SYIRIK DAN BAHAYA SYIRIK
A. Pengertian Syirik
Kata Syirik menurut bahasa Arab artinya sekutu.
Dalam
kamus bahasa Arab kalimat al-Syirku
juga bisa berarti sejumlah
sembahan “ta‟addudu
al-Alihat”. Menurut istilah syirik berarti suatu sikap dan perbuatan yang menyatakan dan mengakui adanya Tuhan selain Allah
swt.
Kata Syirik atau al-syirk
dalam berbagai bentuk kata disebut
227
kali dalam
al-Qur‟an. Dari
sejumlah
ayat yang menggunakan kosa kata al-Syirk dapat ditemui
dalam beberapa surat dalam al-Qur‟an, diantaranya:
1. Berkenaan dengan persekutuan manusia dan jin. terdapat dalam al-Qur‟an surat al-Isra‟ ayat 64
وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَاَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِ وَعِدْهُمْۗ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطٰنُ اِلَّا غُرُوْرًا
Dan perdayakanlah siapa saja diantara mereka yang engkau (iblis) sanggup dengan suaramu (yang memakau), kerahkanlah pasukanmu terhadap mereka yang berkuda, dan yang berjalan kaki dan bersekutulah dengan mereka pada harta dan anak-anak lalu beri janjilah kepada mereka. “padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka.
2. Mempersekutukan Allah swt dengan Jin dalam Qur‟an surat al-An‟am ayat 100.
وَجَعَلُوْا لِلّٰهِ شُرَكَاۤءَ
الْجِنَّ وَخَلَقَهُمْ وَخَرَقُوْا لَهٗ بَنِيْنَ وَبَنٰتٍۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ
سُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يَصِفُوْنَ ࣖ
Dan mereka (orang-orang Musyrik) menjadikan jin sekutu-sekutu Allah, padahal Dia (Allah swt) yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka berbohong (dengan mengatakan) , Allah mempunyai anak laki- laki dan anak perempuan, “tanpa dasar pengetahuan “. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka gambarkan.
3. Mempersekutukan Allah swt dengan makhluk lainnya.
Qur‟an surat al-Nisa‟ ayat 36
۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
Dan sembahlah Allah dan
janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua,
karib
kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga dekat dan
tetangga jauh, teman
sejawat, ibnu sabil,
dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membanggakan diri.
Perkara Syirik itu betapapun kecilnya harus disingkirkan dari Islam, karena syirik adalah perbuatan yang merusak Islam dan juga dosa besar yang tidak terampuni. Perbuatan menyekutukan Allah swt dengan makhluk yang diciptakanNya adalah suatu pelanggaran besar yang tak termaafkan. Orang-orang yang hidup dalam syirik tidak ada tempat disisi Allah swt. Mereka semua akan dimasukkan dalam neraka sebagai akibat dosa besar yang mereka lakukan. Semua amal perbuatan mereka selama hidup di dunia ibarat kayu hangus terbakar tanpa bekas setiap kebaikan selama hidupnya tidak mendapat balasan kebaikan dari Allah swt., kelak di akherat.
Allah swt menyatakan secara
tegas dalam firmannya yang terdapat dalam Qur‟an Surat al-Nisa
ayat 48 dan
Surat al-Zumar ayat 65.
a. Firman Allah swt dalam Qur‟an surat al-Nisa ayat 48
اِنَّ اللّٰهَ لَا
يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ
وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa karena mempersekutukan-Nya, dan Dia mengampuni Dosa yang selainnya (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar.
b. Firman Allah swt dalam Qur‟an surat al-Zumar ayat 65
وَلَقَدْ اُوْحِيَ اِلَيْكَ وَاِلَى الَّذِيْنَ
مِنْ قَبْلِكَۚ لَىِٕنْ اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ
الْخٰسِرِيْنَ
Artinya :
Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu, dan kepada nabi-nabi sebelummu “sungguh jika engkau mempersekutukan Allah” , niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang-orang yang rugi.
Manusia yang tidak mengenal Allah swt sebagai Tuhan pencipta alam semesta maka sungguh ia telah mati hatinya. Hati yang mati adalah hati yang tidak mengenal siapa Rabbnya. Manusia yang tidak beribadah kepadaNya, tidak menjalankan perintahNya, tidak tahu mana perintah dan laranganNya maka hmanusia seperti ini adalah manusia yang liar di mata ajaran Islam dan Allah swt. Hati model ini, selalu berjalan bersama hawa nafsu dan kenikmatan duniawi walaupun itu dibenci dan dimurkai oleh Allah swt. Ia tidak peduli kepada keridlaan atau kemurkaan Allah swt. Baginya yang penting adalah memenuhi keinginan hawa nafsu
Manusia yang menghamba pada selain Allah swt., jika ia menyinta, memberi, membenci, dan menahan diri itu semuanya karena dominasi hawa nafsu. Dominasi hawa nafsu telah menguasainya dan lebih ia cinta daripada keridlaan Allah swt., hawa nafsu telah menjadi pemimpin dan pengendali seluruh kehidupannya. Kebodohan adalah sopirnya, kelalaian adalah kendaraan baginya. Seluruh pikirannya dicurahkan untuk menggapai target-target duniawi, ia diseru kepada Allah swt dan negeri akherat, tetapi ia berada ditempat yang jauh sehingga tidak mampu menyambutnya. Bahkan manusia sepertu itu akan selalu mengikuti jalan setiap setan yang sesat. Hawa nafsu telah menjadikan manusia tuli dan buta dalam melihat dan memahami kehidupan dunia. Berteman, berkumpul, dan bergaul dengan orang- orang seperti adalah bencana.
B. Macam-macam sikap dan perilaku Syirik
Jika melihat dengan seksama atau merujuk kepada al-Qur’an al-Karim maka ditemukan dua macam bentuk Syirik yang sangat dibenci oleh Allah swt., yaitu:
1. Syirk al-Akbar/Syirik Besar
Syirik Besar adalah pengakuan hati adanya tuhan selain Allah swt., seperti menuhankan patung, berhala, hewan, matahari, bahkan pohon semua itu diyakini sebagai tuhan untuk disembah dan tempat minta tolong. Meskipun perbuatan syirik ini disebut perbuatan kafir namun syirik lebih besar daripada kafir. Beratnya kesalahan musyrik sehingga Allah swt tidak memberi peluang bagi mereka untuk meminta ampun kepada Allah swt. Allah swt berfirman dalam Qur‟an surat al-Nisa‟ ayat 48
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا
Sesungguhnya Allah swt tidak
mengampuni dosa orang yang
menyekutukan-Nya dengan yang lain.
dan Dia mengampuni dosa selain syirik bagi orang
yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa mempersekutukan
Allah swt sesungguhnya ia telah
melakukan dosa besar.
Orang-orang yang menyembah berhala, patung, matahari, dan lainnya disebut musyrik, karena ia telah mengakui ada tuhan selain Allah swt.
Setiap orang yang tidak mengesakan Allah swt sebagi tuhan adalah musyrik. Demikian juga orang-orang
yang mengesakan matahari sebagai tuhan tidak
ada
tuhan selain matahari hal
ini adalah kesalahan besar
menurut ajaran Islam. Dalam ajaran agama Islam
setiap
manusia hanya memiliki satu
Tuhan dan tiada
tuhan yang
lain
selain Allah swt. Keyakinan pada selain Allah swt merupakan
bentuk penyelewengan dalam beraqidah sekaligus perbuatan
menganiaya dan
mendzalimi diri sendiri.
Meyakini bahwa, batu berhala,
matahari, hewan dan lain
sebagainya dianggap mempunyai kekuatan
ghaib yang
dapat
memberi kebaikan, keburukan, dan
melakukan penyembahan
kepada benda-benda itu semua adalah syirik yang terang-terangan “Jaly”.
Allah swt menyatakan dengan tegas dalam Qur‟an Surat al-Nahl ayat 51-52
۞ وَقَالَ اللّٰهُ لَا تَتَّخِذُوْٓا اِلٰهَيْنِ اثْنَيْنِۚ اِنَّمَا هُوَ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَاِيَّايَ فَارْهَبُوْنِ وَلَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَلَهُ الدِّيْنُ وَاصِبًاۗ اَفَغَيْرَ اللّٰهِ تَتَّقُوْنَ
Allah swt berfirman; janganlah kamu semua menyembah 2 tuhan, sesungguhnya Dialah (Allah
swt) Tuhan Yang Maha Esa maka kepada-Nya saja
kamu
tunduk berserah
diri. Dan MilikNya segala apa
yang di langit dan di bumi, dan kepada-Nya jualaha
ketaatan selama-lamanya. Mengapa kamu
takut kepada selain Allah?
Kemusyrikan dalam bentuk penyembahan
berhala
merupakan ciri masyarakat tradisional seperti
mereka yang
hidup pada zaman nab-nabi terdahulu.
Sejak
masa Nabi Nuh As sampai masa Nabi
Muhammad
saw, umumnya para Nabi sudah
menjumpai kehidupan masyarakat
penyembah berhala-berhala. Mereka menyembah patung atau
berhala karena meyakini bahwa berhala atau patung
itu dapat menerima dan mengabulkan permintaan serta dapat menolak bahaya dari penyembahnya.
2. Syirk al-Asghar/Syirik Kecil
Syirik Kecil sering disebut syirik khafy atau syirik asghar. Syirik kecil adalah menjadikan selain Allah swt sebagai sandaran amal kebajikan diantaranya yang berhubungan dengan ibadah. Akan tetapi sandaran amal kebajikan itu tidak diyakini memiliki sifat-sifat ketuhanan dan tidak pula dijadikan sembahan sebagaimana syirik besar Nabi Muhammad saw menyebut perbuatan riya‟ sebagai syirik kecil. beliau bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:
Artinya:
“sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu semua adalah syirik kecil yaitu riya”
Riya‟ adalah memperlihatkan diri kepada
orang lain. maksudnya beramal bukan karena Allah
swt., tetapi karena manusia.
Riya‟ juga berarti sikap
mental yang
mendorong seseorang berbuat kebaikan untuk
mendapat
pujian dari
orang lain. ia
tidak
berbuat baik kalau bukan karena orang
lain
agar perbuatan
yang dilakukan mendapat pujian.
Orang yang
memiliki perilaku riya ini beramal bukan ikhlas karena Allah swt., tetapi
apapun
yang ia lakukan semata-mata
ingin mendapat
pujian
dari orang lain. oleh sebab
itu, orang yang
riya itu hanya mau melakukan perbuatan baik apabila ada orang
lain yang melihatnya. Sifat riya‟ ini dapat muncul dalam
beberapa bentuk
amal nyata dalam kehidupan sehari-
hari,
antara lain:
a. Riya dalam beribadah Mahdlah
b. Riya dalam berbagai kegiatan masyarakat
c. Riya dalam berderma dan bersedekah
d. Riya dalam berpakaian
Selain riya yang disebut oleh Nabi Muhammad saw sebagai dosa kecil, ujub dan takabbur juga termasuk dosa kecil. ujub dan takabbur adalah dua
sifat tercela yang
saling
berdampingan. Ujub itu sendiri diawali dengan rasa bangga terhadap diri
sendiri dan mengecilkan peran dan fungsi orang lain.
orang yang
ujub
melihat dirinya sendiri lebih hebat, lebih istimewa dibanding
orang lain. selanjutnya muncul sifat takabbur
“sombong diri” yakni mengecilkan dan meremehkan peran orang lain.
Menurut “Hujjat al-Islam” Imam Ghazali mengatakan, hal-hal
yang menyebabkan
sifat Ujub
dan Takabbur ialah ilmu, amal, dan ibadah.,
kecantikan, ketampanan, dan harta
kekayaan.,
kekuatan,
kekuasaan, dan
banyak pengikut. Sifat ujub
ini
dibagi menjadi dua macam,
yaitu:
a. Ujub ‘Inda al-Nas
Ujub ‘Inda al-Nas artinya, sikap membanggakan diri sendiri dihadapan orang lain. menjadikan diri sendiri merasa paling baik, merasa paling terhormat, merasa paling hebat dan lain sebagainya adalah bukti kebodohan seseorang. Setiap kenikmatan, rizki, dan apapun yang manusia miliki tidak ada hak bagi manusia untuk mutlak memiliki semua milik Allah swt., karena semua pujian itu hanya milik Allah swt. orang-orang yang beriman ketika mendapatkan keberkahan dalam kehidupan selalu sebut “Alhamdulillah” segala puji milik Allah swt., dan ketika mendapat musibah mereka ucapkan “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun” sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya Jua kami kembali.
Tujuan Ujub Inda al-Nas adalah, agar orang lain mengetahui kehebatan dan keistimewaan dirinya. Orang yang terkena penyakit ujub biasanya mudah lupa diri sehingga bersikap sombong, arogan, dan sok. Hal itu disebabkan oleh hilangnya kendali diri, dan kurang peka terhadap situasi dan kondisi. Dan sikap seperti itu akan membahayakan keselamatan kehidupan dunia dan dapat mengundang malapetaka.
b. Ujub ‘Indallah
Ujub ‘Indallah artinya sikap membaggakan diri sendiri dihadapan
Allah
swt.
dalam perspektif
kemanusiaan, sikap orang yang membanggakan
diri
dihadapan
Allah swt merupakan bukti nyata kegagalan
dirinya untuk
menggapai kebahagiaan
dunia dan akherat. Contohnya,
orang yang mendapat nikmat dari Allah
swt
kemudian merasa
heran terhadap nikmat tersebut sehingga
melupakan Allah swt karena terlena dengan
nikmat yang menghampiri. Yang lebih berbahaya
adalah bila sudah tidak bersyukur kepada yang memberi nikmat, bahkan berani
menentang perintahNya.
Ujub juga sangat berbahaya bagi para ahli ibadah, baik ibadah fardlu maupun ibadah sunnah karena dapat mengotori niatnya yang ikhlas. Contoh kasus, ada perasaan mampu melaksanakan shalat dan ia merasa sudah khusu‟ dalam shalat dengan kemampuan sendiri, tanpa menyandarkan kepada Allah swt atau beranggapan bahwa shalatnya akan menghantarkan dirinya masuk surga. Padahal semua itu rahmat Allah swt. bahaya lain dari sikap ujub adalah munculnya sikap fanatisme madhab yaitu, merasa madhabnya yang paling benar dan yang lain salah.
C. Syirik Zaman Modern
Perbuatan-perbuatan
Syirik
yang ada di tengah kehidupan masyarakat
sejak
dahulu hingga
saat
ini.
Syirik
merupakan bahaya laten (bahaya turun temurun)
dalam Aqidah orang-orang Islam “Muslimun”. Kebiasaan
masyarakat jahiliyah sebelum datangnya Islam masih
juga dijumpai di alam kehidupan
masyarakat
modern. Diantara bentuk-bentuk Syirik zaman modern yang ada dan
terjadi disekeliling kita diantaranya:
1. Memohon
kepada orang-orang yang
shaleh
yang sudah meninggal dunia, meminta pengampunan
dosa,
menghilangkan kesulitan, dan mendapatkan sesuatu yang diinginkan
2. Mendatangi dukun, paranormal, dan sebagainya serta membenarkan
ucapan mereka dan
mengikuti praktek-
praktek
amaliyah
hindhu dan budha.
3. Berlebihan dan melampaui batas dalam mengagungkan kuburan
4. Menggantungkan diri pada jimat, keris, dan lainnya
5. Mengucapkan lafadz sumpah dengan nama selain Allah swt
Sejarah mencatat bahwa,
sistem tata sosial dan kehidupan budaya serta peradaban
modern sudah terjadi dalam
dunia Islam,
dan
terus
melaju berkembang di dunia Barat.
Meskipun
sebagian ilmuwan
mengatakan
bahwa modernisasi terjadi di Barat,
akan
tetapi jangan pernah lupa bahwa Timur Tengah “Dunia Islam” telah
membangun peradaban Dunia sebelum Dunia barat
mengalami
modernitas sampai
dengan
saat
ini.
Modernitas Islam selalu
memperhatikan ajaran-ajaran Islam, namun sebaliknya modernitas dunia
barat
lebih dominan mengedepankan duniawiyah dan hawa
nafsu.
Sifat masyarakat modern yang cenderung
ingin bebas tanpa kendali menyebabkan agama seringkali dianggap
kuno, tidak rasional,
dan menghambat, pandangan seperti itu
tidak benar.
Syirik zaman modern ternyata adalah evolusi dari syirik zaman jahiliyah. Pada zaman jahiliyah mereka melakukan kesyirikan dengan meyakini bahwa patung berhala bisa memberikan kemakmuran pada kehidupan, bahkan nasib sial yang mereka terima adalah akibat tidak patuhnya mereka pada berhala-berhala itu. Dikisahkan bahwa, Khalifah Umar Bin Khattab sebelum masuk Islam adalah pembesar orang Quraisy yang menyembah patung berhala. Selain Umar Bin Khattab ada Abu Lahb, Abu Jahal, Abu Sofyan dan lainya mereka ini adalah pembesar-pembesar kafir Quraisy yang mengabdikan diri pada berhala (penyembah patung). Suatu ketika Umar Bin Khattab membuat patung dari Roti untuk disembah. Setelah patung roti itu disembah kemudian ia makan, padahal patung dari Roti itu diyakini sebagai tuhan.
Selain perilaku syirik seperti yang telah diuraikan sebelumnya, masih ada lagi bentuk-bentuk kesyirikan zaman modern yang diakibatkan oleh kebebasan tanpa kendali yang menyelimuti kehidupan masyarakat modern. Hedonism, Konsumerisme, dan Kapitalisme. Hedonisme adalah suatu perilaku sekelompok masyarakat yang condong menjadikan dan mempercayai bahwa kemegahan duniawi, kebebasan berbuat akan mampu memberikan kepuasan sejati dalam hidup mereka. Konsumerisme adalah perilaku sekelompok masyarakat yang memandang bahwa menumpuk benda- benda berharga, koleksi barang-barang mewah, fasilitas-fasilitas mahal adalah suatu yang membahagiakan hidup. Kapitalisme adalah suatu perilaku sekelompok masyarakat yang menempatkan modal atau kekayaan merupakan tujuan kebahagiaan. Semakin bertambah modal kekayaan maka semakin kuat ambisinya untuk menguasai orang lain, menguasai kelompok, bahkan menguasai Negara.
Dalam perspektif kehidupan
masyarakat masa kini bahwa,
pengaruh rasionalitas dan perkembangan
teknologi terkadang menyebabkan manusia lupa diri dan kehilangan kepribadian diri sendiri.
Manusia lupa tentang
eksistensinya sebagai Hamba ciptaan Allah
swt.
kecenderungan yang lain dari perilaku syirik zaman
modern adalah,
gadget dan Narkotika yang
menggejala dikalangan generasi muslim. Keduanya menjadi bentuk
penuhanan baru
terhadap kehidupan manusia dan telah
menjadi ancaman besar bagi generasi muda dan
pengikisan
aqidah ummat Islam
(Sumber: AIK 1 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)