Rabu, 01 Februari 2023

EPISODE HIDUP DAN KEMATIAN MANUSIA

Loading

 


EPISODE HIDUP DAN KEMATIAN MANUSIA

 

A.  Al-Quran dan Kehidupan Manusia

Kehidupan manusia mengalami beberapa periode kehidupan, namun pada akhirnya kehidupan manusia akan kembali kepada allah untuk mendapatkan reward atau punishment atas apa yang dilakukan manusia dalam periode  khidupannya.  Secara  sederhana  kehidupan manusia disebutkan allah ada dua peroiode besar yaitu kehidupan  dunia  dan  kehidupan  akhirat,  sebagaimana

dalam al quran disebutkan dalam surat al qoshos : 77.

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

 

Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah  kamu  melupakan  bahagianmu  dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan

201.   Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". 

Ayat diatas mengambarkan dua periode besar kehidupan yang akan dilalaui oleh manusia yaitu kehidupan dunia dan kehidupan akhirat, jika kehidupan dunia adalah kehidupan mencari bekal makan kehidupan akhirat adalah kehidupan menikmati bekal yang dibawa oleh manusia, dalam artian lain kehidupan akhirat adalah kehidupan mempertangungjawabkan atas apa yang dilakukan oleh manusia. Secara garis besar fase-fase kehidupan yang dilalui manusia antara lain:

1.   Alam Ruh

Hidup manusia dimulai dari alam ruh, waktu dimana  Allah  mengumpulkan  semua  ruh  manusia yang akan diturunkan kebumi. Kejadian ini dikisahkan dalam Al-Quran Surat Al-Araf ayat 172:

 

وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَا ۛاَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَۙ

Dan  (ingatlah),  ketika  Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu?   Mereka   menjawab:   Betul   (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:   Sesungguhnya   kami   (bani   Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)

2.   Alam Rahim 

Alam ruh adalah dimana fase kehidupan manusia  berada  dalam  perut  ibu,  selama  9bulan, dialam ini allah member kehidupan bagi janin dan member makan melalui ibu yang mengandungnya, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran Surat Sajdah ayat 9:

ثُمَّ سَوّٰىهُ وَنَفَخَ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِهٖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ

Kemudian dibentukNya (janin dalam rahim)  dan ditiupkan ke dalamnya sebagian dari ruhNya. 

3.   Alam dunia

Setelah  lahir  ke  dunia  manusia  mulai memasuki tahap ketiga dari hidupnya. Manusia hidup di dunia dengan keberagaman umur, ada yang hidup hanya beberapa saat, ada juga yang hidup puluhan tahun bahkan ada juga yang lebih dari 100 tahun.

4.   Alam Kubur 

Kematian seseorang adalah pemutus hubungan manusia dengan kehidupan dunia dimana semua manusia   akan   mengalami   periode   ini,   tidak   ada satupun penghalang atau yang mampu mempercepat bahkan      memperlambat      kematiaan      seseorang,

sebagaimana dalam al quran surat an nisa 78:

اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُرُوْجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ وَاِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَّقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۚ وَاِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَّقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِنْدِكَ ۗ قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗ فَمَالِ هٰٓؤُلَاۤءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُوْنَ يَفْقَهُوْنَ حَدِيْثًا

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan   kamu,   kendatipun   kamu   di   dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh   kebaikan.   mereka   mengatakan:   "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka Mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?

Selama  dalam  kubur,  hanya  akan  ada  amal baik atau buruk yang akan setia menemani hingga di alam kubur. Kebaikan diyakini akan membawa kebahagian  dan  ketentraman  dialam  kubur. Sebaliknya perbuatan buruk diyakini akan membawa kesengsaraan dialam kubur.

Alam kubur atau yang sering disebut alam barzakh ini adalah masa penantian akan datangnya alam kebangkitan. Alam kubur akan penuh kesengsaraan bagi kaum pendosa namun penuh kebahagiaan bagi orang beriman. Alam ini berakhir saat hari kiamat tiba.

5.   Hari Kiamat 

Peristiwa kiamat atau hari kebangkitan dimulai dengan tiupan sangkakala oleh malaikat Isrofil yang diikuti  hancurnya  seluruh  kehidupan  di  jagat  raya. Lalu  tiupan  sangkakala  yang  kedua  semua  mahluk yang pertama hidup sampai hari kiamat, akan dibangkitkan dan dikumpulkan di padang mahsyar, seperti yang Allah firmankan dalam Al-Quran surat

Az-Zumar ayat 68:

وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَصَعِقَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ اِلَّا مَنْ شَاۤءَ اللّٰهُ ۗ ثُمَّ نُفِخَ فِيْهِ اُخْرٰى فَاِذَا هُمْ قِيَامٌ يَّنْظُرُوْنَ

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). 

6.   Hari Penghisaban (perhitungan amal) 

Hari hisab adalah dimana setiap orang diadili, ditimbang prbuatan baik dan buruknya dan tidak ada satupun  yang  luput  dari  pemeriksaan.  Orang  yang semasa hidupnya selalu berbuat baik akan menerima raport kehidupannya dengan tangan sebelah kanan. Sedangkan orang yang selalu buruk maka ia akan menerima kitab raport dari arah belakang, sembari mengeluh dan berkeluh kesah. Susana tersebut dilukiskan dalam Al-Quran Surat Al-Insyiqaq ayat 7-12.

فَاَمَّا مَنْ اُوْتِيَ كِتٰبَهٗ بِيَمِيْنِهٖۙ فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَّسِيْرًاۙ وَّيَنْقَلِبُ اِلٰٓى اَهْلِهٖ مَسْرُوْرًاۗ وَاَمَّا مَنْ اُوْتِيَ كِتٰبَهٗ وَرَاۤءَ ظَهْرِهٖۙ فَسَوْفَ يَدْعُوْا ثُبُوْرًاۙ وَّيَصْلٰى سَعِيْرًاۗ

7.    Adapun  orang  yang  diberikan  kitabnya dari sebelah kanannya, 8.   Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, 9.   Dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. 10.   Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, 11.  Maka dia akan berteriak: "Celakalah aku". 12.  Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). 

7.   Hari Pembalasan 

Setelah setiap manusia menerima raport, manusia akan diperintahkan menempuh perjalanan menuju   tempat   yang   kekal   abadi,   yang   sudah disiapkan untuk sejak dahulu kala. Orang raport hijau dengan mudah dapat melalui lembah neraka. Mereka orang-orang baik ini akan sampai di surga abadi dengan penuh kegembiraan disambut oleh penduduk surga dengan pesta meriah,hidup kekal selamanya disana. Sebalikya, orang-orang dengan raport merah akan  terjatuh  dan  terpuruk  dilembah  neraka  dan disiksa dengan siksaan yang amat pedih.

 

B.  Ragam Orientasi Hidup Manusia 

Manusia  dengan  segala  potensi  yang  diberikan oleh Allah , baik akal, hati dan ragawi memiliki bekal untuk berkembang. Sehingga dari potensi yang diberikan oleh allah tersebut menjadikan manusia memiliki pandangan dan paradigm yang berbeda-beda bergantung pada   atas   apa   ia   membangun   paradigmanya,   baik paradigm yang di bangun di atas iman ataupun dibangun di atas materi duniawi. Dari hal inilah kemudian muncul paradigm berkaitan dengan orientasi hidup manusia yang berbeda beda bergantung atas apa paradigm tersebut di bangun, setiap aliran dan pemikiran manusia melahirkan pandangan   tentang   kehidupan   yang   berbeda,   baik komunis,  atheis,  agamis,  pluralis,  materialis,  dan  lain sebagainya. Namun jika dilihat secara seksama dalam al quran, setidaknya ada beberapa paradigm orientasi hidup manusia yang di sebutkan oleh allah, , antara lain:

1.   kelompok yang menganggap bahwa kehidupan dunia adalah soal hidup atau hidup manusia hanya satu kali, tidak ada kehidupan setelah kematian.  Oleh karena itu mereka beranggapan bahwa hidup manusia harus bahagia secara duniawi dan materi duniawi ini harus dinikmati sepuas-puasnya. Mereka tidak meyakini ada kehidupan sesudah mati. Kematian adalah akhir dan fase kehidupan manusia maka berakhirlah  dan tak ada kelanjutannya. Sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quran, Surat Al Jatsiyah : 24

وَقَالُوْا مَا هِيَ اِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوْتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَآ اِلَّا الدَّهْرُۚ وَمَا لَهُمْ بِذٰلِكَ مِنْ عِلْمٍۚ اِنْ هُمْ اِلَّا يَظُنُّوْنَ

Dan mereka berkata: "Kehidupan Ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.

2. Kelompok  yang menjadi  abdu  dunya,  mereka mengejar kehidupan dan kebahagian materil dunia namun  lalai  tentang  bekal  kehidupan  akhirat, meskipun pada hakikatnya mereka tau akan adanya konsekuensi  kehidupan  di  akhirat.  Pada  Akhirnya yang mereka dapatkan hanyalah kesia-siaan. Sebab dunia tidak berlaku abadi, pada semua akan musnah. Dunia  yang  dikejar  tak  dapat,  akhirat  yang ditinggalkan  pun  hilang  begitu  saja.  Sebagaimana disebutkan dalam al quran : 

مَنْ كَانَ يُرِيْدُ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا وَزِيْنَتَهَا نُوَفِّ اِلَيْهِمْ اَعْمَالَهُمْ فِيْهَا وَهُمْ فِيْهَا لَا يُبْخَسُوْنَ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَيْسَ لَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا النَّارُ ۖوَحَبِطَ مَا صَنَعُوْا فِيْهَا وَبٰطِلٌ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

15.  Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan   perhiasannya,   niscaya   kami   berikan   kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan Sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. 16.    Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di  akhirat  itu  apa  yang  Telah  mereka  usahakan  di dunia dan sia-sialah apa yang Telah mereka kerjakan ( qs. Hud : 15-16)

 

وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ ۨالَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ

            1.    Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,

            2.     Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung 

            3.   Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya

            4.   Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. (QS. Al humazah : 1-4)

3. Kelompok yang mengintegrasikan antara kehidupan dunia   dan   akhriat   yang   seimbang,   orang   yang demikian menjadikan dunia sebagai sawah ladang untuk bercocok tanam dan hasilnya akan dinikmati di akhirat nanti. Mereka beranggapan bahwa dunia hanyalah  sebagai  tempat  persinggahan.  Segalanya akan kembali dan abadi di alam akhirat sebagaimana

firman allah : 

وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ ۗوَلَلدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main- main dan senda gurau belaka[468]. dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yangbertaqwa.   Maka   Tidakkah   kamu   memahaminya(QS. Al Anam : 32). 

C.  Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia 

Allah menciptakan semua makhluk dengan memiliki tujuan tertentu, termasuk allah menciptakan manusia, yang mana allah menyebutnya sebagai makluk dengan ciptaan terbaik, sebagaimana dalam firman allah:

اَفَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ

Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa  ada  maksud)  dan bahwa  kamu  tidak  akan  dikembalikan  kepada  Kami?” (Al-Muminun: 115).

Allah menciptakan manusia setidaknya bukan diciptakan sebatas untuk menikmati kehidupan dunia dan segala keindahannya. Pada hakekatnya Allah menciptkan manusia adalah untuk sebuah pengabdian kepada allah, atau disebut dg istilah ibadah, konsep ibadah inilah yang menjadikan setiap gerak manusia baik dhohir maupun bathin akan bernilai sebuah pengabdian kepada allah, dalam al quran setidaknya konsepsi penciptaan manusia memiliki beberapa tujuan antara lain:

1.      Pengabdian atau beribadah kepada  Allah.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku, (Q.S. Adz-Dzariyat 51 : 56).

Harus ditekankan disini, bahwa menyembah dalam   ayat   tersebut   tidak   dimaksudkan   sebagai upacara ritual-seremonial (religious system) yang umum kita pahami, namun ibadah disini dipahami secara  umum,  jauh  lebih  luas  dari  pemaknaan  itu, yaitu aktifitas mendekatkan diri kepada Allah dengan segala cara yang dibenarkan oleh Syari (Allah dan Rasul-Nya) dalam semua aspek kehidupan. Maka ibadah menyangkup setiap aktivitas manusia baik ruhani   ragawi,   dhohir   maupun   bathin,   dengan konsepsi  ini  maka  manusia  akan  menjadi  makhluk yang membawa kebaikan baik bagi manusia maupun kebaikan untuk alam yang ditempati.

2.      Untuk menjadi khalifah di muka bumi.

وَعَلَّمَ اٰدَمَ الْاَسْمَاۤءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ فَقَالَ اَنْۢبِـُٔوْنِيْ بِاَسْمَاۤءِ هٰٓؤُلَاۤءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Ingatlah, ketika Tuhanmua berkata kepada para malaikat, Aku akan menciptakan khalifah di atas bumi”, (Q.S. Al-Baqarah 2 : 31).

Secara etimologis, khalifah berarti pengganti atau yang mewakili. Jika Umar bin Khattab disebut Khalifah dalam memimpin negara, maka manusia adalah makhluk yang diberi amanah oleh Allah untuk mengelola bumi ini atas nama Allah. Semula para malaikat   mengira   bahwa,   tugas   adam   dan   anak cucunya hanyalah beribadah kepada Allah dalam arti sempit, seperti bertasbih dan memuji-Nya. Oleh sebab itu malaikat bertanya, apakah tidak cukup kami (malaikat) yang senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan Allah. Tetapi rupanya Allah menginginkan manusia tidak hanya beribadah dalam arti sempit, tetapi juga beribadah dalam arti seluas- luasnya yang dalam ayat ini disebut sebagai Khalifah.

Dengan demikian, tugas kekhalifahan manusia belum terlaksana manakala manusia hanya sekedar melakukan ibadah dalam arti sempit (ritual- seremonial),     namun     manusia     dituntut     untukmenerapkan segala ketentuan allah yang termaktub dalam al quran, sehingga islam sebagai rohmatan lil alamin  ini  akan  terwujud  manakala  manusia memahami fungsinya, sebagai makluk yang bertanggung  jawab  atas  apa  yang  terjadi  di  muka bumi, baik kerusakan alam, kerusakan moral, dan kerusakan nilai.

3. Tujuan lain dari penciptaan manusia adalah untuk menyeru  kepada  sesama  dalam  kebaikan  dan mencegah perbuatan mungkar (amar maruf dan nahi munkar), hal ini adalah implikasi dari tujuan utama manusia yaitu sebagai kholifah dan fungsi utama sebagai   makhluk   yang   tujuan   utamanya   adalah

pengabdian kepada allah,

 

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli kitab  beriman,  tentu  itu  lebih  baik  bagi  mereka. Diantara  mereka  ada  yang  beriman,  namun kebanyakan   diantara   mereka   adalah   orang-orang fasik. (Ali Imran: 110).

4.   Ridho Allah harus menjadi tujuan hidup manusia.

Manusia dg fungsi ibadah maka tentu kehidupan manusia yang berimana dalah sebuah pengabdian kepada allah serta mengharap keridhoan allah, dengan demikian maka kehidupan manusia akan terdorong untuk semangat menebar kebaikan, semangat meraih keridhoan allah, sebagaimana dalam Q.S. At-Taubah :

100

وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun  ridha  kepada  Allah  dan  Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. Dengan demikian, tujuan utama diciptakannya manusia adalah untuk mengabdikan dirinya kepada sang pencipta. Yaitu pengabdian yang tulus tanpa ada tendensi apapun selain hanya ingin mendapat ridho- Nya. Seperti halnya ayat yang sering kita baca, Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku, semuanya adalah untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam. Karena kita adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah.

 

(Sumber : AIK 1 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)

 

 

 

0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan di tanyakan