Rabu, 01 Februari 2023

IMAN DAN PERILAKU MANUSIA BERIMAN PERSEKTIF ISLAM

Loading

 


IMAN DAN PERILAKU MANUSIA BERIMAN PERSEKTIF ISLAM

 A.  Hakikat Iman, Ilmu, dan Amal

 1.     Iman menurut bahasa diartikan dengan pembenaran.

Dalam   bahasa Arab kalimat iman itu berasal dari Amana, Yu‟minu, Imanan  yang berarti percaya. Setiap muslim harus menjaga keimanan nya secara konsisten dan kokoh, Iman yang kokoh dapat diwujudkan dengan tepat jika menjalani dengan sempurna dan kaffah. Ajaran Islam mengenalkan kepada setiap pribadi dan ummat tentang memahami eksistensi rukun Islam yang mencakup 5 pilar utama yaitu;  Shahadat,  Shalat,  Zakat,  Puasa,  dan  Haji. Wajib bagi setiap muslim meyakini dan menjalankan perintah  itu  tanpa  ada  dasar  keraguan  sedikitpun. Dan rukun Iman yang mencakup 6 unsur yaitu; iman kepada Allah swt, iman kitab-kitab Allah swt, iman akan adanya malaikat malaikat Allah swt,   iman kepada Rasul-rasul Allah swt, iman kepada hari kiamat,  dan  iman  kepada  Qadla  dan  Qadar  Allah swt. Sebagaimana Firman Allah swt dalam Qur‟an surat al-Nisa ayat 136

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab-kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Dan barangsiapa ingkar dengan ajaran Allah, dan malaikat-malaikat Allah, Kitab- kitab  Allah,  rasul-rasul  Allah,  dan  hari  akhir  maka sungguh telah sesat dalam kesesatan yang sesesat- sesatnya.

Pada saat Muslim menyatakan beriman kepada Allah swt maka ia juga mengimani apa saja yang sudah termaktub dalam rukun Iman.  Mereka yang memilliki iman dengan benar akan tercermin dalam sikap dan perilakunya dengan penuh cinta dan kasih sayang dalam kehidupan. Cintanya kepada Allah swt tidak dapat lagi diragukan bahkan dengan cintanya kepada Allah swt mereka sanggup untuk melakukan apa saja yang diperintahkan oleh Allah swt dengan ikhlas dan mudah. namun sebaliknya orang-orang yang tidak beriman kepada Allah swt mereka akan merasa terbebani, enggan dan malas menjalankan perintah perintah Allah swt dan demikian mudah melakukan kemunkaran dan kemaksiatan.

Allah swt berfirman dalam Qs. Al-Baqarah ayat: 165

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَنْدَادًا يُّحِبُّوْنَهُمْ كَحُبِّ اللّٰهِ ۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰهِ ۙوَلَوْ يَرَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْٓا اِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَۙ اَنَّ الْقُوَّةَ لِلّٰهِ جَمِيْعًا ۙوَّاَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعَذَابِ

Artinya:  Dan  diantara  manusia  ada  orang- orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu[106] mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

Manusia sebagai hamba Allah swt secara fitrah adalah makhluk yang cenderung memiliki kasih dan sayang.   Setiap   individu   tidak   dapat   memenuhi kebutuhan  hidupnya  sendiri  tanpa  bantuan  orang lain. sejak lahir ke bumi sampai meninggalkan dunia ini manusia tidak bisa mengurus dirinya sendiri, ia pasti butuh orang lain. Karena keterikatan antara individu satu dan lainnya itu,    manusia harus menyadari hakekat penciptaan dirinya sebagai manusia.  Allah  swt  menciptakan  manusia hakekatnya agar supaya mereka menyembah dan menjalankan Agama Islam dengan ikhlas.  Hakekat imanIslam yang ada pada manusia itu sesungguhnya adalah cerminan kepatuhan dan cinta kepada Allah swt. Wujud kepatuhan kepada Allah swt ia buktikan dengan menaati segala perintah dan larangan   serta   diperolehnya   buah   keimanan   itu dengan manisnya iman. Adapun tanda-tanda orang yang beriman dan merasakan manisnya iman sebagaimana berikut:

a.    Jika  disebut  nama  Allah  swt  maka  hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu Allah swt tidak lepas  dari  memori  otaknya,  dan  apabila dibacakan  ayat-ayat  Allah  swt  bergejolak hatinya  untuk  segera  melaksanakannya.  Allah swt berfirman dalam Qs. al-Anfal ayat 2

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama  Allah[595]  gemetarlah  hati mereka,  dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal

b. Senantiasa Tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan  aturan-aturan ilmu  Allah  swt dengan diiringi doa sebagai suatu harapan ntuk tetap menjalani hidup sesuai tuntunan al-Qur‟an dan al-Sunnah Rasulullah Muhammad saw.

c.   Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya. Bagaimanapun sibuknya, kalau sudah masuk waktu shalat dia segera shalat untuk membina kualitas imannya. Firman Allah swt dalam Qs. al-Mu‟minun ayat 2-7 

الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خٰشِعُوْنَ وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ ۙ وَالَّذِيْنَ هُمْ لِلزَّكٰوةِ فٰعِلُوْنَ ۙ وَالَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حٰفِظُوْنَ ۙ اِلَّا عَلٰٓى اَزْوَاجِهِمْ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ فَاِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَۚ فَمَنِ ابْتَغٰى وَرَاۤءَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْعَادُوْنَ ۚ

Artinya   :  (yaitu)   orang-orang   yang  khusyu' dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga  kemaluannya,  kecuali terhadap isteri- isteri mereka atau budak yang mereka miliki[994]; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu[995] Maka mereka Itulah orang- orang yang melampaui batas.

d.    Menafkahkan rizki yang diterima sebagai suatau kesadaran   bahwa,   harta   yang   dinafkahkan dijalan Allah swt merupakan upaya pemerataan ekonomi agar tidak terjadi ketimpangan antara yang kaya dan yang miskin.

e.    Menghindari  perkataan  yang  tidak  bermanfaat dan menjaga kehormatan. Berupaya untuk selalu berkata yang baik yang relevan dengan ajaran Islam yaitu al-Qur‟an dan Sunnah Shahihah.

f.  Memelihara  amanah  dan  menepati  janji Rasulullah. Diantara sifat-sifat orang mu‟min adalah selalu memegang amanah dan menepati janji. 

2.    Ilmu dalam bahasa Arab berarti tahu Pengetahuan.

Sementara  amal  dalam  bahasa  arab  berarti perbuatan.  Seringkali al-Qur‟an ketika menyebutkan amanu pasti diikuti dengan amilu yang dimaksudkan oleh Allah swt kurang lebih agar manusia tidak saja percaya   kepada   seluruh   ajaran   Allah   swt   dan rasulNya namun juga harus diikuti dengan perbuatan nyata dalam bentuk perbuatan secara fisik lahiriyah sebagai bukti atas kepercayaannya itu.

Manusia dibekali akal pikiran yang sempurna oleh  Allah  swt  adalah  suatu  kelebihan  yang  luar biasa dibanding penciptaanNya yang lain semisal, hewan, tumbuhan, malaikat, dan Jin. Kesempurnaan penciptaan manusia ini sesungguhnya menjadi keniscayaan bahwa sungguh manusia tiada banding kesempurnaan wujud dan bentuknya. Allah swt berfirman dalam Qs. al-Tin ayat 4-6

 

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ ثُمَّ رَدَدْنٰهُ اَسْفَلَ سٰفِلِيْنَۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَلَهُمْ اَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍۗ

Artinya :Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik- baiknya, kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang- orang yang beriman  dan  mengerjakan  amal  saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.

Selain Iman dan ilmu (pengetahuan) yang mencirikan kesempurnaan manusia sebagai makhluk yang sebaik baik bentuk ahsani taqwim”, manusia juga harus menjalankan amaliyah secara nyata dalam kehidupan masyarakat. Sebagai makhluk hidup ada tugas dan tanggung jawab yang diemban selama hidupnya. Allah swt menugaskan manusia sebagai khalifah dimuka bumi, ditangan manusia bumi-langit dan seluruhnya isinya diserahkan oleh Allah swt kepada manusia untuk dijaga, dikelola, dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan dan kemakmuran manusia. Sebagai konsekuensinya, jika manusia melakukan pelanggaran dan lupa diri terhadap   tugas   dan   tanggung   jawabnya   sebagai khalifah  Allah  swt  maka  bencana  dan  malapetaka akan menimpa manusia itu sendiri.

Allah  swt  berfirman  dalam  Qs.  al-Baqarah ayat: 30

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya:   ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan  padanya  dan  menumpahkan  darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya   aku  mengetahui  apa  yang  tidak kamu ketahui."

Tugas  sebagai  pemimpin  atau  khalifah  ini tidak hanya berhubungan dengan memimpin orang lain, memimpin organisasi, serta pemimpin negara akan  tetapi  manusia  juga  terlebih  dahulu  harus mampu memimpin diri sendiri dan keluarga. Seringkali kita lupa bahwa, potensi diri dalam memimpin diri sendiri adalah modal terbesar dalam memimpin orang lain, memimpin organisasi, dan ummat. Implementasi dari amaliyah manusia dalam menjalankan tugas inilah yang membuktikan ketundukan manusia kepada Allah swt. Iman, ilmu, dan amal adalah satu kesatuan utuh yang mencirikan profil muslim yang ideal dalam Islam.

Setiap pribadi Muhammadiyah bertanggung jawab menjadi anutan dan contoh berkehidupan Islami. Kehidupan dalam aqidah, Akhlak, ibadah, serta Muamalah adalah ikhwal penting dalam keharmonisan dan kepemimpinan diri dan ummat. Kehidupan dalam aqidah diimplementasikan dalam bentuk menjalani hidup dengan benar-banar menjadi mu‟min, muslim, muttaqin, dan muslim yang paripurna. Kehidupan dalam akhlak dinyatakan dengan meneladani akhlak Nabi Muhammad saw, mempraktekkan akhlak mulia. Menjauhkan diri dari perilaku riya, sombong, berlebih-lebihan, kerusakan, keji, dan kemungkaran. Kehidupan dalam ibadah dilakukan   dengan   senantaisa   membersihkan   hatkearah  terbentuknya  pribadi  yang  muttaqien, menjadi  pribadi  yang  tekun,  serta  mejauhkan  diri dari nafsu yang tercela. Kehidupan Muamalah duniawiyah   dikerjakan dengan memandang bahwa kehidupan dunia harus dijalani secara aktif dan positif.

 

B.  Karakteritik Ajaran Islam 

Islam adalah Agama Allah swt yang diturunkan terakhir  kali.  Sebagai  agama  yang  mengajarkan kesempurnaan hidup dan kebahagiaan hidup manusia, Islam adalah satu-satunya agama yang pasti benar, tegak, dan adil di muka bumi. Dalam sejarah perjalanan kehidupan dari masa ke masa  Islam  telah  membuktikan  keaslian  dan  kebenaran sebagai Agama Illahiyat Agama yang benar langsung dari Allah swt”. Menurut Yusuf Qardawi megatakan bahwa, Agama Islam mempunyai karakteristik khusus, diantaranya adalah:

a. Rabbaniyyah, yaitu agama yang mengajarkan dan membimbing manusia untuk mengerti dan memahami tujuan akhir hidup manusia di dunia. Tujuan akhir hidup kita adalah berhubungan baik dalam wujud tunduk, taat, dan   patuh   hanya   kepada   Allah   swt.   Semua   yang dilakukan oleh manusia harus mendapat ridlaNya. Semua perbuatan  yang  dilakukan  selama  di  dunia  ditujukan hanya untuk Allah swt semata.

Sebagaimana Firman Allah swt dalam Qur‟an Surat Al-Bayyinah ayat 5

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ

Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada- Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

Orang-orang Islam  yang selalu  menautkan  hati  dan pikirannya hanya kepada Allah swt sungguh tenang dan lapang hidupnya. Orientasi hidup yang diharapkan hanya pada  keridlaan-Nya,  mendekatkan  diri  hanya  kepada- Nya,  menyandarkan  setiap  amal  perbuatan  yang dilakukan menurut parameter kebenaran Islam yaitu Al- Qur‟an  dan  Al-Sunnah  Al-Shahihah.       Sebagaimana Allah  swt  menyatakan  dalam  Qur‟an Surat  Ali-Imran ayat 79

 

مَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّؤْتِيَهُ اللّٰهُ الْكِتٰبَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُوْلَ لِلنَّاسِ كُوْنُوْا عِبَادًا لِّيْ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلٰكِنْ كُوْنُوْا رَبَّانِيّٖنَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُوْنَ الْكِتٰبَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُوْنَ ۙ

Artinya: tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, Hikmah dan kenabian, lalu Dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku   bukan   penyembah   Allah." akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.

b.   Insaniyyah, yaitu  Agama yang relevan dengan eksistensi manusia sebagai makhluk yang menghuni planet bumi. Dalam ajaran Agama Islam manusia sudah diberikan pedoman hidup dan bagaimana melaksanakan dan menjaga kehidupannya sebagai makhluk ciptaan Allah swt. Manusia diberikan aturan dan larangan agar mampu memilah mana yang baik dan yang tidak baik, apa saja yang diharamkan dan yang dihalalkan, serta bagaimana melaksanakan perintah dan menghindari larangan. Semua itu, sesuai dengan hakekat kehidupan manusia baik dari segi jasmani maupun rohani. Seluruh ajaran Islam mengandung unsur-unsur yang sangat essensi bagi kehidupan dan kelangsungan manusia. Dibanding ajaran- ajaran yang lainnya maka Islam adalah agama yang memanusiakan manusia Humanistik. Menempatkan manusia yang berderajat mulia atas dasar ketaqwaan kepada Allah swt. Firman Allah swt dalam Qur‟an Surat

Al-Ankabut ayat 45

اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

Artinya: bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

c.   Syumuliyyah,  yaitu  agama  yang  berlaku  dan  berguna untuk seluruh alam semesta, dan Islam bersifat universal. Universalitas Islam mengandung arti bahwa Islam cocok diterapkan dimana saja, kapan saja, dan untuk siapa saja. Agama Islam adalah agama yang berlaku bagi semua zaman.  Mulai  zaman  Nabi  Adam  as  sampai  dengan zaman modern saat ini Islam tetap sesuai. Ajaran Islam juga diterima dalam semua kehidupan dan semua tempat dimana   manusia   hidup   sampai   akhir   masa.   Setiap manusia ditunjukkan apa saja yang diharamkan dan yang dihalalkan, manusia dibimbing untuk menemukan kedamaian dalam beragama dan Agama Islam adalah agama yang diridaiNya.

Allah swt menyatakan secara kongkrit tentang kebenaran dan  kesempurnaan  Islam  dalam  al-Qur‟an  surat  Al-Maidah ayat tiga

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوْذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيْحَةُ وَمَآ اَكَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْۗ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَاَنْ تَسْتَقْسِمُوْا بِالْاَزْلَامِۗ ذٰلِكُمْ فِسْقٌۗ اَلْيَوْمَ يَىِٕسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ دِيْنِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِۗ اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat  kamu  menyembelihnya,  dan  (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini  orang-orang  kafir  telah  putus  asa  untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada  mereka  dan  takutlah  kepada-Ku.  pada  hari  ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

d. Wasatiyyah, yaitu agama yang bersifat pertengahan seimbang atau bersifat moderat. Bersifat pertengahan artinya  agama  Islam  adalah  agama  yang  mengajarkan pada pemeluknya agar tidak hanya cenderung pada duniawiyah semata akan tetapi juga memahami akn pentingnya  kehidupan  ukrawiyah.  Dalam  pendekatan lain, manusia tidak hanya bekerja banting tulang untuk hanya mengejar kekayaan atau harta benda tetapi, tetap juga  menyadari  bahwa  ada  urusan  akherat  yang haruditunaikan.

وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya:  dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka". (Qs. Al- Baqarah ayat dua ratus satu)

Orang-orang yang beriman memiliki kepribadian yang unggul dan  anggun.  Kepribadian  yang  unggul  artinya  kepribadian yang baik dan menjadi pribadi berkualitas tinggi, serta berkepribadian anggun yang artinya memiliki akhlak al- Karimah   yang   dinyatakan   dalam   kehidupan   sehari-hari. Sopan santun, rasa hormat yang tinggi, serta berperilaku Islami. Diantara sifat-sifat kepribadian orang yang beriman antara lain :

  Amanah (dapat dipercaya)

Amanah adalah salah satu sifat terpuji yang lekat dan inhern dalam diri Nabi Muhammad saw. Sifat amanah Beliau   ditunjukkan   sejak   usia   kecil   hingga   usia remaja, maka tidaklah salah jika kaum Quraisy memberi gelar al-Amin yang artinya orang yang dipercaya.  Sifat  dapat  dipercaya  artinya menyampaikan amanah kepada orang-orang yang berhak menerimanya tanpa ada upaya untuk dilebih- lebihkan atau  dikurangi  takaran/ukurannya  sehingga berkurang.

  Shiddiq (sikap dan perilaku yang Benar)

Shiddiq merupakan salah satu sifat terpuji yang dimiliki oleh Rasulullah Muhammad saw.   Dalam penerapan kehidupan sehari-hari shiddiq berarti benar. Benar yang dimaksud adalah sikap dan atau perilaku yang jauh dari ketidakjujuran, jauh dari kebohongan, dan perbuatan yang dilakukan sehari-hari merupakan realisasi dari ajaran kebenaran.

  Adil (kesamaan dan kesetaraan)

Adil  adalah  memberikan  setiap  hak  kepada pemiliknya tanpa pilih kasih atau membeda-bedakan. Sebagai muslim yang bijak apabila ia memiliki posisi sebagai  pemimpin  maka  hendaklah  ia bersikap  adil dan harus serta berupaya sekuat tenaga untuk menjadi pemimpin  yang  menegakkan  keadilan.  Adil  tidak selalu  berarti  sama atau sepadan  bagiannya,  namun adil  adalah  memberikan  sesuatu  sesuai  dengan  hak dan kapasitasnya. Allah swt berfirman dalam Quran

Surat al-Nahl ayat 90

۞ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran    dan    permusuhan.    Dia    memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

  Tolong Menolong 

Tidak ada manusia yang dapat hidup berdiri sendiri, tanpa memerlukan bantuan orang lain. Apakah karena pangkat,  jabatan,  atau  gemerlap  kekayaannya kemudian manusia akan menjadi diri sendiri dan tidak butuh orang lain tentu tidak mungkin. Allah swt menciptakan manusia dengan segala yang ada dan dimilikinya untuk menguji manusia atas semua sepak terjangnya  dimuka  bumi.  Oleh  karena  itu,  Islam sangat menganjurkan kepada ummatnya agar saling tolong menolong dengan sesama, baik berupa materi, tenaga, atau pikiran.

  Kerja Keras 

Di  dunia  ini  tidak  ada  keberhasilan yang diperoleh tanpa ada usaha, tidak ada sesuatu yang bersifat tiba- tiba langsung ada atau jadi atau hanya dengan membalikkan tangan melainkan semuanya harus melalui proses sebab akibat yang merupakan sunnatullah (ketentuan Allah swt). Kesuksesan dapat diraih dengan cara berusaha dan bekerja keras, karena sesungguhnya  Allah  swt  menyukai  hambanya  yanmau bersungguh-sungguh dalam melakukan segala amal kebaikan.

  Ishlah (mendamaikan) 

Ishlah adalah usaha mendamaikan antara dua orang atau  lebih  yang bertengkar  atau  bermusuhan.  Islam diturunkan  oleh  Allah  swt.  Sebagai  rahmat  bagi seluruh alam. Untuk itu siapapun manusia yang mengaku sebagai muslim harus selalu memancarkan rahmat, yang salah satu wujudnya adalah, mendamaikan pertikaian atau permusuhan. Mendamaikan konflik antar ummat bergama, serta menjadi Ummat yang  damai dengan ummat lain serta tegas terhadap setiap perbuatan yang biadab dan kesewenang-wenangan demi terwujudnya kedamaian


(Sumber : AIK 1 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)


0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan di tanyakan