Kebangkitan termasuk doktrin utama bagi umat Kristen. Paulus
mengatakan
"Dan jika
Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu, dan kamu masih
hidup dalam dosamu." (I kor 15: 17).
Doktrin kebangkitan menegaskan bahwa tiga hari setelah kematiannya di
kayu salib, Yesus dibangkitkan oleh Tuhan (Yesus meninggal hari Jum'at, bangkit
hari ahad).
Sebenarnya, kita tidak perlu secara panjang lebar membuktikan benar
tidaknya kebangkitan Isa Al Masih, sebab, seperti telah kita simpulkan di depan,
Isa Al Masih tidak meninggal saat di salib. Beliau diselamatkan oleh Allah swt.
lewat murid-muridnya. Disembuhkan dan dikeluarkan dari kubur. Hilangnya Isa Al
Masih dari kubur itulah yang diyakini pemeluk Kristen sebagai kebangkitan Yesus
(dari kubur).
Namun, untuk lebih meyakinkan, kebangkitan itu sendiri perlu mendapat
telaah kritis. Apalagi, masalah tersebut di kalangan sarjana-sarjana Kristen
sendiri menimbulkan pro dan kontra.
Dalam simposium "Menyamhut Yesus di tahun 2000" yang
diselenggarakan oleh Oregon State University, AS Februari (1996) silam seperti
dilaporkan mingguan News Week edisi 8 April (1996) (Ummat, No. 22 Thn I,
29 April 1996/11 Zulhijjah 1416 H) doktrin kebangkitan itu mendapat
gugatan-gugatan kritis.
Umat Kristen sendiri terbagi menjadi dua kelompok dalam memahami
kebangkitan. Kelompok pertama memahami bahwa kebangkitan dari kubur berarti Isa
Al Masih meninggal kemudian bangkit. Sedangkan kedua memahami bahwa dimaksud
kebangkitan adalah bangkit dari penyaliban, yang berarti Isa Al Masih belum
meninggal saat disalib.
Kenyataan lain juga membuktikan kian runtuhnya keyakinan umat Kristen
tentang kebangkitan. Dari hasil sigi tentang kebangkitan yang dilakukan Kenneth
L. Woodward terhadap umat Kristen Amerika tahun 1994, dapat dilihat terjadinya
penurunan keyakinan itu. Pada tahun 1994, 87% responden menyatakan percaya Yesus
dari kematiannya, sedangkan tahun 1996, merosot tinggal 70%.
Gerd Ludemann, seorang sarjana yang menekuni kajian Perjanjian Baru asal
Jerman, menolak alasan apa pun tentang doktrin kebangkitan itu tidak lebih dari
"formula kosong". Menurut Ludeman, kebangkitan yang diriwayatkan Matius, Markus,
Lukas, dan Yohanes itu, seluruhnya berasal dari Rasul Petrus. Dan apa yang
dilihat Petrus tentang Yesus hanyalah khayalannya. "Itu terjadi karena
kesedihannya yang berlebihan atas kematian Yesus".
David Friedrich, dalam The Life of Jessus Critically Examined,
seperti dikutip Ummat, meyakini bahwa orang-orang Kristen pertama dahulu
telah membuat mitos-mitos dan cerita-cerita bohong tentang Yesus. Sedangkan
riwayat Injil yang empat itu baru ditulis 40 tahun setelah kematian Yesus. Itu
pun para periwayat Injil menuliskan riwayatnya dengan khayalan dan pemahaman
mereka masing-masing.
Friedrich benar, dari empat karangan Injil yang berkaitan dengan
kebangkitan dan penampakan diri Yesus terdapat banyak hal yang kontradiktif. R.P
Roguet dalam bukunya Initiation a I'Evangile (Pembimbing Kepala Injil),
halaman 132 memberikan contoh yang kontradiktif antara lain: daftar nama wanita
yang datang ke kubur tidak sama, hari penampakan yang berbeda, dan tempat
penampakan Yesus tidak sama.
Berikut daftar perbedaan dari 4 Injil tersebut:
Injil
Yohanes :
Seorang wanita
bernama Maria Magdalena (20:1), tapi ia memakai istilah "kami"
(20:2).
Injil Matius
:
Dua orang, yaitu:
Maria Magdalena dan Maria yang lain (28:1) Malaikat menyatakan bahwa mereka akan
melihat Yesus di Galilea dan sekejab mata sesudah itu Yesus datang menemui
mereka dekat kubur (28:7-9).
Injil Lukas
:
Tiga orang, yaitu
Maria dari Magdala, Yohana dan Maria Ibu Yakobus (24:10). Dua Malaikat
menyatakan: Yesus akan bangkit pada hari ke-3 (24:7). Yesus menampakkan diri di
Yudea. Kleopas dan seorang temannya melihat Yesus, menyatakan Yesus bangkit dan
menampakkan diri pada simon (24:34).
Injil
Yohanes :
Seorang, yaitu
Maria Magdalena. Penampakan ke-1 dan ke-2 berselang 8 hari di Yerussalem.
Penampakan ke 3 di pantai danau Tiberias (hikayat ini merupakan ulangan atas
peristiwa yang ditulis Lukas 5:1-11).
Semua berita di atas sangat kontradiktif dengan surat Paulus kepada orang
Korintus (15:5-7) Yaitu: Yesus telah menampakkan diri kepada 500 orang
sekaligus.
Jadi bibel tidak bisa menunjukkan kapan dan bagaimana peristiwa
kebangkitan terjadi. Yang bisa disajikan oleh Bibel dalam hal ini Perjanjian
Baru hanyalah berita-berita yang simpang siur.
Loisy, dalam bukunya La Le 'gende de Jesus hal. 467, bahkan
membuktikan bahwa konsep kebangkitan hanyalah buatan gereja. Katanya,
"Pernyataan di dalam Injil kanonik dan Apokripa tidak menampakkan keasliannya.
Tetapi dengan cara mana kepercayaan kebangkitan Kristus disadari mengambil
bentuk dan mengabadikan diri baru setengah abad atau lebih setelah lahirnya
agama Kristen."
Oleh karena itu R.P Roguet yang bekerja sebagai redaktur suatu mingguan
Katolik yang ditugaskan menjawab pertanyaan-pertanyaan pembaca yang mendapat
kesulitan dalam memahami teks Injil dapat memahami kebingungan para pembacanya,
sehingga ia pun menyatakan kecamannya: "Terdapat khayalan yang aneh dan
kekanak-kanakan dalam Injil Apokripa mengenai kebangkitan Yesus!"
buku :
MEMPERTANYAKAN KEBANGKITAN & KENAIKAN ISA AL
MASIH
0 Comments:
Posting Komentar
Silahkan di tanyakan