EKSISTENSI
DAN INTERNALISASI TAUHID DALAM HIDUP
A. Pengertian Tauhid
Kalimat Tauhid
berasal dari bahasa Arab yang
berarti mengesakan. Dalam bahasa indonesia kemudian menjadi
kata yang lumrah dan kebanyakan kita tidak
asing lagi dengan kata tauhid. Tauhid berarti mengesakan Allah swt, sebagai Tuhan yang
berhak
disembah dan dimintai pertolongan. Menurut Istilah,
Tauhid
adalah
mengesakan Allah
swt sebagai tuhan,
tidak ada tuhan selain Allah swt yang patut disembah yang
dikrarkan dengan kalimat (Tidak ada tuhan selain Allah swt) Makna kalimat mengandung suatu makna
bahwa, tidak ada
tuhan selain
Allah swt yang artinya menyembah selain Allah swt adalah
batal hukumnya.
Muslimah dan muslimah yang baik memiliki kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual yang unggul, sehingga perilaku dan sikap keberagamaannya tidak hanya pada ranah emosional tetapi juga didukung dengan kecerdasan pikir yang satu sama lain saling melengkapi. Terpadunya aspek intelektual dan spiritual itu akan menuju kepada mutualitas beragama yang sesuai dengan fitrah dalam beragama. Allah swt menyatakan dalam Firmannya dalam Qs. Al-Imran ayat 190-191. Dan Qs. al-Rum ayat 30.
1. Qs. al-Imran ayat 190-191
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal, (yaitu)
orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadan berbaring
dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.
2. Qs. al-Rum ayat 30
فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu
dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)
fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah
Allah.
(Itulah) agama
yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui. (Fitrah Allah:
Maksudnya ciptaan Allah.
manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama
Yaitu agama tauhid. kalau
ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu
tidaklah wajar. mereka
tidak beragama tauhid
itu
hanyalah lantara pengaruh lingkungan)
Lafadz Illah artinya Tuhan, mengandung makna tentang berbagai obyek yang dibesarkan dan dipentingkan oleh manusia, dan bagaimana manusia merefleksikan sikap dirinya untuk mewujudkan harapan dan keinginan-keinginannya. Semisal dalam al-Qur‟an surat al-Furqan ayat: 43 Allah swt berfirman:
اَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُۗ اَفَاَنْتَ تَكُوْنُ عَلَيْهِ وَكِيْلًا ۙ
Artinya: Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka Apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?, atau Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu.
B. Pendapat Para
Ulama
mengandung makna dan maksud yang berbeda-beda, namun substansinya sama yaitu menegaskan kepada manusia bahwa Allah swt dzat yang Esa dan tidak patut jika ada orang yang menyamakan antara Allah swt sebagai pencipta dan ciptaan Allah swt yang dijelmakan sebagai pencipta atau Tuhan. Menurut Ibnu Taimiyah kata Illah bermakna al-Ma‟bud artinya satu-satunya yang diibadahi atau satu-satunya yang disembah. Adalah kesalahan yang besar dan tidak dapat dimaafkan oleh Allah swt jika ada manusia yang menyamakan posisinya dengan Allah swt bahkan mengklaim diri sebagai Tuhan pencipta semesta. Menurut Abu al-A’la al-Maududi kata Illah bermakna al-Mahbub, al-Marhub, wa al- Matbu‟ yaitu yang dicintai, yang disenangi, dan yang diikuti.
Implementasi yang
sesungguhnya tercermin dalam sikap, perilaku, serta ucapan
manusia muslim yang
bertauhid adalah menyatakan
dengan tulus bahwa;
1. La khaliqa Illa Allah : Tiada ada pencipta selain Allah
swt
2. La Malika Illa Allah : Tiada ada penguasa selain Allah swt
3. La Ma‟buda Illa Allah : Tiada yang disembah kecuali Allah swt
4. La Waliya Illa Allah : Tiada pemimpin selain Allah
swt
5. La Quwwata Illa Allah : Tiada yang kuat selain Allah
swt
Atas kesadaran bertauhid
yang benar
maka manusia telah memulyakan dirinya sendiri dan akan dijauhkan dari kesengsaraan dalam kehidupan dunia
sampai akherat. Manusia yang
menyadari dengan sepenuh jiwa dan raga
bahwa dirinya adalah makhluk yang
lemah maka ia akan mendapatkan
kekuatan dan diberikan
kekuatan dari Allah
swt. Manusia yang mengakui bahwa kekuasaan itu
adalah
milik Allah swt maka akan
dengan mudah bagi Allah
swt menganugerahkan kepada manusia itu
untuk berkuasa atau memegang
kekuasaan yang
diamanahkan oleh Allah swt kepadanya.
Jika manusia secara konsisten “istiqamah” menempatkan diri sebagai hamba Allah swt dan berupaya sekuat tenaga menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya maka pasti mereka masuk surga yang dijanjikan oleh Allah swt. Namun sebaliknya, jika tidak bertauhid “menyakini eksistensi Allah swt” dan berbuat syirik yaitu menyekutukan Allah swt dengan menuhankan kepada selainNya maka yakinlah bahwa manusia seperti itu pasti masuk neraka yang dijanjikan oleh Allah swt sebab kemusyrikannya
C. Macam-macam Tauhid
Sebagaimana diuraikan diatas bahwa Tauhid merupakan
lawan dari syirik. Kedua hal itu bersifat antagonistic. Tauhid hakekatnya adalah komitmen
batin
atau
kontrak ketuhanan kepada Allah
swt
sebelum manusia dilahirkan ke muka bumi ini.
Kepada mereka (manusia) diminta untuk tidak
menuhankan selain
Allah
swt. Kepada semua manusia dan
Jin
diperintahkan
oleh
Allah
swt
untuk menyembah kepadaNya.
Nabi Adam as dan Hawa menjadi bukti nyata bahwa keduanya manusia pertama yang menikmati kehidupan surgawi. Namun akhirnya dikeluarkan dari surga akibat kesalahan yang beliau berdua lakukan. Nabi Adam dan Hawa diturunkan ke Bumi dan pada akhirnya melahirkan keturunan yaitu bani Adam atau anak cucu Adam as. Tidak hanya itu, Bani Adam juga dibekali ketauhidan dalam wujud kesaksian bahwa janin yang masih dalam rahim ibunya sudah bersaksi dengan mengatakan Engkaulah Tuhan Kami Ya Allah
“siapakah Tuhanmu, mereka mengatakan Engkaulah Rabb kami”.
Allah swt berfirman dalam Qs. al-A‟raf ayat: 172
وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَا ۛاَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَۙ
Artinya: dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam
dari sulbi mereka
dan
Allah mengambil kesaksian terhadap
jiwa mereka
(seraya berfirman):
"Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang
demikian itu) agar
di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya
Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)",
Pengakuan terhadap kekuasaan Allah swt sebagai Dzat pencipta Alam Semesta Ulama‟ Ilmu Kalam dan yang lainnya membagi tauhid dalam tiga macam:
1. Tauhid Uluhiyah
Tauhid Uluhiyah adalah, komitmen spiritual setiap individu dengan menyatakan sepenuh sepenuh jiwa dan raga tentang eksistensi Allah swt dan bersaksi tidak ada tuhan selain Allah swt. Tidak ada yang patut disembah kecuali Dia. Maka semua amal ibadah harus disandarkan kepadaNya. Orang-orang yang melakukan ibadah karena selain Allah swt adalah sia-sia, dalam arti mereka itu tidak diterima dan tidak diberi pahala setiap kebaikan yang dilakukan oleh Allah swt. Allah swt berfirman
dalam Qs. al-Ikhlas ayat: 1-4
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ
a. Katakanlah: "Dia-lah Allah, Dzat yang Maha Esa.
b. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu.
c. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
d. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Sangat jelas apa saja ajaran yang disampaikan oleh para rasul dan nabi Allah swt. Risalah dan ajaran yang disampaikan oleh setiap rasul dan nabi semuanya berisikan tentang Tauhid yaitu mengesakan Allah swt. Sejak Nabi Adam as sampai dengan Nabi Muhammad saw sebagai Nabi Akhir zaman ajaran yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul Allah adalah Ajaran Tauhid. Terdapat sejumlah kisah para Nabi dan rasul yang memberikan gambaran pada kita tentang perbuatan dan sikap ummat pada masa rasul-rasul terdahulu. Dalam al-Qur‟an al-Karim telah menceritakan secara jelas tentang kaum-kaum terdahulu. Nabi Nuh as dan kaumnya, Nabi Hud as dan kaumnya, Nabi Saleh as dan kaumnya, Nabi Ibrahim as dan kaumnya, serta Nabi Muhammad saw dan kaum Quraisy yang menunjukkan kebenaran Tauhid namun ditentang habis-habisan oleh kaum para Nabi dan Rasul.
2. Tauhid Rububiyah
Tauhid rububiyah adalah keyakinan yang
mantap
terhadap keesaan
Allah
swt
terhadap penciptaan
alam
semesta. Hanya Allah
swt
pencipta dan penguasa langit dan
bumi
beserta seluruh
isinya.
Tidak
ada yang berhak dijuluki sebagai Khaliq
selain Dia.
Berikut ini ayat-ayat al-Qur‟an yang secara tekstual menunjukkan kepada kita manusia tentang kemahakuasaan Allah swt.terhadap penciptaan alam semesta beserta seluruh kelengkapannya.
a. Allah swt berfirman dalam Qs. al-An‟am ayat: 73-75
وَهُوَ الَّذِيْ
خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّۗ وَيَوْمَ يَقُوْلُ كُنْ فَيَكُوْنُۚ
قَوْلُهُ الْحَقُّۗ وَلَهُ الْمُلْكُ يَوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِۗ عٰلِمُ
الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْخَبِيْرُ ۞ وَاِذْ قَالَ
اِبْرٰهِيْمُ لِاَبِيْهِ اٰزَرَ اَتَتَّخِذُ اَصْنَامًا اٰلِهَةً ۚاِنِّيْٓ
اَرٰىكَ وَقَوْمَكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ وَكَذٰلِكَ نُرِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ
مَلَكُوْتَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَلِيَكُوْنَ مِنَ الْمُوْقِنِيْنَ
Artinya: dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui. dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar[489], "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata." dan Demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (kami memperlihatkannya) agar Dia Termasuk orang yang yakin.
b. Allah swt
berfirman dalam Qs. Yasin ayat: 36-39
سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ
الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا
لَا يَعْلَمُوْنَ وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا
هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ
تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى
عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ
Artinya: Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, Maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan. dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah Dia sampai ke manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai bentuk tanda yang tua.
3. Tauhid Asma Wa Sifat
Tauhid
dan sifat yaitu, beriman kepada setiap nama dan sifat Allah swt., yang ada di dalam al- Qur‟an Karim dan hadits-hadits yang shahih. Yang
Dia sifatkan
untuk
diri-Nya atau yang
disifatkan oleh
Rasul-Nya menurut hakekatnya. Nama-nama Allah swt yang sering disebut dengan Asmau al-
Khusna itu terdiri dari 99
nama.
Dari sifat-sifat Allah swt yang terdiri dari 99 nama antara lain, sifat al-Rahman, al-Rahim, al-
Malik, al-Salam,
al-Mu‟min, dan seterusnya sampai
dengan sifat al-Rasyid,
dan al-Shabur.
Deskripsi tentang Tauhid Uluhiyah, Tauhid Rububiyah, dan Tauhid Asma‟ wa Sifat diatas menunjukkan kepada kita bahwa Allah swt Maha segala-galaNya. Manusia dengan ekosistem yang ada disekelilingnya merupakan bukti penciptaanNya. Apa saja yang telah diciptakan olehNya sepenuhnya menjadi tanggung jawab manusia untuk mengelola, menggarap, dan memakmurkan. Manusia sebagai hamba Allah swt diberi tugas untuk mengelola dengan baik semua yang sudah dihamparkan dimuka bumi oleh Allah swt. Manusia juga diberi keleluasaan olehNya untuk menggarap atau bercocok tanam, mengambil kekayaan isi bumi, bahkan melakukan eksplorasi bumi untuk keberlanjutan kehidupan manusia. Manusia diberkahi potensi akal, fitrah, dan nafsu itu semua menunjukkan bahwa manusia adalah hamba Allah swt yang makmur. Manusia harus mampu menciptakan kemakmuran untuk dirinya, masyarakatnya dan lingkungannya.
Namun juga perlu diwaspadai bahwa, manusia ada kecenderungan untuk mengumbar hawa nafsu dan kebebasan hidup. Banyak peristiwa telah kita saksikan yang dapat kita baca, kisah Adam dan Hawa, kisah Nuh dan keluarganya, kisah Raja Abrahah dan bala tentaranya, kisah Nabi Luth dan kaumnya, kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis, dan kisah Nabi Muhammad saw dan kaum Quraisy, dan lain-lain. Sederet peristiwa nyata itu mengingatkan kepada kita pengikut Muhammad saw bahwa telah terjadi peristiwa yang luar biasa dalam episode ummat-ummat masa lalu. Peristiwa kemaksiyatan, kemungkaran, dan kedurhakaan masa lalu hendaknya menjadi pelajaran bagi manusia dewasa ini. Manusia sebagai hamba Allah swt harus mampu membaca “iqra” dengan baik dan cermat agar tidak mengalami peristiwa yang sama seperti kejadian umat terdahulu.
(Sumber: AIK 1 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)
0 Comments:
Posting Komentar
Silahkan di tanyakan