Selasa, 06 Juni 2023

*FATWA TARJIH*_ *SEJARAH, DIMENSI DAN MAKNA KURBAN* _(Bagian 1 dari 2)_

Loading

 

*FATWA TARJIH*_

*SEJARAH, DIMENSI DAN MAKNA KURBAN*

_(Bagian 1 dari 2)_

*A) Pendahuluan*

1. Kurban merupakan salah satu ibadah tertua dalam agama-agama sehingga kurban dalam Islam memiliki sejarah yang panjang.

2. Kurban dalam Islam  bukan sekedar ritual, tapi sesuai dengan ajaran ibadah dalam Islam, memiliki dimensi-dimensi dan makna-makna yang harus diwujudkan umat.

*B) Kurban Sebelum Nabi Ibrahim*

Praktek kurban pada zaman sebelum  Nabi Ibrahim dapat dikatakan dominan sebagai persembahan kepada tuhan atau dewa-dewa yang tidak memiliki perhatian  terhadap manusia yang berkembang dalam agama-agama demonik dan hanya sedikit yang dilaksanakan sebagai persembahan kepada tuhan yang baik dan peduli kepada manusia.

1. Agama-agama demonik di antaranya dianut oleh masyarakat Yunani, Romawi, Syria dan sebagian masyarakat yang mendiami pantai Laut Tengah yang memiliki kepercayaan bahwa dewa-dewa mereka cenderung untuk tidak mengenal kaedah moral dan cenderung acuh tidak acuh terhadap manusia (Huston Smith, 1985: 304).

2.  Di samping kurban hewan dan hasil bercocok tanam, di kalangan penganut agama-agama demonik berkembang kurban manusia: 

a. Di kalangan masyarakat Kanaan (3500 – 1100 SM) yang tinggal di Libanon, Suriah dan Yordania, anak-anak dikurbankan sebagai persembahan kepada dewa Moloch; 

b. Di kalangan masyarakat Minoan (Yunani) (2700 SM – 1450 SM), manusia dikurbankan untuk dewa-dewa sesembahan mereka.

c. Di kalangan masyarakat Mesir Kuno, gadis suaci ditenggelamkan ke dalam sungai Nil sebagai persembahan kepada penguasanya.


*C) Kurban pada Zaman Nabi Ibrahim (1997 -1822 SM)*


1. Pada zaman Nabi Ibrahim, dakwah dilaksanakan untuk mengubah agama demonik menjadi agama etis, agama yang mengajarkan Tuhan yang baik kepada manusia.

2. Dakwah Nabi Ibrahim berhasil membentuk Millah Ibrahim yang menjadi model beragama dalam Yahudi, Islam dan Kristen yang kemudian dikenal sebagai agama-agama Ibrahimi (Abrahamic Religions)

3. Dalam agama-agama Ibrahimi, kurban diubah dari kurban manusia ke kurban hewan.

4. Perubahan kurban itu disimbolkan dengan pelaksanaan kurban oleh Nabi Ibrahim yang semula mau melaksanakan kurban dengan menyembelih puteranya Ismail atas perintah Allah, yang kemudian atas perintah Allah pula ketika Ibrahim mau menyembelihnya dengan pisau telah menempel di lehernya, puteranya diganti domba oleh Malaikat Jibril, sehingga yang tersembelih adalah domba itu

5. Kurban hewan dilaksanakan di kalangan keturunan Ibrahim  dan agama-agama Ibrahimi.

6. Dalam pelaksanaannya, kurban hewan di kalangan maasyarakat keturunan Ibrahim diliputi mitos. Bangsa Arab yang merupakan keturunan Nabi Ibrahim melalui  puteranya, Nabi Ismail (1911 – 1774), mempraktekkan kurban hewan dengan menjadikan daging  sebagai sajian (sesajen) yang diletakkan di atas berhala dan darahnya disiramkan ke badan berhala. Mereka beranggapan bahwa daging dan darah kurban itu akan diterima Tuhan.

7. Begitu juga di kalangan kaum Yahudi (agama Yahudi mulai didakwahkan Nabi Musa yang hidup pada 1527 -1407 SM). Kurban hewan di kalangan mereka di antaranya dilakukan dengan lembu dan kambing  yang dibakar dan disebut sebagai kurban bakaran dengan peraturan dan upacara tertentu. Dalam Kitab Imamat ps. 1 disebutkan    bahwa kurban bakaran itu suatu kurban api-apian yang baunya menyenangkan bagi Tuhan.


•══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•

🌐Sumber: Tulisan oleh Hamim Ilyas, Tim Fatwa Tarjih, PP Muhammadiyah. Naskah disampaikan dalam Seminar Nasional Fikih Kurban Kontemporer, kerjasama Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah dengan Dewan Syariah Lazis Muhammadiyah, pada 26 Maret 2022

•══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•


والله اعلم بالصواب

الحمد لله ربّ العالمين


—-------------------------------

0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan di tanyakan