Belajar Lagi

Pelantikan Pemuda Muhammadiyah di pendopo Tuban

Foto disek karo senior

Acara Pelantikan Pemuda Muhammadiyah Kab. Tuban.

Akhir Diklat Kokam

Duklat Kokam dan SAR Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Tuban.

RAKERDA PDPM DI MERAKURAK

rAPAT KERJA PIMPINAN DAERAH PEMUDA MUHAMMADIYAH.

BAB PCPM PALANG

Perkaderan Pemuda Muhammadiyah Palang

tanpa judul

pemandangan

MEMBACA ADALAH KUNCI UNTUK MENGETAHUI DUNIA

Kadang kala menunggu itu membosankan, akan tetapi berbeda kalau menunggunya sambil baca-baca

PANDANGAN MATA

Pandangan mata kadang kala, melabuhi hal-hal yang sebenarnya

Rabu, 15 April 2020

Keadaan Manusia Mengingati Mati.

Loading




Pertama: Orang inilah yang sangat merugi, karena tidak ingat kematian, tak terbayang-bayang dalam fikirannya, seakan-akan telah tetap dalam otak bahwa mati itu tak ada.

Orang ini tidak akan merasa hakikat mati sebelum menyaksikan sendiri. Orang ini baru dapat mengingat mati lantaran mengingat anak atau harta. Dia payah memikirkan  bagaimanakah  hartaku  kelak,  siapakah  yang  akan  menjadi  suami isteriku kalau aku wafat. Bagaimanakah jadinya anakku kalau aku telah menutup mata.

Kalau mayat dipikul orang di hadapan rumahnya, dibacanya "Inna Lillahi wa Innailaihi   Raji'un"   karena   sudah   teradat   demikian.   Manusia   begini   bukan mengingati kematian untuk dirinya, tetapi memikirkan orang lain. Ada juga dia mengaku ingat akan mati, cuma dengan mulutnya, tidak sejak dari hatinya. Dibawanya lengah saja perasaan takut mati yang ada dalam batinnya.

Kedua: Orang yang senantiasa takut saja mengingat mati, takut akan mati, takut kalau-kalau mati datang sehingga gementar tubuhnya dan berkunang-kunang penglihatannya. Dia ingat perkara ini kalau dia telah duduk termenung-menung seorang  diri,  sehingga  lama-lama  fikirannya  morat-marit,  pekerjaannya  tak menentu lagi, pencemas, penggigil, putus harap. Bagi orang begini nikmat Tuhan jadi  kecelakaan.  Sebab  tiap-tiap  perniagaannya  beruntung  atau  gajinya  naik anaknya bertambah, rumahnya indah dan lain-lain, semuanya menambah takutnya menghadapi mati.

Dia takut kena angin, karena angin itu menurut keterangan dokter membawa baksil penyakit. Takut bergaul dengan orang, karena barangkali orang itu ada menyimpan bibit T.B.C. (penyakit berjangkit) kelak dibawa angin bertambah kembang biak, dan pindah pula ke dadanya sendiri. Kadang-kadang ada orang takut makan, kalau makanan itu tidak diperiksa dokter terlebih dahulu, barangkali beracun. Sultan Abdul Hamid menggaji seorang tukang cicip (kinyam) makanan yang akan baginda makan, haruslah dimakan oleh tukang cicip itu lebih dahulu. Akhirnya tukang cicip makanan itu kaya raya lantaran gajinya. Ia tidak mati kena racun, melainkan kemudian Sultan Abdul Hamid, mati di tanah buangan.

Penyakit demikian kalau dibiarkan, tidak ditangkis dengan kekuatan jiwa atau kekuatan iman kepada Tuhan, akan membahayakan diri, yang perlu kepada rawatan
Dokter mengeluarkan uang beribu-ribu. Kalau dokter itu tidak ingat akan sumpah dan kemanusiaan, orang yang seperti ini boleh dijadikan permainan, penambah kekayaan pula bagi si dokter.

Ketiga: Orang yang ingat kematian dengan akal budi dan hikmat. Tak ubahnya dengan orang yang naik haji ke Makkah. Selama di dalam perjalanannya tidak lupa dia bahwa dia akan naik haji. Di dalam perjalanan selalu dihafalya manasik. Dicukupkannya uang, dilengkapkannya bekal, jangan sampai hajinya tidak sah.

Yang demikian adalah lantaran dia yakin bahwa ingat mati menghapuskan angan- angan yang tak menentu, menghabiskan was-was dan mengenang barang yang akan menghabiskan umur. Dari inat akan kematian, manusia menjadi sabar menerima bagian yang sedikit, tidak tamak akan harta benda, lebih dari mesti, dan tidak menolak berapapun diberi, tidak tercengang dan gamang jika harta itu habis. Ingat mati menyegerakan tobat, khianat, loba dan tamak. Ingat mati menghindarkan ujub. Ingat mati menghindarkan takabbur. Tiap-tiap sehari melangkah dalam hidup,ingatlah mati sekali, supaya bekal ke sana bertambah banyak disediakan. Jangan sampai kejadian, sedang terlengah-lengah menghadapi yang lain, malaikat maut datang tiba-tiba. Sebab mati itu mungkin datang secara mendadak.

Hendaklah laksana juru tulis pejabat yang berkerja secara rapi. Bersedia memperlihatkan buku, apabila tukang periksa datang.
Sumber: buku tasawuf Modern prof. Dr. hamka