakan kota terbuka bagi semua bangsa dengan berbagai latar belakang agama dan keya- kinan, sehingga Bagdad menjadi kota internasional yang sangat ramai tempat berkumpul dari bergabagi bangsa seperti Arab, Turki, Persia, Romawi, Qibthi, dan sebagainya.

 

a. Perkembangan ilmu pengetahuan di Masa Daulah Abbasiyah

Pada masa daulah Abbasiyah ini, Islam menggapai puncak ke- jayaannya di segala bidang, baik kekuasaan, politik, ekonomi, kebu- dayaan dan IPTEKS.

1.     Ilmu berkembang pesat pada masa khalifah: Abu Ja’far, Harun ar-Rasyid, al-Makmun dan al-Mahdi. Buku-buku dari barbagai disiplin ilmu seperti : kedokteran, filsafat, kimia, ilmu alam, matematika dan lain-lain banyak diterjemahkan dari bahasa as- ing seperti Yunani, Mesir, Persia, India ke dalam bahasa Arab, sehingga bisa dipelajari dengan baik.

2.     Khalifah Harun ar-Rasyid benar-benar sangat perhatian dengan kemajuan ilmu pengetahuan, dengan mendorong dan member- ikan motivasi kepada umat islam untuk senantiasa mempelajari dan memperdalam ilmu pengetahuan. Hal ini dibuktikan dengan didirikannya lembaga ilmu pengetahun yang diberi nama “BAI- TUL HIKMAH” sebagai pusat ilmu pengetahuan, dan semua orang bisa mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

3.     Para khalifah sendiri umumnya adalah ulama, mencintai ilmu, menghormati orang-orang berilmu, memuliakan ilmu, sehingga memberikan peluang seluas-luasnya kepada seluruh umat islam untuk belajar dan mengembangkan ilmu

4.     Hasil perkembangan ilmu pengetahuan masa daulah Abbasiyah

Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah sungguh sangat pesat, sehingga melahirkan beberapa di- siplin ilmu dan ulama besar sebagai berikut:

1).  Ilmu hadits:

a.     Imam Bukhari, lahir di Bukharo 194 H di Bagdad, kitabnya “sahih Bukhari”.

b.    Imam Muslim wafat tahun 216 H di Naisabur, kitabnya “Sahih Muslim”.

2)  Ilmu Fiqih :

a.     Imam Abu Hanifah (150–80H/767–700M), penyusun madzhab Hanafi.

b.    Imam Malik Bin Anas (lahir di Madinah tahun 93H/711 M dan meninggal di Hijaz pada tahun 170 H/788 M, penyusun madzhab Maliki.

c.     Imam Syafii nama lengkapnya Muhammad bin Idris bin Syafi’i (204 150 H/802–767 M), penyusun madzhab Syafi’i.

d.    Imam Hambali (164 241 H/780 855 M), penyusun madzhab Hambali.

3).  Ilmu Tafsir

a.     Abu Jarir at-Tabari dengan tafsirnya Al-Qur’anul Azim sebanyak

30 juz.

b.    Abu Muslim Muhammad bin Bahr Isfahany (mu’tazilah), tafsirnya berjumlah 14 jilid.

4).  Filsafat

a.     Al-Kindi (185-252 H/805-873 M), terkenal dengan sebutan ‘Filosof Arab’, bukan hanya ahli filsafat, tetapi juga ahli ilmu matematika, astronomi, farmakologi, dan sebagainya.

b.    Ibnu Rusyd, lahir di Cardova (250 H/1126 M- 675 H/1198 M), dia dikenal di Eropa dengan nama Averoes, ahli filsafat yang dikenal dengan sebutan bapak Rasionalisme.

5).  Matematika

a.     Al-Khawarizmi (194-266 H), buku Aljabar dan menemukan angka nol (0).

b.    Umar Khayam, buku: Treatise On Algebra yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Prancis.

c.     Al Farabi (180-260 H/780 863 M), banyak menulis buku tentang logika, matematika, fisika, metafisika, kimia, etika, dan sebagainya. Dia diberi gelar guru besar kedua, setelah Aristoteles yang menjadi guru besar pertama.

6).  Kedokteran

a.     Ibnu Sina (Abdullah bin Sina) (370 - 480H/980 - 1060 M), di Eropa dikenal dengan nama Avicena. Seorang dokter di Kota Hamazan, Persia, yang aktif mengadakan penelitian tentang berbagai macam jenis penyakit. Disamping dokter Ibnu Sina juga dikenal sebagai ahli fisika dan ahli jiwa. Karyanya lebih dari 200 judul buku antara lain: Asy Syifa, Al-Qanun atau Canon of Medicine.

7).  Astronomi

a.     Abu Mansur al-Falaqi

b.    Jabir al-Batani, pencipta alat teropong bintang yang pertama. Dengan ketinggian akhlaq, dibarengi dengan penguasaan IPTEKS,

Islam menaklukkan Spanyol (Andalusia) dan berkuasa selama kurang lebih 5 abad lamanya, sehingga Spanyol menjadi Negara Islam yang maju di segala bidang, sementara pada saat itu Negara-negara Eropa lainnya masih terbelakang dan dalam masa kegelapan. Spanyol men- jadi pusat ilmu pengetahuan karena pada masa itu, para penguasa menganggap bahwa ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan berharga, maka para khalifah memberikan kele- luasaan dan kebebasan berpikir yang seluas-luasnya untuk perkem- bangan dan kemajuan IPTEKS, sehingga tercipta puncak kemajuan IPTEKS yang luar biasa. Banyaknya peninggalan sejarah seperti Mas- jid biru (Blue Mosque) di Ankara Turki, Masjid Agung di Cordoba, dan Istana al-Hamra (al-Hamra Qasr) di Sevilla, Spanyol, menunjukkan bukti kecanggihan IPTEKS masa itu.

 

B.  Sebab-Sebab Kemajuan Ilmu Pengetahuan & Teknologi Di Masa Kejayaan Islam

 

Sebagaimana diketahui bahwa peradaban dunia dimulai dari Yunani dengan beberapa tokohnya seperti Plato, Aristoteles dan lain-lain yang masih kita kenal sampai sekarang, dilanjutkan peradaban Babilonia dan Persia. Islam kemudian menyambungnya menjadi peradaban baru setelah yang mengalami kebangkitan intelektual dan kultural ber- dasarkan nilai-nilai Islam, dan puncaknya adalah pada masa kejayaan kekhalifahan Abasiyyah. Salah satu unsur kejayaan peradaban Islam adalah karena penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang ditandai dengan munculnya para ilmuwan-ilmuwan Islam pada saat itu antara lain : Jabir bin Hayyan, al-Kindi, al-Khawarizmi, ar-Razi, al-Fara- bi, at-Tabari, al-Biruni, Ibnu Sina, Umar Khayyam dan lain-lain.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kemajuan ilmu pengeta- huan dan teknologi pada zaman kejayaan Islam, menurut Ahmad Y Al-Hassan dan Donal R Hill adalah sebagai berikut :

 

1. Agama Islam.

Fanatisme agama yang kuat ini, memberikan dorongan yang sangat kuat kepada umatnya untuk melakukan pencapaian - pencapaian di bidang ilmu   pengetahuan   dan   teknologi. Sesungguhnya bebera- pa ayat dalam Al-Qur’an ( QS : 2:164, QS : 3:190-191, QS: 10:5, Al- loh SWT telah memerintahkan kepada manusia untuk banyak meng- gunakan akal dalam mengamati alam semesta seperti afala ta’qiluun atau afala tatafakkaruun, dan mereka benar-benar menggunakan akal pikirannya untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehing- ga umat islam benar-benar bisa menguasai ilmu pengetahuan dan te- knologi dan mencapai kejayaannya pada masa itu.

 

2.  Pemerintah yang berpihak kepada ilmu pengetahuan

Keberpihakan pemerintah terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah menjadi ciri umum dari semua Daulah Islam di seluruh penjuru dunia, sehingga membantu mempercepat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kejayaan Islam itu, sehingga pada saat itu banyak dibangun dan didirikan akademi-akademi, obser- vatorium, dan perpustakaan yang menjadi pusat bacaan masyarakat.

 

3.  Bahasa arab

Semenjak pemerintahan Daulah Umayyah, pengembangan ilmu pengetahuan sudah dimulai yaitu dengan menterjemahkan buku-buku ke dalam bahasa Arab. Para penguasa saat itu sepenuhnya menyadari bahwa tidak mungkin ilmu pengetahuan berkembang di dunia Islam jika ilmu-ilmu tersebut tertulis dalam bahasa non-Arab, sehingga ban- yak buku-buku khususnya dari negara-negara yang saat itu lebih maju seperti Yunani dan India yang diterjemahkan kedalam bahasa arab, se- hingga ilmu pengetahuan menyebar tidak hanya di kalangan penguasa dan intelektual saja, tetapi juga menyebar kepada masyarakat umum.

4.  Pendidikan

Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan adalah salah satu pemacu laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan para Khalifah menyadari itu, sehingga mereka banyak mendirikan sekolah-sekolah, lembaga pendidikan tinggi, observatorium, dan perpustakaan (pada masa Daulah Abbasiyah disebut Bayt Al-Hikmah (Rumah Kearifan). Buku-buku terjemahan dari bahasa Yunani dan India banyak ditemu- kan di perpustakaan-perpustakaan, sehingga memperlancar pengem- bangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Negara-negara Islam

 

5.  Penghormatan kepada ilmuwan

Pada masa kejayaan Islam, para ilmuwan benar-benar mendapatkan perhatian yang besar dari pemerintah kerajaan, dipenuhi kebutuhan finansialnya sehingga mereka benar-benar bisa fokus untuk mengem- bangkan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa diganggu dengan me- mikirkan bagaimana pemenuhan kebutuhan sehari-hari, agar supaya mereka bisa mencurahkan waktu sepenuhnya untuk kegiatan menga- jar, membimbing murid, menulis, dan meneliti.

 

6.  Maraknya penelitian

Pada masa itu, pemerintah kerajaan mendorong para ilmuwan untuk melakukan penelitian-penelitian di segala bidang, dan salah satu hasil- nya adalah riset ilmu matematika yang dilakukan oleh Al-Khawarizmi, yang telah menemukan angka nol dalam konsep-konsep matematika yang hingga saat ini masih digunakan.

 

7.  Perdagangan internasional

Perdagangan internasional menjadi sarana komunikasi yang efektif antar peradaban dan mempercepat proses kemajuan ilmu pengeta- huan dan teknologi. Dengan maraknya kegiatan perdagangan antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain di dunia, ditemukanlah ilmu pengetahuan dan teknologi navigasi. Meskipun demikian, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi umat Islam pada masa itu tidak terle- pas dari stabilitas politik dan ekonomi.

 

C.  Sebab-Sebab Kemunduran Umat Islam Dalam Ipteks

 

Adapun penyebab kemunduran umat Islam dalam bidang ilmu peng- etahuan dan teknologi adalah karena faktor internal umat Islam sendiri dank arena faktor eksternal umat Islam.

1.  Faktor Internal

 

Seorang pemikir asal Libanon, Syakin Arsalan (1869-1946), dalam bukunya Kenapa Islam Terbelakang?, menjelaskan bahwa, bang- sa-bangsa non-Islam maju karena mereka tetap berpegang pada tra- disi keagamaan mereka sendiri bekerja keras untuk meraih kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, contoh: Jepang dan Eropa, mereka berhasil karena tetap bekerja keras dan tetap berpegang pada tradisi keagamaan mereka. Dalam pandangan Arsalan, untuk mencapai ke- majuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, seharusnya Islam mencontoh mereka yaitu tetap berpegang pada nilai-nilai Islam dan bekerja keras, dengan kata lain kemunduran Islam karena mereka: 1). Tidak bekerja keras, rendah diri, mudah menyerah dan 2). kebanya- kan mereka sudah tidak berpegang pada syariat agamanya (Al-Qur’an dan As sunnah). Padahal Rasulullah SAW bersabda: “Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; Kitabul- lah dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Malik 1395)

Sebagaimana hadits diatas, seharusnya umat Islam berpegang teguh pada syariat agamanya yaitu Al-Qur’an dan As sunnah yang mestinya menjadi way of life bagi umat Islam dalam segala hal, agar tidak tersesat untuk selama-lamanya. Akan tetapi yang terjadi kini ada- lah justru sebaliknya, yaitu sebagian besar umat Islam semakin jauh dari Al-Qur’an dan As Sunnah. Bahkan mereka lebih bangga dengan berbagai kitab karya manusia, bahkan ada yang membanggakan kitab produk kaum kuffar Eropa, bukan Kitabullah dan As Sunnah. Padahal jelas-jelas bahwa Alloh SWT menurunkan Al-Qur’an adalah sebagai pedoman hidup, agar manusia bisa keluar dari kegelapan jahiliyah menuju terangnya hidayah cahaya Islam.

 

2.  Faktor Eksternal

Wisnu Arya W. dalam bukunya yang berjudul Melacak Teori Einstein dalam Al Qur’an, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kemun- duran umat Islam dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu :

1.     Berawal dari kesadaran bangsa barat tentang pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagaimana keberhasilan umat Islam pada abad 9-13M dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga kehidupannya lebih sejahtera dari pada bangsa barat, maka mereka berusaha mengejar dan mengambil alih kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari umat Islam

2.     Adanya fanatisme agama, dimana bangsa barat umumnya beragama Nasrani, ingin menunjukan bahwa melalui agama Nasrani merekapun dapat maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana umat Islam, meskipun selanjutnya mereka menjadi sekuler.

3.     Bangsa barat yang berjiwa petualang berusaha menemukan “benua” baru, seperti yang dilakukan oleh Columbus pada tahun 1492 menemukan benua Amerika. James Cook pada tahun 1770 pergi berlayar ke Australia dan New Zealand serta kepulauan Pasifik. Penemuan-penemuan benua baru tersebut mempengaruhi route perdagangan, sehingga mereka tidak melewati jalur yang dikuasai umat Islam yaitu Syria dan Mesir sehingga jalur ini menjadi sepi dan mengakibatkan sumber pendapatan negeri-negeri Islam jadi berkurang.

4.     Bangsa barat sengaja menghancurkan observatorium Islam yang didirikan oleh Taqi Al Din di Konstantinopel pada tahun 1580, menjadikan Islam kehilangan sumber pengetahuan dan pengamatan bintang (astronomi) yang sudah sangat maju pada masa itu. Pada waktu yang sama, bangsa barat baru pertama kali membangun observatoriumnya oleh Tycho Brace.

5.     Ketergantungan negara-negara Islam terhadap ekonomi Eropa, kemudian mulai lahir kolonialisme bangsa barat terhadap negara-negara Islam. Akibat kolonialisme barat, maka negara- negara Islam yang pada mulanya bersatu dari Maroko sampai ke Pakistan, kemudian terpecah belah menjadi negara-negara kecil berdasarkan feodalisme, kesultanan , kerajaan dan keemiratan yang antara satu dengan lainnya saling bersaing, bahkan sampai bermusuhan.

6.     Akibat kolonialisme negara-negara Islam yang semula menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa nasionalnya, mulai terdesak oleh bahasa penjajah. Keadaan ini sedikit banyak telah menjauhkan mereka dari Al Qur’an, padahal Al Qur’an adalah juga sumber ilmu pengetahuan dan teknologi.

7.     Akibat kolonialisme stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi negara-negara Islam mulai menurun, padahal stabilitas politik dan kemakmuran merupakan akar bagi berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

D. Upaya-Upaya Kebangkitan Kembali Umat Islam Dalam Ip- teks

 

Kemunduran Islam di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi men- gakibatkan tumbuhnya kemiskinan, minimnya pendapatan perkapita dan banyaknya pengangguran. Indonesia misalnya, sekitar 60% pen- duduknya hidup di bawah garis kemiskinan dan 10-20% penduduknya hidup dalam kemiskinan absolut, sementara itu jumlah pengangguran mencapai hampir 40 juta orang. Negara-negara Islam yang lain, mes- ki tidak separah Indonesia, mereka juga menghadapi problem yang hampir sama. Belum lagi jeratan utang luar negeri yang semakin berat. Pertanyaannya, bagaimana umat Islam harus melakukan upaya-upaya yang dapat mendukung kembali kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Syakin Arsalan (1869-1946), dalam bukunya Kenapa Islam Terbel- akang ayat yang dalam pandangannya merupakan kunci kebangkitan dunia Islam, yakni Al-Ankabut (29):69. Bunyi ayat itu: wa ‘l-ladzina jaha- du fina lanahdiyannahum subulana – mereka yang berjuang (jihad) di jalanKu, Aku akan menunjukkan mereka jalan-jalan menuju Aku.“Jihad” inilah kata kuncinya yang disebut oleh Arsalan, maksudnya bukan jihad dalam pengertian “perang suci”, akan tetapi jihad adalah kerja keras untuk mencapai tujuan yaitu kejayaan Islam.

Adapun Upaya-upaya yang seharusnya di lakukan oleh umat Islam seperti :

a.     Dalam segala hal kembali kepada hadits Rasululloh SAW berikut :

“Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak

akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; Kitabul- lah dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Malik 1395)

b.    Bekerja keras tanpa mengenal lelah untuk mewujudkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui satu sistem pendidikan Islam yang betul-betul bisa dijadikan rujukan dalam rangka mencetak manusia-manusia muslim yang berkualitas, bertaqwa, beriman kepada Allah.

c.     Mengirimkan pelajar untuk mendalami Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

d.    Adanya kontak Islam dengan Barat, yang merupakan faktor penting yang bisa kita liat, adanya kontak ini paling tidak telah menggugah dan membawa perubahan paradigma umat Islam untuk belajar secara terus menerus kepada Barat, timbulnya pembaharuan pendidikan Islam baik dalam bidang agama, sosial, dan pendidikan diawali dan dilatar belakangi oleh pemikiran Islam yang timbul di belahan dunia Islam lainnya.

e.     Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada pola pemikiran modern di Eropa

f.     Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi dan bertujuan untuk pemurnian kembali ajaran Islam

g.    Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada kekayaan dan sumber budaya bangsa masing-masing dan yang bersifat Nasionalisme.

Kejayaan Islam pada masa Daulah Abbasiyah mencerminkan bahwa Islam adalah agama yang luar biasa. Bahkan Eropa pun seolah-olah tidak berdaya menghadapi kemajuan Islam terutama di bidang IPTEK. Walaupun pada akhirnya kejayaan Islam masa Daulah Abbasiyah tel- ah berakhir dan hanya menjadi kenangan manis belaka kita sebagai generasi penerus harus senantiasa berusaha untuk menjadi generasi yang pantang menyerah apalagi di zaman serba modern ini kemajuan IPTEK semakin sulit untuk dibendung.

Apabila melihat fenomena sejarah, kebangkitan Islam harus dimulai dengan menumbuhkan kembali semangat iman, menghilangkan stag- nasi pemikiran dan fikih, serta gerakan (harakah) dan jihad. Semangat kebangkitan ini mendorong umat islam untuk berpikir mengapa kejatu- han dan kehinaan menimpa umat Islam sehingga umat ini hanya dipan- dang sebelah mata. Beranjak dari kesadaran ini, umat Islam seharusn- ya kembali menoleh ke belakang dan mengambil pelajaran dari sejarah ini. Dengan sejarah, kita akan melihat kembali kejayaan Islam di masa Rasulullah SAW, Khulafaurrasyidin dan dimasa daulah Abbasiyah ber- jaya dengan mengibarkan panji-panji Islam di seluruh penjuru dunia. Hal ini yang perlu kita pikirkan bersama demi kemajuan umat Islam.

 

 

RANGKUMAN

Bab ini membahas tentang karya monumental umat islam dibidang IPTEKS, yang mengulas tentang zaman kejayaan islam bidang Ipteks, sebab-sebab kemajuan umat Islam dibidang IPTEKS, sebab kemundu- ran umat Islam dalam IPTEKS, Upaya kebangkitan kembali umat Islam dalam IPTEKS. Perkembangan islam dibidang segala bidang dimulai sejak kekuasaan dibawah daulah dinasti Abbasiyah, khususnya ketika


khalifah dipegang oleh Abu Ja’far, Harun ar-Rasyid, al-Makmun dan al-Mahdi ilmu pengetahuan benar-benar berkembang dengan pesat, karena para khalifah benar-benar menganggab bahwa ilmu adalah suatu yang sangat mulia. Mereka sadar bahwa dengan menguasai IPTEKS, kesejahteraan umat manusia dapat dicapai. Perkembangan ilmu pada masa ini menghasilkan berbagai disiplin ilmu, ilmuwan dan ulama antara lain : 1). Ilmu hadits ( Imam Bukhari wa Muslim) , 2). Ilmu Fiqih ( Imam Abu Hanifah, Imam Malik Bin Anas, Imam Syafii dan Imam Hambali. 3). Ilmu Tafsir ( Abu Jarir at-Tabari dll), 4). Filsafat ( Al-Kindi, Ibnu Rusy, 5). Matematika (Al-Khawarizmi, Umar Khayam), 6). Kedok- teran (Ibnu Sina ), 7). Astronomi (Abu Mansur al-Falaqi, Jabir al-Batani, dll).

Sebab-sebab kemajuan umat islam dibidang IPTEKS antara lain, karena fanatisme umat islam terhadap agamanya, apa yang diyakinin- ya adalah benar dan akan membawa kemaslahatan. Pemerintah yang berpihak kepada ilmu pengetahuan juga sangat mendorong kemajuan ilmu, seperti penghargaan yang diberikan kepada para ilmuwan atas keberhasilannya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Mereka dipersatukan dalam satu bahasa yaitu bahasa arab sehingga mem- permudah pengembangan ilmu. Pendidikan dan penelitian juga mer- upakan unsur yang sangat penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Maraknya perdagangan internasional juga membawa kemajuan dan percepatan penyebaran ilmu pengetahuan.

Sebab-sebab kemunduran umat islam dalam bidang IPTEKS adalah karena 1) faktor internal yaitu umat islam banyak yang meninggalkan ajaran islam dan banyak yang malas, sementara bangsa barat, mereka tetap teguh dengan ajaran agamanya dan pekerja keras. 2). Faktor eksternal antara lain : a). Bangsa barat mulai sadar tentang pentingn- ya ilmu, b). fanatisme agama, c). mereka berjiwa petualang, d). keter- gantungan islam terhadap barat dalam bidang ekonomi dan e). karena adanya kolonialisme barat terhadap Negara-negara islam. Belajar dari sejarah, kebangkitan Islam harus dimulai dengan menumbuhkan kem- bali semangat iman dan taqwa kepada Alloh SWT, mengikuti tuntunan Rasululloh SAW dengan bekerja keras. Adanya kontak Islam dengan Barat, untuk belajar secara terus menerus kepada Barat, adanya pem- baharuan pendidikan Islam baik dalam bidang agama, sosial, dan pen- didikan dilatar belakangi oleh pemikiran Islam yang timbul di belahan dunia Islam lainnya. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang beror- ientasi pada pola pemikiran modern di Eropa, berorientasi dan bertu- juan untuk pemurnian kembali ajaran Islam.

 

Sumber : AIK 4 Universitas Muhammadiyah Surabaya