*SIRAH NABAWIY*_*STRUKTUR MASYARAKAT ARAB*
( bagian 3 )
Sekali lagi Ibrahim datang berkunjung dan kali ini berhasil menjumpai sang putra. Ismail saat itu sedang meraut panah di kerindangan sebatang pohon di dekat zamzam. Begitu melihat ayahandanya, segera dia bangkit menyongsongnya dan melakukan apa yang lazim dilakukan anak terhadap ayahnya dan ayah terhadap anaknya. Sudah demikian lama mereka berpisah. Tidak banyak orang tua penyayang seperti itu yang sanggup bersabar sekian lama untuk tidak bertemu anaknya. Begitu pula seorang anak berbakti, saleh, dan cerdas yang sabar berpisah sekian lama dari sang ayah. Kesempatan ini mereka gunakan untuk membangun Ka'bah dan meninggikan pondasinya. Setelah itu, Ibrahim menyeru umat manusia untuk berhaji ke Baitullah sebagaimana yang diperintahkan Allah kepadanya. ( Shahih Bukhari, Kitabul Anbiya, hadist 3364, 3365 )
Allah mengaruniai Ismail dua belas anak dari anak perempuan Mudhadh itu. Mereka adalah Nabit atau Nabayuth, Qaidar, Adbail, Mibsyam, Misyma', Dauma, Misya, Hadad, Taima, Yathur, Nafis, Qaiduman.
Kedua belas anak ini berkembang menjadi dua belas kabilah. Selama beberapa waktu, seluruhnya tinggal di Mekah. Mata pencarian pokok mereka saat itu adalah berdagang, dengan jalur perdagangan membentang dari Yaman sampai Syam dan Mesir. Akhirnya, dua belas kabilah itu berkembang dan menyebar ke seluruh jazirah, bahkan keluar jazirah. Seiring waktu berlalu, kiprah mereka tenggelam ditelan zaman. Hanya keturunan dari Nabit dan Qaidar yang tersisa.
Peradaban Anbath (keturunan Nabit) berkembang pesat di bagian utara Jazirah. Kabilah Nabthiyah ini membangun sebuah negeri yang kuat dengan ibu kota al-Batra, kota kuno bersejarah di bagian selatan Yordania. Wilayah yang berbatasan langsung dengan mereka memilih takluk. Tidak ada yang berani menghadapi mereka sampai pasukan Romawi datang mengambil alih kekuasaan.
Beberapa ahli nasab meyakini bahwa raja-raja Ghassan dan golongan Anshar, baik kabilah Aus maupun Khazraj, seluruhnya berasal dari keturunan Nabit bin Ismail. Begitu pula mereka yang masih ada dan tinggal di negeri tersebut.
Imam Bukhari condong pada pendapat ini. Bahkan dia mencantumkan bab khusus berjudul "Nisbatul Yaman ilå Ismail (Keterkaitan Yaman dengan Ismail )" Dia mendasarkan pendapatnya kepada beberapa hadis. Ibnu Hajar sendiri ketika menjelaskan hadis ini menegaskan bahwa Qahthan adalah keturunan Nabit bin Ismail. ( lihat kitab shahih Bukhari, Kitab Manakub bab Nisbatul Yaman ila Ismail, hadist 3507 )
Sementara itu, Qaidar bin Ismail menetap di Mekah dan beranak-pinak di sana. Salah satu keturunannya adalah Adnan. Putranya bernama Ma'ad. Dari dialah nasab bangsa Arab terjaga. Adnan adalah kakek kedua puluh satu di silsilah Muhammad. Diriwayatkan bahwa ketika beliau menyebutkan nasabnya dan sampai pada Adnan, beliau berhenti dan bersabda, "Ahli nasab banyak yang berdusta." Beliau tidak meneruskannya.
Kendati demikian, sebagian ulama mengizinkan menyebut nasab di atas Adnan. Alasannya, hadis tersebut dinilai dhaif. Namun, mereka sendiri pada bagian nasab ini juga berbeda pendapat, dan sulit dikompromikan satu sama lain. Seorang sejarawan senior, al-Qadhi al-Allamah Muhammad Sulaiman al- Manshurfuri, cenderung menguatkan data dari Ibnu Sa'ad yang disebutkan oleh Imam Thabari, Mas'udi, dan lain-lain. Di beberapa kesempatan, mereka menyebutkan bahwa Adnan dan Ibrahim terpisah oleh empat puluh keturunan. ( lihat Tarikh Ath Thabari 2/272-273 )
Keturunan suku-suku Ma'ad dari jalur anaknya, Nizar, telah berpencar ke mana-mana (ada yang mengatakan Nizar adalah putra Ma'ad satu-satunya). Adapun Nizar sendiri punya empat orang anak yang kemudian berkembang menjadi empat kabilah besar, yaitu Iyad, Anmar, Rabi'ah, dan Mudhar. Dua kabilah terakhir inilah yang paling banyak marga dan sukunya; dari Rabi'ah ada dua kabilah, yaitu Dhubai'ah dan Asad; dari Asad lahir dua kabilah, yakni Anzah dan Jadilah. Sementara itu, dari Jadilah berkembang menjadi beberapa kabilah yang banyak dan terkenal, seperti Abdul Qais, Namir, Bani Wa`il. Di antara keturunan Bani Wa'il ada Bakar dan Taghlib sementara dari Bani Bakar ada Bani Qais, Bani Syaiban, Bani Hanifah, dan lain-lain. Adapun Anzah di antara keturunannya adalah Ali Sa'ud yang menjadi moyang raja-raja di Saudi Arabia sekarang.
Kabilah Mudhar berkembang menjadi dua suku besar, yaitu Qais Ailan bin Mudhar dan suku Ilyas bin Mudhar. Kemudian dari Qais Ailan berkembang menjadi Bani Sulaim, Bani Hawazin, Bani Tsaqif, Bani Sha'sha'ah, Bani Ghathafan. Sementara dari Ghathafan berkembang menjadi Abs, Dzubyan, Asyja', dan A'shur.
Dari suku kedua Mudhar, yaitu Ilyas bin Mudhar, berkembanglah beberapa suku, yaitu Tamim bin Murrah, Hudzail bin Mudrikah, Bani Asad bin Khuzaimah, dan Kinanah bin Khuzaimah. Sementara itu, dari Kinanah berkembang menjadi Quraisy, yaitu anak dari Fihr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah.
Suku Quraisy terpecah menjadi beberapa kabilah dan yang paling terkenal adalah Jumah, Sahm, Adi, Makhzum, Taim, dan Zuhrah. Sementara itu, suku dari Qushay bin Kilab adalah Abdud Dar bin Qushay, Asad bin Abdil Uzza bin Qushay, serta Abdul Manaf bin Qushay.
Abdul Manaf memiliki empat putra terpandang. Mereka adalah Abdusy Syams, Naufal, Muththalib, dan Hasyim. Keluarga Hasyim inilah yang dipilih Allah untuk Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim
Rasulullah pernah bersabda, "Sesungguhnya, Allah memilih dari Ibrahim: Ismall dan memilih dari Ismail: Bani Kinanah, dan memilih dari Bani Kinanah: Quraisy, dan memilih dari Quraisy: Bani Hasyim, dan memilih aku dari Bani Hasyim." ( lihat Muslim, Kitab al-fadhail, bab Fadhlu nasbin Nabi, 4/1782 )
Abbas bin Abdul Muththalib meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya, Allah telah menciptakan makhluk dan menjadikanku dari golongan terbaik mereka dan yang terbaik dari dua golongan. Kemudian Dia memilih beberapa kabilah, lalu menjadikanku berasal dari kabilah terbaik mereka. Kemudian memilih beberapa keluarga lalu menjadikanku dari keluarga yang terbaik. Karena itu, aku adalah manusia dan keluarga yang terbaik."
Menurut redaksi lain, "Sesungguhnya, Allah menciptakan makhluk lalu men- ciptakanku di antara kelompok mereka yang terbaik. Kemudian Allah jadikan mereka dua kelompok, lalu Dia menempatkanku di kelompok yang terbaik. Kemudian Dia menjadikan mereka beberapa kabilah, lalu menempatkanku di kabilah yang terbaik. Kemudian menjadikan mereka beberapa keluarga, lalu menempatkanku di keluarga terbaik dan insan terbaik,"
Ketika Adnan telah beranak-pinak, mereka berpencar ke berbagai penjuru Arab untuk mencari lokasi yang strategis dan subur. Abdul Qais hijrah bersama beberapa suku dari Bani Bakar, bin Wa`il, dan Tamim ke Bahrain lalu tinggal di sana.
Bani Hanifah bin Ali bin Bakar berhijrah ke Yamamah dan menetap di Hujr, ibu kota Yamamah. Adapun suku Bakr bin Wa'il sisanya tinggal di sepanjang wilayah Yamamah sampai Bahrain, dan sampai Saif Kazhimah hingga laut. Ada pula yang tinggal di pedalaman Irak perbatasan, Ubullah, dan lain-lain. Suku Taghlib tinggal di pesisir Eufrat dan sebagian keturunannya tinggal bersama suku Bakr. Adapun bani Tamim tinggal di pedalaman Bashrah.
Bani Sulaim memilih tinggal di dekat Madinah dari Wadil Qura' hingga Khaibar, membentang hingga bagian timur Madinah sampai perbatasan dua gunung dan berakhir di Hurrah.
Bani Asad memilih menetap di bagian timur Tayma' dan bagian barat Kufah. Antara tempat tinggal mereka dan Tayma' dengan Kufah adalah lima hari perjalanan.
Suku Dzibyan tinggal di dekat Tayma' hingga Hauran. Tinggal suku Kinanah yang masih berada di Tihamah, sedangkan suku Quraisy tinggal di Mekah Kala itu mereka hidup berpencar-pencar sampai akhirnya Qushay bin Kila berhasil mempersatukan mereka. Dia membentuk suatu persatuan yang mamp mengangkat harkat dan martabat mereka.( telaah lagi lebih lanjut dalam kitab : jamharatun, nasbu Ma'ad wal Yaman al kabir, Ansabul Qurasyiyin, Nihatul arab )
Referensi :
Kitab Ar-Rohiq Al-Makhtum, karya Syaikh Shofiyurrahman Mubarokfury
•┈•●●◎❅❀❦❖❖❀❅◎●●•┈•
*_Jika dirasa bermanfaat, jangan lupa dibagikan kepada yang lainnya._*
Nashrun Minallahi Wa fathun Qarieb
0 Comments:
Posting Komentar
Silahkan di tanyakan