Rabu, 05 Februari 2014

FIQIH SHALAT

Loading


  I. KEDUDUKAN SHALAT
1.      Menjadi rukun Islam keempat (HR Muslim)
2.      Sifat  terpenting yang menentukan keimanan dan ketaqwaan seseorang (QS.Al-Anfal:1-5, 
3.Tiang Agama (HR Baihaqi)
4.      Barometer diterima/ditolaknya amal seseorang di hadapan Allah SWT (HR Thabrani)
5.Penentu nasib seseorang di alam akhirat (Al Mudatstsir: 43)

  1. FUNGSI SHALAT
  1. Sarana mengingat Allah dan mohon pertolongan-Nya. (QS.Thaha:14, Al-Baqarah:153)
  2. Bukti kesyukuran seseorang kepada Allah SWT (Al-Kautsar:1-3)
  3. Mensucikan dosa-dosa. (HR. Bukhari dan Muslim)
  4. Mencegah perbuatan keji dan mungkar (al-Ankabut:45)


II.  TATA CARA BERWUDLU’

  1. Membaca : BISMILLAHIR-RAHMANI-RAHIM, dengan niyat ikhlas karena Allah swt.
  2. Membasuh kedua belah telapak tangan hingga pergelangan sebanyak tiga kali 
  3. Menggosok gigi
  4. Berkumur dan menghirup air kedalam hidung dengan tangan sebelah lalu disemburkan;  sebanyak tiga kali.
  5. Membasuh muka seluruhnya   dengan megusap dua sudut mata dan menyela-nyela janggut serta menggosok-gosok dan melebihkan anggota yang dibasuh;  sebanyak tiga kali.
  6. Membasuh kedua belah tangan hingga di atas siku   dengan digosok hingga bersih, menyela-nyelai jari tangan,  , mulai dari yang kanan; sebanyak tiga kali.
  7. Mengusap kepala  dan telinga satu kali dengan menjalankan kedua telapak tangan mulai dari ujung muka kepala sampai tengkuk dan dikembalikan lagi pada permulaan, dilanjutkan mengusap kedua telinga sebelah luar dengan kedua ibu jari dan sebelah dalamnya dengan kedua telunjuk.. (cukup satu kali)
  8. Membasuh kedua kaki hingga di atas kedua mata kaki  dengan digosok bersih dan menyela-nyelai jari kaki dimulai di sebelah kanan; sebanyak tiga kali. Hati-hatilah jangan sampai lupa membasuh dan membersihkan kedua tumit.
  9. Kemudian berdo’a :
  
أَََََشْهَدُ  أَنْ لَاإلَهَ إِلااللهُ وَحْدَهُ لاشَرِيْكَ لَهُ  وَأَشْهَدُ أَنَّ محَمَّدًا عَبْدُهُ  وَرَسُوْلُهُ 
Asyhadu alla-ila-ha  illallah wahdahu- la-syarikalah wa asyhadu anna Muhammadan  ‘abduhu- wa  rasu-luh.
(Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah  yang tidak bersyarikat (tidak ada yang menyamainya). Dan saya bersaksi sesungguhnya Nabi Muhammad itu hamba dan pesuruh Allah swt)

Perkara-perkara yang Membatalkan Wudlu’
1.      Mengeluarkan sesuatu dari salah satu di antara dua jalan
2.      Menyentuh wanita (bersetubuh)
3.      Menyentuh kemaluan. (masih diberdebatkan)
4.      Tidur yang nyenyak dengan berbaring.(masih diperdebatkan)

III. CARA MANDI WAJIB

Sebab-sebab mandi wajib/junub ada lima:
  1. Karena mengeluarkan mani, baik disengaja ataupun tidak.
  2. Karena bersenggama, baik mengeluarkan mani ataupun tidak.
  3. Karena hendak menghadiri shalat jum’at.
  4. Bila telah selesai mengeluarkan darah haidl.
  5. Bila telah berakhir mengeluarkan darah nifas

Adapun cara mandi junub sebagai berikut:
1        Membaca basmallah disertai niyat karena Allah swt.
2        Mencuci kedua telapak tangan.
3        Membasuh kemaluan dengan tangan kiri, lalu menggosokkan  tangan kiri  pada tanah atau yang menjadi penggantinya.
4        Berwudlu seperti tuntunan wudlu di atas.
5        Memasukan jari-jari tangan pada pokok rambut dengan sedikit wangi-wangian sesudah dilepaskan ikat rambutnya,  dan mulai dari sebelah kanan.
6        Menuangkan air ke kepala tiga kali.
7        Meratakan air pada seluruh badan dengan digosok.
8        Mencuci kaki dimulai sebelah kanan lalu yang kiri.
Catatan: Dilarang berlebihan menggunakan air.

IV. CARA BERTAYAMUM
(Pengganti Wudlu dan Mandi)

Penyebab-penyebab Tayamum: 
1.      Berhalangan menggunakan air karena sakit 
2.      Khawatir mendapat madlarat 
3.      Bepergian dan tidak mendapatkan air.
Adapun caranya:
  1. Membaca basmallah disertai niat karena Allah swt.
  2. Meletakan kedua telapak tangan ke tanah lalu meniup keduanya 
  3. Mengusap kedua telapak  tangan pada.muka dan kedua telapak tangan; cukup satu kali

V. CARA MENGHILANGKAN NAJIS
  1. Bila sebagian badan, tempat shalat dan pakaian terkena najis (Mis.darah haidl), hendaklah ia dibasuh dan digosok  dengan air hingga bersih dan   hilang ketiga sifat-sifat nya yaitu rasa, bau, dan warnanya. Namun apabila masih tertinggal salah satu sifatnya, karena sulit dihilangkan maka, tidak mengapa/ dima’fu.
  2. Najis kencing anak laki-laki yang masih kecil yang belum makan makanan, cukup dipercikkan air sampai basah.
  3. Bila najis itu dari air liur anjing, hendaklah  dicuci tujuh kali, salah satunya dicampur dengan tanah yang bersih.


 VI. CARA ISTINJA’

Apabila seseorang sehabis mengeluarkan kotoran atau kencing, hendaklah ia beristinja’. Istinja dilakukan dengan menggunakan air atau dengan tiga batu atau dengan yang lainnya (seperti tissu) asalkan bukan tulang dan kotoran.


VII .  KAIFIYAT SHALAT


  1. Berdiri, tegak (Q.S Al-Baqarah 238) (kecuali bagi yang tidak mampu/udzur) serta  menghadap kiblat. (HR Muslim)
  2. Niat (dalam hati), ikhlas, hudlurul qalbi (menghadirkan hati), khusyu’. dan tawadlu’ .(HR Bukhari, QS Al-Bayyinah:6, QS.Al-Mukminn:2, dll).
  3. Takbiratul ihram yakni mengucapkan takbir sambil mengangkat kedua tangan, sejurus dengan bahu, mensejajarkan ibu jari   pada daun telinga  serta merenggangkan jari-jari tangan. (HR Bukhari, Ibnu Majah, Muslim, Ahmad, dll))
  4. Bersedekap yaitu meletakkan tangan kanan di atas punggung telapak tangan kiri dan pergelangan serta  lengan di atas dada. HR Ibnu Huzaimah)
  5. Membaca do’a Iftitah (HR Jamaah kecuali Tirmidzi) :

  اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
“Allahumma baa ‘id bainii wabaina khataayaya kamaa baa ‘adta bainal masyriki wal magfrib. Allahumma naqqini minal khataaya kamaa yunaqqots tsawbul abyadlu minad danas. Allahummagh sil khotoyaa ya bil maa’i  wats-tsalji wal barod.”

(Ya Allah jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah sucikanlah aku dari kesalahan-kesalahan sebagaimana baju putih disucikan dari kotoran. Ya Allah cucilah kesalahan-kesalahanku dengan air, es dan embun.)

  1. Membaca surat al-Fatihah secara tartil dan tadabuir (memperhatikan maknanya) dimulai dengan membaca ta’awwudz dan basmallah diakhiri dengan ucapan amin. (HR. Bukhari, QS. An-Nahl:98, HR.Ahmad, dll)
  2. Membaca surat atau ayat al-Qur’an secara tartil dan taddbuir  pada setiap shalat Subuh, shalat jum’at dan dua rakaat yang pertama shalat-shalat fardhu yang lain. Makin panjang surat yang dibaca makin besar keutamaannya. (HR Bukhari-Muslim, QS. Muhammad:24, dll)
  3. Ruku’ dengan tuma’ninah disertai dengan  takbir sambil mengangkat kedua tangan sebagaimana pada takbiratul ihram Kaifiyat ruku ialah   membungkukkan punggung, lempang  dengan leher/kepala, meletakkan kedua telapak tangan di atas lutut dengan merenggangkan jari-jari di atas pangkal,  betis serta merenggangkan siku dari lambung sambil berdo’a:

 ِ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
Subhaa nakal laa humma rabbanaa wabihamdikal laahummagh firli
(Maha suci Engkau ya Allah, Tuhanku, dengan memuji-Mu ampunilah aku wahai Tuhanku.)
(HR Bukhari, Muslim, Ahmad, dll)

  1. I’tidal  dengan tuma’ninah yaitu bangun dari ruku’ disertai  mengangkat tangan sebagaimana pada takbiratul ihram sambil membaca:

سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
“Sami’allaahu liman hamidah”

(Allah mendengarkan kepada orang-orang yang memuji-Nya.)

lalu  berdiri tegak lurus (tanpa sedekap) sambil membaca:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيه
Rabbanaa wa lakal hamdu hamdan katsiiran thayyiban mubaraakan fiih

(Wahai Tuhanku bagi-Mulah segala puji, puji-pujian yang banyak, baik dan diberkahi di dalamnya.)
  HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dll)

  1. Sujud dengan tuma’ninah disertai takbir. Kaifiyat sujud ialah dimulai dengan meletakkan kedua lutut dan jarijari kaki di atas tanah lalu kedua tangan lalu dahi dan hidung, menghadapkan ujung-ujung jari kaki ke arah kiblat, merenggangkan kedua tangan dengan kedua lambung, mengangkat siku, menyejajarkan kedua telapak tangan dengan kedua bahu, merapatkan jari-jari tangan. Bacaan dalam sujud:

ِ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
Subhaa nakal laa humma rabbanaa wabihamdikal laahummagh firli

Maha suci Engkau ya Allah, Tuhanku, dengan memuji-Mu ampunilah aku wahai Tuhanku.

Ketika sujud diperintahkn agar memperbanyak berdo’a.
(HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dll)

  1.  Duduk antara dua sujud dengan tuma’ninah disertai takbir. Caranya: dilakukan dengan melipatkan melipat kaki kiri kekanan dan duduk di atasnya, telapak kaki kanan ditegakkan dan ujung-ujung jarinya menghadap kiblat; meletakkan telapak tangan kanan. Catatan: Menurut Sayid Sabiq dalam Fiqh Sunah diterangkan bahwa termasuk sunat ketika duduk di antara dua sujud meletakkan telapak tangan kanan di atas paha kanan dan tangan kiri di atas paha kiri, ujung-ujung jari sampai di lutut serta menghadapkan jari-jari ke kiblat dengan sedikit direnggangkan. Bacaan dalam duduk:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَاهْدِنِي وَارْزُقْنِي
Allahummagh fir li warhamni wajburni wahdini warzuqni
(Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah diriku, cukupilah aku, berilah petunjuk diriku dan karuniakanlah rezeki kepadaku.)

  1.  Sujud kedua (Kaifiyatnya sama dengan sujud sebelumnya)
  2.  Duduk Istirahat (sebentar) disertai takbir sebelum berdiri pada rakaat kedua dan keempat dengan menekankan tangan pada tanah. (HR.Bukhari, dll)
  3. Pada rakaat kedua membaca al-fatihah dan surat/ayat-ayat al-Qur’an. (HR.Muslim)
  4. Duduk Tasyahud awal. (Iftirasy)  Kaifiyatnya sama dengan duduk antara dua sujud, hanya saja jari-jari tangan kiri dijulurkan sedangakn tangan kanan menggenggamkan jari kelingking, jari manis dan jari tengah serta mengacungkan jari telunjuk dan menyentuhkan ibu jari pada jari tengah. Do’a Tasyahud Awal sbb:

التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Attahiyyaatu lillaahi was shalawatu wat thayyibaat assalamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu warahmatul laahi wabarakaatuhu assalaamu alainaa wa ‘alaa ibadillaahis shaalihiin asy hadu allaa ilaaha illal laah wa asy hadu anna muhammadan abduhu warasuuluh

Segala kehormatan milik Allah, begitu pula rahmat-rahmat dan kebajikan-kebajikan. Keselamatan tetap untukmu wahai Nabi Muhammad, begitu pula rahmat Allah dan barakah-Nya.  Keselamatan tetap pula atas kami dan hamba-hamba-Nya yang shalih. Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwa sungguh Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.
Dilanjutkan dengan membaca shalawat:

  اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ 
Allahumma shalli alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shallaita ‘ala ali  ibraahim wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarakta ‘alaa aali ibrahiim fil ‘aalamiina innaka hamiidun majiid.

(Ya Allah anugerahkanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana yang telah Engkau anugerahkan kepada keluarga Ibrahim. Dan berikanlah barakah kepada Muhammad dan keluarganya sebaimana yang telah Engkau berikan kepada keluarga Ibrahim. Di alam semesta ini sungguh Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.)

Dilanjutkan dengan do’a terpilih:

  اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Allahumma innii dlalamtu nafsii dlulman katsiiran wa la yaghfirudz dzunuuba illaa anta fagh fir lii maghfiratan min indika warhamni innaka antal ghafuurur rahiim

(Ya Allah Sungguh aku telah menganaiaya diriku dengan penganiayaan yang banyak. Tak ada yang akan mengampuni dosa-dosa ku kecuali Engkau. Maka ampunilah akau dengan ampunan dari sisi-Mu dan kasihilah diriku. Sunguh Engkau Maha Pengampun lagi Penyayang.)
 (HR Bukhari, Muslim, dll)

  1. Bangun ke rakaat ketiga disertai takbir dan mengangkat kedua tangan sebagaimana takbiratul ihram.
  2. Pada rakaar ketiga dan keempat cukup membaca al-Fatihah saja.
  3. Duduk Tasyahud Akhir (Tawaruk). Caranya: kaki kiri disilangkan ke kanan dan diletakkan di bawah kaki kanan, sedangkan kaki kanan ditegakkan dan ujung-ujung jarinya dihadapkan ke kiblat serta pingul duduk di atas lantai. (HR Bukhari). Bacaan tasyahud dan shalawatnya  sama dengan yang dibaca pada tasyahud awal, dilanjutkan dengan do’a sbb:

    اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Allahumma innii a’udzu bika min ‘adzaabi jahannama wamin ‘adzaabil qabri wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wamin syarri fitnatil masiihid dajjaal.
(Ya Allah sungguh aku berlindung kepada-Mu dari sikasa jahannam, siksa kubur. Fitnah kehidupan dan kematian, dan keburukan fitnah al-masih dajjal.)(HR Muslim,dll)

  1. Mengucapkan salam (HR Ahmad dll) sambil menoleh kekanan hingga pipi kanan dapat dilihat orang yang dibelakang dan menoleh kekiri hingga pipi kiri dapat dilihat orang yang di belakang (HR Abu Dawud, dll)




0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan di tanyakan